Share

Chapter 179

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Jangan terlalu mabuk.” Caitlin menunjuk panggung di depan. “Dj tamu baru saja datang. Lalu salah satu dari kita harus tetap terjaga. Kita tidak akan pulang dengan selamat jika semuanya mabuk.”

“Kau!” tunjuk mereka bertiga pada Caitlin.

“Sudah kuduga.” Memutar bola matanya malas.

Saat Dj sudah mulai memainkan alat musik yang seperti piring itu. Mereka berempat mendekati lantai dance floor. Di sana alunan musik mulai terdengar dengan keras.

Amel memejamkan mata. Tubuhnya bergerak dengan irama musik. Kedua tangannya terangkat ke atas. Sambil bersenandung tidak jelas, kepalanya bergerak ke kanan ke kiri.

Ia tidak akan pernah sadar jika dari atas ada satu orang pria yang mengawasinya dengan raut menajam. Pria yang memakai setelah kemeja tanpa jas. Pria yang menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku.

“Ada yang menarik?”

Hardin menoleh. Sahabatnya, Gerald. Sekarang Gerald bekerja di perusahaan orang tuanya. Begitulah kira-kira garis nasib yang sudah ditentukan untuk anak yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 180

    “Apa yang kau lakukan?” heran Caitlin. “Kau sudah sadar tapi mau mabuk lagi?” “Lagi pula ada kau yang menjagaku.” Amel kembali meneguk minuman berakhohol itu kembali. “Hentikan,” ujar Caitlin. “Kau bisa memberitahuku apa yang terjadi. Jangan memendamnya sendiri.” Amel mengepalkan kedua tangannya. Ketika ia mendongak—kedua matanya bertatapan dengan pria itu. Hardin! Ya pria itu berada di atas. Dengan santainya berdiri dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku. Pria itu tidak berhenti memperhatikannya. “Ada siapa?” ketika Caitlin mengikuti arah pandang Amel. Ia tidak dapat menemukan sesuatu, karena Hardin yang sudah melangkah pergi. “Kau ini kenapa?” Caitlin yang semakin keheranan. Alhasil ia lebih mendekat. Mengecek suhu tubuh Amel yang terbilang normal. “Nanti saat aku waras akan kuceritakan.” Amel kembali minum! Beberapa jam kemudian….. Caitlin menghela nafas. Tiga wanita yang sedang terbaring di sofa dengan posisi tidak menentu. Amel berbaring memunggunginya, posisinya se

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 181

    CHAPTER 181 Entah bagaimana yang dirasakan Amel. Tapi ia senang namun ada perasaan janggal yang tidak bisa ia jelaskan. “Aku ingin kamu menjadi calon istriku.” Tidak ada kebohongan dari sorot mata Daniel. Diusianya yang sekarang, bukan lagi tentang berkencan dan bersenang-senang. Ia ingin menikah dengan perempuan baik. Lalu membina rumah tangga dengan benar. “Tapi aku—” Amel mecengkram erat tepi tanktopnya hingga kusut. “Tapi kita saudara. Apa kata orang-orang?” “Kamu tahu sendiri orang tua kita bukan saudara kandung. Tidak ada ikatan darah. Tidak ada yang menghalangi hubungan ini jika kita sama-sama ingin.” Amel dilanda kebimbangan. Di sisi lain—ia memang menyukai kakak sepupunya. Namun, ia merasa masih belum melepaskan masa lalunya sepenuhnya. Lalu bagaimana jika nanti ia menyakiti Daniel? “Kak, aku tidak yakin.” Amel mengungkapkan kejujuran. “Aku takut menyakitimu. Aku tidak mengerti perasaanku sendiri. Tapi aku juga menyukaimu. Tapi aku juga takut nanti menyakitimu.” “Tidak

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 182

    [Kak aku gak bisa makan siang bersama. Sorry] Amel yang baru saja mengirimkan pesan teks itu pada kekasihnya. Pukul 11 siang ia sudah bersiap akan ikut ke kantor StayVic untuk membahas lebih lanjut rancangan desain dari setiap ruangan. Memang benar ada beberapa ruangan yang ia desain dengan unik. Tugasnya sekarang adalah menjelaskan desain itu nanti kepada para penanggung jawab tim pembangunan. “Aku sudah lumayan bukan?” tanya Amel pada Ela. Di dalam toilet. Ia hanya menyapukan bedak dan lipstik. Make upnya masih bagus—ia hanya perlu menambah bedak dan lipstik saja. “Sudah.” Ela memandang Amel. “Kau sebenarnya cantik.” Amel menyipitkan mata. Menunggu kalimat yang akan dikatakan Ela selanjutnya. “Tapi kau—” Ela tertawa. “Tapi kau memang cantik.” “Dasar.” Amel mencebikkan bibirnya kesal. “Aku berangkat sekarang.” “Baiklah. Hati-hati.” Amel keluar dari toilet. Di depan ada Sarah yang menunggunya. Ada wakil direktur juga, Anton. Rasanya malas saja berhadapan dengan pria tua itu. P

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 183

    “Aku ingin kau.” Hardin menatap bola Amel dengan kerinduan. Ia sangat merindukan perempuan ini. Juga kebersamaan mereka. “Stop Hardin—” Kalimat Amel terpotong saat Hardin lebih dulu menempelkan bibirnya. Bibir Hardin yang bergerak lembut melumat bibir Amel. Tidak sampai di sana—ia juga mengusap tengkuk Amel untuk memperdalam ciuman mereka. Untung saja kaca mobil Hardin hitam pekat—apapun yang dilakukan mereka tidak akan sampai terlihat dari luar. “I miss you so much.” Hardin menarik tengkuk Amel. Amel yang diam saja. Membiarkan Hardin melumat bibirnya. Namun ia tidak bisa menolak setiap lumatan yang ia terima. Terlalu nikmat untuk dihentikan. Pada akhirnya ia kalah. Bibirnya bergerak membalas setiap lumatan Hardin. Tanpa sadar—kedua tangannya mengalun di leher pria itu. Sabuk pengaman yang menghalang tubuhnya sudah entah ke mana. Mendapat persetujuan dari wanita Amel—jemari Hardin perlahan melepas kancing kemeja yang digunakna Amel. Tidak butuh waktu lama—tiga kancing teratas Am

