Lucas kembali menarik bathrobe Julia, membuat istrinya itu kembali menarik bathrobe nya.Lucas semakin lebar tersenyum, lalu mengangkat tubuh Julia dalam gendongannya."Aaa...lepaskan aku!" teriak Julia terkejut bukan main."Kamu tidak mau buka bathrobe, baiklah, Ayo pakai saja masuk kedalam air!" ujar Lucas tertawa senang."Baiklah! baiklah, aku akan buka, turunkan aku!" teriak Julia meronta dalam gendongan Lucas.Lucas dengan senyuman kemenangan, menurunkan tubuh Julia perlahan ke lantai.Tangan Julia perlahan membuka bathrobe, yang menutupi tubuhnya.Dan tampaklah pakaian renang yang di kenakan Julia, terlihat sangat indah di tubuh Julia.Membuat Lucas tidak bisa mengalihkan pandangannya, dari tubuh istrinya yang terlihat menggoda itu. MARJulia meletakkan bathrobe ke atas kursi malas, dan dengan malu-malu menghampiri Lucas."Sudah, Ayo!" ajaknya untuk masuk ke dalam kolam renang.Lucas meraih pinggang Julia, dan membawa tubuh istrinya itu merapat padanya."Kamu ternyata sembunyi d
Julia terpaksa menuruti apa yang diinginkan Lucas, dia tidak bisa berkutik lagi mendengar apa yang di bisikkan suaminya itu.Julia sudah mulai hapal dengan sikap Lucas, pria itutidak tahan ingin selalu menggodanya.Dari pada melawan Lucas, lebih baik dia mengalah saja.Lucas tersenyum penuh kemenangan, karena Julia kembali di jahilinya.Dia begitu gemas dengan istrinya itu, tubuh mungil itu dia peluk dengan eratnya.Sementara Harry, juga ikut senang, tapi senang karena melihat Ibunya, di kerjai oleh Ayahnya.Anak kecil itu, begitu bahagia melihat keakraban ke-dua orang tuanya.Dia tertawa bahagia, melihat Ibunya yang tidak pandai berenang, yang selalu bergegas ke pinggir kolam untuk berpegangan pada tepi kolam.Dan, Lucas yang bergegas mengejarnya, kemudian menariknya kembali ke tengah kolam. Dan, mendapat perlawanan dari Julia, tangannya memegang tepi kolam dengan erat.Tapi Lucas kemudian mengangkatnya, menggendong tubuhnya kembali ke tengah kolam.Rontaan Julia tidak berguna, akh
Malam harinya, Lucas membawa istri dan putranya ke Mansion Sylvester.Sebelumnya, Lucas sudah memberitahukan kepada Ayah dan adiknya.Dia akan membawa putranya beserta Julia, makan malam bersama dengan mereka.Dan, sekarang mereka di sini, di Mansion Sylvester."Panggil Mama untuk turun makan bersama dengan kita, katakan kalau kami datang untuk makan bersama juga!" sahut Lucas kepada Adelia."Baik!" jawab Adelia, lalu pergi untuk memanggil Ibu mereka.Kemudian mereka pun menunggu Lisbeth turun, dan tidak di sangka, Ibu Lucas tersebut, akhirnya mau juga turun untuk makan malam bersama.Seorang Pelayan menarik kursi untuk Lisbeth, dan Ibu Lucas pun duduk untuk makan malam bersama.Harry memandang Neneknya tersebut, matanya ON mengawasi gerak-gerik wanita tua itu.Terakhir kali, kesan yang di berikan Lisbeth pada Harry, tidak menyenangkan, membuat anak kecil itu, tidak begitu menyukai Neneknya tersebut.Kali ini, Harry merasa Neneknya itu, tidak seperti terakhir kali pertemuan mereka.Di
