Lucas mengelus punggung Julia dengan lembut, dia bisa membayangkan, bagaimana Tante Julia tidak memberikan kasih sayang kepada Julia sedari kecil.Lima tahun lalu kejadian yang sangat mengerikan, dia mengabaikan permohonan minta tolong Julia, yang sangat memilukan, agar di lepaskan.Dia malah dengan brutal menarik dan mencium Julia, bagaikan pria bajingan yang sudah biasa tidur dengan seorang wanita.Lucas memejamkan matanya merasa bersalah, bayangan tubuh ringkih Julia yang ketakutan dan gemetar, sungguh membuat hatinya jadi semakin tidak karuan.Walau sekarang mereka sudah saling mencintai, tapi kalau memikirkan tindakannya waktu, itu perbuatan yang tidak bisa di maafkan.Setelah dia puas, dia malah memperlakukan Julia seperti sampah, dengan memberikannya cek agar pergi sejauh mungkin.Lucas semakin memejamkan matanya dengan erat, sekarang hatinya yang sakit.Betapa bajingannya dirinya.Julia memutar lehernya melihat Lucas yang memejamkan matanya, dia merasa heran melihat wajah Luca
Setelah selesai mereka berpakaian rapi, mereka pun turun ke bawah, karena sudah saatnya makan malam.Di ruang makan sudah menunggu Harry, duduk di kursinya dengan rapi.Senyuman Lucas merekah dengan lebar, melihat putra mereka ternyata sudah menunggu mereka sedari tadi."Kok lama sekali Pa, sudah telat lima menit, aku sudah lapar, ngapain saja sih Papa dan Mama di kamar?" tanya Harry galak dengan kening berkerut, memandang ke dua orang tuanya dengan tatapan tajam."Maaf nak, Papa dan Mama kelamaan turun!" ujar Lucas menghampiri Harry, lalu mendaratkan kecupannya di puncak kepala putranya tersebut."Aku mendengar kalian tertawa begitu kencang, seperti orang yang tidak tahu malu, mengabaikan putranya tanpa berniat mengajak untuk bercanda bersama!" kata Harry masih dengan kening berkerut dan nada yang galak.Julia dan Lucas terdiam di tempatnya, mereka tidak sadar, ternyata suara tawa mereka terdengar sampai keluar kamar."Aku mendengarnya saat hendak turun ke bawah!" ujar Harry dengan w
Esok harinya.Karena surat ijin mengemudi Julia belum keluar, pagi ini Lucas mengantar Harry terlebih dahulu ke sekolah, baru setelah itu mengantar Julia ke restoran JT milik Julia.Julia dan Tina sepakat memberi nama restoran mereka sesuai inisial nama depan mereka berdua."Nanti Mama yang jemput kamu pulang sekolah, oke?" ujar Julia kepada Harry, saat mereka mengantarkan Harry di lobby pintu masuk sekolah."Baik, Ma!" jawab Harry mengangguk."Masuklah!" sahut Lucas setelah mengecup puncak kepala putranya itu.Julia juga melakukan hal sama, mengecup puncak kepala Harry, dan setelah itu barulah Harry masuk.Mereka saling melambaikan tangan sembari tersenyum.Lucas kemudian mengantarkan Julia ke restoran Julia."Bagaimana kalau kami yang datang ke kantor untuk makan siang bersama denganmu?" tanya Julia sebelum turun dari dalam mobil.Wajah Lucas langsung berbinar mendengar apa yang dikatakan Julia, senyuman nya merekah dengan lebarnya."lya sayang, aku menunggu kalian untuk makan bersa
Tina membawa Julia masuk ke dalam restoran, dan langsung membawanya ke ruang kantor mereka."Kamu itu, selalu saja dapat masalah, siapa lagi yang menginginkan kamu celaka, aduh! bikin jantungan saja!" ujar Tina merepet, seraya menghempaskan bokongnya ke kursi."Aku tidak tahu!" jawab Julia menggelengkan kepalanya dengan suara tidak bersemangat."Ini lah resiko menikahi seorang miliarder, banyak yang tidak suka padamu, sehingga nekat ingin menyingkirkan mu!" kata Tina menghela nafas panjang."Pertemuan yang tidak pantas, mempertemukan kami, aku tidak menginginkan hal ini terjadi padaku!" kata Julia mengingat kisahnya yang tidak masuk akal.Dari lima tahun lalu, dan sampai sekarang, hidupnya terus saja dalam masalah."Kala itu aku merasa, diriku hanya seorang gadis yang tidak menarik sama sekali, aku sendiri heran, dia menerkamku seperti pria kesetanan, semakin aku menolak, semakin dia bersemangat menerkamku!" kata Julia lagi mengingat kisahnya, yang membuat hidup Lucas menjadi tidak te
