Sebuah pengumuman langsung di sampaikan oleh kiayi Musthofa. Di mana ia meminta pada seluruh santri dan santriwati untuk bergegas ke hutan mencari keberadaan dari Khadijah. Tentu ini adalah waktu yang tepat untuk mencari Khadijah. Mengingat kedua penjahat itu masih belum jauh membawa Khadijah ke hutan. Beberapa santri segera membuat grup untuk mencari Khadijah. Mereka harus membentuk grup untuk memudahkan dalam pencarian Khadijah. Mereka sadar, jika tidak dengan cara itu. Maka kecil kemungkinan bagi Khadijah untuk bisa di temukan. Sehingga mereka pun membentuk kelompok untuk bisa menemukan Khadijah. Beberapa kelompok sudah terbentuk, mereka pun segera meminta arahan dari Gus Fiment untuk mencari keberadaan dari Khadijah. Tentu Gus Fiment lebih tahu keberadaan dari Khadijah. Sekali pun, dia juga tidak tahu lokasi tepatnya. Tetapi Gus Fiment tahu arah dari mobil yang membawa Khadijah. "Kami siap mencari keberadaan dari Ustadzah Khadijah. Jika berkenan, Gus Fiment mungkin bisa memberi
Gus Fatur terlihat panik saat masuk ke dalam ruang perawatan dari kiayi Musthofa. Wajahnya tiba-tiba panik melihat kondisi dari kiayi Musthofa yang terbaring lemas di atas ranjang perawatan. Gus Fatur seolah iba dengan apa yang terjadi pada kiayi Musthofa. "Apa yang terjadi pada Abi? tanya Gus Fatur dengan raut wajah bersedih. "Mbah tadi kaget. Saat Paman Firman mengatakan jika Bibi Khadijah di culik," jawab Fatimah dengan raut wajah sedih. "Apa! Khadijah di culik. Siapa yang melakukan itu semua?" Gus Fatur semakin terlihat panik. "Tidak tahu Abi. Jika kita tahu, sudah pasti kita akan mendatanginya. Bibi di bawa oleh dua orang penjahat ke arah hutan lindung. Entah apa motif dari mereka berdua. Sehingga tega melakukan semua itu pada Bibi," ucap Fatimah semakin bersedih. "Astaghfirullah, semoga Khadijah baik-baik saja. Abi berharap tidak akan ada hal buruk yang akan datang pada Khadijah. Semoga Allah selalu melindungi Khadijah," ucap Gus Fatur dengan raut wajah kaget. Kiayi Mustho
Di gerakkan oleh salah seorang pengajar perempuan bernama Gadis. Dia pun mengajak seluruh santri yang ada di pondok pesantren untuk berdoa akan keselamatan pada Khadijah. Beberapa surat di Al-Qur'an pun di baca oleh santri secara bersamaan di lapangan pondok pesantren.Beberapa santri langsung antusias berdatangan ke lapangan untuk melakukan acara doa bersama. Begitu juga para pengajar yang tinggal di sekitar pondok pesantren. Mereka juga turun begitu gembira untuk melakukan doa bersama dalam keselamatan dari Khadijah. Mereka berharap Khadijah akan segera di temukan. Terhindar dari banyak hal buruk yang mungkin akan terjadi pada dirinya.Di saat semua orang di pondok mulai datang ke lapangan. Hal berbeda justru terjadi pada Umi Salamah. Dia sama sekali tidak mau untuk datang ke lapangan. Umi Salamah yang merasa Khadijah adalah orang yang selalu menghalangi Umi Salamah dalam mendapatkan Gus Fiment. Merasa tidak harus untuk ikut dalam acara tersebut. Apalagi Umi Salamah justru senang de
Gus Fiment nampak begitu berani saat sudah berada di pintu masuk hutan lindung. Tidak ada rasa takut yang datang pada dirinya. Berbekal lampu senter di tangan kanannya. Gus Fiment dengan mengucapkan bismillah, mulai masuk ke dalam kawasan hutan lindung.Sebaliknya, Dini justru mulai ragu untuk masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Apalagi saat Dini mendengar suara tangisan seorang perempuan. Secara tiba-tiba buku kuduk Dini berdiri. Suara itu semakin jelas terdengar oleh Dini. Itu cukup membuat Dini ketakutan, mengingat suara tangisan itu terdengar semakin nyaring di telinganya.Melihat Dini yang ketakutan, Gus Fiment pun langsung menggoda Dini. Dia sengaja membuat Dini sedikit kesal, sehingga Dini akan segera bergabung dengan dirinya untuk masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Membuang semua rasa takut yang ada di dalam pikirannya saat ini."Kamu takut?" tanya Gus Fiment.Dini terdiam dengan wajah penuh ketakutan."Saya sudah bilang. Kamu tidak mungkin berani untuk masuk ke area huta
