Sepanjang perjalanan pulang Miranda terus termenung, sampai pada akhirnya Mira hilang kendali. Ia tak sengaja menabrak sebuah mobil sport mewah berwarna biru metalik.
"Ciiiitttttt... Brakkk." bunyi suara tabrakan dengan sangat kerasnya.
Miranda yang panik langsung melihat motornya sudah menabrak bagian belakang mobil sport mewah itu. Dari dalam mobil keluar wanita cantik tinggi semampai dengan cepat dia berlari ke arah belakang.
"What the fuck...! Apa yang kau lakukan?" umpat wanita itu dengan sangat keras.
"Maafkan saya, Nona. Saya benar-benar tidak sengaja." Miranda mengatupkan kedua tangannya pada wanita itu. Antara takut dan cemas, Miranda mengontrol napasnya yang memburu.
"Kau bilang tidak sengaja? Kau ini punya mata apa tidak?!" teriak Aluna sang pemilik mobil mewah itu. "Aku tidak mau tahu pokoknya kau harus ganti rugi semua kerusakannya, jika tidak kau ku laporkan ke polisi."
Miranda berusaha menghadapinya dengan tenang. Ia pun berka
2 hari kemudianHari ini Miranda bersiap mengemasi barang-barang yang akan dibawanya untuk acara kemah. Tak begitu banyak, hanya membawa beberapa pakaian, alat mandi, skincare, juga make up.Si kecil Ochan membantu dengan memasukkannya ke dalam sebuah tas ransel besar yang cukup untuk dimasuki beberapa perlengkapan mamahnya.Sebelum berangkat, Miranda memasak lebih dulu untuk anaknya. Karena pasti Ochan akan rindu masakan mamahnya untuk 1 minggu ke depan.Anni sudah datang lebih awal, ia membantu beres-beres rumah seperti menyapu dan ngepel.30 menit kemudianMiranda pun selesai masak. Mereka makan bertiga dengan lahap. Sesekali Ochan meminta disuapi mamahnya. Ia ingin bermanja lebih dulu sebelum mamahnya berangkat.Pukul tujuh pagi, kini waktunya Miranda berangkat. Karena sebelumnya dikabari lewat grub wa, harus datang setengah jam sebelum keberangkatan. Mereka akan mengikuti pengarahan lebih dulu."Mamah ati-ati ya," ucap Och
"Ti-tidak apa-apa, tadi ada kecoa di bawah. Maaf membuat kalian kaget," ucap mira gelagapan.Matanya menatap tajam laki-laki di sampingnya yang telah berani kurang ngajar memandangi ia dengan napsu. Raykel, dia hanya tersenyum tipis mendapat tatapan seperti itu. "Tolong dijaga tatapannya, Pak! Anda tidak mencerminkan diri sebagai dosen," ucap Mira pelan. Walau bagaimanapun ia masih punya perasaan. Ia tidak mau para mahasiswi mengetahui kelakukan dosen yang sangat mereka idolakan ini ternyata sangat mesum. "Bu Mira jangan membawa-bawa pekerjaan. Saya ini hanyalah manusia biasa," ucapnya tersenyum nakal. "Jika bapak berani mengulanginya lagi, saya tidak akan segan-segan untuk teriak. Biar semuanya mengetahui!" ancam Mira tegas. Mendapat telak seperti itu membuat Raykel tersenyum getir. Ia pun menggeser tubuhnya sedikit, lalu memejamkan mata dengan melipat kedua tangan di dada. Mira akhrinya bernapas lega. Ia mengeluarkan ponsel dari t
Jam menunjukkan pukul 12 malam.Semua para peserta sudah masuk ke tenda masing-masing. Termasuk para dosen sekalipun.Mira, Rara dan Lia, berada di tenda yang sama. Keduanya sudah memejamkan mata dari tadi. hanya Mira yang masih terjaga. Entah kenapa ia tidak bisa tidur dalam kondisi seperti ini. Untuk pertama kalinya Miranda mengikuti acara kemah yang diadakan dari pihak kampus. Sebelumnya ia tidak pernah terpilih, dan itu membuatnya beruntung. karena saat itu Ochan masih kecil sekali, jadi tidak bisa ditinggalkan."Banyak nyamuk ya," gumam Mira. Ia menepuk lengannya berkali-kali yang terkena gigitan nyamuk. "Padahal sudah pake autan. Mana panas lagi."Mira akhirnya memutuskan untuk keluar mencari angin. Sambil memakai jaket tebalnya, ia duduk di dekat saung sambil memeluk dirinya sendiri."Di tenda panas, di luar dingin banget. Jadi serba salah deh," gumamnya gemetar. Tubuhnya terasa menggigil terkena sentuhan angin malam.Suasana ya
