"Bukankah kamu yang menabrak aku, seharusnya kamu yang minta maaf sama aku, kenapa malah kamu yang marah-marah?" sahut Julia tersulut emosi karena wanita itu bicara sombong sekali, merasa dirinya tidak bersalah."Kamu yang nabrak aku diluan!" teriak wanita itu tidak mau mengaku salah.Karena teriakan wanita, orang-orang yang ada di lobby restoran itu, pada memandang ke arah mereka."Eh! tunggu dulu! sepertinya aku kenal dengan kamu!" sahut wanita itu tiba-tiba menatap Julia dengan tajam.Julia balas menatap wanita itu tidak kalah tajam juga, dia merasa wanita itu memiliki sifat pemarah dan mau menang sendiri."Bukankah kamu Julia? sepupuku yang bodoh dan rendahan itu? oh-ho...ternyata lima tahun melarikan diri, telah mengubah dirimu menjadi tidak bisa di kenali ya! sungguh pandai kamu sembunyi ya! gara-gara dirimu, jadi aku yang menggantikanmu waktu itu, dasar brengsek! sialan kamu! aku begitu dendam padamu!" teriak wanita itu, yang ternyata adalah sepupu Julia.Julia semakin tajam men
Setelah mereka keluar dari restoran, Lucas membawa Harry makan es krim, dan setelah selesai makan es krim, Lucas kemudian membawa keluarga kecilnya jalan-jalan ke aquarium raksasa untuk melihat ikan.Harry begitu senang sekali melihat ikan di trowongan aquarium raksasa."Papa, lihat ada ikan lebar!" seru Harry begitu senangnya melihat ikan Pari besar yang berenang di dekat kaca aquarium."Itu namanya ikan Pari nak, bukan ikan lebar!" sahut Lucas menjelaskan."Oh, ikan pari ya!" gumam Harry, akhirnya mengetahui nama dari ikan yang menurut Harry, memiliki tubuh yang begitu lebar.Mereka bertiga terlihat begitu bahagia menikmati jalan-jalan mereka, memperlihatkan hubungan mereka terlihat semakin akrab.Sementara itu di lokasi perumahan menengah ke bawah, di sebuah rumah bercat putih dengan halaman kecil standar, seorang wanita yang baru saja sampai, berteriak seraya melemparkan barang yang dekat dengannya."Aku kesal! aku kesalll!" teriaknya histeris."Ada apa Gina, sampai di rumah kamu
Setelah Lucas membawa jalan-jalan istri dan anaknya, kini saatnya mereka untuk pulang ke villa.Lucas memutuskan tidak kembali lagi ke kantor, dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarga kecilnya."Pa, lihat! baju itu cantik sekali!" sahut Harry saat mereka melewati toko pakaian khusus anak kecil.Harry menunjuk pakaian anak lelaki pada sebuah manekin, yang di pajang pada sebuah etalase kaca, di lobby toko pakaian tersebut.Lucas menoleh melihat pakaian yang di tunjuk putranya itu, dan Lucas pun tersadar, dia belum membelikan sesuatu untuk istri dan putranya itu semenjak mereka tinggal bersama."Apakah kamu mau membeli pakaian itu?" tanya Lucas memandang Harry. 1Tampak mata anak kecil itu berbinar melihat pakaian yang di pajang tersebut."Apakah boleh Pa?" Harry balik bertanya kepada Ayahnya itu."Tentu saja boleh, Ayo kita masuk untuk mencobanya!" ujar Lucas melangkahkan kakinya memasuki toko pakaian khusus anak kecil tersebut.Tapi saat kaki Lucas sudah ingin menginjak
Begitu Lucas melangkahkan kakinya ke dalam toko, merasa heran dengan istri dan anaknya itu melangkah menuju pintu toko."Kenapa? kok tidak jadi membeli bajunya?" tanya Lucas, dia tidak memperdulikan sikap ramah pelayan toko, yang datang menyambut kedatangannya memasuki toko tersebut."Tidak jadi Pa, penampilan Mama tidak seperti orang kaya, jadi tidak boleh beli baju di toko ini, kata kakak pelayan itu!" sahut Harry dengan polosnya, lalu menudingkan telunjuknya, ke arah pelayan toko yang barusan bicara ramah pada Lucas.Mendengar apa yang di katakan putranya itu, sontak Lucas dengan cepat menoleh ke pelayan toko tersebut.Pelayan toko itu langsung pucat, ternyata memang benar wanita yang membawa anak lelaki itu bersama dengan suaminya.Dan, wanita yang membawa anak lelaki itu memang orang kaya, hanya saja dia tidak berpenampilan seperti orang kaya! pikir pelayan toko itu semakin pucat. Tatapan tajam Lucas membuat pelayan itu jadi gugup."Apakah memang harus orang kaya saja yang belan