Sampai di depan kantor polisi, Gus Fatur hanya terdiam menatap tulisan besar yang ada di gapura. Dia tersenyum kecil, menyiratkan akan dirinya yang tidak akan melakukan apa yang sudah di amanahkan pada dirinya. Gus Fatur terlihat tidak begitu baik dalam menyampaikan pesan yang sudah di sampaikan oleh kiayi Musthofa.Seorang anggota polisi yang mengenal Gus Fatur, datang menghampiri Gus Fatur. Dia terlihat begitu ramah pada Gus Fatur. Mengajak Gus Fatur untuk berbincang sejenak."Assalamualaikum Gus. Ada yang bisa saya bantu," sapa anggota polisi tersebut."Wallaikumsallam. Tidak ada Pak. Saya hanya sedang beristirahat saja. Sembari melihat gapura Polsek yang semakin terlihat cantik. Sudah sejahtera semua yah sekarang," ujar Gus Fatur dengan wajah sedikit tersenyum.Anggota polisi itu pun langsung tertawa dengan sedikit gurau yang di lakukan oleh Gus Fatur pada dirinya. Sehingga Gus Fatur pun semakin santai mengobrol dengan anggota polisi tersebut."Oh iya. Kalau melaporkan orang hilan
Semalaman mencari keberadaan dari Khadijah. Namun tidak satu grup pun yang menemukan keberadaan dari Khadijah. Ada rasa khawatir yang di rasakan oleh setiap grup. Di mana mereka mulai merasa letih dengan kenyataan yang ada. Khadijah tidak urung di temukan. Padahal segala upaya sudah di kerahkan untuk mendapatkan informasi dari Khadijah.Fachri bersama dengan 6 temannya terlihat sudah begitu lelah. Belum lagi rasa ngantuk yang ada. Rasanya pencarian ini cukup menyiksa bagi dirinya. Tetapi ia tidak ingin menyerah. Sebelum ia akan mendapatkan keberadaan dari Khadijah. Mengingat Khadijah adalah salah satu orang yang berharga bagi seorang Fachri.Salah satu santri sudah mulai tidak mampu lagi berjalan. Dia mengatakan, jika dirinya mungkin saja akan menunggu di sini. Sementara yang lainnya akan melanjutkan perjalanan menuju hutan. Rasanya sudah tidak ada lagi kekuatan yang ada di tubuhnya. Semuanya sudah terkuras oleh rasa lelah dan letih."Jika kalian semua ingin melanjutkan pencarian. Kal
Dini masih terlihat lelap tertidur di sebuah daun besar yang di jadikan alas. Sesekali tangan kanannya menepuk bagian tubuhnya yang di gigit oleh nyamuk besar. Bagaimana perlawanan yang di lakukan oleh Dini pada nyamuk nakal yang berusaha mendapatkan darah segar miliknya. Dini pun terlihat begitu pulas, walaupun terkadang tangan kanannya menepuk nyamuk yang hinggap di tubuhnya.Melihat Dini tertidur, Gus Fiment semakin merasakan sosok almarhumah istrinya berada dalam diri Dini. Tidak heran, Gus Fiment pun merasakan perasaan yang cukup berbeda saat menatap wajah Dini. Apalagi tidak banyak kenangan yang bisa di rasakan oleh Gus Fiment dengan almarhumah istrinya terdahulu. Sehingga melihat Dini seperti ini, menjadi kesan tersendiri bagi Gus Fiment."Semakin di perhatikan, Dini semakin terlihat seperti mantan istri ku. Apalagi saat dia tertidur seperti ini. Rasanya dia semakin terlihat mirip," ucap Gus Fiment sembari tersenyum.Gus Fiment yang menatap Dini terlalu tajam. Perlahan mulai sa
Kembali ke ruang perawatan dari kiayi Musthofa. Gus Fatur menunjukkan ekspresi wajah cemas. Ekspresi itu sengaja di buat Gus Fatur untuk menciptakan situasi klise bagi semuanya. Di mana Gus Fatur siap mengatakan pada kiayi Musthofa akan dirinya yang sudah melaporkan kehilangan dari Khadijah pada pihak berwajib. Padahal semua itu adalah kebohongan yang di buat oleh Gus Fatur.Setibanya di ruang perawatan dari kiayi Musthofa. Gus Fatur yang mempertahankan wajah sedih. Berusaha menenangkan semuanya dengan sebuah cerita karangan yang sempurna. Wajahnya terlihat begitu panik, menunjukkan bagaimana ia khawatir dengan kondisi dari Khadijah."Assalamualaikum Abi," ucap Gus Fatur masuk ke dalam ruang perawatan."Wallaikumsallam," jawab Fatimah dan kiayi Musthofa."Bagaimana Fatur? Apa kamu sudah melaporkan pada pihak berwajib?" Tanya kiayi Musthofa dengan penuh harap."Sudah Bi. Tapi menurut mereka, seorang tidak bisa dinyatakan hilang. Sebelum 2 X 24 jam. Jadi belum bisa di lakukan upaya apap
Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang
Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai
Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali
Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia
Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi
Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha
Masih bingung dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh Fachri. Dini tentu tidak ingin tetap dalam rasa penasaran yang begitu besar. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Fachri terlihat begitu dingin pada dirinya. Ini sama sekali tidak sama seperti biasanya. Itu yang membuat Dini ingin tahu akan hal tersebut. Dini harus bisa menemukan jawaban dari segala persoalan yang sedang ada dalam diri Fachri.Dini mendatangi Fatimah. Orang yang mungkin bisa dia temui untuk mendapatkan segala informasi seputar pondok pesantren. Dini pun mengajak Fatimah untuk bertemu di taman. Di mana Dini sudah tidak sabar untuk tahu penyebab dari perubahan sikap dari seorang Fachri yang begitu drastis. Ini menjadi tanda tanya besar yang datang dari dalam diri seorang Dini. Sehingga ia harus tahu jawaban yang pasti dari seorang Fachri. Sikap Fachri yang tiba-tiba berubah drastis begitu saja. Tentu ada penyebab yang membuat dia menjadi dingin pada seorang Dini.Fatimah datang lebih dulu di taman. Sebelum
Sebelum keberangkatan ke Mesir. Fachri meminta bertemu terlebih dahulu dengan Gus Fatur. Tentu pertemuan dengan Gus Fatur akan menjadi sebuah pertemuan yang cukup di nanti oleh Fachri. Mengingat pertemuan dirinya tersebut akan menjadi pertemuan sekaligus meminta izin pada Gus Fatur. Bagaimana pun juga, Fachri berharap doa dari seorang Gus Fatur dalam perjalanan menuju Mesir. Mendapatkan banyak doa semakin baik di dapat oleh Fachri.Tidak hanya Fachri saja yang datang ke penjara untuk bertemu dengan Gus Fatur. Gus Fiment dan beberapa anggota keluarga lainnya, juga tertarik datang ke penjara untuk menjenguk Gus Fatur. Mereka ingin memberikan sedikit motivasi pada Gus Fatur yang saat ini dalam posisi tertekan.Khadijah yang sedikit kecewa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Merasa apa yang telah di lakukan oleh Gus Fatur sedikit berlebihan. Mungkin ini akan sedikit lebih baik ketika Khadijah mulai merasa bisa memaafkan Gus Fatur. Sekali pun itu adalah hal yang sangat sulit d
Sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan yang tertunda. Fachri akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk pergi kembali ke Mesir dalam melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda. Terlihat bagaimana raut wajah sedih masih menyelimuti seorang Fachri. Bagaimana pun juga, dia masih merasa begitu bersedih dengan kenyataan pahit yang harus di terima oleh dirinya akan perasaan dari Dini. Fachri menghampiri Gus Fiment, dia segera mengatakan pada Gus Fiment untuk tiket ke Mesir yang sudah di janjikan. Tiket yang bisa di pakai oleh Fachri kapan saja. Gus Fiment terhentak dengan permintaan dari Fachri tersebut. Dia penasaran dengan alasan dari Fachri yang akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk kembali ke Mesir. Mengingat Fachri yang selama ini menolak untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sudah di jalaninya tersebut. "Ada angin apa, kenapa kamu menerima tawaran untuk kembali ke Mesir. Kamu tidak bercanda, bukan?" Tanya Gus Fiment dengan raut wajah kurang ya