Share

Chapter 416

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Apa kamu sakit?” tanya Keita begitu mereka berada di dalam mobil. Jemarinya mengusap punggung tangan Sana.

“Aku baik-baik saja,” balas Sana. Ia menghela nafas dan menatap ke arah jendela luar.

Tiba-tiba saja Keita memberhentikan mobil di pinggir jalan. Sana menoleh. “Kenapa berhenti?”

“Aku merasa kamu berubah.” Keita menatap Sana. “Sebenarnya aku tidak ingin mengungkit hal ini. Tapi untuk kejelasan, apa kamu pernah berhubungan dengan pria itu ketika berada di Italia? Apa kamu menjalin hubungan dengannya saat kita sedang LDR?”

Sana menggeleng. “Tidak.”

“Tapi kamu berubah, Sana.” Keita yang nampak frustasi dengan perubahan sikap Sana. “Kamu selalu menghindar. Kamu tidak seceria dulu lagi. Kenapa? Beritahu aku alasannya.”

Sana terdiam beberapa saat. “Aku hanya lelah. Banyak yang aku hadapi di sana. Aku tidak berubah, aku hanya lelah.”

Keita mengusap pipi Sana pelan. “Aku merindukan kamu yang dulu. Jika kamu lelah, kamu bilang padaku. Kita akan cari jalan keluar sama-sama. Jangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 417

    Kembali pulang setelah melakukan fitting baju. Sana tidak tahu persis kapan ia akan menikah namun yang ia dengar adalah 2 minggu lagi. Entahlah semuanya nampak membingungkan dan terkesan dipercepat. Sana pulang dengan keadaan lemas. Perutnya kembali bergejolak dan mulutnya terasa mual. Ia berpegang pada dinding. “Mom,” panggilnya. “Nona, sakit? Perlu saya bantu?” tanya seorang pengawal yang mendekati Sana. “Bantu aku masuk ke dalam.”Akhirnya Sana berjalan masuk ke dalam rumah dengan bantuan pengawal itu. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat ibunya yang baru saja keluar. Kepalanya kian pusing. “Sana kamu sakit?” tanya Mayumi mendekat. Bruk! Sana tidak lagi megingat bagaimana selanjutnya. Yang ia ingat hanyalah dirinya yang tidak lagi mampu berdiri dan berakhir gelap. Kemudian disertai dengan suara sayup-sayup teriakan ibunya. “Sana.” Mayumi memegang pipi anaknya. “Cepat siapkan mobil!” teriaknya hingga menggelegar di seluruh penjuru ruangan.Tidak membutuhkan waktu yang la

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 418

    Perlahan tapi pasti seorang perempuan tengah membuka mata. Ia mengernyit melihat sekitar yang ternyata berada di sebuah ruangan berwarna putih. Sana mengedarkan pandangannya terlebih dahulu. “Rumah sakit? Apa yang terjadi denganku?” lirihnya. Kreet. Pintu terbuka. Seorang perawat masuk untuk memeriksa infusnya. “Apa yang terjadi dengan saya?” tanya sana. Perawat itu tersenyum. “Anda hanya kelelahan, Miss. Untuk beberapa jam anda akan mendapatkan perawatan sampai anda pulih kembali.” Perawat itu keluar dan kembali membawa sebuah makanan. “Ini makanan yang disiapkan dari rumah sakit.” Sana menerima makananan itu. Ia menghela nafas, melihatnya saja tidak membuatnya bernafsu makan. Telur yang diolah menggunakan bumbu itu tidak mampu membuatnya tertarik makan. Sana menaruh makanan itu kembali ke atas nakas. Ia menghela nafas lagi dan menatap langit kamar ini. jemarinya turun ke perutnya. Mengusapnya dengan gerakan perlahan. “Aku gila. Aku tidak sedang hamil tapi ingin mengusap perut

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 419

    Sana mendongak. “Siapa—” ia menggeleng. “Kamu dari mana sebelum ke sini?” Sana mengernyit. Instingnya tidak mungkin salah. Ada satu helai rambut pendek yang menempel pada kemeja Keita. “Aku—” Keita mengambil satu helai rambut yang dicurigai oleh Sana itu. Ia kemudian tersenyum manis dan berkata. “Aku hanya membantu seorang wanita yang hampir terjatuh. Dia pegawai di kantor. Dia hampir saja terjatuh di depannya dan aku membantunya.” “Kamu cemburu?” Sana menggeleng. “Aku tidak cemburu. Tapi hanya tidak suka saja.” “Sama saja.” Keita tertawa pelan. Mengusap puncak kepala Sana. “Kamu cemburu. Tapi kamu sangat menggemaskan.” Keita mencubit pelan pipi Sana. Sana yang terusik dengan kelakuan Keita yang mencubit pipinya saat makan. “Jangan lakukan,” ucap Sana memperigati. Keita tertawa pelan. Di sisi lain ada dua orang yang menatap mereka dari sebuah kaca kecil yang berada di pintu. Mayumi dan Akiho menatap Sana yang tertawa bersama Kieta. “Kamu lihat? Kita harus menyingkirkan penghal

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 419

    “Happy birthday,” Mina merogoh memberikan paper bag yang dibawanya. “Aku tidak tahu kamu akan suka atau tidak.” “Waah terima kasih, Kak.” Rachel membuka isi dari paper bag tersebut. Ternyata sebuah kupluk yang berwarna pink yang lucu. “Ini sangat bagus dan sebentar lagi musim dingin. Terima kasih kak.” Mina mengangguk. “Aku merajutnya sendiri. Semoga kamu suka.” Meskipun tidak memiliki kemampuan yang spesial. Mina sangat handal merajut. Bahkan bisa merajut satu ubah cardigan. Namun ia jarang melakukannya karena sibuk bekerja. Dan kupluk itu sudah ia rajut sekitar satu tahun lalu dan belum sama sekali ia pakai. Amel mengusap bahu Mina pelan. “Terima kasih hadiahnya. Tapi sebenarnya tidak perlu repot-repot membawa, dengan kamu datang ke sini, kita sudah sangat senang.” Mina menggeleng pelan. “Tidak aunty. Aku senang bisa memberikan hadiah pada Rachel.” “Kalau begitu ayo ke belakang. Di sana ada keluarga dan teman-teman Rachel.” Mina berjalan di samping Rafa. Untung saja Rafa berj