Julia terpaku melihat Ibu mertuanya itu, memeluk Harry sembari menangis begitu sedihnya.Apa yang sudah terjadi? pikir Julia bingung, Ibu mertuanya tiba-tiba jadi berubah.Apakah dia sudah bisa menerima aku sebagai menantunya? pikiran Julia berkecamuk, antara gelisah dan deg-degan.Sementara Harry terus saja, menepuk-nepukkan tangannya pada punggung Lisbeth, menenangkan Neneknya yang menangis.Semua yang ada di ruang makan itu, tidak percaya dengan apa yang di lakukan Lisbeth.Mereka diam di tempat masing-masing, melihat Lisbeth memeluk Harry sembari menangis.Mereka membiarkan saja Lisbeth menumpahkan perasaannya, sampai dia merasa puas.Lima menit berlalu, tangis Lisbeth perlahan-lahan mulai mereda, dan Ibu Lucas itu pun, perlahan melepaskan pelukannya."Apakah Nenek sudah merasa baikan?" tanya Harry dengan polosnya.Mendengar pertanyaan Harry itu, Lisbeth jadi merasa lucu dengan kelakuannya.Dia mengingat apa yang barusan sudah di lakukannya, dia menangis di pelukan anak berumur em
Semenjak Lucas menikah dengan Julia, dia tidak pernah lagi tidur di Mansion.Malam ini akhirnya Lucas bisa tidur lagi di kamarnya, bersama Julia.Sementara Harry tidur di kamar Ibunya, atas permintaan Ibunya yang ingin tidur dengan putranya tersebut.Julia melihat seputar kamar Lucas, begitu memasuki kamar suaminya itu.Kamar Lucas cukup luas juga, hampir sama dengan yang di villa."Kenapa sayang?" tanya Lucas memeluk Julia dari belakang."Kamar kamu luas juga, hampir sama dengan yang di villa!" kata Julia sembari masih mengedarkan pandangannya ke seputar kamar Lucas."Kita bakalan sering menginap di sini sayang, Mama sepertinya sudah menyukai Harry!" kata Lucas, lalu membalikkan tubuh Julia menghadap ke arahnya."Iya, aku juga melihat kalau Mama mertua sudah menyukai Harry, aku merasa lega sekali!" ucap Julia tersenyum senang."Dan sebentar lagi, dia akan bakalan berbicara dengan mu!" ujar Lucas ikut tersenyum juga.Tangan Lucas membelai pipi Julia dengan lembut, lalu menyelipkan ram
Esok harinya.Harry bangun lebih awal dari Lisbeth, putra Lucas itu sudah menjadi kebiasaannya, untuk bangun pagi lebih awal, karena dia ingat akan pergi sekolah.Tangan kecilnya mengusap-usap matanya, yang terasa masih berat, lalu memperhatikan di mana dia berada.Harry melihat Lisbeth yang masih tertidur di balik selimut, barulah dia sadar, kalau dia sekarang di rumah Kakeknya, bersama ke dua orang tuanya.Harry perlahan turun dari tempat tidur Lisbeth, lalu kemudian memakai sandal kamar.Harry pun keluar dari kamar Lisbeth, dia kemudian mencari kamar Ayahnya.Disepanjang koridor lantai atas, dia membuka setiap pintu, yang menurutnya sebuah kamar.Beberapa pintu kamar ada yang bisa di buka, dan ada yang tidak bisa di buka.Harry masuk ke dalam pintu yang bisa dia buka, dan memeriksanya, apakah itu kamar Ayahnya, atau tidak.Ternyata tidak.Dua kamar yang dia periksa, ternyata kamar Kakeknya, yang masih tidur nyenyak di balik selimut.Dan, kamar satu lagi, kamar Tantenya Adelia, yang
