Malam ini adalah malam perayaan tea pai atau jamuan teh pernikahan Ares King dan Putri Alexander. Seluruh keluarga akan berkumpul di Golden Dragon untuk acara tersebut. Dion dan Venus juga harus hadir sebagai bagian dari keluarga. Lebih tepatnya karena Dion adalah bagian dari klan Ares King.
Dion sedang menunggu istrinya Venus untuk turun dan berangkat bersama. Mereka akan makan malam usai ritual jamuan teh. Maka Dion dan Venus sudah mengosongkan jadwal dari siang hari. Angpao berupa kado untuk jamuan teh itu juga telah siap dibawa oleh Dion. Meski tidak murah, tapi Dion dan Venus sepakat untuk memberikan set perhiasan dan pakaian sutra untuk Ares juga Putri.
“Wow ...” sebut Dion tersenyum mendekat kala melihat Venus turun dari tangga. Gaun cheongsam berwarna merah dengan modifikasi sutra berwarna hitam menjadikan Venus terlihat sangat cantik.
“Kamu benar-benar cantik , Sayang.” Venus masih terus tersenyum mendekat pada Dion dan memberika
Seorang wanita cantik dengan rambut coklat kepirangan dan berpenampilan menarik masuk ke ruangan CEO untuk melaporkan dirinya. Setelah melewati proses wawancara dan serangkaian tes, ia lolos menyingkirkan beberapa kandidat yang juga potensial.“Silakan, Nona Lopez!” Kyle mempersilahkan sekretaris baru Dion untuk duduk di kursinya. Dion baru masuk setelah keluar dari kamar kecil beberapa saat kemudian.“Pak, ini adalah Sekretarismu, Nona Maria Beatrice Lopez.” Dion menaikkan kedua alisnya dan tersenyum ramah. Tangan Dion terjulur lalu wanita bernama Maria Beatrice Lopez itu ikut bangun untuk bersalaman dengan calon bosnya.“Namaku Dion Juliandra, selamat datang di King Arsenal Corp!” ucap Dion memberikan ucapan selamat datang pada sekretaris barunya itu.“Terima kasih, Pak. Namaku Maria Beatrice Lopez, Anda bisa memanggilku Beatrice ...” Dion tersenyum dan mengangguk. Ia tidak memandang lama dan memilih untuk
“Aku ingin kamu mencari tahu tentang pria berkaca mata yang datang membawa kado dari Moultens. Aku rasa dia asisten barunya,” ujar Dion tengah memberikan perintah pada Kyle tentang Gareth. Kyle menarik napas panjang dan mengangguk.“Apa dia berambut coklat dengan potongan belah agak menyamping?” Dion menaikkan kedua alisnya bersamaan dan mengangguk.“Apa kamu tahu?”“Aku pernah melihatnya waktu Moultens mencegat Nyonya Venus saat di galeri Winthrop. Aku mengira itu sopir barunya tapi aku ingat yang mana wajahnya.” Dion mengangguk lagi.“Dia pasti memiliki informasi tentang Moultens. Aku tidak bisa diam saja,” ujar Dion lagi. Ia sempat membuang pandangannya ke arah lain seraya berpikir tentang apa yang harus ia lakukan.“Aku akan mencari tahu tentang dia. Aku juga akan memata-matai Moultens Corp mulai saat ini.” Dion mengangguk lagi.“Satu lagi. Tolong perketa
Aldrich masuk ke ruang VIP bersama Brema dan Devon. Jason yang sebelumnya berbicara dengan Divers datang menghampiri Aldrich."Kalian sudah datang? Ayo masuk!" sambut Jason di depan pintu. Aldrich tersenyum tapi kemudian mengernyit kala Jason tiba-tiba memeluknya. Dion yang ikut melihat hanya tersenyum saja. Ia masih duduk dengan Arion.“Apa kita akan melakukan sidang pada Aldrich?” tukas Arion separuh bergumam.“Aku rasa Aldrich dan Chloe adalah pasangan yang serasi,” balas Dion memberikan pendapatnya. Arion mengangguk setuju. Dion masih menoleh pada Aldrich. Jason tengah menepuk-nepuk punggung Aldrich seakan memberikannya semangat dan Aldrich terlihat makin bingung.Yang paling aneh adalah Brema dan Devon tak memberikan pelukan dan tepukan yang sama pada Aldrich. Keduanya malah melewati Aldrich yang tengah diberikan semangat oleh Jason sambil mengulum senyuman.Aldrich tidak menyapa semua orang termasuk Dion. Ia berjalan k
Dion tidak bisa berkata-kata saat ini. Saat sahutan Aldrich merembet menyebutkan namanya, Dion hanya bisa pasrah. Terlebih Andrew Miller dengan seenaknya mengajaknya bertaruh atas apa yang diucapkan oleh Aldrich.“Nanti aku beritahukan apa dendamu, Tuan Pengawal!” bisik Andrew lalu menyesap kembali minumannya lagi. Andrew ikut menepuk bahu Dion seolah memberikannya semangat. Dion hanya bisa diam saja.“Jangan bawa-bawa Dion, dia tidak ada hubungannya dengan semua ini!” celetuk Ares balik membela Dion yang semakin ditarik-tarik. Kini semua anggota klan ikut melirik pada Dion yang hanya bisa menyengir polos. Aldrich mengangguk mengerti tapi dengan sikap sinis.“Aku memang bukan Dion, aku tahu!” ia menoleh cepat pada Dion meletakkan tangannya di depan.“Aku tidak bermaksud menyinggungmu, maaf!” Dion langsung mengangguk sekali. Aldrich masih menatap Rei dengan penuh kekecewaan. Ia merasa tidak diperlakukan
