Share

Yasmin 43

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-11 21:32:20

Yasmin merasa begitu senang mendapatkan hadiah dari Jaja. Senang dan sedih bersamaan. Dipandanginya gelang mutiara lombok yang kini sudah melingkar di pergelangan tangan. Sangat cantik dan bagus. Ia tersenyum penuh haru. Jaja benar-benar mencintainya, seperti almarhum suaminya dulu mencintainya. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang, saat ia tidak tahu di mana Jaja berada? Haruskah ia mencarinya, tapi ke mana?

"Amih, kenapa belum tidur?" tanya Reza yang terbangun dari tidurnya. Ini sudah jam satu dini hari, jamnya Reza ke kamar mandi untuk buang air kecil. Yasmin buru-buru mengusap air matanya agar tidak dilihat Reza, tetapi sayang sekali, putranya yang tampan dan pintar itu sudah melihat air mata amihnya yang kembali jatuh.

Reza yang tidur di kasur single bagian atas, langsung duduk sambil menggosok matanya yang berat. Ia menoleh pada amihnya yang matanya masih saja sembab.

"Eza mau pipis," kata anak lelaki itu turun dengan tergesa-gesa untuk ke kamar mandi. Selesai buang air, R
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
marasabessy banda
terlalu banyak koin
goodnovel comment avatar
Away Away
lanjutin ceritanya
goodnovel comment avatar
Hanif Hamid
lanjutannya...cerita mantap jangan dilambat..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 44

    "Jo, gue lagi pengen makan baso di mana sih?" tanya Bu Ambar pada ayah biologis putranya. Jonathan yang sedang memusatkan perhatian pada ponsel pintarnya, langsung menoleh ke asal suara. Pria itu tersenyum. "Di sini tidak ada baso. Adanya baso saya, mau?""Gak lucu, Jo, dan aku gak minat juga. Palingan udah kisut. " Bu Ambar melirik sinis, sedangkan Jaja hanya bisa terkikik geli menyaksikan mama dan babenya seperti ABG tua yang saling cari perhatian. Lebih tepatnya, babehnya yang cari perhatian. "Ja, lu masuk gih, ini obrolan dua satu plus. Anak kecil gak boleh dengar. Otak lu nanti ternodai kalau denger babe lu ngomong." Jaja menggelengkan kepala. "Ma, rumah sebesar ini, gak ada tetangga, gak ada teman, masa saya harus di kamar terus. Bosen, Ma. Tadi saya ngintip di depan, apa ada pos yang bisa dipakai buat main gaplek, tapi gak ada." Bu Ambar dan Jonathan terbahak mendengar cerita berapa menderitanya Jaja karena tidak ada teman di lingkungan rumah super elit. "Di sini mana ada p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 45

    "Eza, nanti tunggu Amih jemput ya. Amih mau ke kantor teman Amih dulu. Jika Amih terlambat, pasti Amih kasih tahu Eza. Ponsel Eza ada sama Bu Nur ya." Reza mengangguk paham pesan Yasmin. Putranya mencium punggung tangan sebelum masuk ke dalam kelas. Ini adalah sekolah baru Reza. Masih sekolah swasta juga, tetapi jauh berbeda dari yang pertama. Bu Nur; selalu wali kelas Reza, begitu juga dengan kepala sekolah dan guru lain, menyambut putranya dengan sangat baik. "Bu Nur, saya titip Reza ya. InsyaAllah saya gak akan lama kalaupun terlambat.""Baik, Bu Yasmin. Ponselnya Reza saya simpan ya. Saat pulang nanti baru saya berikan." Yasmin mengangguk setuju. Lalu, ia pun berpamitan untuk segera meluncur ke kantor Rahmi. Teman kuliah yang saat ini bekerja sebagai manajer pengadaan di sebuah perusahaan konstruksi. Ia berharap usahanya kali ini berhasil. Lokasinya sangat jauh dari sekolah Reza, maupun rumah kontrakannya. Naik ojek online, ia dikenakan ongkos enam puluh lima ribu rupiah. Kuran