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 421

    “Apa sakit?” Rafa mendongak sembari tangan yang masih menyentuh kaki Mina. Mina mematung. Entah bagaimana ia tatapannya malah terhenti pada bibir tebal milik Rafa. Ia menunduk—mengikis jarak di antara mereka. Saat jarak mereka yang semakin dekat, ia memejamkan mata. Bahkan Mina sudah merasakan deru nafas Rafa. Dan ketika bibir mereka hampir bersentuhan. “DRRRRT!” Mina membuka mata dan menjaga jaraknya. Ia segera merogoh ponselnya dengan canggung. Menghindari tatapan Rafa yang terarah padanya. Sebuah panggilan dari seseorang, Mina langsung mengangkatnya tanpa tahu siapa yang meneleponnya. “Hallo.” “Akhirnya kau mengangkat teleponku. Aku khawatir dengan keadaanmu, Mina.” Suara Sana yang bahkan bisa didengar oleh Rafa. Jelas Rafa tidak bisa mengekspresikan bagaimana perasaannya sekarang. Jujur saja ia rindu. Namun, mendengar suara ceria Sana membuatnya kembali tersadar bahwa tidak seharusnya ia melakukan hal sia-sia. Rafa pergi ke balkon. Kembali menyulut rokoknya dan membiarkan M

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 422

    “Kamu sudah dewasa tapi masih merengek seperti ini,” lirih Amel sembari mengusap punggung putranya. Postur tubuh putranya yang sungguh tinggi membuatnya begitu tenggelam di pelukan. Ada sebuah ruang keluarga yang hanya dimasuki oleh anggota keluarga. Saat ini Rafa dan Amel berada di sana. Amel bersandar pada sofa, menunggu putranya berbicara. Namun setelah ditunggu tidak kunjung bicara. “Jadi bagaimana hubungan kamu dengan Sana?” Amel melirik Rafa sebentar. “Dugaan Mom benar bukan? Sana punya tunangan atau suami?” Rafa tersenyum tipis. Ketika Mom bertanya, pasti Mommy sudah yakin dengan hal itu terlebih dahulu. “Dia sudah tunangan dan sebentar lagi menikah. Kita menjalin hubungan karena aku memaksanya.” “Aku menggunakan cara kotor untuk membuatnya bersamaku.” Rafa menghela nafas. “Aku bekerja sama dengan Mina agar hubungan Sana dan tunangannya hancur. Kebetulan sekali ada kasus itu dan Mina membuat Sana meminta bantuanku. Aku bersedia membantunya asalkan dia menjadi milikku.” Pla

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 423

    Keita adalah teman kecil Mina. Satu-satunya teman yang mau bermain dengannya. Seorang bocah yang dulunya selalu mencarinya. Bocah laki-laki yang mengintipnya dari jendela. Kemudian menunggunya selesai melukis. “Cepatlah Mina. Ayo bermain denganku. Aku sangat ingin bermain sambil makan es krim,” ucap Keita kecil waktu itu. “Tunggu sebentar,” balas Mina. Segera mengemasi peralatan melukisnya dan keluar dari rumah. Waktu itu kehidupan Mina kecil sangat bahagia meskipun tidak ada kehadiran orang tua dan kembarannya. Namun, tiba-tiba Keita kecil harus pindah ke kota lain dan meninggalkannya. Kemudian datang keluarga kecilnya yang tidak pernah ia tahu. Orang tua dan kembarannya yang datang waktu itu tidak membuatnya bahagia. Justru merasa terasingkan. Nenek dan kakeknya yang tiba-tiba pergi dari dunia ini membuatnya begitu terpukul. Kehidupan kecilnya yang bebas berubah menjadi sebuah aturan rapi yang wajib dijalankan. Tata cara berprilaku dan melakukan apapun diatur. Hal tersebut memb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 424

    “Aku sudah beberapa hari ini aku mual. Sudah baikan saat meminum obat dari rumah sakit. Tapi entah kenapa aku kembali seperti ini.” Sana mengusap dahinya yang berkeringat. Ia memejamkan mata sebentar. “Kau baru saja masuk rumah sakit?” Mina mendekat. Menyentuh dahi Sana. Memeriksa suhu saudaranya itu. “Tidak panas. Kau hanya mual?” “Ya.” “Aneh sekali,” lirih Mina. Ia mengernyit—seperti pernah mengingat sesuatu tentang gejala ini. Namun ia lupa. “Sana hanya alergi. Dia menjadi lebih sensitif terhadap sesuatu setelah kembali,” ucap Mayumi yang baru saja pulang. “Sana baik-baik saja, hanya perlu meminum obat sampai sembuh.” Akiho menatap Mina. “Akhirnya kamu pulang.” Mina hanya mengangguk sekilas. “Sudah makan?” tanya Mayumi. “Ayo makan bersama.” Dengan ragu menggandeng tangan Mina. “Mom senang kamu akhirnya pulang. Temani Sana sampai acara pernikahannya. Dia membutuhkan teman.” Mina memutar bola matanya malas. Jadi kedatangannya diharapkan hanya untuk menemani Sana sampai menika

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status