"Mamah, buka pintunya!" suara Ochan yang menggedor-gedor pintu layaknya seperti menagih hutang, membuat keduanya berjingkrak saking terkejutnya.
Mira memakai jubah piyamanya, lalu membenarkan rambutnya yang sangat berantakan.
"Sebentar ya, Bang," ucap Mira. Ia tergese-gesa membukakan pintu."
Ceklek
Haikal menghela napas sambil cembetuk.
"Padahal sedikit lagi masuk," gerutunya dalam hati.
"Ochan, ada apa, sayang? Kok tumben anak mamah bangun lagi, biasanya pulas bobonya," ucap Mira. Ia berjongkok menyetarakan tingginya dengan Ochan.
Bocah itu malah cemberut, tak menjawab pertanyaan Miranda. Matanya melirik tajam ke dalam kamar, di mana seorang pria tampan yang sangat dikenalnya tengah duduk di sisi ranjang.
"Kok Om Ikal tidul sama mamah. Om Ikal mau ambil mamah dali aku ya," ucapnya memberengut lucu.
Miranda pun langsung gelagapan sekaligus gemas.
"Sayang, Om Haikal sekarang kan sudah jadi papahnya, Ochan. Jadi dia
Semalam Joe datang membawa beberapa koper yang sudah Haikal kemas sebelumnya untuk keberangkatan menuju kota Bandung. Jadi ia sekarang tinggal berangkat saja.Miranda menemani suaminya sampai ke depan. Tak lupa juga sebelum berangkat, Haikal memberinya kecupan bertubi-tubi untuk wanita yang baru saja menyandang sebagai istrinya itu."Abang pasti akan merindukan kalian," ucap Haikal pada keduanya."Jangan lupa beliin mainan ya Om pulangna," ucap Ochan. Ia bergelayut manja di lengan Haikal."Tentu, Nak. Papah akan bawain kalian oleh-oleh nanti." Haikal sudah membiasakan panggilan papah untuk anaknya itu. Namun tetap saja, Ochan yang belum terbiasa masih memanggilnya dengan sebutan Om."Ya sudah, Abang hati-hati, ya. Kalau sudah sampai jangan lupa kabari," ucap Mira tersenyum.Satu hal yang membuat Haikal semakin bahagia. Semenjak sah menjadi istri, Mira selalu memberikannya senyum setiap saat dan tidak terlihat kaku seperti biasanya.Se
Malam hariAluna benar-benar menepati janjinya bertemu Cindy di Cafe Xx. Ia penasaran, Hal apa yang ingin wanita itu sampaikan tentang Haikal. Tentu saja, sebagai wanita yang masih menginginkan miliknya kembali, Aluna begitu antusias jika mendengar sesuatu yang berkaitan dengan kekasihnya.Ya, Aluna memang masih menganggap Haikal sebagai kekasihnya. Sebab dulu saat meninggalkan pria itu, Aluna tidak pernah mengatakan putus dan ia yakin dengan cara itu membuat Haikal seakan tergantung dan tidak akan meninggalkannya.Dengan menggunakan mini dress ketat berwarna biru, serta high heels yang menambah glamour penampilannya, Aluna berjalan layaknya bak model papan atas memasuki sebuah Cafe.Semua mata tertuju padanya, menatap wanita cantik yang memiliki body bak gitar spanyol itu. Aluna juga memiliki rambut panjang keabuan. Yang manjadi daya tarik tersendiri.Cindy yang melihatnya dari meja nomor 5, menyadari sesosok wanita tengah mengedarkan pandangannya
Setelah dua orang itu selesai merencanakan sesuatu. Aluna dan Cindy akhirnya pulang. Mereka akan ketemu lagi nanti. Yang pasti pertemuan ini membuat keduanya menjadi partner yang baik. Cindy senang membantu Aluna, sebab Miranda akan merasakan sakit hati yang sama seperti halnya Haikal menolak ia waktu itu."Aku yakin sekali, Haikal masih memiliki perasaan terhadapmu. Miranda itu hanya pelampiasannya saja." ucapan Cindy tadi terus terngiang di telinga Aluna."Baiklah, sesuai janjiku kemarin. Aku akan merebut apa yang harusnya menjadi milikku kembali!" gumam Aluna.Ia melajukan mobilnya menuju mansion Sky. Rasanya Aluna tak sabar ingin memaki pria sialan itu yang dengan tega bekerja sama dengan anak buahnya untuk tidak memberi informasi sekecil apapun tentang Haikal selama dirinya di luar negri."Apa sih maunya dia!" Aluna memukul stir berkali-kali.Setibanya di sana, Aluna langsung di hadang oleh satpam-nya."Bukakan gerbangnya, Pak!" Aluna m
