Adelia melihat mobil yang membawa Miranda berhenti, dan setelah mobil terparkir dengan baik, pintu mobil pun terbuka.Kembali Adelia mengambil ponselnya, dan mulai merekam lagi, apa yang akan di lakukan ke dua orang itu.Lelaki gemuk itu pun keluar dari dalam mobil, lalu memutar ke pintu satu lagi, untuk membuka pintu mobil buat Miranda.Dengan tersenyum manis, Miranda menerima uluran tangan pria itu untuk membantunya turun dari mobil.Lelaki itu menutup pintu mobil, begitu Miranda sudah turun.Lalu pria itu mengecup bibir Miranda, dan kemudian merangkul pinggang Miranda.Setelah itu mereka berjalan menuju lift, tidak jauh dari mobil lelaki itu terparkir.Mereka masuk ke dalam lift yang sudah terbuka, dan kemudian lift tertutup setelah mereka masuk ke dalam lift.Adelia dengan cepat turun dari mobil, dan menyuruh Jennie untuk cepat turun juga.Adelia berlari menuju lift, dia harus melihat angka di tombol lift.Adelia melihat angka sebelas, berarti Miranda di bawa naik ke apartemen lan
Malam harinya di villa Lucas.Julia sedang memasak makan malam, karena permintaan Lucas, yang ingin makan masakan Julia.Julia memasak empat macam hidangan makan malam mereka, dua macam sayur, dan dua macam lauk.Makan malam sudah di letakkan di atas meja makan, dengan aroma yang sangat menggugah selera.Julia membuat susu hangat khusus untuk Harry, sementara mereka berdua dengan Lucas hanya air putih hangat biasa.Meletakkan gelas pada masing-masing di depan piring mereka bertiga."Mama, aku sudah lapar!" sahut Harry memasuki ruang makan bersama Lucas."Masakanmu wangi sekali sayang, aromanya sampai tercium ke kamar!" sahut Lucas dengan wajah berbinar.Lucas membantu Harry duduk ke kursinya, setelah itu, dia pun duduk di kursinya sendiri.Julia menyendok nasi, dan menaruhnya ke atas piring Lucas dan Harry, setelah itu barulah ke piringnya.Kemudian Julia mendekatkan sayur dan lauk ke depan Lucas.Setelah Lucas mengambil sayur dan lauk, barulah Julia mengambil lauk dan sayur untuk Har
Lucas merangkul pinggang Julia, setelah pintu kamar putra mereka di tutup Julia.Membawa istrinya itu ke kamar mereka."Bagaimana hasil penyelidikannya?" tanya Julia begitu mereka masuk ke dalam kamar.Lucas menutup pintu kamar mereka, lalu membawa istrinya itu naik ke atas tempat tidur, setelah lampu kamar di matikan.Kemudian Lucas menarik istrinya itu ke dalam dekapannya, dan kemudian menarik selimut."Mereka sudah menangkap bos mereka, dan ternyata bos mereka, di bayar orang lain untuk menangkapmu sayang!" kata Lucas mulai menjelaskan."Jadi...?""Mereka mempunyai jaringan yang begitu tertutup, agar tidak ketahuan siapa dalang yang memerintahkan mereka sebenarnya, mereka mempunyai koneksi yang bisa tidak terselidiki, tapi untung saja rekan-rekan Edward bisa mendapatkan informasi mengenai siapa yang memerintahkan mereka!""Siapa?" tanya Julia penasaran."Dia seorang wanita, dan di katakan bos berandalan itu, biasanya wanita itu berada di salon Beauty Skin pada jam sepuluh pagi untu
Lucas menggenggam tangan Julia menuju salon yang akan mereka tuju, mengikuti langkah Edward di depan mereka.Dan beberapa Bodyguard Lucas lainnya, yang Julia tidak tahu munculnya dari mana, mengikuti mereka dari belakang.Edward membuka pintu salon, dan langsung mencari wanita yang mereka cari.Wanita itu tampak duduk di depan cermin, dan rambutnya sedang di creambath oleh pelayan salon."Nona Nita!" panggil Edward mendekati wanita yang sedang di layani creambath tersebut."Ya!" jawab wanita itu, lalu menoleh melihat ke arah Edward.Sesaat tatapannya terlihat bingung melihat Edward, dan kemudian memandang ke arah Lucas dan Julia.Tapi detik berikutnya, dia langsung melompat berdiri setelah melihat Lucas dan Julia."Ada apa? kenapa anda tahu nama saya?" tanyanya terlihat mulai panik."Kenapa anda terlihat panik begitu melihat Nyonya ini?" tanya Edward menunjuk Julia."A..apa? ti..tidak, saya tidak panik, saya hanya heran saja, kenapa anda semua menghampiri saya?" tanya wanita itu menco