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 46

    Empat tahun kemudian.Sore ini, hujan turun sangat deras. Pohon dan tanah sama-sama basah, seakan tak bosan menampung air kehidupan yang turun dengan sangat banyak. Petir dan kilat ikut bersahutan, saling sapa, membuat alunan irama yang dapat mendebarkan dada.Udara semakin syahdu menemani sore yang dingin, membuat orang lebih memilih diam di dalam rumah, dari pada harus terjebak di jalanan yang padat kendaraan dalam keadaan hujan deras."Mbak, beli kopi satu renceng," ujar seorang ibu berdiri dengan berteduhkan payung, tepat di depan warung klontongan sederhana milik Yasmin."Eh, iya. Adanya yang ini, gak papa?" tanya Yasmin saat menunjukkan gantungan kopi sachet yang ia tata di sebuah tali panjang."Iya ga papa. Yang penting ngopi, Mbak. Hujan euy, adem," sahut si ibu sambil menyeringai. Ia menyeka wajahnya yanh sedikit basah karena tetesan air hujan.Yasmin ikut tersenyum, lalu memberikan satu renceng kopi sachet pada wanita tersebut."Berapa, Mbak?""Kalau rencengan delapan ribu l

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 47

    Jaja dan Bu Ambar baru saja turun dari penerbangan Barcelona. Yah, setelah empat tahun berlalu, Jaja memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ia rindu suasana Jakarta, ia rindu makan pecel lele, dan juga jengkol balado. Ia juga ingin makan ketoprak malam, martabak telur, nasi goreng pete dan masih banyak yang lainnya.Hal kedua yang membuat ia harus pulang adalah, rasa rindu yang membuncah untuk seorang wanita bernama Yasmin. Biarlah tak apa hanya bisa memandangnya dari kejauhan, tetapi paling tidak, hatinya tidak tersiksa seperti ini, layaknya ada utang yang ia tinggalkan begitu saja.Sebenarnya, Jonathan tidak mengizinkan Jaja dan ibunya kembali ke Indonesia, ia ingin setelah Jaja selesai kuliah, bisa membantu usaha casino dan perdagangan senjata milik Jonathan.Yah, Babenya Jaja ternyata adalah seorang pengusaha casino dan juga senjata di Spanyol. Usahanya resmi karena memiliki izin usaha dari pemerintah setempat, namun tetap saja, Jaja dan Bu Ambar merasa sedikit tidak nyama

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 48

    ["Halo, ya, Jo."]["Apa kalian sudah sampai?"]["Tentu saja. Aku dan Jaja sudah di apartemen. Terima kasih untuk hadiahnya. Kamu baik sekali, Jo. Rasanya aku gak bisa balas semua ini."]["Kamu sudah mengandung anakku, membiarkan ia lahir dengan selamat dan merawatnya dengan baik. Aku yang berterima kasih, Ambar. Apa yang aku berikan tidak ada apa-apanya. Titip Jaja ya, kalau kalian ada masalah, langsung kabari saya. Ingat, Jaja masih ada kerjaan di club Bali dan Surabaya."]["Iya, Jo, nanti aku ingatkan Jaja. Sekarang anaknya lagi ke rumah Nanang."]["Oke, jaga diri ya."]Bu Ambar menatap sekeliling kamar yang kini ia tempati. Sungguh tidak pernah ada dalam mimpinya bisa tinggal, tidur dengan nyaman, memiliki banyak uang di rekening seperti sekarang ini. Apakah ini ada kaitannya bentuk balasan dari Tuhan, karena ia tidak menggugurkan kandungannya begitu tahu ia hamil. Ia juga melahirkan Jaja dengan selamat dan mencintai anak lelakinya itu walau begitu banyak ujian hidup yang datang me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 49. Otewe jadi Pengantin

    Keduanya masih saling berpelukan erat, meluapkan kerinduan yang bagaikan lahar panas, siap meluluhlantakkan rasa sesak yang selama empat tahun ini sangat menyiksa. Tak peduli ada begitu banyak mata yang memperhatikan keduanya, isakan dan pelukan keduanya adalah bukti, bahwa cinta mampu membuatmu menjadi orang yang lupa diri. Jaja membiarkan Yasmin menumpahkan tangis harunya di dadanya, baju kaus yang basah pun tidak ia hiraukan. Tangan kirinya yang kekar, masih setia memeluk pinggang kekasihnya, sedangkan tangan kanan naik mengusap sayang kepala, kemudian turun membelai surai hitam pelipur lara. “Sudah, Bu. Jangan menangis lagi. Saya sudah di sini, saya tidak akan ke mana-mana,” ujar Jaja penuh kesungguhan. Yasmin merenggangkan pelukannya perlahan, masih menunduk tak sanggup menatap mata coklat indah milik Jaja yang bisa saya membuatnya terhipnotis. Dengan jari telunjuk kanannya, Jaja mengangkat dagu Yasmin yang basah oleh air mata. Namun, Yasmin masih menahannya, sungguh ia malu s