Keesokan hariSeperti biasa Mira bersiap diri untuk bekerja. Anni sudah datang lebih pagi, jadi ia yang memasak untuk sarapan. Mira memang harus menyiapkan beberapa buku untuk dibawa mengajar, jadi ia tak sempat masak.Sekitar jam 8, Mira langsung berangkat menuju kampus.Setibanya di sana, ruang dosen masih sangat sepi. Karena mungkin ia terlalu pagi berangkatnya. Hanya ada Raykel yang terlihat sedang sibuk dengan laptopnya."Selamat pagi, Pak Raykel," sapa Mira. Untuk sekedar basa-basi.Raykel yang baru menyadari kedatangan Mira, langsung menghentikan kegiatannya."Pagi juga, Bu Mira," sahut Raykel dengan senyum yang merekah. "Tumben nih Bu Mira datang pagi?""Iya, Pak. Lagi kebetulan saja," sahut Mira sambil membersihkan meja kerjanya dengan tissue. Karena terlihat banyak debu dan sobekan kertas berserakan di mana-mana.Merasa ini adalah sebuah kesempatan karena hanya mereka berdua di ruangan, Raykel pun merapihkan kemejanya
"Abang lain kali jangan gitu ya. Mata aku jadi ternodai," ucap Mira dengan wajah yang bersemu merah. Betapa tidak, Haikal benar-benar menunjukkan miliknya di hadapan sang istri melalui Vc."Memang kenapa, sayang. Bukankah kita sudah menjadi suami istri?" tanya Haikal santai. Saat ini ia sudah memakai kaos putih polos serta celana boxer."Ya tetap saja aku malu," ucap Mira sambil menggigit bibir bawahnya. Membayangkan apa yang baru saja dilihatnya."Hahaha tapi kamu suka kan?" Haikal mengerling nakal. Entah sejak kapan kegiatan menggoda Mira adalah sesuatu yang bisa membuatnya terhibur dari rutinitas kerja yang membuatnya jenuh."Suka," sahut Mira menunduk malu.Satu kata itu saja berhasil membuat Haikal terbahak kencang. Sayang sekali mereka jauh, jika dekat mungkin Haikal sudah menggigit bibir merah itu yang selalu membuatnya gemas."Abang kapan pulang? Apa masih lama?" pertanyaan Mira berhasil menghentikan tawa Haikal."Baru juga du
1 minggu kemudianHari ini semua mahasiswa dan mahasiswi berkerumun di aula gedung. Mereka semua akan mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh Pak Dedi Haditama, selaku Rektor di kampus Universitas JKT.Bukan hanya anak-anak, para dosen pun juga ikut berkumpul. Karena mereka akan ikut andil dalam kegiatan ini."Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua, terutama pada dewan dosen atas kebersediaannya berkumpul di sini," ucap Pak Dedi membuka suara."Langsung saja tujuan saya mengumpulkan kalian semua adalah untuk membahas penyelenggaraan kemah bakti sosial yang akan kita laksanakan pada 2 hari ke depan.""KBS (Kegiatan Bakti Sosial, adalah sebuah kegiatan bakti sosial yang bertujuan untuk menanamkan jiwa sosial mahasiswa baru secara nyata. Melatih mahasiswa peduli dan mampu berkomunikasi dalam kehidupan masyarakat secara langsung.""Kegiatan bakti sosial ini mengangkat tema 'Meningkatkan kebersamaan antar mahasiswa serta mem
