Home / CEO / Tertawan Dua Suami / 122. Menyingkirkan Maria (2)

Share

122. Menyingkirkan Maria (2)

Author: Mustacis
last update Last Updated: 2021-10-24 07:24:14

Maria baru saja memasuki rumah ketika Leticia menghadangnya sambil memasang eskpresi marah dan terluka. 

"Pergi dari rumah ini."

Maria mengerutkan kening. Drama apa lagi ini?

"Kau tidak punya hak memasuki rumah ini lagi!"

Maria memutar bola mata. Sepertinya Leticia sudah gila saking takutnya kepada Atlanta. Maria mengabaikan wanita itu, melewatinya dan berjalan menuju kamarnya.

Namun, Leticia meraih tangan Maria secara kasar. "PERGI DARI RUMAH INI!" 

Maria menghempaskan tangan Leticia. Ditatapnya wanita itu seperti kecoak. "Apa-apaan ini, Leticia? Jangan lampiaskan kegilaanmu padaku."

"Mas Sandi sudah mengusirmu. Jadi kau tak punya hak lagi di rumah ini."

Sebelah alis Maria menukik. "Apa maksudmu?"

Seringai di bibir Leticia diikuti dengan kemunculan Sandi entah dari mana. Ekspresi Sandi datar dan matanya memancar dingin, sementara Maria menyorotnya dengan tatapan menuntut penjelasan.

"Tinggalkan rumah in

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Bunda Hafizh
semoga maria gpp, dan semoga si lakor akn sgera ketauan semua belangnya
goodnovel comment avatar
Lisa Octavia
Novel yg menarik, alur cerita yg enak di ikuti dan tidak membosankan dari awal cerita sampai bab terakhir membuat kita penasaran dan tidak bisa lepas utk dibaca. Ayooo...Sis..lanjuuutt...ng sabar nie .........
goodnovel comment avatar
Donna HM
smoga maria baik2 saja...dan bisa kasih pelajaran setimpal sama.si leti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tertawan Dua Suami   123. Menyingkirkan Maria (3)

    Maria baru saja ingin melewati jalanan yang menghubungkan rumah Lahendra dengan jalan besar ketika ponselnya berbunyi. Maka, ia menepikan mobilnya dan mengangkat panggilan."Ya, ada apa?""Ada dua mobil besar yang menunggu. Mereka memblokir jalan."Sang penelepon adalah mata-mata yang sengaja ia tugaskan untuk malam ini, demi mengawasi sekitar jalan yang dia lewati dari rumah Lahendra.Sebab dirinya tak boleh lengah. Leticia bisa berbuat apa saja. Perempuan itu bisa mengambil celah untuk mencelakainya. Maria juga mengambil mobil pribadinya yang dia simpan lama di garasi. Mobil lama yang tak pernah ia pakai, untuk berjaga-jaga jika Leticia melakukan sesuatu terhadap mobil yang biasa ia gunakan.Dia sudah memikirkan banyak skenario yang mungkin bisa dilakukan Leticia ketika Maria meninggalkan rumah itu, dan salah satunya adalah mencegatnya di jalanan."Bagus. Terus awasi mereka."Telepon itu ia tutup, berganti menelepon Saga yang

    Last Updated : 2021-10-27
  • Tertawan Dua Suami   124. Pengabaian Saga

    Saga pulang terlambat. Ia baru muncul saat jam dinding menunjuk angka 12. Padahal biasanya lelaki itu akan memaksakan diri pulang cepat.Ia pun tak langsung menyapa Juni seperti sebelum-sebelumnya. Ini sedikit asing, sebab biasanya Saga akan langsung memeluknya dari belakang.Mungkin karena hormon kehamilan sehingga membuat Juni sensitif dan tahu tahu matanya terasa perih. Dadanya pun sesak sampai ia kesulitan bernapas.Saga langsung masuk ke kamar mandi begitu datang. Ia pun mandi sangat lama, padahal kemarin-kemarin dia selalu mandi cepat.Saat Saga keluar dari kamar mandi, aroma menyengat dari sabun yang dipakai Saga langsung menusuk hidung Juni dan serta merta membuatnya mual dan pusing. Ia segera berlari ke kamar mandi, melewati Saga yang belum menjauh sepenuhnya dari pintu.Jika biasanya Juni tidak mengunci pintu kamar mandi dan membiarkan Saga masuk untuk membantunya, maka kali ini berbeda. Juni menguncinya dan buru-buru me