Mata Haikal menyala memancarkan api kemarahan. Betapa tidak, benar saja dugaannya bahwa sang istri dalam bahaya.Pria tampan berusia 30 tahun itu tampak mengamuk, memarahi semua orang yang berada di sana dengan perasaan yang sulit dijabarkan. Informasi hilangnya Miranda membuat Haikal seakan kehilangan separuh nyawa. Padahal semalam mereka habis teleponan. Sejak kapan istrinya itu menghilang. Haikal merasa tak sigap menjadi suami. Andai saja semalam datang ke lokasi ini dan menjaga istrinya, mungkin semua tidak akan terjadi."Bagaimana Miranda bisa hilang? Banyak orang di sini, kalian ngapain saja?!" gertak Haikal pada semuanya.Mereka hanya terdiam, tidak ada yang berani bicara sepatah katapun. Sebab ia tahu Haikal adalah anak dari Pak Dedi Haditama, dan mereka tahu kalau Haikal sangat menyukai Miranda. Jadi wajar saja Haikal begitu panik, walaupun mereka tidak tahu kenyataan yang sebenarnya bahwa Haikal dan Miranda telah menikah.Joe menenangkan bosnya
BrakkSebuah dobrakan sangat kencang membuat seorang pria yang tengah menindih wanita di bawahnya langsung tersentak hebat."Bang Haikal," lirih Mira dengan sendu. Ia mengucap syukur berkali-kali karena Haikal datang tepat waktu.Tanpa menunggu Raykel yang sedang mengenakan pakaiannya kembali karena keterkejutannya, Haikal langsung menghajar pria bertopeng itu membabi buta.BUGHBUGHBUGH"Apa yang kau lakukan pada wanitaku?!" Haikal terus menghajar pria itu dengan sangat keras.Ketika hendak membuka topengnya untuk menunjukkan siapa sebenarnya dia kepada Miranda, namun dengan cepat Raykel langsung menepis tangan Haikal dan menendang perutnya.Terjadilah baku hantam diantara keduanya. Sementara Mira langsung menutupi tubuhnya dengan jaket tebal yang sudah terlepas dari tubuhnya saat kejadian penculikan malam itu."Bang Haikal hati-hati," teriak Mira ketakutan.Gagang sapu, hanya itu yang kep
Malam semakin larutMiranda tidur sangat pulas dalam dekapan sang suami. Tadinya Haikal mau mengajak makan malam dulu, namun Miranda yang memang sudah kelelahan akibat disekap seharian, akhirnya tertidur dengan cepat.Haikal jadi tak tega membangunkannya, padahal ia ingin sekali menumpahkan rasa kangennya yang menggebu selama satu minggu tidak ketemu. Tapi biarlah, itu masih banyak waktu. Yang terpenting adalah membiarkan Mira istirahat sejenak, agar tenaganya pulih kembali. Jelas saja wanitanya sangat lemas, saat disekap Raykel tak memberi makan apapun bahkan minum saja tidak. Ia terus membius Mira agar tertidur.Membayangkan itu membuat hati Haikal terasa teriris. Ia berjanji akan membuat Raykel dihukum seberat-beratnya."Maafin abang, sayang. Abang tidak becus menjadi suami."Haikal mengusap punggung Mira sangat lembut. Ia juga menciumi kening istrinya berkali-kali seolah ingin menghilangkan bekas jejak Raykel pada wajah istrinya.H
