Halo~ Terima kasih atas jawaban yang diberikan melalui DM @vitafajar__ Nanti aku akan hubungi lebih lanjut untuk memproses hadiah spesial yang sudah kusiapkan ❤️ Sedikit bocoran, kita sudah ada di beberapa part sebelum ending!!! Semoga kalian bisa bertahan sampai akhir, yaa~
Setelah memberitahu Vania dan juga Edmund mengenai jenis kelamin anak pertama mereka, keduanya langsung melakukan sambungan telepon dengan Cedric dan memberikan kabar bahagia itu padanya. Respon yang diberikan oleh Cedric tentu saja sesuai dugaan, pria itu sangat bahagia karena akhirnya bisa mendapatkan cucu pertama laki-laki dari Putri kesayangannya. "Tapi, sebenarnya mau laki-laki ataupun perempuan, papa akan menerima dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Hal terpenting untuk papa adalah kesehatan Anna dan juga bayi kalian." Anna menolehkan kepala, menatap Eric dengan penuh sukacita. Dia merasa sangat bahagia sampai tidak bisa untuk dideskripsikan. Anna merasa sangat bingung, kebaikan apa yang telah dia lakukan hingga Tuhan memberikannya kebahagiaan yang sangat banyak? "Anna, apa ada hal yang perlu kalian siapkan?" "Ada, hari ini kami akan mulai berbelanja." "Bagus!" Cedric segera mengambil ponsel kemudian mengetikkan sesuatu di layar ponselnya. Setelah itu dia kembali mengan
Anna menatap sang suami dengan perasaan tidak enak, dia tersenyum kemudian menjawab, "Sebenarnya aku sudah beberapa kali merasakan hal seperti ini. Dua hari lalu saat kamu sedang berada di kantor, aku hanya sendirian di rumah dan tidak bisa keluar kamar untuk meminta bantuan. Aku langsung mengambil ponsel dan menghubungi dokter kandungan. Dokter berkata bahwa jika kontraksi ini berlangsung sesekali, maka tidak perlu dikhawatirkan. Jadi, karena itulah aku tidak bicara denganmu."Mendengar penjelasan dari istrinya, seketika membuat Eric merasa kesal. Seharusnya dia menjadi suami yang siaga, menjaga Anna di masa-masa istrinya itu akan melahirkan. Namun, Eric malah pergi ke perusahaan dan meninggalkan Anna sendirian di rumah. Akhirnya saat itu juga Eric memutuskan bahwa mulai besok dia akan bekerja dari rumah saja. Eric tidak mau lagi terlewat ketika sang istri sedang merasa kesakitan. "Maafkan aku tidak ada di sisimu ketika kamu sedang kesakitan seperti tadi. Aku berjanji, mulai besok
Anna dan Eric duduk di dalam mobil, suasana di dalam mobil tegang namun penuh dengan kekuatan dan cinta. Anna merasakan kontraksi yang semakin intens, membuatnya merasa cemas dan tegang. Eric, yang duduk di sampingnya, memegang erat tangan Anna dengan penuh perhatian dan dukungan."Kuatkan dirimu, Sayang. Kita hampir sampai," ucap Eric dengan suara lembut, mencoba memberikan dukungan pada Anna.Anna menatap wajah Eric, dia hanya tersenyum lemah dan mengangguk pelan. Rasa sakit itu semakin terasa tetapi juga nikmat sebab dalam hatinya penuh rasa bahagia.Eric memeluk tubuh Anna semakin erat, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi kekhawatiran dan kepedihan saat melihat Anna mengalami kontraksi yang intens di tengah perjalanan menuju rumah sakit. Dia merasa tidak tega melihat istrinya dalam rasa sakit yang begitu kuat, bahkan Eric sampai mengeluarkan air mata, namun dia juga merasa tegar dan siap memberikan dukungan sebanyak mungkin.Saat ras
Anna dan Eric duduk di ruang rawat rumah sakit, wajah mereka dipenuhi dengan campuran antara kelelahan dan kebahagiaan setelah proses persalinan yang melelahkan. Mereka menatap dengan penuh cinta dan antisipasi ke pintu ruangan yang akan membawa bayi laki-laki mereka."Eric, dimana bayi kita? Kenapa mereka belum juga membawanya?" Anna bertanya dengan cemas, dia begitu tidak sabar untuk melihat bayi Eric menatap sang istri dengan penuh cinta, dia memegang tangan Anna kemudian berkata, "Sabar, ya, Sayang. Sebentar lagi mereka akan membawanya." Tepat pada saat itu, pintu terbuka, perawat membawa bayi laki-laki mereka yang baru lahir. Bayi itu terbaring dengan tenang di dalam selimut kecil, wajahnya penuh dengan kepolosan dan keajaiban kehidupan yang baru dimulai. Anna dan Eric saling bertatapan dengan mata penuh cinta dan kebahagiaan, merasa begitu bersyukur dan bahagia dengan kehadiran si kecil."Tuan, Nyonya, ini adalah bayi kalian," ucap perawat. Perawat dengan lembut menyerahkan b
