Semilir angin malam berhembus cukup kencang di luar hotel tempat Dion dan Venus menginap. Rasanya hujan mungkin akan turun malam ini. Tirai kamar presidential suite yang merupakan kamar tinggal Dion malam ini tampak temaram dan intim. Tidak ada satu pun yang bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana kecuali suara desau dari napas tersengal milik Dion.
Dion menengadah menghadapkan wajahnya ke langit-langit kamar dengan mata terpejam erat lalu terbuka dan membesar seolah jiwanya tengah disedot keluar. Dion separuh bersandar di sandaran ranjang dalam posisi sangat pasrah. Pengalaman pertama yang tidak akan pernah ia lupakan saat ini.
“Uh, Sayang ... huh ... “ Dion bergidik berkali-kali tanpa henti dengan desir darah yang mengalir cepat. Sengatan listrik yang berasal dari selangkangan menuju jantung lalu otak lalu ke seluruh tubuh berkali-kali dan terus menerus. Semuanya berlangsung seperti seakan disiram air panas dan dingin bergantian dalam waktu sepe
Cuaca New York hari ini masih mengigil di ujung musim dingin yang akan segera berganti hangatnya musim semi. Semua orang menyambut bulan Februari dengan penuh suka cita. Selain karena musim akan berganti lebih cerah, bulan Februari adalah bulan cinta. Hari Valentine dirayakan di mana-mana. Ornamen bunga dan warna merah jambu menghiasi hampir setiap sudut kota.Namun tidak bagi hati Gareth yang kelabu. Ia belum keluar kamar usai mengetahui tentang pernikahan Venus beberapa hari lalu. Kenyataan bahwa pernikahan itu dilakukan tepat di tanggal Valentine makin menusuk jantung Gareth bahwa kini takdirnya memang berseberangan dengan Venus.Janggutnya sudah memanjang dan ia cukup kumal dibandingkan dirinya yang dulu selalu memperhatikan penampilan. Gareth berubah banyak selama ini. Ia nyaris tidak pernah masuk bekerja dan wakilnya harus memikul banyak tanggung jawab perusahaan.Kini ia hanya bisa berdiri di depan jendela kamarnya dengan segelas wiski yang menjadi temann
“Jika suatu hari entah itu kapan pun kamu menemukan kecurangan dan katakan kamu mencurigai aku bermain hati, aku bebaskan kamu untuk bertindak apa pun yang kamu inginkan padaku. Kamu boleh meninggalkan aku atau memasukkan aku ke penjara atau kamu boleh menghabisi nyawaku,” ujar Dion meletakkan sumpah setianya pada Venus. Jemarinya tengah ikut memilin lembut jemari Venus yang menatapnya lekat.“Mas ...” tegur Venus cukup terkesiap kaget dengan kalimat yang diucapkan oleh Dion. Dion masih serius dan mengangguk.“Ini bukan rayuan gombal, Venus. Ini adalah sumpah yang sedang ingin letakkan sebelum kita memulai semuanya. Karena aku gak mau mengkhianati kamu sampai kapan pun. Dan jika aku sempat melakukannya, itu bukan aku dan kamu boleh menghukumku.” Venus tertegun menatap Dion yang masih bicara.“Sebagai konsekuensinya, jika kamu memilih berpisah dariku atas semua hukuman yang aku sebutkan tadi, aku akan memberikan semua yan
Dunia Hendrico Darmawan berubah total dari bergelimpangan harta, kini menjadi seorang terdakwa di pengadilan. Ia sudah menjalani sidang selama nyaris dua bulan lamanya. Esok, dia akan menerima vonis atas perbuatannya. Pengacara Rico telah melakukan pembelaan serta mengajukan saksi dalam sidang-sidang sebelumnya. Sejauh ini, Rico telah menjalani semuanya dengan sikap yang baik dan kooperatif.Sebagai tahanan sebelum ia menjalani hukuman penjara yang sebenarnya, Rico mau tidak mau harus siap dengan kehidupan barunya. Untuk menghadapi sidang vonis besok, Rico meminta Sisca untuk memberikannya waktu bertemu Kenzi dan Kevin.Hanya Kenzi yang diantarkan oleh Sisca ke penjara untuk menjenguk Rico. Sedangkan Sisca sendiri memilih untuk menunggu anaknya menjenguk Rico di ruangan lain. Sisca dan Rico juga akan menghadapi putusan cerai mereka beberapa hari setelah sidang cerai. Oleh karena itu, Sisca memilih tidak lagi menemui Rico yang akan segera menjadi mantan suaminya.
