Share

Chapter 44

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Apa?” Saka kehilangan kata-kata. Mendadak ngeblank sesaat. ‘Buka jas kamu.’ Adalah kata-kata yang ambigu bagi Saka. Pikirannya sebagai laki-laki sudah mengelana jauh.

“Nanti jas kamu kotor. Di sana juga rada bau. Gelung juga kemeja kamu.” Karina membuka tasnya. Mengambil dompet kemudian diselipkannya di ketiak. Begitu saja tanpa takut jatuh.

Ternyata hanya pikiran Saka yang kotor. Saka menggeleng pelan. Ia melepaskan jasnya. Kemudian ia merasa tangan mungil Karina menarik tangannya. Karina menggelung lengan kemejanya sampai sebatas siku.

“Sudah.”

Karina lebih dulu turun dari mobil. Saka mengikuti Karina dari belakang. Mereka mulai memasuki pasar yang masih ramai. Ada banyak pedagang sayur yang baru berjualan. Karina berhenti.

“Ke sini.” Karina sedikit menarik kemeja Saka. “Jalan di samping. Supaya gak hilang.”

Saka berdecak pelan. Memangnya dirinya anak kecil.

Entah apa yang dicari Karina. Wanita itu melewati pedagang daging. “Aku tidak tahu harus beli apa.”

“Beli semuanya sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 45

    Karina menahan tawanya. Ia terdiam—menahan dirinya agar tidak tertawa di depan Saka. “Jangan menahannya. Tertawa saja jika ingin tertawa.” Saka berdecak pelan. Melihat wajah Karina yang menahan tawa malah membuatnya kesal. Karina tertawa puas. Sampai perutnya terasa nyeri. Pokoknya Saka datang ke pasar adalah hal terkocak selama hidupnya. Apalagi wajah Saka yang terlihat sangat tertekan selama di Pasar. “HAI ABANG. IJINKAN AKU MENYANYIKAN SATU LAGU UNTUK ABANG GANTENG.” Tiba-tiba seorang yang membawa spiker dan mic mendatangi mereka. karena jumlahnya ada tiga, Saka dan Karina terjebak tidak bisa kabur. Mereka mencegat Karina dan Saka. Sehingga mereka berdua ada di dalam lingkaran. “RUNGKAT….ENTEK-ENTEKAN KELANGAN KOWE SENG PALING TAK SAYANG.” Jangan berharap jika mereka adalah biduan asli. Mereka merupakan jadi-jadian. Laki-laki yang berpakaian dan berias seperti wanita. Mereka berjoget dan bernyanyi dengan percaya diri. Nyanyian mereka memang tidak bagus namun sangat menghibur.

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 46

    Pintu terbuka. Teriakan seorang wanita langsung menggelegar. Aroma alkohol menguar begitu pekat. Sebuah tarikan dirambut membuat Karina terpaksa mendongak. “Kemana saja kamu?! Jual diri?!” Rita menarik rambut kuat rambut Karina. “Lepaskan, Ma!” Karina berusaha melepaskan tangan Rita yang mencengkram rambutnya. Karina sugnguh terkejut. Ia kira ibunya akan kembali beberapa tahun lagi. Katanya kalau jadi TKI itu bahkan bisa berpuluh tahun. “Seharusnya kujual dari dulu.” Rita terbahak-bahak. Wanita yang berstatus ibu itu terlihat sangat kacau. Seperti seorang tunawisma yang terlunta di jalanan selama berbulan-bulan. Bukan hanya bau alkohol. “Lepas.” Saka mencekal tangan Rita dan menariknya agar terlepas dari rambut Karina. “Siapa kamu ikut campur urusan saya!” Rita menatap Saka nyalang. Wanita berusaha 50an itu terpancing emosinya. Akibat campuran alkohol membuat pikirannya tidak beres. Saka menghela nafas. Wanita ini yang dulu suka mengejeknya saat menjemput Karina. Rita pernah bil

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 47

    “Papa sudah lama meninggal,” jawab Karina. Lagi-lagi Saka tidak tahu. Ia tidak mengetahui apapun tentang Karina. Fakta bahwa kebenciannya menutup segalanya. Saka terdiam sesaat. Memukul stir mobilnya sendiri. Saka mengusap wajahnya kasar. “Sejak kapan? Sejak kapan hidupmu jadi seperti ini?” Karina mengingat awal bagaimana kehidupannya jungkir balik. “11 tahun yang lalu. Saat kelulusan SMA. Papa terkena kasus Korupsi. Semua harta yang kami miliki disita. Dan Papa meninggal…” Karina terhenti. “Kemudian hidup kami berantakan.” Karina tersenyum getir memandang ke depan. “Aku tidak berbohong jika hidupku sudah lama hancur. Tidak ada hal lain yang membuatku benar-benar hancur selain kepergian Papa.” Jika Karina yang tidak bercerita. Maka Saka tidak akan tahu apa saja yang dialami Karina sampai membuat wanita itu banyak berubah. Bisa saja Saka menyewa orang untuk mencari tahu. Namun Saka bukan orang yang luang. Ia bekerja, mengejar karir dan ada banyak hal yang ingin dikejar. Bukan hany