Julia menarik kembali selimut tersebut, untuk menutupi tubuhnya dengan rapat.Wajahnya masih memerah, hampir saja dia menunjukkan tubuhnya yang polos kepada putranya itu."Nak, Ayo kamu turun dulu, Mama yang akan membawamu ke sekolah hari ini!" kata Julia.Belum sempat Harry menjawab, terdengar suara ribut-ribut di luar kamar.Saat Lisbeth terbangun dari tidurnya, Ibu Lucas itu, tidak menemukan Harry di sampingnya.Wanita tua itu langsung panik, dan bergegas turun dari tempat tidurnya.Mencari Harry di sekitar kamarnya, tapi sosok cucunya yang sudah dia sukai itu, tidak dia temukan di dalam kamarnya.Lisbeth pun menjadi benar-benar panik, dan langsung ribut, berteriak memanggil Harry.Lisbeth turun ke bawah mencari keberadaan Harry, dan bertanya kepada para Pelayan yang sudah ON beraktivitas, melakukan pekerjaan mereka.Tapi semua Pelayan itu, mengatakan tidak melihat Harry.Sontak Lisbeth jadi semakin panik, dan berteriak, mengatakan Harry hilang.Adelia yang masih mengantuk, jadi ter
Lisbeth meminta kepada Lucas, untuk ikut mengantar Harry ke sekolah cucunya tersebut.Lucas tidak bisa menolak permintaan Ibunya itu, dia pun membawa Ibunya untuk mengantar Harry pergi sekolah.Lisbeth dengan begitu bersemangat memegang tangan Harry, saat akan membawa masuk cucunya itu ke pintu masuk sekolah.Di pintu masuk sekolah, Guru kelas Playgroup Harry, sudah menunggu untuk menerima Harry seperti biasanya."Pulang sekolah nanti, Nenek akan datang lagi, ikut menjemput kamu, oke!" kata Lisbeth mengelus kepala Harry dengan lembut."Iya Nek!" jawab Harry patuh."Cucu anda sangat pintar Nyonya, sangat mirip dengan putra anda!" sahut Guru Harry tersenyum ceria, memandang Lisbeth."Oh, tentu saja, dia cucuku yang paling pintar!" kata Lisbeth dengan bangga. Dia baru menyadari, telah memiliki cucu yang sangat pintar, dan tampan."Saya juga bisa menebak, kalau cucu anda sama seperti Papanya sewaktu kecil, pintar dan tampan!" kata Guru Harry itu lagi, seraya memandang ke arah Lucas, yang
Setelah acara resepsi selesai jam delapan malam, Adelia berganti pakaian dengan pakaian pesta mewah, yang di pilih oleh Ibunya. Sudah waktunya mereka akan pergi, menikmati hadiah bulan madu, yang di berikan Lucas kepada mereka. Di halaman lobby gedung aula Hotel, telah menunggu mobil pengantin, seperti apa yang di katakan Lucas tadi. Mobil mewah yang dihiasi dengan bunga mawar. "Bersenang-senang lah nak, ingat kalau pulang nanti, kamu sudah memberikan cucu kepadaku, ya?" ujar Adelia seraya memeluk Adelia dengan erat. "Aih, Mama ini! sudah punya cucu juga dari kak Lucas, tuh... bahkan sudah mau nambah satu lagi!" sahut Adelia cemberut. "Itu beda nak, maksud Mama anakmu, milikmu sendiri!" kata Lisbeth mengingat kan Adelia. Adelia diam saja, tidak menjawab perkataan Ibunya itu, dia malu untuk menjawabnya, yang menurutnya Mamanya itu terlalu terang-terangan membahas soal cucu. "Sudah ah, kami pergi dulu!" ujar Adelia. Sopir mobil mewah itu, dengan segera membuka daun pint
Adelia memeluk Daniel dengan erat, ia begitu senang sekali Daniel melamarnya, cara Daniel melamar seperti di novel romantis.Daniel dengan penuh keyakinan berlutut melamarnya, membuat Adelia jadi gemas pada Daniel.Sementara Daniel jadi tertawa dengan tindakan Adelia tersebut, menghamburkan tubuhnya dengan spontan, membuat mereka berdua sekarang berbaring di lantai, dengan posisi Daniel di bawah Adelia.Adelia berbaring di atas tubuh Daniel, memeluk Daniel dengan eratnya.Senyuman Adelia terus mengembang dengan bahagianya, berbaring di atas tubuh Daniel."Aku mau, jangan di tanya lagi, Ayo kita besok menikah!" ucap Adelia dengan bahagianya."Kita harus membuat persiapan dulu, baru kita melangsungkan pernikahan, aku ingin membuat pernikahan yang terbaik untukmu, sayang!" ujar Daniel tersenyum lebar."Apa? katakan sekali lagi!" sahut Adelia, mengangkat kepalanya memandang mata Daniel di bawahnya."Yang mana? aku ingin melangsungkan pernikahan yang terbaik untukmu!" ucap Daniel mengulang