    Last Updated : 2021-10-27
  • Tertawan Dua Suami   125. 'Hadiah' untuk Leticia

    Esok paginya, ada paket yang datang tiba-tiba di teras rumah Lahendra. Tepat sebelum keluarga itu berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama.Seorang pelayan tergopoh-gopoh mengabarkannya kepada satu-satunya Nyonya Lahendra yang sekarang tengah memimpin para pelayan di dapur untuk memberikan instruksi soal menu sarapan."Ada paket untuk Nyonya di depan pintu," lapor seorang pelayan.Alis maha rapi Leticia menukik. "Sudah kubilang panggil aku Nyonya Besar! Maria sudah tidak ada di rumah ini!" Matanya melotot mengintimidasi."Maafkan saya, Nyonya Besar."Leticia bersedekap pongah. "Hm. Paket dari siapa?""Tidak ada nama pengirimnya. Hanya ditujukan untuk Nyonya Besar.""Baiklah. Aku akan melihatnya."Leticia melenggang meninggalkan dapur. Langkahnya ringan dengan sunggingan senang di bibir merahnya. Maria sialan itu pasti sudah mati. Tubuhnya pasti sudah terpotong-potong dan dibuang di sarang buaya sesuai perintahnya. T

    Last Updated : 2021-10-27
  • Tertawan Dua Suami   126. Memeriksakan Kandungan—Sendirian

    Pagi ini Juni terbangun di kamar Saga. Ia sempat mengira dirinya bermimpi, tapi sepertinya semalam dia masuk ke kamarnya dan ketiduran di sana.Mengapa ia ada di sini?"Anda sudah bangun?"Juni mengira ia bisa mendengar suara Saga pagi ini, mengingat sekarang ia berada di kamar pria itu. Namun, yang ada di hadapannya adalah Lenna. Tak ada tanda-tanda keberadaan Saga di dalam kamar."Kenapa aku ada di sini?"Lenna mengerutkan kening sejenak sebelum menatap Juni bingung seolah Juni mengatakan dirinya adalah manusia setengah dewi. "Anda memang tidur di sini."Juni menggeleng yakin. "Tidak, aku tidur di kamarku yang lama.""Kenapa Anda tidur di sana?"Juni mengerjap, lalu terdiam kaku. "Ah, aku hanya ...."Dari raut wajah Lenna, Juni yakin dia sudah menebak apa yang terjadi antara dirinya dan Saga."Sejak Tuan meninggalkan kamar, saya melihat Anda tidur di ranjang itu. Mungkin Nyonya sedang bermimpi."

    Last Updated : 2021-10-28
  • Tertawan Dua Suami   127. Kau Membuatku Kecanduan

    Lama-lama Saga merasa bosan. Tidak. Ia merasa sesak terus-terusan mengabaikan Juni. Satu hari rasanya seperti satu tahun. Ia tak bisa menahan diri untuk menatap wanita itu dan bahkan memeluknya.Sayangnya, ia memiliki banyak pekerjaan. Ia harus mempelajari dokumen tentang struktur perusahaan dan pemegang saham Lahendra yang diberikan oleh Maria. Dirinya harus jeli dan teliti dalam menyusun rencana untuk membumihanguskan Lahendra.Karena itu, Saga memilih mendiamkan Juni agar tetap fokus, karena Lahendra bukanlah perusahaan biasa yang bisa dia akuisisi dengan mudah. Tapi, lebih daripada itu, dia masih merasa janggal dengan perasaannya. Sejujurnya, Saga belum mampu menerima anak itu. Hatinya merasa marah saat melihat perut yang di dalamnya ada anak dari lelaki lain.Saga merasa kalah.Ia ingin membunuh saja anak itu dan membuat anaknya sendiri.Melihat Juni yang meringkuk di atas ranjang membuat Saga menghela napas. Sampai kapan dia

    Last Updated : 2021-10-28
  • Tertawan Dua Suami   128. Saga Demam (1)

    Juni terbangun dini hari hanya untuk mendapati dirinya memeluk Saga dan menjadikan dada lelaki itu sebagai bantal, sementara Saga tidur telentang dengan kening yang mengernyit.Serta merta ia menjauh, merasa malu karena seenaknya memeluk pria itu. Saga pasti tidak suka dengan kelakuan tidak tahu malunya. Mengingat betapa abainya lelaki itu selama dua hari ini, seolah ia sangat membenci Juni.Melihat kening Saga yang berkerut gelisah, membuat Juni mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, tapi urung. Tiba-tiba saja ia merasa kesal karena Saga mempermainkannya seenak hati.Ia bergeser ke tepi ranjang, lalu berbaring memunggungi Saga. Ia kembali memejamkan mata, tapi sedetik sebelum alam bawah sadarnya mengambil alih, dirasakannya tangan keras yang melingkari perutnya.Juni kembali membuka mata dan mendapati Saga yang mendekapnya erat sambil menggumamkan sesuatu.Juni merasa sesak dan berdebar dalam waktu bersamaan. Ingin melepaskan pelukan Saga, tapi le