Sementara itu, di kantor Polisi.Sudah hampir satu jam Gina dan Ibunya menunggu kedatangan Julia, duduk di kantor Polisi dengan penuh percaya diri.Mereka sudah memberikan laporan kepada pihak Polisi, mengenai soal kekerasan yang di lakukan Lucas kepada Gina."Pak Polisi, kenapa lama sekali tergugat belum datang? ini sudah mau satu jam lamanya!" sahut Ibunya Gina dengan nada marah."Maaf Nyonya, anda kalau tidak sabaran menunggu, silahkan datang lagi besok, karena yang anda gugat sedang sibuk, tidak bisa datang untuk memenuhi panggilan dari pihak Polisi!" sahut salah satu petugas Polisi itu menjelaskan kepada Ibu Gina.Brak!Tante Julia memukul meja dengan tangannya, dia marah mendengar kalau Julia terlambat datang memenuhi panggilan ke kantor Polisi."Kenapa bisa begitu! aku tidak mau pergi sebelum orang itu datang dan meminta maaf pada putriku, apa anda tidak lihat kekerasan yang telah dia lakukan?!" teriak Ibu Gina memperlihatkan pergelangan tangan Gina yang lebam."Kalau begitu, a
Tante Julia begitu teringat akan maksud tujuan mereka, ingin mendapatkan uang satu miliar."Mana si bodoh itu, kenapa dia tidak datang! gadis bodoh itu takut ya!" teriak Ibunya Gina sembari berdiri dengan angkuh menghadap pada Edward."Siapa yang anda sebut si bodoh Nyonya?" sahut Edward menatap tajam wanita tua itu."Siapa lagi kalau si Julia perempuan bodoh itu! keterlaluan dia menganiaya sepupunya, panggil dia! jangan main perantaraan melalui orang lain, dia punya hutang banyak sama saya, panggil dia!" sahut Ibunya Gina dengan suara kencang."Memangnya ada bukti kalau Nyonya saya melakukan kekerasan pada putri anda?" sahut Edward masih dengan keadaan tenang menghadapi ke dua wanita yang penuh drama tersebut."Nyonya? anda memanggil si bodoh itu Nyonya? apa anda tidak salah panggil pada perempuan bodoh itu? perempuan miskin yang sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi itu, astaga!" Ibu Gina mendelik memandang Edward, lalu kemudian menepuk jidatnya merasa kalau Edward begitu bodoh, bis
Di sebuah butik pakaian khusus anak kecil.Lucas membawa Julia dan putranya untuk berbelanja pakaian.Harry di perbolehkan Lucas untuk membeli pakaian apa saja yang di inginkan putranya tersebut."Papa, lihat! mau yang itu!" tunjuk Harry pada pakaian anak kecil di pajang di manekin di dalam butik."Nak, sudah banyak sekali yang kamu pilih, cukuplah, lain kali lagi baru di beli!" sahut Julia mengingatkan Harry untuk berhenti memilih terus.Mungkin sudah ada sepuluh pasang pakaian yang di pilih Harry, dan Lucas menyetujui saja apa yang di tunjuk Harry."Baju yang di pilih masih sedikit, biarkan dia memilih lagi!" sahut Lucas menyetujui permintaan Harry.Mendengar apa yang di katakan Lucas tersebut, sontak membuat Julia kesal.Dia ingin mengajarkan pada putranya berhemat,ON Lucas malah mengajarkan pemborosan. Julia tidak ingin nanti putranya itu menjadi manja, apa pun yang diinginkannya harus di turuti.Jangan karena Lucas banyak uang, apa pun yang diinginkan Harry, pria itu menuruti sa
Saat mobil akan mendekati villa, telepon Lucas bergetar.Setelah melihat nama pada layar ponselnya, Lucas menerima panggilan tersebut."Halo!" sahut Lucas, dan kemudian mendengarkan apa yang disampaikan seseorang di seberang sana.Lucas kemudian mematikan ponselnya."Nak, Papa hanya mengantarkan kalian sampai pintu gerbang, karena ada urusan mendesak yang harus Papa tangani, Papa akan pulang sebelum makan malam, oke?" sahut Lucas mengelus kepala Harry."Oke Pa!" jawab Harry sembari menganggukkan kepalanya.Lucas menoleh kepada Julia yang tidak terpengaruh dengan urusan apa yang akan ditangani Lucas, gadis itu terlihat memandang ke luar mobil."Julia!" panggil Lucas."Ya!" jawab Julia dengan tenang, lalu menoleh memandang Lucas dengan tatapan biasa-biasa saja."Aku tidak ikut turun dengan kalian, aku ada urusan mendesak yang harus ku urus!""Baiklah!" jawab Julia dengan nada yang tenang."Kamu tidak bertanya urusan apa yang harus ku tangani?" tanya Lucas menatap Julia dengan lekat.Jul