Sepanjang perjalanan pulang Miranda terus termenung, sampai pada akhirnya Mira hilang kendali. Ia tak sengaja menabrak sebuah mobil sport mewah berwarna biru metalik."Ciiiitttttt... Brakkk." bunyi suara tabrakan dengan sangat kerasnya.Miranda yang panik langsung melihat motornya sudah menabrak bagian belakang mobil sport mewah itu. Dari dalam mobil keluar wanita cantik tinggi semampai dengan cepat dia berlari ke arah belakang."What the fuck...! Apa yang kau lakukan?" umpat wanita itu dengan sangat keras."Maafkan saya, Nona. Saya benar-benar tidak sengaja." Miranda mengatupkan kedua tangannya pada wanita itu. Antara takut dan cemas, Miranda mengontrol napasnya yang memburu."Kau bilang tidak sengaja? Kau ini punya mata apa tidak?!" teriak Aluna sang pemilik mobil mewah itu. "Aku tidak mau tahu pokoknya kau harus ganti rugi semua kerusakannya, jika tidak kau ku laporkan ke polisi."Miranda berusaha menghadapinya dengan tenang. Ia pun berka
2 hari kemudianHari ini Miranda bersiap mengemasi barang-barang yang akan dibawanya untuk acara kemah. Tak begitu banyak, hanya membawa beberapa pakaian, alat mandi, skincare, juga make up.Si kecil Ochan membantu dengan memasukkannya ke dalam sebuah tas ransel besar yang cukup untuk dimasuki beberapa perlengkapan mamahnya.Sebelum berangkat, Miranda memasak lebih dulu untuk anaknya. Karena pasti Ochan akan rindu masakan mamahnya untuk 1 minggu ke depan.Anni sudah datang lebih awal, ia membantu beres-beres rumah seperti menyapu dan ngepel.30 menit kemudianMiranda pun selesai masak. Mereka makan bertiga dengan lahap. Sesekali Ochan meminta disuapi mamahnya. Ia ingin bermanja lebih dulu sebelum mamahnya berangkat.Pukul tujuh pagi, kini waktunya Miranda berangkat. Karena sebelumnya dikabari lewat grub wa, harus datang setengah jam sebelum keberangkatan. Mereka akan mengikuti pengarahan lebih dulu."Mamah ati-ati ya," ucap Och
PRANGGG.....!!!Pecahan gelas berhamburan membuat Cindy menutup telinga saking terkejutnya."Tante, are you okey?" ucapnya sangat panik.Mamah Siska memegangi dadanya seakan tak percaya. Betapa tidak, Cindy datang membawa kabar mengejutkan hingga membuat dirinya shock."Kamu dapet video ini darimana, Cindy? Om harus ketemu Haikal sekarang juga," ucapnya masih tak percaya. "Tadi saat Cindy ke cafe sama Jaja, Cindy gak sengaja liat mereka di parkiran. Awalnya Jaja mau nyamperin, tapi Cindy tahan dulu siapa tahu mereka bicara serius. Dan ternyata benar saja, Om. Percakapan mereka bikin Cindy shock bukan kepalang. Ternyata masa lalu Bu Mira itu ada kaitannya dengan Haikal. Untung saja tadi aku videoin, jadi tante sama om bisa dengar langsung," tutur Cindy panjang lebar."Kenapa Haikal tidak pernah cerita sama tante selama ini. Dia tertekan sendiri karena merasa bersalah atas sesuatu yang tidak sengaja dibuatnya. Tante pikir beberapa tahun ini Haikal tertutup dan jarang pulang itu semua
Sky...!" suara panggilan setengah berteriak itu membuat Sky dan Richard menoleh ke belakang. Saat ini mereka berada tepat di parkiran.Alangkah terkejut begitu melihat Haikal datang menghampirinya dengan raut yang sulit dijelaskan. Marah, tentu saja Haikal marah setelah tahu siapa dalang dari masa lalunya. Haikal memang sengaja menunggu di parkiran karena tak ingin membuat keributan di dalam cafe.DUAKKKK......!!!Satu kepalan tinju mendarat tepat di perut Sky hingga laki-laki itu tersungkur sambil memegangi perutnya."Bangun kau!" Haikal menarik kerah kemeja Sky dengan kasar."Jadi selama ini kau menjebakku, hah? Dasar brengsekk!"DUAKKK....DUAKKK... DUAKKK...."A-aku bisa jelaskan semuanya," ucap Sky terbata-bata.Richard yang melihat itu pun merasa iba. Bagaimanapun juga dirinya ikut masuk ke dalam masalah ini."Haikal, tolong maafkan kami. Sky melakukan semua ini karena dia sangat mencintai Aluna," bela Richard sambil memohon.Mendengar itu, Haikal langsung melepaskan genggaman
