“Aaahkk ... Lepaskan aku! Lepaskan aku!” Lori berteriak mencoba meronta saat ia ketahuan dan ditarik paksa dari tempat persembunyiannya.
“Jangan melawan! Ahhkk!” DHARR – pria yang menangkap Lori lalu menembakkan pistolnya ke arah sisi Edward tapi tidak mengenainya. Tujuannya adalah untuk menakuti Lori agar ia diam. Edward yang masih bernapas lantas menoleh pada Lori yang ditarik dan dihempaskan kasar ke sebelahnya.
“Diam di sana, atau akan kulubangi kepalamu!” pria itu mengancam Lori yang ketakutan. Ia memungut ponsel Lori yang masih menyala tapi sambungan panggilannya sudah terputus. Ponsel itu dijatuhkan kembali lalu diinjak dan ditendang sampai meluncur jatuh ke dalam air.
“Aaahkk! Lepas!” PLAK – Venus menampar dan memukul Edgar yang berusaha menciumnya dengan lengannya yang masih diperban terluka. Edgar hanya terengah sesaat dan sekilas mengusap pipinya. Ia maju lagi dan menarik lengan kanan Venus y
“Bagaimana ceritanya Venus bisa diculik?” tukas Arjoona kesal dengan kedua lengan menyilang di dada. Ia berdiri di depan Ares dan seluruh anggota klannya yang telah berkumpul di Golden Dragon. Arjoona bahkan masih memakai kaos lengan pendek dan celana sweatpants tanda jika ia hendak beristirahat saat Rei tiba-tiba datang untuk memberitahukan ayahnya perihal Venus.“Semua ini salahku, Om. Harusnya aku menjaga Venus dan gak pergi hari ini!” ujar Dion malah mengambil kesalahan untuk dirinya. Jupiter langsung berdecap kesal.“Jangan bicara seperti itu! Kita pergi untuk urusan bisnis. Ini pasti ada yang salah!” sahutnya protes.“Bisnis apa?” potong Arjoona ketus. Dion sempat sejenak memejamkan mata. Masalahnya ia belum memberitahukan Arjoona soal keputusan mengenai posisi CEO itu.“Dion memutuskan bergabung dengan King Enterprise. Dia sudah resmi menjadi CEO!” jawab Jupiter dengan rasa sedikit angkuh
Akan tetapi, untuk mengantisipasi agar Edgar tidak menyakiti Venus, Ares membawa pasukannya terlebih dahulu.“Aku ingin Aldrich menjadi penembak utama, Cass kamu yang menjadi tandemnya!” tunjuk Ares memberikan tugas. Cass langsung mengangguk setuju.“Dion, Jupiter dan aku akan menyisir dengan kapal. Arion, Devon dan Brema, kalian menggunakan helikopter. Divers dan Jason, tugas kalian di darat bersama Rei! Kita harus menyisir semua tempat jangan ada yang terlewat. Ada pertanyaan?”Semua menggelengkan kepalanya dan telah mengetahui tugas masing-masing. Ares pun mengangguk.“Kita lakukan ini, cepat dan senyap! Jika Polisi tidak bisa menangkap, maka ini kesempatan kita membunuh Edgar. Ingat target kalian!” Ares menunjuk pada kening yang berarti tembak di tempat tanpa tujuan melumpuhkan. Dion sempat tercengang melihat pada Ares yang menoleh padanya.“Jangan ragu! Tembak di sini dan sini!” Ares menunjuk kep
“Bapa kami di Sorga berkatilah kami. Tolonglah kami dalam kesulitan dan kebuntuan. Ya Bapa, Engkaulah tumpuan iman dan harapanku saat ini. Pandanglah anak-Mu yang sedang dalam kebimbangan ini. Berilah aku kekuatan agar tidak goncang dan jatuh. Terangilah hatiku, agar aku dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak-Mu dan kembali melangkah dengan mantap dalam tuntunan tangan-Mu,” ujar Dion berlutut di dek kapal bersama Jupiter berdoa pada Yang Maha Kuasa untuk memberikan mereka kekuatan.Sementara itu, Ares tengah mengendalikan kapal menerjang laut untuk mengejar sebuah kapal yang baru saja mematikan radarnya agar tidak terlacak.“Ya Tuhan, Mukjizatmu adalah tumpuan dan harapan kami. Perlihatkan Venus pada kami. Lindungi dia sampai kami datang. Jangan biarkan dia berjuang sendirian. Bantulah dia, selamatkan dia. Dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, Amin!” Dion dan Jupiter sama-sama menyematkan salib pada mereka begitu pula dengan
Edgar menjambak rambut Venus karena begitu marah dengan apa yang dilakukannya. Sedangkan Venus masih belum menyerah sama sekali. Ia memutar kepalanya meski rambutnya tertarik kuat dan menendang Edgar di perutnya sehingga jambakan itu terlepas.“Ahhk ...” Venus mengerang kesakitan memegang perutnya. Ia merangkak sambil mencoba berlari pergi dari Edgar. Sayangnya Edgar pun bisa bangun. Namun yang menangkap Venus adalah anak buah Edgar. Ia menarik dan menampar Venus dengan keras sampai terluka di sudut bibirnya dan terjatuh ke lantai kapal.“Jangan memukulnya! Hanya aku yang boleh melakukannya!” bentak Edgar memarahi anak buahnya. Ia menarik lengan Venus yang mencoba mengatur napasnya. Pinggang dan perutnya terasa seperti mati rasa karena rasa sakit yang tidak ia mengerti. Namun, Venus mencoba tetap bertahan.Terdengar suara helikopter yang melintas cepat di atas yacth yang sedang berjalan. Edgar mendengarnya dan sempat berhenti sambil menen