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 50

    Jaja sudah duduk di lantai beralaskan karpet cukup tebal, di depannya sudah duduk dengan tegap Pak Miharja, ayah dari Yasmin. Lelaki paruh baya itu tengah memperhatikan Jaja dengan seksama, bahkan tanpa berkedip. Yasmin keluar dari dapur, membawakan tiga cangkir teh manis, serta kue bolu gulung yang baru saja semalam ia buat untuk cemilan papanya. Beda dengan Jaja terdahulu, Jaja yang sekarang tanpa sungkan memandang Pak Miharja penuh hormat. Senyumnya selalu ia berikan pada Reza yang kini sudaha duduk di sampingnya. Pakaian yang ia kenakan juga bagus dan mahal, Pak Miharja tahu itu, karena ia pernah memilikinya dahulu saat masih jaya.“Apa kabar, Ja?”“Sehat, Pak. Alhamdulillah.”“Kamu dari mana saja?”“Spanyol, Pak.”“Hah? Apa?!” pekik tiga orang yang duduk mengelilingi Jaja.Lelaki itu tertawa kecil, kemudian dengan perlahan menceritakan asal muasal mengapa ia bisa ada di Spanyol. Bahkan sampai empat tahun lamanya. Pak Miharja yang mendengarkan hampir tak percaya, begitupun Yasmin

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Terpikat Janda Tajir   Yasmin 51

    Malam semakin larut, suasana kota sudah mendekati sunyi. Para pemilik napas sudah berada di balik selimut tebal di dalam kamar mereka, menikmati waktu malam yang semakin hari semakin dirasa cepat. Takkan ada yang menolak, jika diberikan tempat peraduan nyaman dalam sentuhan lembut tangan kekar lelaki kesayangan. Seakan tak ingin malam ini segera berlalu, membiarkan ia meluapkan rasa rindu yang tak pernah putus.“Kenapa belum tidur?” tanya Jaja pada wanitanya. Lelaki itu membiarkan kepala wanitanya ada di pahanya. Dengan tangan kiri mengusap sayang surai panjangnya, tangan tangan kanan keduanya saling mendekap.“Aku tidak mau tidur, aku taku kalau tidur, nanti kamu pergi lagi,” jawab Yasmin dengan menatap manik coklat milik Jaja.“Saya di sini, Bu. Tidak akan ke mana-mana,” timpal Jaja sambil menyeringai lebar.“Saya angkat Reza dulu, biar dia tidur di kamar saya saja,” Yasmin pun bangun dari tidurannya. Membiarkan Jaja menggendong Reza masuk ke dalam kamar Jaja di apartemen. Ya, mala

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16

Bab terbaru

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 99

    Acara akad nikah dan resepsi yang diadakan di ballroom sebuah hotel mewah, berlangsung lancar dan meriah. Para tamu undangan yang berbondong-bondong memberikan selamat dan juga mendoakan sepasang pengantin yang tengah berbahagia di atas pelaminan sana.Semua bergembira dan tersenyum penuh senang. Amira, si gadis super unik, berjodoh dengan Reza yang tak lain adalah anak majikan sang ibu, saat dahulu kala. Jika ada penulis yang bersedia menceritakan kisah mereka dan memberi judul 'Menikahi Anak Pembantu', pasti sangatlah tepat. Namun itu hanya sepenggal kisah masa lalu yang dilalui Amira dan juga ibunya. Saat ini, mereka bahkan tak tahu berapa banyak aset perusahaan dan juga warisan yang ditinggalkan Uyut Wijaya untuk Amira dan juga ibunya.Buktinya dapat dilihat dari para undangan yang hadir, mulai dari wali kota Jakarta Selatan dan beberapa stafnya. Belum lagi lurah, dan camat setempat. Relasi bisnis sang papa, teman sekolah Amira, dan tentu saja belum lagi tamu dari pihak keluarga R

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 98

    Devano menjadi pusat perhatian di dalam rumah besar milik Aminarsih. Lelaki itu tak banyak bicara. Hanya senyuman dan anggukan yang ia berikan, saat Amira atau Emir menanyai dirinya. Lalu bagaimana dengan Aminarsih? Wanita setengah baya itu tak mau mengeluarkan suara apapun untuk Devano. Bahkan ia menganggap lelaki itu sudah lama mati. Ia hanya menghargai Amira sebagai darah daging lelaki kejam seperti Devano.Lelaki itu duduk tepat di samping kiri Amira, sedangkan Emir dan Aminarsih ada di posisi kanan. Yasmin pun tak kalah bingung. Ia memang ingat, saat itu Narsih menggantikannya jadi pengantin Devano, tetapi bukannya mereka langsung berpisah beberapa hari kemudian? Harusnya, usia Amira lebih tua, atau tak beda jauh dari Reza. Namun, kenapa bisa Amira masih sangat muda?Satu hal yang paling menyeramkan dari semua ini adalah penampilan Devano yang telah kehilangan sebagian tangan kirinya. Ada banyak pertanyaan bersarang di kepalanya. Bagaimana bisa?"Bang Reza, Om, Tante, jangan bin