Malam semakin larut, Mira terbangun dari tidur pulasnya karena menyadari sang suami tidak berada di sampingnya. Padahal Haikal bilang hanya sebentar, tapi kenapa tengah malam gini belum juga pulang.Mira menguncir rambutnya dengan jedai, setelahnya ia keluar kamar. Hal pertama yang ingin dilihat adalah putranya. Mira membuka pintu kamar Ochan memastikan putranya sudah tidur atau belum. Dan ternyata begitu pintu dibuka pelan-pelan, buah hatinya sudah tidur begitu nyenyak. Mira tersenyum lega. Ia pun menutup pintu kembali.Mira memutuskan menunggu Haikal di ruang tamu sambil menonton Tv. Namun lama kelamaan semakin jenuh, karena tidak ada tontonan yang menarik."Hoammm... Kenapa suamiku belum juga pulang," gumamnya lesu ditambah ngantuk.Berkali-kali matanya menengok ke arah jendela berharap mendengar suara mobil suaminya, namun pria itu tak kunjung pulang."Mudah-mudahan Bang Haikal baik-baik saja. Kenapa aku jadi cemas," gumamnya gelisah."Sebaiknya aku telpon." Mira langsung mengambi
Lelahnya perjalanan pulang dari Bali menuju Jakarta memakan waktu kurang lebih 2 jam. Mira mendadak sakit, tubuhnya lemas dan ia muntah-muntah. Hal itu membuat Haikal cemas dan langsung membawanya ke rumah sakit. Dokter menyarankan agar Mira bed rest total untuk memulihkan kesehatannya. Haikal pun lega karena janin yang ada dalam kandungan istrinya baik-baik saja. Ia tidak akan membiarkan Mira untuk melakukan apapun selama kondisinya masih kurang fit."Kau dengar tadi dokter bilang apa kan. Sekarang istirahatlah, Aku ada urusan di luar sebentar. Jadi, tidak apa-apa ya aku tinggal," ucap Haikal setelah menutupi tubuh istrinya dengan selimut."Mau ke mana? Bukannya abang juga perlu istirahat. Kita baru saja pulang dari Bali," jawab Mira lemas."Iya, sayang. Tapi ada sesuatu penting yang harus aku selesaikan. Nanti juga kau akan tahu," jelas Haikal.Mira mengernyit bingung."Sesuatu penting?" tanyanya penasaran."Abang gak bisa jelasin sekarang karena buru-buru. Kamu tidur ya, biar bada
Hampir saja kedua bola mata Sky melonjak keluar begitu melihat foto wanita yang baru saja Richard kirim.Betapa tidak, wanita yang selama ini menjadi istri Haikal ternyata memang benar pelayan di malam itu.Sky sampai menggeleng sakit terkejutnya. Kenapa dunia sempit sekali. Apakah takdir memang sengaja mempertemukan mereka karena berjodoh.Aluna sampai penasaran, apa yang dilihat Sky di layar ponselnya hingga membuat ia termangu.Detik itu juga ia rebut ponselnya dari tangan Sky sampai laki-laki itu terkejut dibuatnya."Aluna, kembalikan hp ku! Kau ini lancang sekali!" pekik Sky berusaha merebut ponselnya kembali. Namun sayang, Aluna berhasil melihatnya.Terkejut, tentu saja. Ternyata wanita dalam foto ini adalah Miranda. Aluna langsung memasang wajah tegas yang mana membuat Sky gelagapan dibuatnya."Jelaskan maksud semua ini, Sky?" tekan Aluna masih dengan nada pelan."I-itu--" jawab Sky terbata-bata."Itu apa? Jelaskan semuanya padaku, apa hubungan Miranda dengan pelayan itu?!""