Setelah 1 minggu berpikir matang-matang, akhirnya Miranda memutuskan resign dari Universitas JKT. Bukan tanpa alasan Mira menyetujui permintaan suaminya begitu saja. Kalau dipikir ada benarnya juga, selama ini ia selalu sibuk dengan kerjaannya sampai kadang lupa meluangkan waktu untuk anaknya. Walaupun kadang sabtu minggu libur, tetap saja di rumah Mira masih mengerjakan tugasnya yang menumpuk. Karena memang begitu sibuk menjadi seorang dosen.Dan Mira memutuskan menerima tawaran tetangganya yang meminta ia menjadi guru les private. Entah tawaran itu masih berlaku atau tidak, setelah pulang nanti Mira akan menanyakannya lagi.Menjadi guru les private tidak banyak membuang waktu. Dan tentu Anni masih bisa bekerja dengannya. Itulah salah satu alasan yang membuat Mira enggan berhenti kerja, karena otomatis ia tidak membutuhkan Anni lagi mengasuh putranya. Sedangkan Ochan sudah sangat menyayangi Anni begitupun sebaliknya."Kamu tadi teleponan sama siapa?" tanya Haik
Mira dan Haikal bersiap pulang ke Jakarta. Mereka tak lupa mampir ke sebuah toko untuk membeli oleh-oleh. Sebelumnya, Haikal juga membawa sang istri jalan-jalan ke sekitaran Bandung untuk berfoto. Mereka memang belum ada foto berdua, jadi inilah kesempatan yang harus dimanvaatkan."Kamu sudah puas jalan-jalannya, sayang? Kenapa harus pulang sekarang sih, jujur Abang masih pengen nikmatin waktu berdua sama kamu di sini," ucap Haikal.Saat ini mereka berada di alun-alun Bandung, menikmati suasana pagi di atas rumput dengan nyaman."Aku kangen sama Ochan, setiap ngelihat dia dari video call rasanya gak tega, Bang. Pasti dia kangen banget sama mamahnya, walaupun bilangnya gak kangen.""Iya, sayang. Abang juga kangen sama anak kita." Haikal mengusap rambut Miranda yang bersandar manja di bahunya."Oya, setelah ini pernikahan kita bagaimana, Bang?" Miranda menatap mata suaminya intens. Sejujurnya ia tidak mau menanyakan ini. Akan tetapi, sebagai wanita y
PRANGGG.....!!!Pecahan gelas berhamburan membuat Cindy menutup telinga saking terkejutnya."Tante, are you okey?" ucapnya sangat panik.Mamah Siska memegangi dadanya seakan tak percaya. Betapa tidak, Cindy datang membawa kabar mengejutkan hingga membuat dirinya shock."Kamu dapet video ini darimana, Cindy? Om harus ketemu Haikal sekarang juga," ucapnya masih tak percaya. "Tadi saat Cindy ke cafe sama Jaja, Cindy gak sengaja liat mereka di parkiran. Awalnya Jaja mau nyamperin, tapi Cindy tahan dulu siapa tahu mereka bicara serius. Dan ternyata benar saja, Om. Percakapan mereka bikin Cindy shock bukan kepalang. Ternyata masa lalu Bu Mira itu ada kaitannya dengan Haikal. Untung saja tadi aku videoin, jadi tante sama om bisa dengar langsung," tutur Cindy panjang lebar."Kenapa Haikal tidak pernah cerita sama tante selama ini. Dia tertekan sendiri karena merasa bersalah atas sesuatu yang tidak sengaja dibuatnya. Tante pikir beberapa tahun ini Haikal tertutup dan jarang pulang itu semua
Sky...!" suara panggilan setengah berteriak itu membuat Sky dan Richard menoleh ke belakang. Saat ini mereka berada tepat di parkiran.Alangkah terkejut begitu melihat Haikal datang menghampirinya dengan raut yang sulit dijelaskan. Marah, tentu saja Haikal marah setelah tahu siapa dalang dari masa lalunya. Haikal memang sengaja menunggu di parkiran karena tak ingin membuat keributan di dalam cafe.DUAKKKK......!!!Satu kepalan tinju mendarat tepat di perut Sky hingga laki-laki itu tersungkur sambil memegangi perutnya."Bangun kau!" Haikal menarik kerah kemeja Sky dengan kasar."Jadi selama ini kau menjebakku, hah? Dasar brengsekk!"DUAKKK....DUAKKK... DUAKKK...."A-aku bisa jelaskan semuanya," ucap Sky terbata-bata.Richard yang melihat itu pun merasa iba. Bagaimanapun juga dirinya ikut masuk ke dalam masalah ini."Haikal, tolong maafkan kami. Sky melakukan semua ini karena dia sangat mencintai Aluna," bela Richard sambil memohon.Mendengar itu, Haikal langsung melepaskan genggaman