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 97

    Langit malam tampak begitu terang benderang. Bintang bertabur di atas sana yang jika kita perhatikan, tampak seperti bentuk kursi. Aminarsih membiarkan jendela kamarnya terbuka. Sambil memijat kaki sang suami, sambil menikmati sinar bintang dan rembulan.Besok adalah hari lamaran Amira. Semua sudah disiapkan dengan begitu sempurna oleh Aminarsih dan juga suaminya. Keputusan sang puteri kesayangan sudah bisa mereka terima dengan lapang dada. Namun masih ada satu yang mengganjal Aminarsih, tetapi ia ragu untuk menanyakan perihal itu pada suaminya."Kenapa, Sayang? Sepertinya sedang memikirkan sesuatu? Apa ada yang belum rapi untuk acara besok?" tanya Emir penasaran, saat tiada suara yang keluar dari bibir sang istri saat memijatnya. Tidak seperti biasanya yang selalu ada saja yang menjadi bahan perbincangan."Pa, Ibu mau tanya. Mm ... tapi Papa jangan tersinggung. Ini soal ....""Devano?" tebak Emir dengan senyuman tersungging di bibirnya. Diraihnya tangan sang istri untuk duduk mendekat

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 96

    Amira, Reza, dan Aminarsih sudah duduk saling berhadapan di sofa ruang tamu. Ketiganya duduk tergugu tanpa mengeluarkan suara. Terutama Amira yang merasa sangat malu bercampur haru. Wajahnya terus saja meron saat lelaki dewasa di depannya tak pernah memutus pandangan untuk menatapnya.Merahnya buah apel di kebunnya, sudah pasti kalah dengan warna pipinya saat ini. Hangat dan begitu bersinar sangat cantik. Bagaimana seorang Reza semakin tidak terpesona dengan gadis seperti Amira? Sungguh berbeda saat bertegur sapa di telepon dan saat ini bertemu langsung. Amira masih saja menunduk malu tanpa suara. Gadis itu sibuk memilin ujung bajunya sambil sesekali menggigit bibirnya."Kita kok jadi diam-diaman gini ya? He he he ...." Aminarsih membuka suara sambil tertawa kecil. Reza pun tersadar dari lamunan, lalu menoleh pada Aminarsih dengan wajah yang merona juga."Bingung mau ngomong apa, Tante. Hati saya terlalu senang saat bertemu Amira. Sepertinya Amira yang masih malu-malu," ujar Reza deng

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 95

    Tiga tahun kemudian.Banyak sekali hal indah yang dialami Amira selama menjalani masa SMA. Teman yang banyak lagi seru. Guru-guru yang perhatian, namun tetap tegas. Orang tua dan adik-adik yang selalu memperhatikan dan sayang padanya. Pacar yang selalu sabar bila ditinggal tidur, atau ditinggal main olehnya. Benar-benar sempurna. Ditambah lagi teman-teman goib yang tak pernah mengganggunya. Hanya numpang lewat, atau say hello saja. Beda dengan dokter koas yang selalu mengukuti ke mana pun ia pergi. Pagi ini sarapan sedikit berbeda, karena wajah sang papa sedikit asem dan tak bersemangat. Apakah papanya sakit? Amira hendak bertanya, tetapi sungkan. Ia hanya memperhatikan lelaki yang semakin hari semakin dewasa itu tengah menyesap teh manis yang dituangkan istri tercinta ke dalam cangkir ukiran miliknya."Papa sakit?" kali ini Mahesa yang bertanya. Untunglah, mewakili perasaan penasaran dirinya. Emir mengangkat wajahnya, lalu tersenyum tipis."Papa baik-baik aja. Cuma agak lebay!" belu