    Last Updated : 2021-10-29
  • Tertawan Dua Suami   129. Saga Demam (2)

    "Aku menginginkanmu." Saga mengatakan itu sekali lagi. Membuat Juni terhenyak.Sudah seringkali ia mendengar Saga mengatakan itu padanya. Tapi, jika Saga sampai membawanya ke alam mimpi, maka Juni harus berusaha menyingkirkan pikiran bahwa lelaki itu memang sangat menginginkannya—karena ia akan kecewa lagi."Menginginkanmu, Juni. Juni ...."Juni menghela napas. "Tapi, apa kau juga juga menginginkan anak ini?"Saga membalas pertanyaan nanarnya dengan erangan pelan sebelum lelaki itu tertidur. Napasnya mulai berembus teratur, meninggalkan senyum pahit pada bibir Juni.Juni menatap baju di tangannya. Dadanya yang sesak membuatnya tak sanggup untuk menggantikan baju Saga. Ia membuang kaus itu di tepi ranjang, lalu keluar kamar dan memanggil pelayan."Tolong gantikan bajunya."Membiarkan dua orang pelayan masuk sementara dirinya menjauh dari kamar. Menuruni beberapa anak tangga sebelum merasa dirinya tidak sanggup melewati semu

    Last Updated : 2021-10-29
  • Tertawan Dua Suami   130. Mimpi Buruk

    Saga tampak sangat liar dengan kemeja yang tidak terkancing. Satu bulir keringat menetes dari rambutnya yang basah, menuruni pelipisnya lalu terjatuh ke pipi Juni. Lelaki itu menatap Juni tajam, seolah tak mengenalnya. Juni mengerutkan kening lalu membuka suara, "Aku menggantikan bajumu."Rahang Saga mengetat secara otomatis. Napasnya berembus panas di wajah Juni. "Beraninya kau ...." Sekonyong-konyong lelaki itu melumat bibir Juni tanpa ampun. Menyalurkan rasa panas yang seketika menjelajahi seluruh tubuh Juni.Ada apa dengan Saga?Dia tampak tidak sadar ketika mencium Juni secara membabi buta. Maka, Juni mendorong dada Saga untuk membuat lelaki itu kembali sadar.Apa ini karena demamnya?Saga seolah tak ingin berhenti, sampai Juni merasakan bibirnya kebas dan sedikit berdarah. Ciuman Saga tak tanggung-tanggung, seolah seluruh emosinya ia tuangkan dalam kuluman bibirnya.Lama kemudian, barulah bibirnya yang basah menurun

    Last Updated : 2021-10-30

Latest chapter

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 6 Kelahiran Anak Kita

    Saga tak mampu mengukur kepanikannya saat Juni merintih kesakitan sekalipun dokter sudah menanganinya. Ia tak ingin beranjak sedikit pun dari tempat Juni. Menyaksikan bagaimana Juni berjuang melahirkan anak mereka. Wanita itu kesakitan. Peluh memenuhi wajah dan lehernya. Tangan Saga ia genggam dengan erat. Berkali-kali Juni meliriknya dengan ekspresi yang sekarat, namun matanya menyimpan tekad yang sangat kuat. Saga tak ingin melihat penderitaan wanita yang amat dicintainya. Tapi ia tetap harus berada di tempat ini. Dengan latar belakang suara dokter yang terus menuntun Juni menghela napas dan mengembuskan napas dengan tenang, Saga akhirnya mendengar suara tangisan bayi yang cukup kencang, menggugah hatinya, menciptakan sebentuk perasaan yang tak pernah ia rasakan. "Bayi Anda sudah lahir, Pak. Dia laki-laki." Sang dokter memperlihatkan keseluruhan bayi berwarna merah itu kepada Saga. Perasaan Saga berkecamuk. Ia terpana. Diakah yang sedang