Berkali-kali Dion menggelembungkan mulut lalu menghembuskan udara keluar dari mulutnya. Ia sudah berdiri di depan kaca di ruang walk in closet selama setengah jam dengan setelan jas lengkap. Ia mirip seperti saat dulu menjadi kepala pengawal Venus. Bedanya kini dia adalah seorang CEO.“Selamat pagi, senang bertemu! Perkenalkan namaku adalah Dion Juliandra. Aku adalah ...” Dion menjulurkan sebelah tangannya seakan tengah berlatih bersalaman dengan para manajer yang akan berkenalan dengannya.Wajah CEO baru itu langsung berubah aneh. Rasanya jauh lebih gugup daripada menghadapi massa demonstrasi anarkis.“Aahk ... lebih enakan ngadepin demo tahu gak?” rutuk Dion dengan kesalnya di depan kaca.“Masa sih?” Dion terkesiap saat mendengar suara Venus dari arah belakang. Seketika Dion berbalik ke belakang dan menyengir malu-malu. Venus yang mengintip dari pintu masuk lalu berjalan mendekat pada Dion dengan senyuman manisnya. Ta
Dengan susah payah Arion menarik tubuh Gareth ke permukaan lalu ke atas sisi dermaga tempat kapal ditambatkan.“Aahhkk …” Arion terengah dan Gareth terbatuk cukup keras karena kemasukan air.“Apa kamu sudah gila. Kamu mau bunuh diri ya!” bentak Arion begitu kesal pada Gareth. Gareth masih terengah dan berusaha untuk merangkak kembali ke air untuk menceburkan diri. Arion jadi makin kesal dan akhirnya menarik kerah pakaian Gareth dan meninju wajahnya.“Huh ... mau mati, iya? Jangan lakukan di depanku! Lakukan di tempat lain, menyusahkan saja!” bentak Arion masih terengah kesal. Gareth yang terlentang usai dipukul oleh Arion lalu seperti terisak menangis dengan lemas.“Hei, apa yang kau lakukan!” Duke datang tiba-tiba dan datang membentak Arion lalu memegang Gareth. Arion yang terengah sekaligus tercengang lalu menggelengkan kepalanya.“Pak, apa kamu baik-baik saja?” Duke mencoba mendu
Dion mulai kelabakan karena jadwalnya tidak ada yang mengatur. Demian Rhodes yang juga masih menjadi asisten pribadi Jupiter harus ikut menyesuaikan jadwal Dion dengan pekerjaannya. Bukan masalah di awalnya tetapi Dion harusnya memiliki seseorang yang “menjaga” jadwalnya agar ia tidak terlambat. Demian tidak bisa melakukan semuanya.Seperti saat hari ini, Dion harusnya memiliki jadwal untuk memeriksa modifikasi laser pada salah satu senjata laras panjang pesanan dari angkatan laut. Saat Dion sedang asyik melakukan uji coba sekaligus berdiskusi dengan beberapa teknisi, ia seharusnya sudah berada di ruang rapat di King Enterprise.Walhasil Dion terburu-buru dan nyaris menabrak seorang karyawan dalam perjalanannya ke kantor King Enterprise.“Maaf aku terlambat!” ujar Dion sambil menyembunyikan engahannya karena terlalu berlari. Jupiter yang sudah hadir sempat melihat ke arah jam tangannya menandakan jika Dion sudah terlambat.Dion jug
Sorot kamera dan suara jepretan para fotografer dari majalah dan media ternama menyambut Dion yang baru saja keluar dari mobil mewahnya. Venus telah turun lebih dulu. Sambil mengancing jas tuxedonya, Dion berjalan menghampiri Venus ke sebuah perhelatan salah satu penghargaan musik terbesar di Amerika.Kedua asisten Venus yaitu Lori dan Gina ikut mendampingi untuk mengawal bersama kepala keamanannya yaitu Edward. Sedangkan asisten Dion yaitu Kyle ikut mendampingi Dion yang menjadi pasangan Venus.Untuk pertama kalinya, Venus memperkenalkan suaminya pada publik melalui jepretan dan sorot kamera. Venus menarik tangan Dion untuk berpose di karpet merah sambil berpose mesra selayaknya pasangan serasi. Venus tampak bahagia dan Dion tidak ragu memberikan kecupan padanya usai melakukan pemotretan.“Dulu aku yang mengawal kamu di acara ini. Sekarang aku yang menemani kamu, Tuhan memang luar biasa baik. Dan kamu luar biasa cantik.” Dion memuji Venus lalu menge
“Penjualan kita akan mengalami kenaikan yang signifikan jika kita memasarkan lebih banyak pada konsumen dengan rentang usia di bawah tiga puluh tahun ... “ seorang manajer pemasaran tengah memaparkan grafik penjualan pada pertemuan internal perusahaan.Dion memperhatikan dengan baik sambil menganalisis untuk menentukan kebijakan perusahaan. Ia harus berhati-hati membuat kebijakan di tengah pengetatan aturan pembelian senjata.“Berapa persen kenaikannya jika kita melonggarkan aturan pembelian?” tanya Dion di sela diskusi.“Sekitar 3,4 persen dari kenaikan bulan terakhir, Pak.” Dion mengangguk. Kyle lalu memberikan salinan beberapa berita tentang kasus penembakan yang menggunakan senjata buatan King Arsenal Corp.“Aku rasa kita harus mempertimbangkan lagi rencana pemasaran itu. Aku yakin itu bukan satu-satunya solusi. Bisakah kita mencari jalan lain dan membicarakan lagi pada rapat selanjutnya?” ujar Dion hend