Julia heran melihat arah jalan yang di tuju Edward, dia merasa kalau arah mobil menuju ke pinggiran kota."Kita mau kemana?" tanya Julia kepada Lucas, tangannya semakin erat mencengkram tangan suaminya itu."Nanti juga kamu akan tahu sayang!" ujar Lucas sembari mengelus tangan istrinya itu.Mobil kemudian memasuki sebuah gedung terbengkalai, dan terlihat begitu kumuh.Tapi begitu masuk, ternyata tidak begitu kumuh, dan di dalam terlihat begitu luas dan sepertinya, gedung terbengkalai itu tempat latihan.Sebuah ring terlihat di tengah ruangan yang luas itu.Edward memarkirkan mobilnya di sudut ruangan tersebut."Ini tempat apa sayang?" bisik Julia pada Lucas, saat mereka akan keluar dari mobil."Markas Edward!" bisik Lucas."Oh!" Julia tahu kalau Edward adalah asisten Lucas, dan juga sekaligus Bodyguard Lucas.Julia tidak menyangka ternyata Edward memiliki sebuah markas, khusus untuk para Bodyguard.Tadi Julia tidak memperhatikan, kalau di sudut ruangan yang luas itu ada beberapa lelak
Di sisi lain, di sebuah cafe.Adelia, adik Lucas sedang bersama sahabatnya, tengah melakukan pengintaian dari kemarin pada seseorang."Kamu yakin dia ada di jam segini datang kemari?" tanya Adelia pada sahabatnya itu."lya, pokoknya tunggu saja, kamu duduk saja di sini denganku!" jawab sahabat Adelia.Mereka memesan kopi dan camilan, sembari kembali mengobrol."Kenapa kamu begitu penasaran sekali ingin melihat pacar sepupu mu itu?" tanya sahabat Adelia."Mama ku terobsesi padanya, ingin menjodohkannya kepada Kakakku yang sudah memiliki istri, jadi aku di sini ingin mendapatkan bukti untuk Mamaku, kalau sepupuku itu sudah memiliki seorang kekasih!" jawab Adelia menjelaskan kepada sahabatnya itu."Oh!"Sahabat Adelia akhirnya mengerti akan maksud dari pengintaian Adelia.Tidak lama kemudian, benar juga apa yang di katakan sahabat Adelia, dari pintu masuk cafe, Adelia melihat Miranda masuk bersama dengan seorang pria.Dengan cepat Adelia mulai merekam Miranda, menggunakan kamera ponselny
Adelia melihat mobil yang membawa Miranda berhenti, dan setelah mobil terparkir dengan baik, pintu mobil pun terbuka.Kembali Adelia mengambil ponselnya, dan mulai merekam lagi, apa yang akan di lakukan ke dua orang itu.Lelaki gemuk itu pun keluar dari dalam mobil, lalu memutar ke pintu satu lagi, untuk membuka pintu mobil buat Miranda.Dengan tersenyum manis, Miranda menerima uluran tangan pria itu untuk membantunya turun dari mobil.Lelaki itu menutup pintu mobil, begitu Miranda sudah turun.Lalu pria itu mengecup bibir Miranda, dan kemudian merangkul pinggang Miranda.Setelah itu mereka berjalan menuju lift, tidak jauh dari mobil lelaki itu terparkir.Mereka masuk ke dalam lift yang sudah terbuka, dan kemudian lift tertutup setelah mereka masuk ke dalam lift.Adelia dengan cepat turun dari mobil, dan menyuruh Jennie untuk cepat turun juga.Adelia berlari menuju lift, dia harus melihat angka di tombol lift.Adelia melihat angka sebelas, berarti Miranda di bawa naik ke apartemen lan
Malam harinya di villa Lucas.Julia sedang memasak makan malam, karena permintaan Lucas, yang ingin makan masakan Julia.Julia memasak empat macam hidangan makan malam mereka, dua macam sayur, dan dua macam lauk.Makan malam sudah di letakkan di atas meja makan, dengan aroma yang sangat menggugah selera.Julia membuat susu hangat khusus untuk Harry, sementara mereka berdua dengan Lucas hanya air putih hangat biasa.Meletakkan gelas pada masing-masing di depan piring mereka bertiga."Mama, aku sudah lapar!" sahut Harry memasuki ruang makan bersama Lucas."Masakanmu wangi sekali sayang, aromanya sampai tercium ke kamar!" sahut Lucas dengan wajah berbinar.Lucas membantu Harry duduk ke kursinya, setelah itu, dia pun duduk di kursinya sendiri.Julia menyendok nasi, dan menaruhnya ke atas piring Lucas dan Harry, setelah itu barulah ke piringnya.Kemudian Julia mendekatkan sayur dan lauk ke depan Lucas.Setelah Lucas mengambil sayur dan lauk, barulah Julia mengambil lauk dan sayur untuk Har