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 5 Karma yang Menyakitkan

    Leticia bergidik jijik saat seorang wanita berambut acak-acakan melewatinya sambil menggaruk kepala. Menggumam sendiri lalu cekikikan tanpa sebab. Uuuhhh ... pakaian macam apa pula yang sedang dia pakai sekarang? Seragam pasien rumah sakit berwarna biru telur asin yang sangat norak. Leticia muak mendengar suara jeritan dan tingkah gila setiap hari. Ia memilih keluar ke taman. Barangkali rumput-rumput hijau segar itu bisa menenangkan sakit kepalanya. "Ahahahaha!" Seorang pria ceking dengan wajah pucat dan rambut setengah botak terbahak di sampingnya. Sial sekali. "Nyam nyam. Enaknya. Steik dari daging premium berkualitas." Lelaki itu mencabuti rumput lalu memakannya. Leticia semakin bergidik. Lelaki itu lalu tengkurap begitu saja dengan sesuatu di kepalan tangannya. "Sekarang kita harus cuci mulut dengan anggur segar ini." Kepalannya ia buka dan seekor katak kecil menggeliat di sana, mencoba untuk kabur. Mata Leticia m

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 4 Kemenangan yang Hampa

    Maria menatap beberapa pramugari yang berlalu lalang semata untuk mengawasi para penumpang dan keadan pesawat yang sudah lepas landas, sebagian membawa troli makanan dan menghampiri kursi penumpang.Dia duduk tenang di kursinya. Mengembuskan napas lalu memejamkan mata. Menikmati deru pesawat yang bertubrukan dengan udara, langkah-langkah para pramugari di sekitarnya dan juga bisikan-bisikan penumpang yang duduk di depan maupun di belakangnya.Samar-samar hidungnya mengendus bau permen karet, wine, dan beraneka ragam pasta dengan saus yang menggugah selera.Maria tak berniat membuka matanya. Meski tak mengantuk sama sekali walau telah menghadiri pesta pernikahan yang jauh, di Jepang. Dia tak tahu dorongan apa yang membuatnya menyanggupi undangan dari Tuan Tanaka itu.Barangkali Maria hanya ingin menghormati hubungan kerja sama yang sempat terjalin di antara mereka atau mungkin ... dia ingin melarikan diri.Melarikan diri dari rasa

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 3 Mencoba

    "Saya minta maaf."Rafael benar-benar berlutut. Dihadapan Tuan Tanaka yang berdiri memunggunginya, dia bersimpuh dan meminta agar laki-laki paruh baya itu mengizinkannya pergi."Saya tidak bisa terus menyakiti Nazura."Tuan Tanaka tak menjawab. Punggungnya tegak dan kaku."Saya akan pergi jauh."Lama kemudian barulah Tuan Tanaka berbalik setelah menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak akan menghakimimu. Aku hanya ingin mengatakan, Jika kau pergi sekarang, maka seumur hidup kau akan kembali menerima penghinaan lagi. Istrimu tak kau dapat, kau pun kembali miskin. Tolong pakai sedikit logikamu."Embusan napas kasar Tuan Tanaka terdengar. Rafael mengangkat wajah untuk menatap punggung itu."Kau pun menyia-nyiakan putriku yang sangat mencintaimu. Ada aku yang bisa menjadi orang tuamu. Apalagi yang kurang, Rafael? Kau membuang-buang potensimu hanya untuk sebentuk perasaan yang sudah seharusnya kau kubur dalam-dalam."Rafael

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 2 Tak Pernah Bisa Melepasmu

    Rafael duduk di tepi ranjang, pada kamar hotel bintang lima yang berfasilitas mewah dan tidak tanggung-tanggung. Ia menatap cincin putih polos di jari manisnya. Tatapannya kosong, namun ada penyesalan dan pilu di sana. Ia tak tahu yang mana dari tindakannya yang harus dia sesali. Sekali pun dalam hidupnya, dia tak pernah membayangkan Juni akan menangisi pria lain dan menatapnya penuh cinta, pun mengkhayalkan wanita itu berada dalam dekapan laki-laki lain. Hati Rafael tersayat-sayat. Rasa sesak menggerogoti dadanya. Semakin dipikirkan, semakin dia terjatuh pada luka yang menganga di dalam hatinya. Pintu kamar mandi terbuka dan sosok Nazura yang berbalut kimono tipis berwarna merah muda hadir di sana. Berdiri kaku di depan kamar mandi. Rambut sebahunya sedikit basah dan riasannya sudah tak lagi tersisa. Ekspresinya terlihat canggung. Kimono tipis yang memperlihatkan sedikit belahan dada dan sebagian besar pahanya membuatnya terlihat tidak ny