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 94

    Berawal dari kejadian hari pertama di sekolah, Amira menjadi terkenal. Ditambah lagi, semua guru baru mengetahui bahwa Amira adalah cicit pemilik lembaga pembelajaran mereka, sehingga hampir semua guru dan staf sangat menyukai Amira. Saat ini, Amira belajar di kelas XA bersama dengan Andini. Baru sepekan mengikuti kegiatan belajar mengajar, Amira sudah akrab dengan semua teman di kelasnya. Ditambah lagi desas-desus bahwa gadis itu adalah cikal-bakal pemilik lembaga pendidikan ini kelak. Tentulah banyak teman baik laki-laki mau pun perempuan yang dekat dan baik pada Amira. Namun tetap saja, Amira lebih merasa cocok dengan Andini. Si lemot yang menggemaskan."Nomor lima dong," bisik Andini pada Amira. Hari ini mereka ada kuis dari pelajaran matematika yang mengulang materi pembelajaran saat seragam putih biru. Andini dan Amira duduk di barisan tengah, juga saling bersebelahan."Belum. Baru nomor dua," jawab Amira sambil berbisik."Bohong dosa loh, Mira," balas Andini."Ish, gak percaya

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 93

    Dasar Amira! Terbiasa tak punya ponsel, sehingga ia melupakan benda itu. Padahal sudah satu bulan ini ia pakai. Namun, Amira lebih sering mengabaikan ponselnya, karena tak ada akun media sosial apapun di dalam sana. Hanya, WA, musik, dan aplikasi ruang guru.Mulai dari bangun tidur, mandi, salat, kemudian berpakaian, Amira masih tak sadar dengan keberadaan ponselnya. Benda itu jatuh di kolong tempat tidurnya sehingga ia pun tak menyadarinya. Ponsel itu disilent dan saat ini tengah berkelap-kelip, tanda seseorang tengah menghubungi dirinya. Namun sayang, Amira yang sibuk dengan hari pertama mulai masuk sekolah, memilih langsung keluar kamar dengan aneka pernak pernik di tubuhnya.Ranselnya penuh dengan barang persiapan pengenalan lingkungan sekolah. Mulai dari tanah liat, chiki, sampai bola bekel ada di dalam tasnya. Amira tak tahu saja, bahwa kekasih hatinya tengah memendam penasaran karena teleponnya tak kunjung diangkat. Padahal lelaki itu hendak mengucapkan kalimat selamat hari per

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 92

    "Mira, mau ke mana?" tanya Aminarsih pada puterinya. "Naik ke kamar, Bu. Daah ... makasih Ibu kejutannya," ujar Amira yang baru saja hendak naik ke atas, lalu berbalik badan, mencium pipi ibunya, lalu dengan berlari cepat ala goib, sudah berada di dalam kamar sambil memegang ponsel. Jika yang lain perlu mengatur napas, maka Amira tak perlu karena berlari secepat apapun ia tidak akan terengah-engah."Hallo, Sayang," ucapnya sambil menutup mulut menahan tawa."A-a-apa?" suara terbata Reza di seberang sana."Sayang."Brugh!Brugh"Hallo ... hallo ...."Amira memandang sambungan telepon yang terputus. Apakah sinyalnya jelek? Gadis itu mencoba melakukan panggilan lagi, tetapi tidak tersambung. Ia tak marah atau kecewa, gadis itu malah terus saja tersipu malu, bahkan ia membawa tubuhnya berputar-putar karena rasa senang yang luar biasa. Akhirnya, setelah dua tahun setengah memendam rindu, ia dapat mendengar suara itu. Suara yang membuatnya meleleh seperti hari ini. CupAmira mencium ponse

  • Terpikat Janda Tajir   Season 2 Part 91

    Dua tahun lebih sudah berlalu. Hari ini adalah hari kelulusan Amira dari seragam biru putih. Semua siswa menanti dengan debaran tak bisa dikendalikan. Mereka antre dari pagi untuk membaca penguman kelulusan. Pagar besar sekolah masih terkunci. Karena masih pukul lima lebih lima belas menit. Gerbang sekolah biasa dibuka pukul lima tiga puluh. Antrean semua siswa sudah tak sabar ingin membaca papan pengumaman di kelas mereka masing-masing.Sudah ada Amira yang semakin hari semakin cantik dan mempersona. Begitu juga dengan ketiga teman kembar tiganya. Mereka tumbuh menjadi gadis yang menggemaskan sekaligus cerdas. Jika Amira lebih menonjol pada aktifitas olah raga, berbeda dengan Andrea dan Aleta yang berprestasi di bidang akademis. Keduanya selalu saja mendapat peringkat tiga besar di kelas. Lain lagi Andini, si gadis tidak nyambung itu memiliki suara yang sangat bagus dan masuk ke dalam group paduan suara sekolah. "Lu udah sarapan?" tanya Andrea pada Amira yang berdiri di sampingnya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status