Dua minggu berlalu.Hubungan Daniel dan Adelia, berjalan dengan baik, mereka terlihat sangat romantis.Tidak ada lagi pembullyan, Daniel menjadi Direktur yang sangat di segani, dan kinerjanya memuaskan Lucas.Hubungan Julia dengan Kakeknya, akhirnya menjadi lebih baik, dan Julia memaafkan Kakeknya.Pagi ini, Julia bangun pagi seperti biasanya, ia akan membantu pengasuh Harry untuk mempersiapkan Harry berangkat sekolah.Tapi, tiba-tiba Julia merasakan kepalanya sedikit pusing, dan perutnya terasa tidak nyaman.Julia menyingkirkan selimut dengan cepat, lalu turun dengan cepat dari tempat tidur, dan berlari ke kamar mandi."Sayang, kenapa?" tanya Lucas terkejut, melihat Julia yang tergesa-gesa ke kamar mandi.Julia tidak menjawab pertanyaan Lucas, ia menutup pintu kamar mandi dengan kencang.Melihat gelagat Julia yang terasa aneh, Lucas pun buru-buru turun dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi."Hoekk! hoekk!"Tampak Julia membungkuk di toilet, memuntahkan sesuatu dari mulutnya."
Makan malam akhirnya berjalan dengan sempurna, Daniel yang tadinya merasa canggung, bisa menyesuaikan dirinya dengan keluarga Adelia.Harry yang banyak pertanyaan, bisa di jawab Daniel dengan baik, dan semua orang, yang ada di ruang makan itu, selalu setuju dengan pertanyaan yang diajukan ponakan Adelia itu.Daniel merasa keponakan Adelia, sosok yang sangat berpengaruh di keluarga kekasihnya itu.la senyum-senyum lucu, melihat ponakan Adelia yang pintar dalam berbicara, sungguh anak yang menggemaskan."Paman, hati-hati naik motor ya, jangan terlalu kencang menyetirnya!" sahut Harry, saat mereka sudah selesai makan, dan saatnya Daniel akan permisi untuk pulang."Iya, terimakasih Harry!" ucap Daniel tersenyum hangat, mendengar perhatian putra Bosnya itu padanya."Papa, aku akan keluar sebentar, aku mau mengobrol sebentar dengan Daniel!" ujar Adelia, saat Daniel selesai pamit untuk pulang, pada ke dua calon mertuanya."Jangan terlalu larut pulangnya!" sahut Piter."Iya, Pa!" jawab Adelia
Malam harinya sebelum jam tujuh malam, Adelia sudah mulai berdandan dengan cantik.la sudah berpesan kepada Bibi koki, untuk memasak, masakan istimewa malam ini, karena ada tamu yang akan datang, untuk makan malam bersama keluarga Sylvester.Sementara Lucas sudah tahu, siapa yang akan datang malam ini, setelah adiknya itu mengatakan kepada orang tua mereka, kalau Adelia ingin memperkenalkan seseorang kepada orang tua mereka."Tante, kamu cantik sekali malam ini!" sahut Harry dengan nyaringnya, melihat Adelia berdandan tidak seperti biasanya.Wajah Adelia merona, mendengar suara ponakannya mengatakan kalau ia begitu cantik."Benarkah?" tanya Adelia, malu-malu kucing, seraya membenarkan letak helaian rambutnya."Iya! apakah paman hari ini mau datang melihat Tante?" tanya Harry dengan polosnya.Wajah Adelia semakin merona mendengar lagi, apa yang di katakan ponakannya itu.la heran dengan ponakannya itu, yang selalu bicara benar, dan tidak pernah salah.Harry menatap Adelia yang tampak m
Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa
Mata Daniel berkedip menatap wajah Adelia, yang terlihat ramah dengan senyuman manisnya.Ting!Lift terbuka, dengan senyuman yang masih merekah di bibirnya, Adelia menarik Daniel keluar dari dalam lift.Benar saja, sebuah mobil sedari tadi telah menunggu Daniel.Seorang pria berpakaian formal membuka pintu mobil, untuk Daniel dan Adelia.Dengan patuh Daniel masuk ke dalam mobil, dan duduk berdampingan dengan Adelia."Nona!" panggil Daniel."Iya, ada apa?" jawab Adelia."Maksudnya apa ini? saya tidak mengerti, kenapa saya di pindahkan, apakah karena saya melakukan kesalahan?" tanya Daniel mengungkapkan, perasaannya yang sedari tadi tidak tenang.Sepertinya Daniel tidak ingin membahas, tentang wanita yang di tendang Adelia tadi.Adelia memandang Daniel, ia pikir Daniel akan mengatakan sesuatu, tentang wanita yang mereka tinggalkan begitu saja di depan lift.Ternyata Daniel lebih fokus pada kepindahannya, dari pada membicarakan tentang mantan pacarnya itu."Oh, soal itu, aku meminta kak
Setelah melihat Julia dan Harry di antar sopir baru, yang di rekrut Lucas, barulah Lucas dan Adelia berangkat ke kantor.Hari ini pemindahan Daniel ke bagian pemasaran, salah satu mall Sylvester di kota mereka.Sesampainya di kantor, Adelia seperti biasa melakukan rutinitasnya terlebih dahulu, memeriksa berkas yang ada di mejanya.Setelah itu membawanya masuk ke dalam ruang kantor Lucas.Lalu membuat kopi seperti biasa, untuk Lucas.Barulah ia kemudian memberitahukan ke bagian HRD, tentang pemindahan Daniel.Daniel terdiam di tempatnya, saat staf HRD memberitahukan kepadanya, untuk bersiap pindah kantor."A..apa maksud anda, Nona?" tanya Daniel kepada staf HRD tersebut."Hari ini, kantor anda pindah ke mall Anggrek putih!" sahut wanita itu."Sa..salah saya apa? kenapa saya harus di pindahkan ke mall Anggrek?" tanya Daniel terperanjat.Otaknya kemudian berputar, memikirkan kesalahan apa kira-kira yang telah ia perbuat.Daniel sontak terlonjak dari tempat duduknya, ia ingat tadi malam m
Esok harinya.Seperti biasa selagi Lucas mandi, Julia membersihkan kamar mereka, membuka jendela balkon, supaya udara pagi masuk ke kamar.Lalu mengganti sprei dengan yang baru, karena telah mencium aroma yang mulai berbau lembab.Setelah itu mempersiapkan pakaian kerja Lucas, dan menunggu suaminya itu selesai mandi."Sayang, pagi ini aku juga akan pergi ke restoran lagi!" sahut Julia kepada Lucas, saat pria itu keluar dari kamar mandi."Kenapa jadi rutin pergi ke restoran? bukankah sudah ada Nona Tina, yang memantau segalanya?" tanya Lucas sembari mengelap rambutnya, yang basah dengan handuk."Restoran semakin ramai, perlu resep baru lagi, untuk di tambahkan ke buku menu!" ujar Julia.Tangannya meraih hairdryer, dan memberi isyarat dengan tangannya, agar Lucas duduk di depan meja rias.Masih mengenakan handuk, melilit pinggulnya, Lucas menuruti gerakan tangan istrinya itu.la dengan patuh duduk di depan meja rias, dan mulai merasakan tangan kecil istrinya itu, mengeringkan rambutnya