Arjoona tidak bisa tenang sama sekali sebelum putrinya Venus bisa diselamatkan. Sekarang ia bahkan sudah berada di dermaga tempat Ares dan teman-temannya menyergap orang-orang Edgar Luther. Arjoona yang datang bersama Jayden hanya bisa menunggu sampai ada kabar dari Ares dan Dion yang juga ikut untuk penyelamatan itu.“Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa Venus malah mencari buronan itu?” tukas Jayden yang baru tiba dengan sikap kesal. Arjoona berdecap kesal dan menggelengkan kepalanya.“Venus mungkin udah muak dengan situasinya sekarang. Bayangin, Jay. Ini sudah delapan bulan dan belum selesai. Edgar belum ditahan malah lolos dari tangan Polisi! Aku saja kesel begitu tahu ini!” tukas Arjoona mencoba memberikan gambaran.“Tapi kan dia bisa minta bantuan kita ...”“Caranya? Kita semua sibuk dengan urusan James, Jay! Aku yakin Venus gak akan bertindak gegabah seperti ini kalau gak karena dia uda gak tahan lagi!”
“TIDAK!!!” teriak Dion meledak marah kala Venus dilemparkan dari atas dek menghantam air laut yang tengah bergelombang. Hujan seperti salju mulai turun disertai angin yang kencang, Venus harus tenggelam di air laut yang sangat dingin dalam keadaan syok.“AAHH!” Dion yang marah berlari sekuatnya lalu menabrak Edgar yang tidak sempat mengantisipasi untuk melihat Dion ke arahnya. Keduanya jatuh ke dalam air laut yang dingin dan tengah bergelombang cukup tinggi.“DION!” teriak Ares tak sempat mencegah Dion yang melompat bersama Edgar ke laut yang sama.Semua orang melihat saat Edgar melempar Venus. Melihat hal tersebut, Rei langsung melepaskan senjatanya dan melompat ke dalam air. Venus dilempar dalam keadaan terikat dan air sangat dingin. Jadi Rei tidak berpikir panjang saat melompat dari helikopter ke dalam laut untuk menolong adiknya.“Shit ... Rei!” panggil Devon yang tidak sempat mencegah.“Aku
Tak berapa lama, sebuah kapal penyelamat datang beserta kapal yang dinakhodai oleh Jupiter untuk menjemput Dion, Aldrich serta Cass. Ares telah naik helikopter Arion menggunakan tangga tali darurat.Begitu tiba di atas kapal, Dion yang nyaris tidak bisa berjalan karena begitu kedinginan langsung berusaha menghampiri Venus yang baru saja dinaikkan ke atas kapal. Rei membuka plester dan tali yang mengikat Venus tetapi adiknya itu tidak bergerak.“Venus ... Sayang! Venus ... sayang!” ucap Dion masih dengan suara setengah hilang mencoba membangunkan Venus. Rei lantas memeriksa denyut nadi dan tidak ada tandanya. Dion langsung melakukan CPR dengan meresusitasi jantung Venus.“Ayo bernapas, Sayang!” ucap Dion memompa dadanya lalu Rei menekan hidung Venus dan meniup mulutnya merangsang paru-parunya. Dion terus melakukan pacu lalu berhenti dan Rei yang memberikan napas buatan. Dion lalu melakukan yang ketiga kalinya dan ia mulai menangis, Rei mel
Venus berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan yang membelenggu tubuhnya. Ia terikat di kursi serta berada di tengah-tengah kabin kamar di dalam kapal yang sedang oleng ke kanan kiri. Mulutnya tertutup rapat dengan plester yang ditempelkan oleh Edgar. Rasanya sesak tapi tidak bisa bernapas.Air mulai masuk menggenangi kabin tempat Venus disekap. Rasanya makin lama jadi makin menakutkan.“Hhmmppp ... “ Venus mencoba berteriak sekuat mungkin lewat mulutnya yang terkunci rapat.‘Tolong aku!” Venus hanya bisa berteriak dalam pikirannya. Ia bahkan tidak bisa mengeluarkan sedikit pun suaranya. Air mulai tinggi. Tiba-tiba terlihat Dion dari balik pintu kaca kabin yang memisahkannya dengan luar. Dion menggedor-gedor pintu itu sambil berteriak dari arah luar. Hanya sayup suara yang terdengar oleh Venus tapi ia tahu jika Dion memanggilnya.‘Tolong aku, Mas! tolong aku!’ teriak Venus tanpa suaranya. Dion berusaha keras membuka p