Malam semakin larut, Mira terbangun dari tidur pulasnya karena menyadari sang suami tidak berada di sampingnya. Padahal Haikal bilang hanya sebentar, tapi kenapa tengah malam gini belum juga pulang.Mira menguncir rambutnya dengan jedai, setelahnya ia keluar kamar. Hal pertama yang ingin dilihat adalah putranya. Mira membuka pintu kamar Ochan memastikan putranya sudah tidur atau belum. Dan ternyata begitu pintu dibuka pelan-pelan, buah hatinya sudah tidur begitu nyenyak. Mira tersenyum lega. Ia pun menutup pintu kembali.Mira memutuskan menunggu Haikal di ruang tamu sambil menonton Tv. Namun lama kelamaan semakin jenuh, karena tidak ada tontonan yang menarik."Hoammm... Kenapa suamiku belum juga pulang," gumamnya lesu ditambah ngantuk.Berkali-kali matanya menengok ke arah jendela berharap mendengar suara mobil suaminya, namun pria itu tak kunjung pulang."Mudah-mudahan Bang Haikal baik-baik saja. Kenapa aku jadi cemas," gumamnya gelisah."Sebaiknya aku telpon." Mira langsung mengambi
Lelahnya perjalanan pulang dari Bali menuju Jakarta memakan waktu kurang lebih 2 jam. Mira mendadak sakit, tubuhnya lemas dan ia muntah-muntah. Hal itu membuat Haikal cemas dan langsung membawanya ke rumah sakit. Dokter menyarankan agar Mira bed rest total untuk memulihkan kesehatannya. Haikal pun lega karena janin yang ada dalam kandungan istrinya baik-baik saja. Ia tidak akan membiarkan Mira untuk melakukan apapun selama kondisinya masih kurang fit."Kau dengar tadi dokter bilang apa kan. Sekarang istirahatlah, Aku ada urusan di luar sebentar. Jadi, tidak apa-apa ya aku tinggal," ucap Haikal setelah menutupi tubuh istrinya dengan selimut."Mau ke mana? Bukannya abang juga perlu istirahat. Kita baru saja pulang dari Bali," jawab Mira lemas."Iya, sayang. Tapi ada sesuatu penting yang harus aku selesaikan. Nanti juga kau akan tahu," jelas Haikal.Mira mengernyit bingung."Sesuatu penting?" tanyanya penasaran."Abang gak bisa jelasin sekarang karena buru-buru. Kamu tidur ya, biar bada
Hampir saja kedua bola mata Sky melonjak keluar begitu melihat foto wanita yang baru saja Richard kirim.Betapa tidak, wanita yang selama ini menjadi istri Haikal ternyata memang benar pelayan di malam itu.Sky sampai menggeleng sakit terkejutnya. Kenapa dunia sempit sekali. Apakah takdir memang sengaja mempertemukan mereka karena berjodoh.Aluna sampai penasaran, apa yang dilihat Sky di layar ponselnya hingga membuat ia termangu.Detik itu juga ia rebut ponselnya dari tangan Sky sampai laki-laki itu terkejut dibuatnya."Aluna, kembalikan hp ku! Kau ini lancang sekali!" pekik Sky berusaha merebut ponselnya kembali. Namun sayang, Aluna berhasil melihatnya.Terkejut, tentu saja. Ternyata wanita dalam foto ini adalah Miranda. Aluna langsung memasang wajah tegas yang mana membuat Sky gelagapan dibuatnya."Jelaskan maksud semua ini, Sky?" tekan Aluna masih dengan nada pelan."I-itu--" jawab Sky terbata-bata."Itu apa? Jelaskan semuanya padaku, apa hubungan Miranda dengan pelayan itu?!""