Lucas memerintahkan Edward untuk membawa wanita itu bersama dengan mereka, setelah wanita itu selesai creambath.Mereka pun bergerak ke tempat lokasi pertemuan wanita itu dengan Miranda.Lucas menghubungi Adelia, agar adiknya itu menghubungi keluarga Miranda, dan menyuruhnya untuk datang Mansion Sylvester.Kali ini Lucas harus lebih keras lagi menegur Ibunya, dan keluarga sepupunya.Dia tidak bisa membiarkan mereka mencelakai istrinya, ini sudah di luar batas, tindakan sepupunya itu sudah tidak wajar lagi.Dengan petunjuk wanita itu, mobil menuju lokasi tempat untuk bertemu dengan Miranda.Ternyata mereka menuju sebuah Bar."Apakah benar di sini tempat kalian bertemu?" tanya Lucas tidak percaya."Iya Tuan, Miranda pelanggan tetap di sini, jadi kapanpun dia datang tidak masalah, kami pertama bertemu juga di sini!" sahut wanita itu dengan nada takut."Baiklah, kita tunggu di sini saja dulu sebelum dia datang!" sahut Lucas kepada Edward."Baik Tuan!"Edward memarkirkan mobil mereka di pi
Miranda tidak bisa menjawab pertanyaan pria tambun itu, lututnya sudah gemetar begitu gugupnya.Dia tidak menduga, ternyata dia di jebak oleh wanita bayaran yang di perintahkannya untuk menculik Julia.Habislah sudah! dia sudah menggali kuburannya sendiri.Lucas mengetahui rencana yang sudah di susunnya sedemikian rapi, akhirnya ketahuan juga."Ada apa ini sayang? siapa mereka?" tanya pria tambun itu kepada Miranda."Diam! jangan lagi bicara!" kata Miranda marah, lututnya semakin gemetar ketakutan."Ternyata rencana penculikan itu, semuanya rencana jahatmu, ingin menyingkirkan istriku!" kata Lucas dengan nada yang tajam, memandang Miranda dengan begitu dinginnya."Lucas..bukan aku, kamu salah sangka padaku...dengar!" Miranda dengan suara yang bergetar karena gugup dan takut, mencobaOOL menjelaskan kepada Lucas."Bawa dia!" sahut Lucas kepada para Bodyguardnya menunjuk Miranda."Tidak! Lucas, bukan aku..bukan aku!" jerit Miranda begitu tangannya di tarik oleh Bodyguard Lucas."Hei! lep
lucas memandang tajam ke arah Miranda yang berlutut, wajahnya sudah menggelap karena amarah.Dia menunggu Miranda menjelaskan apa yang telah di lakukannya pada Julia, kepada semua orang yang berkumpul di ruangan tersebut."Tunggu dulu! ada apa ini semua, Miranda adalah kekasihku, aku berhak tahu apa sebenarnya yang telah dia lakukan, dan kalian ini siapanya Miranda!" sahut pria tambun yang terlihat kebingungan dengan situasi yang dia lihat.Apa lagi melihat Miranda yang berlutut minta maaf, pria itu merasa tidak terima.Mendengar pria itu menyebutkan bahwa dia kekasih Miranda, sontak saja semua orang yang berada dalam ruangan itu terkejut bukan main.Dina, Ibu Miranda hampir saja jatuh terduduk saking terkejutnya.Lisbeth membeku di tempatnya, telinganya seperti salah mendengar, apa yang di katakan pria yang hampir seumuran dengan Ayah Miranda sendiri."Tutup mulut mu! jangan bicara apapun!" teriak Miranda semakin pucat mendengar apa yang di katakan pria itu.Tubuh Miranda semakin gem
Lisbeth diam tidak bisa menjawab pertanyaan Lucas, dia masih membeku di tempatnya.Suasana ruang utama terlihat begitu menegangkan, dan bagaikan terkena bom waktu.Dan, terutama dengan Lisbeth, sekarang menjadi sorotan semua mata memandangnya dengan terkejut."Apa lagi yang telah kamu lakukan!" sahut Piter kepada istrinya, dia tidak menyangka istrinya bisa sampai berbuat begitu jauh ingin menyingkirkan istri putra mereka sendiri."Aku tidak melakukan apapun!" sahut Lisbeth, akhirnya dia pun bisa mengeluarkan suara."Tan..te, bukankah kamu yang sudah menyuruhku untuk menyingkirkan istri Lucas, Tante katakan, kalau Tante sangat membenci perempuan itu, Tante hanya menginginkan aku menjadi menantu keluarga Sylvester!" sahut Miranda dengan suara kencang."Itu tidak benar!" teriak Lisbeth dengan histeris."Itu benar! Tante jangan berbohong!" Miranda tidak mau kalah, menjerit dengan kencang juga."Mulai sekarang, aku ingin Mama di kurung di kamar, tidak di perbolehkan keluar, sebelum introsp