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 1 Kamu Pantas Dicintai

    Setelah dirawat intensif dan diizinkan pulang, Saga tak henti-hentinya menatap perut Juni dengan pandangan aneh setiap kali Juni ada di dekatnya. Matanya seolah sedang berbicara kepada anak dalam kandungan Juni.Setelah puas memandang sang bayi dari luar perut Juni, Saga akan mengangkat wajah dan bertanya kepada Juni lewat sorot matanya, 'Apa dia baik-baik saja?'"Dia baik-baik saja, Saga. Berhentilah memandangnya terus. Dia bisa ketakutan."Saga tampak sedikit terkejut, tapi wajahnya masih terlihat garang. "Benarkah? Dia akan takut?"Saga selalu terkesima. Layaknya seorang anak kecil yang baru saja menemukan dunia yang tak pernah dilihatnya. Saga terlihat begitu ingin menyentuh perut Juni yang sudah semakin membesar."Kenapa tidak kau sentuh saja?" Juni mengulum senyum tipis melihat tingkah canggung Saga."Dia akan terluka."Juni terkekeh. Saga mengucapkannya dengan datar, tapi di mata Juni itu terdengar sangat lugu."Ke

  • Tertawan Dua Suami   Salam Perpisahan dan Karya Baru

    Akhirnya tiba juga kita di perjumpaan terakhir dari cerita ini, eit jangan sedih. Akan ada banyak cerita yang akan membuat kita kembali bersua. Terima kasih kepada kalian semua yang sudah mendukung aku dan cerita ini. Aku berharap se-anu apa pun cerita ini, masih ada hal baik yang bisa kita petik bersama-sama. Aku sangat membutuhkan saran, masukan, dan kritik dari kalian guna untuk memperbaiki kualitas tulisan aku di karya-karya selanjutnya. Jangan sungkan untuk menghubungi aku ya, aku aktif di fesbuk 🤭 Mustacis Kim Oh ya, GoodNovel sedang mengadakan event yang keren banget, dan aku bakal mengikutkan karya baru untuk mengikuti event. Mohon dukungannya (lagi) 🙏 Cerita baru aku berjudul KILL MY HUSBAND yang akan terbit pada Desember nanti di web GoodNovel (karena belum terkontrak) Jangan lupa mampir jika sudah terbit dan berikan dukungan. Teri

  • Tertawan Dua Suami   Tapi, setidaknya ...

    RAFAEL adalah seorang anak yang tumbuh di panti asuhan. Tak ada orang tua, hanya ibu panti dan teman-teman yang senasib dengannya.Baginya tidak dianggap manusia dan diremehkan seperti sampah adalah hal yang biasa. Orang-orang di dunia luar menginjaknya dan meludahinya. Setiap hari ia harus mengorbankan semua kekuatan fisiknya untuk bekerja. Dirinya hanya dipenuhi keringat bau terik matahari. Kemiskinan menggerogotinya dan melenyapkan semua harga dirinya.Tapi, setidaknya ... Rafael pernah mengecap kasih sayang dan hidup aman, walau hanya di bawah atap panti asuhan.SAGA adalah anak yang beruntung. Lahir dan besar di keluarga kaya dan terpandang. Hidup di rumah yang megah dan memiliki orang tua yang lengkap. Ada banyak pelayan dan pengawal yang melayaninya.Tapi, seperti sebuah kotak berisi mayat tikus yang busuk namun dibungkus dengan kertas berlapis emas dan hiasan pita yang cantik. Hidup Saga seperti di neraka. Setiap malam ia h

  • Tertawan Dua Suami   Epilog

    Saga mengerjap, lalu terpana. Melihat perut Juni yang bergerak-gerak, seolah bayi di dalam sana meronta-ronta ingin keluar. Ia menendang dan bergerak mencari perhatian Saga saat lelaki itu menempelkan telinganya di atas perut Juni."Dia sangat aktif." Saga terkesima saat kembali menatap Juni. "Banyak gerak sekali."Juni memulas senyum. Saga terlihat seperti anak kecil yang mendapat mainan baru. "Sama sepertimu."Sebelah alis Saga terangkat lalu menatap Juni dengan senyum jail. "Maksudmu banyak gerak di ranjang?"Tak ayal perkataannya membuat wajah Juni merona. Meski belum terlalu pulih sepenuhnya, tapi Saga masih sangat aktif di atas ranjang.Tubuh lelaki itu mendekat, menyiapkan gestur untuk menindih tubuh Juni."Anak kita sedang bergerak-gerak di dalam, dan kau mau melakukan itu?!" Juni melotot. Keningnya berkerut kesal."Baiklah. Aku akan menunggu nanti malam."Juni memutar bola mata."Bukankah hari

DMCA.com Protection Status