Salah satu pantai terindah di Kota Denpasar adalah Pantai Karang, selain memiliki banyak fasilitas yang menarik, Pantai Karang juga dikenal sebagai tempat yang menyajikan panorama indah matahari terbit dan matahari terbenam. Hal ini menjadi buronan bagi si pemburu foto. Tentu banyak fotografer yang mengunjunginya karena hal tersebut. Sebab itu Haikal memilih Pantai ini untuk berlibur dengan keluarganya. Selain pemandangannya yang indah, Haikal yakin Mira dan Ochan akan tertarik melihat berbagai fasilitas yang ada pada pantai ini.Seperti sekarang, Ochan tengah asyik bermain ayunan. Bocah itu terlihat riang bermain sendiri, apalagi banyaknya burung-burung yang beterbangan, membuat Ochan semakin betah."Tempat ini lebih menarik dari yang kemarin ya, Bang," ucap Mira sambil melihat sekeliling."Kamu suka?" "Suka banget, makasih ya sudah ngajak aku jalan-jalan," ucap Mira seraya bergelayut manja di lengan suaminya."Sama-sama, Mir. Yang penting kalian bahagia, Abang juga bahagia," jawab
Jam terus berputar, setelah menghabiskan waktu sore bermain ditepi pantai, Haikal memutuskan kembali ke Hotel untuk beristirahat. Sebenarnya Mira dan Ochan masih betah disana, namun karena hari sudah mulai gelap, Haikal memaksanya untuk pulang. Haikal berjanji besok pagi akan membawa istri dan anaknya bersenang-senang, namun ke tempat yang lebih menarik."Sudah kenyang, sayang?" tanya Haikal pada Ochan yang terlihat lahap menghabiskan makan malamnya."Kenyang, Pah," jawabnya sambil memegangi perut."Kalau kamu gimana, Mir? Apa bayi kita sudah kenyang di dalam perut?" tanya Haikal sambil mengelus perut istrinya yang sedikit mulai membuncit.Melihat kelakukan Haikal yang menurutnya lebih menyayangi calon adiknya daripada dirinya, Ochan pun bangkit dan berlari naik ke atas kasur."Ochan kenapa, Bang?" tanya Mira bingung. Ia langsung mendekati putranya yang merajuk."Apa aku salah ngomong?" batin Haikal tak kalah bingung.Sesaat kemudian ia menepuk jidatnya karena merasa bodoh. "Astagfiru
Keesokan hariSemua barang-barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi. Sementara Mira tengah memakaikan Ochan sepatu. Bocah itu sangat antusias diajak jalan-jalan mendadak seperti ini. Pasalnya semalam sang mamah tidak mengatakan apa-apa."Sudah siap, sudah rapi, cuss kita berangkat," ucap Mira bersemangat."Oke, mamah." Ochan pun tak kalah semangatnya. "Saya berangkat ya, Lia. Nanti kalau Anni datang titip salam saja," ucap Mira berpamitan. "Tenang saja kalian akan saya belikan oleh-oleh.""Asikkkk, siap mbak kalau gitu. Semoga selamat sampai tujuan, aamiin," jawab Lia semangat."Ya sudah ayok nak kita berangkat," ajak Mira menggandeng putranya.Haikal sudah menunggunya di depan gerbang. Begitu sang istri dan anaknya muncul, ia segera membukakan pintu. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju Bandara Soekarna-Hatta.Di sana, sudah ada Joe dan Lussi yang siap membantu membawa kopernya sampai masuk. Sepanjang perjalanan, Miranda dan Ochan terlihat ceria. Mereka antusias karena in
Malam semakin larut Sesudah menghubungi Joe untuk mengatur keberangkatannya ke Bali esok hari. Haikal langsung mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke sana. Sementara Mira sudah tidur dengan pulas akibat kelelahan menjalani ibadah malam seperti biasa. Haikal memang selalu meminta jatah. Walaupun ia sadar istrinya tengah hamil, akan tetapi Haikal melakukannya dengan lembut dan melepaskan di luar.Satu hal yang terus terngiang di pikiran Haikal setelah selesai berhubungan suami istri. Tanda berbentuk love di bawah pusar. Tanda itu mengingatkan ia pada masa lalu. Walaupun Haikal sudah berusaha melupakannya untuk tidak mencari tahu siapa gadis yang ia tiduri, namun tetap saja jika sedang sendiri pikirannya melayang ke sana."Apakah dia Miranda? Apakah gadis lain? Tapi tanda itu? Apakah aku harus mencari tahu lagi? Tapi bagaimana kalau gadis itu ternyata memang benar Miranda? Apakah dia akan memaafkan semua kesalahanku?" pertanyaan-pertanyaan cem