Salah satu pantai terindah di Kota Denpasar adalah Pantai Karang, selain memiliki banyak fasilitas yang menarik, Pantai Karang juga dikenal sebagai tempat yang menyajikan panorama indah matahari terbit dan matahari terbenam. Hal ini menjadi buronan bagi si pemburu foto. Tentu banyak fotografer yang mengunjunginya karena hal tersebut. Sebab itu Haikal memilih Pantai ini untuk berlibur dengan keluarganya. Selain pemandangannya yang indah, Haikal yakin Mira dan Ochan akan tertarik melihat berbagai fasilitas yang ada pada pantai ini.Seperti sekarang, Ochan tengah asyik bermain ayunan. Bocah itu terlihat riang bermain sendiri, apalagi banyaknya burung-burung yang beterbangan, membuat Ochan semakin betah."Tempat ini lebih menarik dari yang kemarin ya, Bang," ucap Mira sambil melihat sekeliling."Kamu suka?" "Suka banget, makasih ya sudah ngajak aku jalan-jalan," ucap Mira seraya bergelayut manja di lengan suaminya."Sama-sama, Mir. Yang penting kalian bahagia, Abang juga bahagia," jawab
Jam terus berputar, setelah menghabiskan waktu sore bermain ditepi pantai, Haikal memutuskan kembali ke Hotel untuk beristirahat. Sebenarnya Mira dan Ochan masih betah disana, namun karena hari sudah mulai gelap, Haikal memaksanya untuk pulang. Haikal berjanji besok pagi akan membawa istri dan anaknya bersenang-senang, namun ke tempat yang lebih menarik."Sudah kenyang, sayang?" tanya Haikal pada Ochan yang terlihat lahap menghabiskan makan malamnya."Kenyang, Pah," jawabnya sambil memegangi perut."Kalau kamu gimana, Mir? Apa bayi kita sudah kenyang di dalam perut?" tanya Haikal sambil mengelus perut istrinya yang sedikit mulai membuncit.Melihat kelakukan Haikal yang menurutnya lebih menyayangi calon adiknya daripada dirinya, Ochan pun bangkit dan berlari naik ke atas kasur."Ochan kenapa, Bang?" tanya Mira bingung. Ia langsung mendekati putranya yang merajuk."Apa aku salah ngomong?" batin Haikal tak kalah bingung.Sesaat kemudian ia menepuk jidatnya karena merasa bodoh. "Astagfiru
Keesokan hariSemua barang-barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi. Sementara Mira tengah memakaikan Ochan sepatu. Bocah itu sangat antusias diajak jalan-jalan mendadak seperti ini. Pasalnya semalam sang mamah tidak mengatakan apa-apa."Sudah siap, sudah rapi, cuss kita berangkat," ucap Mira bersemangat."Oke, mamah." Ochan pun tak kalah semangatnya. "Saya berangkat ya, Lia. Nanti kalau Anni datang titip salam saja," ucap Mira berpamitan. "Tenang saja kalian akan saya belikan oleh-oleh.""Asikkkk, siap mbak kalau gitu. Semoga selamat sampai tujuan, aamiin," jawab Lia semangat."Ya sudah ayok nak kita berangkat," ajak Mira menggandeng putranya.Haikal sudah menunggunya di depan gerbang. Begitu sang istri dan anaknya muncul, ia segera membukakan pintu. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju Bandara Soekarna-Hatta.Di sana, sudah ada Joe dan Lussi yang siap membantu membawa kopernya sampai masuk. Sepanjang perjalanan, Miranda dan Ochan terlihat ceria. Mereka antusias karena in
Malam semakin larut Sesudah menghubungi Joe untuk mengatur keberangkatannya ke Bali esok hari. Haikal langsung mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke sana. Sementara Mira sudah tidur dengan pulas akibat kelelahan menjalani ibadah malam seperti biasa. Haikal memang selalu meminta jatah. Walaupun ia sadar istrinya tengah hamil, akan tetapi Haikal melakukannya dengan lembut dan melepaskan di luar.Satu hal yang terus terngiang di pikiran Haikal setelah selesai berhubungan suami istri. Tanda berbentuk love di bawah pusar. Tanda itu mengingatkan ia pada masa lalu. Walaupun Haikal sudah berusaha melupakannya untuk tidak mencari tahu siapa gadis yang ia tiduri, namun tetap saja jika sedang sendiri pikirannya melayang ke sana."Apakah dia Miranda? Apakah gadis lain? Tapi tanda itu? Apakah aku harus mencari tahu lagi? Tapi bagaimana kalau gadis itu ternyata memang benar Miranda? Apakah dia akan memaafkan semua kesalahanku?" pertanyaan-pertanyaan cem