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 184

    Tidak ada sahutan. Setelah mendekat dan melihat sendiri bagaimana keadaan perempuan itu. Daniel menggeleng pelan. Ia membersihkan bungkus makanan yang berteleceran di lantai. Kemudian mendekat. Mengangkat tubuh Amel—membawanya ke dalam kamarnya. Menyelimuti tubuh Amel sampai sebatas leher. Setelah itu keluar dari kamar—masih dini baginya untuk tidur. Ia akan kembali bekerja sampai mengantuk barulah tidur. Setelah mematikan lampu. Daniel keluar menuju ruang kerjanya. “Aku tidak ingin orang tuaku terus diremehkan. Tetapi aku juga tidak ingin terus berusuan dengan mereka. Aku ingin berada di puncak paling tinggi dengan perusahaanku sendiri.” Daniel menghela nafas. Yang dimaksud memang keluarganya sendiri. Ia benci pada dirinya sendiri yang tidak bisa membela ibunya saat diremehkan dikeluarga besar ayahnya. Karina yang selalu berusaha tegar meski tidak dianggap oleh mertuanya sendiri. Namun Daniel sesungguhnya tahu, ibunya terluka. Bertahun-tahun menahannya. ~~ Pukul 1 malam. Mata

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 185

    Ia segera mengusap lipstiknya yang berantakan. “Aku sudah gila!” setelah itu segera berlari masuk ke dalam kantor. Benar saja—pegawai sudah duduk di bangku dan melakukan pekerjaannya. Ia melangkah dengan hati-hati. Semoga saja tidak ada yang melihatnya telat. Setelah berada di bangkunya—ia melihat sudah banyak tumpukan kertas. Oke pekerjaannya akan banyak hari ini. “Hari ini ada rapat mingguan. Jangan lupa!” itu sebuah note yang muncul di notifikasi ponselnya. Benar—hari ini ada rapat mingguan. Namun seharusnya Amel tidak ikut. Ia hanya anak magang. Tidak mungkin diajak ke rapat perusahaan yang bisa dibilang cukup rahasia. Namun dugaannya salah. Beberapa jam kemudian. Sarah menariknya masuk ke dalam ruang rapat. Bersama para kepala devisi. Di sisi lain Amel sungguh tidak mengerti kenapa Sarah sangat menyukainya. Dengan sikap Sarah seperti ini membuatnya kian tersiksa. Jika saja pemimpin FA bukan Hardin. Pasti dengan senang hati akan ikkut ke dalam acara perusahaan. masalahnya—pem

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 186

    “Apa yang kau lakukan di sini?” Amel ingin menjerit saja ketika tahu siapa yang menariknya bersembunyi. “Kau mengikutiku?” tuduhnya pada Hardin. Amel menghela nafas frustasi. “Kau sungguh keterlaluan.” “Diam dulu.” Hardin meletakkan jari telunjuknya di bibir Amel. “Lihat dia—kau yang rekam perbuatannya.” Di sana—dia depan pintu Ela. Ada seorang pria yang masih berusaha menggedor pintu. Karena tidak diberi akses masuk—pria itu seperti mengeluarkan sebuah alat. Dengan alat itu akhirnya ia bisa membuka pintu. “APA MAUMU? BERHENTI MENGGANGGUKU!” teriak Ela dari dalam rumah. “Lepaskan aku!” Ela berteriak saat pria itu menariknya keluar. Amel ingin membantu Ela. Namun Hardin mencegahnya dan bilang. “Telfon polisi.” “Tapi dia—” “Aku yang akan ke sana.” Belum sempat membalas, Hardin lebih dulu meninggalkan Amel di tempat tadi. Amel segera menekan tombol 911. “Ada penguntit yang menerobos masuk ke dalam rumah seorang perempuan.” Setelah menjelaskan alamat rumah Ela. Ia segera menutup

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 187

    Mungkin kali ini Amel sukarela berada di dalam mobil ini. Ia menghela nafas—sungguh tidak baik berada di dekat Hardin. Apalagi di dalam mobil ini. Mereka mempunyai kenangan panas di dalam mobil ini. “Hubunganmu berjalan lancar dengan Daniel?” Amel menatap jendela. “Ya. Dia baik, tampan, kaya dan pengertian, dia juga pintar masak. Tapi—” Hardin menoleh. Sebenarnya ia kesal dengan Amel yang terkesan sangat memuji Daniel. “Tapi dia berkencan dengan perempuan jal@ng sepertiku.” Amel tertawa pelan. “Aku berkali-kali membohonginya. Menyembunyikan fakta jika aku masih saja selalu berhubungan denganmu.” Amel mengusap wajahnya kasar. “Seharusnya aku memberitahukan saja padanya. Supaya rasa bersalahku hilang.” “Kau bukan jal@ng.” Hardin masih fokus menyetir. “Kau bukan perempuan seperti itu. Jangan mengganggap dirimu rendah.” “Benarkah?” Amel menoleh. “Lalu disebut apakah perempuan yang sudah menjalin hubungan namun masih saja berhubungan dengan mantannya. Perempuan itu juga bermain kotor

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status