Orang tua Eric dan Anna terdiam sejenak, terpesona dengan keindahan dan makna dari nama yang dipilih oleh Eric dan Anna untuk cucu laki-laki mereka. Mereka saling bertatapan dengan penuh kekaguman, merasakan kehangatan dan kebahagiaan atas keputusan yang diambil oleh anak-anak mereka."Istilah 'Ethan' memiliki arti kekuatan, 'Delwyn' artinya teman yang adil, dan 'Shailendra' merupakan raja gunung. Nama itu begitu indah dan penuh makna, kami merasa begitu bangga dengan pilihan kalian," kata Vania dengan suara penuh haru dan kebahagiaan.Edmund tersenyum lebar, merasa begitu bersyukur dan bahagia atas kehadiran cucu laki-laki mereka yang membawa kebahagiaan baru dalam keluarga.Orang tua Eric dan Anna merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang tak tergantikan di antara mereka. Mereka saling berbagi senyuman dan kebahagiaan, merasakan kekuatan cinta dan kebersamaan dalam keluarga mereka.Dalam momen yang penuh kehangatan ini, mereka
Masih dengan posisi Anna duduk di samping Eric di dalam mobil, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi kekhawatiran. Anna tentu tidak bisa menyembunyikan perasaannya di depan suaminya. "Anna, ada apa?" Eric bertanya dengan lembut. Anna terdiam beberapa saat dengan kedua tangan yang saling bertaut, "Eric, aku takut dengan respon orang tua kita. Ethan masih terlalu kecil untuk memiliki adik. Aku khawatir mereka tidak menerima anak yang sedang ku kandung ini." "Anna, aku tahu kamu khawatir tentang bagaimana orang tua kita merespon kabar kehamilan ini," ucap Eric dengan suara lembut dan penuh perhatian. Dia memandang Anna dengan penuh kasih sayang, mencoba untuk menguatkan dan mendukungnya di tengah kekhawatiran yang dirasakan oleh Anna.Anna merespon dengan tatapan yang penuh dengan kekhawatiran dan kecemasan. Dia mengungkapkan rasa takutnya akan reaksi orang tua mereka, khawatir akan kekecewaan atau ketidaksetujuan yang mungkin terjadi. Eric meraih tangan Anna dengan lembut, memberikan keh
Anna dan Eric duduk di ruang keluarga dengan putra laki-laki mereka, Ethan, yang berusia kurang dari dua tahun bermain di dekat mereka. Mereka merasa tegang namun penuh dengan kehangatan dan kebahagiaan saat mereka bersiap untuk memberitahu Ethan tentang kabar kehamilan Anna, adik Ethan yang akan segera datang."Ethan sayang, ada kabar baik yang ingin Mama dan Papa bagikan padamu. Mama sedang hamil, dan kamu akan memiliki adik kecil yang akan segera datang," ucap Anna dengan suara lembut dan penuh kasih sayang. Ethan menatap dengan mata penuh keingintahuan, mencoba untuk memahami kabar yang disampaikan oleh orang tuanya.Eric memeluk Ethan dengan penuh kelembutan, mencoba untuk menjelaskan kabar tersebut dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh anak kecil itu. Mereka berdua merasakan kehangatan dan kebahagiaan dalam momen yang penuh keajaiban ini, siap untuk menyambut kehadiran adik kecil yang akan segera datang.Ethan, dengan polosnya, merespon dengan senyuman dan riang. Dia merasa se
Eric segera menghampiri sang istri dan melihat istrinya itu kembali tanpa ada putra mereka yang mengekor di belakangnya. Saat itu juga dia merasa paham tanpa Anna harus menjelaskan. "Ethan di mana? Kenapa kamu kembali sendirian?" Meski sudah tahu, Eric tetap saja bertanya. Dia merasa perlu untuk mendengar penjelasan dari Anna untuk bisa mengetahui di mana keberadaan putra mereka.Anna menangis sesenggukan, dia menjelaskan meski dengan terbata-bata, "Aku tadi ... membawanya masuk ke dalam toilet wanita, tapi ketika kami akan kembali, tiba-tiba dia melepaskan genggaman tanganku, dia langsung berlari pergi menjauhiku. Di saat itu aku kehilangan jejaknya. Eric, bagaimana ini? Aku ibu yang tidak becus menjaga anak. Aku ibu yang jahat—"Eric langsung menarik Anna ke dalam pelukannya, dia mengusap punggung istrinya itu dengan hangat, "Sayang, kamu bukan ibu yang jahat. Tidak apa-apa. Aku mengerti. Kita cari Ethan bersama-sama. Dia pasti tidak pergi jauh dari sini." Eric melepaskan pelukanny