Napas tersengal, keringat pun telah membasahi garis rambut Dion kini, ia masih mengatur irama gerakannya dengan baik dan mulai tidak tahan. Venus yang tengah menikmati hentakan lembut milik Dion padanya terus menggelinjang. Ia mulai kembali mencumbu Dion yang mulai menaikkan tempo gerakannya perlahan.“Oh Mas, kamu seksi banget malam ini, uh ...” Venus mengerang pelan dan Dion mencumbu Venus lebih agresif. Ia bahkan sedikit menggigit kulit leher Venus karena gemas pada istrinya sendiri.“Aku cinta kamu, Sayang ...” erang Dion makin tidak tahan dan sedang menunggu saat Venus melepaskan hasratnya terlebih dahulu.“Aku juga, Mas. Aku cinta banget sama kamu ... uh, aku gak tahan ...” Dion makin mempercepat gerakannya sambil menggenggam jemari Venus yang tergeletak di sisi atas kepalanya. Dion melepaskan cumbuannya lalu menempelkan keningnya pada Venus sambil memejamkan mata erat-erat.Sementara itu Venus terus mengerang sek
Setelah berjabat tangan dengan Venus, sikap angkuh Beatrice belum juga hilang. Ia masih menghalangi Venus untuk masuk ke ruangan Dion.“Kalau begitu, aku akan menunggu suamiku di ruangannya saja!” tegas Venus sekali lagi dengan sikap tinggi namun terlihat elegan dan mendominasi. Ia tetap menjaga senyumannya meski tak seramah sebelumnya.“Tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangan CEO tanpa ijin!” balas Beatrice membuat Venus sempat membesarkan matanya dan mengangkat dagunya. Edward yang berdiri di dekat Venus sedang mengatupkan bibir dan sedikit menunduk menahan senyuman. Sepertinya Venus akan menghadapi kerikil yang cukup mengganggu.“Silakan menunggu di lobi!” Beatrice menunjuk lobi tamu tempat menunggu bagi pihak yang ingin bertemu dengan CEO Juliandra untuk urusan apa pun. Kini Venus yang seharusnya mendapatkan keistimewaan malah diperlakukan seperti tamu biasa.Venus menahan kekesalannya dengan berbalik berj
Dion tidak mau berhenti mengulum bibir Venus yang menjadi candunya kini. Rasanya tidak akan puas baginya jika hanya mencumbu saja. Dion semakin liar dengan menjilati sedikit kulit di bagian leher dan tulang selangka Venus. Venus menggelinjang beberapa kali dalam posisi favoritnya di atas tubuh Dion. Ia sepenuhnya bisa mengendalikan Dion di bawah mantranya.“Cintaku, aku cuma ingin kamu. Aku gak mau yang lain ...” desah Dion mengucapkan rayuan selama ia memagut bibirnya di kulit indah Venus yang menjadi pujaan hatinya.“Aku gak percaya, kamu berbohong sama aku, Mas. Aku tahu kamu selingkuh ...”“Gak! Aku gak selingkuh, itu salah paham. Aku gak akan pernah bisa. Aku cinta mati sama kamu, Sayang.” Dion terus memohon dengan segenap hatinya pada Venus agar tidak meninggalkannya. Tetapi Venus tengah menghukumnya untuk kesalahan yang tidak ia perbuat.“Apa buktinya?” desah Venus masih sesekali meliukkan tubuhnya di
Dion menarik napas panjang untuk menenangkan diri. Menghadapi Andrew Miller memang membutuhkan banyak kesabaran. Tidak heran jika Rei kerap kelepasan ingin menghajar salah satu anggota klan yang paling unik itu.Bukan tanpa alasan, Andrew ingin Dion terlibat dalam kasus orang hilang ini. Dion adalah mantan polisi yang masih bisa diajak berdiskusi dan bekerja sama oleh Andrew. Selain itu insting Andrew memang merasa ada yang janggal dengan informasi yang ia dapatkan.“Andy, kamu mengenal Venus bukan? Apa yang terjadi saat aku pergi darinya atau saat aku dicurigai dekat wanita lain?” Dion balas bertanya berniat membuat Andrew berpikir dua kali sebelum meminta.“Aku tahu, dia akan mabuk dan membuat kesulitan semua orang ... “ Dion mengangguk dengan wajah datar jika mengingat hal lama yang pernah terjadi.“Aku tidak mau membuat cemas istriku lagi. Aku bukan lagi pria bebas. Jika pun aku seperti dulu, aku tetap tidak bisa me