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 48

    Seorang perempuan memasuki sebuah lantai ruangan. Ketukan heelsnya terdengar. Perempuan yang berpakaian Fashionable. Terlihat anggun sekaligus glamor. Aruna berjalan dengan santai menuju bangku Karina berada. “Hai Karina,” sapa Aruna. “Oh hallo, Mrs.” Karina berdiri. “Apa Saka ada di dalam ruangannya?” Aruna memandang Karina sekali lagi. Terlihat sekali dari cara memandangnya seakan meneliti Karina. Seperti mencari sesuatu. “Tunggu, saya konfirmasi dulu pada Pak Saka.” Karina mengambil telepon kemudian berbicara sebentar dengan Saka yang berada di dalam ruangan. “Anda bisa masuk ke dalam.” Karina tersenyum ramah. Aruna mendekat. Ia menyipitkan mata. “Jika kau satu angkatan dengan Saka. Apa kau tahu dulu Saka pernah menjalin hubungan dengan siapa?” Pertanyaan Aruna membuat Karina terdiam sebentar. “Aku curiga Saka berkencan dengan wanita lain. Aku ingin tahu siapa wanita itu. Mungkin saja temannya dulu. Dia pergi ke acara reuni bukan? Mungkin saja ada wanita yang dekat denganny

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 49

    Saka menunduk. Mendekatkan bibirnya dengan daun telinga Aruna. “Kau bukan siapa-siapa. Hanya aku yang bisa menentukan bagaimana seharusnya pernikahan ini berjalan.” Aruna lemas. Ia menunduk. Kemudian menurunkan lututunya. Kedua tangannya menyatu memohon. “Aku mohon beri aku kesempatan. Aku berjanji akan berubah menjadi lebih baik.” “Pergi Aruna. Aku tidak ingin melihatmu.” Saka mundur beberapa langkah. Hatinya tetap keras meskipun Aruna memohon, berlutut, atau menangis darahpun. “Saka aku mohon!” “PERGI!” teriak Saka. “PERGI SEBELUM AKU BERSIKAP KASAR PADAMU!” Karina memegang erat dokumen yang ada di dekapannya. Bukan maksudnya untuk mendengar percapakan mereka. Tapi ia harus mengantar dokumen ini secepatnya. Namun saat sudah berada di depan pintu, ia mendengar suara keributan. Karina buru-buru bersembunyi di balik tembok saat mendengar suara orang berjalan. Aruna keluar dari ruangan Saka. Pasti wanita itu sedang hancur. Saka yang menolak Aruna habis-habisan. “Apa karenaku?” ta

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 50

    “Aaaa… yaaa…” Akhirnya Karina mengeluarkan suara menjijikkan itu. Ia hanya berharap jika tidak ada orang lain yang mendengar mereka. Karina terserentak saat tubuhnya diputar balikkan menghadap tembok. Ya mereka melakukannya di toilet yang tidak seberapa ukurannya ini. Saka yang semakin candu dengan tubuh Karina. Sedangkan Karina yang hanya pasrah saat tubuhnya semakin disentuh dan dijamah tidak henti. Karina tidak sanggup menopang tubuhnya sendiri jika Saka tidak memegang pinggangnya. Saka mendekap tubuhnya. Ia memejamkan mata—bulir-bulir keringat di dahinya tidak bisa berhenti keluar. Helaian rambutnya berantakan. “Kau nikmat.” Saka mengusap pelan dahi Karina yang penuh dengan keringat. ~~ Karina menatap bangunan Apartemen yang sudah ditempatinya 7 tahun ini. Ia akan berbicara dengan ibunya. Ia harus memberikan alasan kenapa ia tidak bisa tinggal di sini lagi. Berjalan pelan—Karina sudah sampai di Apartemennya. Karina membuka pintu. “Maaa!” Karina tidak menemukan ibunya. Ia me

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 51

    Karina berdiri di tengah. Sofa polos yang kemarin kini sudah berganti dengan sofa berwarna biru yang lebih bagus dan besar. Karina berjalan ke arah kamarnya. Juga kamarnya—kasurnya diganti dengan kasur yang super besar. Lemari-lemari tinggi nan lebar sudah terisi dengan pakaian, tas dan sepatu. “Waah…” Decak kagum Karina. “Ini Penthouse.” Karina merogoh ponselnya yang berbunyi. “Aku harap kau suka.” Hanya itu pesan Saka yang dikirimkan padanya. Karina teringat sesuatu. “Apa aku harus datang? Atau tidak usah. Tapi Aruna mengundangku sendiri. Bagaimana aku tidak datang? Mau ditaruh mana mukaku saat bertemu dengannya?” karina lagi-lagi mengeluh dengan hidupnya yang kian hari kian rumit saja. ~~Karina sudah sampai di sebuah gedung. Ada begitu banyak wartawan yang siap mengabadikan moment. Ada juga beberapa selebriti yang datang. Rancangan pakaian Aruna memang sangat bagus. Tidak heran jika banyak selebriti yang menggunakannya.Karina hanya menatap kagum pada beberapa orang yang diwaw

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 52

    “Kita harus mencari model pengganti secepatnya,” balas Aruna. Ia memandang sekitarnya. Dan pandangannya berhenti pada Karina. Dari banyaknya orang yang berlalu lalang, Aruna hanya menaruh minat pada Karina. “Karina apa kau mau membantuku?” “Saya bantu apa?” “Jadi model. Hanya sebentar.” Karina menggeleng. “Ta-pi saya tidak pernah menjadi model.” Ayolah Karina ingin kabur. Ia ingin langsung menghilang dari bumi. Bagaimana jika ada yang mengenalinya. Lalu fotonya akan disebar dan menjadi bahan gosip. Karina tidak ingin itu terjadi. Namun ia tidak bisa menolak permintaan dari istri Saka itu. Alhasil ia sudah duduk di depan seubah cermin. Wajahnya hampir selesai dirias. Rambutnya kini ditata, digelung ke atas sedikit dan menyisakan anak rambut di sekitar pipi. Ditangannya ada sebuah tayangan video yang menampilkan cara model berjalan. “Kamu pasti bisa.” Perias yang selalu menyemangatinya. “Biasanya yang dadakan gini yang sering viral. Semoga kamu viral.” Heh! Doanya tidak ada yang l

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status