Share

Chapter 130

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kalau begitu kami pergi dulu.” Ratih dan Indra beranjak dari duduknya.

Indra menepuk pelan bahu Karina. “Kamu anak baik. Pasti bisa mendapatkan pria yang baik juga.”

Karina hanya mengangguk.

“Ayo Iqbal.” Indra mengajak pulang putranya. Namun Iqbal tidak beranjak dari duduknya.

“Iqbal ingin berbicara dengan Karina.” Iqbal menatap karina dengan raut yang tidak bisa diartikan. “Berdua.”

Akhirnya kedua orang tua Iqbal menyingkir. Begitu pula dengan Budhe yang memilih ke dalam rumah. Sekarang tinggal mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu yang tidak seberapa besar ini.

“Kenapa kamu menerima begitu saja?” tanya Iqbal.

Karina mendongak. “Karena itu pilihan yang terbaik buat kamu. Kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku.” Karina mendongak—menghela nafas. Ia berusaha membendung air matanya yang ingin segera keluar.

“Karina.” Iqbal memegang kedua bahu Karina. “Jawabanmu membuatku semakin sakit. Jika kamu mempunyai rasa suka padaku, setidaknya kamu bertanya. Kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 131

    “Saya akan mendobraknya.” Saka mendorong pintu dengan dorongan tubuhnya. Ia berusaha mendobrak pintu kayu tersebut. Ia sudah berpikir buruk. Karina bisa saja melakukan hal yang tidak-tidak seperti kemarin-kemarin. BRAK BRAK BRAAAK Akhirnya pintu terbuka. “KARINA!” teriak Saka. Karina terkapar di lantai dengan mulut yang berbusa. Ada banyak sekali pil obat-obatan yang berserakan di lantai. Saka mengecek denyut nadi Karina. Tubuh wanita itu sedikit bergerak dengan mata yang tertutup. “Karina bangun!” Saka menggendong Karina keluar dari rumah. “Ke rumah sakit sekarang!” ~~ “Untung saja anda membawanya tepat waktu. Jika tidak, bayi yang ada dikandungannya tidak terselamatkan. Untuk sementara dia harus mendapatkan perawatan intensif.” Penjelasan dokter beberapa menit yang lalu. Sekarang Saka berada di ruang di mana Karina sedang berbaring. Beberapa alat medis tertancap di tubuh wanita itu. “Aku tidak bisa membayangkan jika kamu pergi.” tangan Saka terangkat ingin mengusap perut K

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 132

    “Karina aku mohon percayalah padaku. Aku berusaha memperbaiki segalanya. Aku sudah bercerai dengan Aruna.” Saka mengambil tangan Karina. Diusapnya perlahan. “Aku tidak ingin menyakiti kamu. Tapi waktu itu—aku melakukannya agar aku bisa terlepas darinya.” Karina melirik Saka sekilas. “Bagaimana anakmu dengan Aruna? Kau meninggalkannya?” “Anak apa?” Saka malah tertawa. “Dia berpura-pura hamil untuk menghalangiku menceraikannya.” “Aku mohon dengarkan penjelasanku sampai selesai.” Saka mengusap puncak rambut Karina. “Ada sebuah perjanjian tertulis antara aku dan Aruna sebelum menikah. Perjanjian itu tentang pengaturan harta jika kita memutuskan berpisah. Selama ini Aruna berencana mengambil hartaku. Aku harus menyusun strategi agar usahanya gagal.” “Hingga akhirnya aku menceraikannya dan mengamankan hartaku.” Karina menguap. Ia tidak menambah ataupun membalas perkataan Saka. Yang ia lakukan hanyalah terdiam. Mencerna semuanya. “Sekarang makan. Aku mohon makanlah, Karina.” Saka menga

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 133

    Pagi ini—Karina sudah boleh pulang. Dengan bantuan Saka dan antek-anteknya, Karina bisa pulang dengan nyaman menggunakan mobil. Ia juga difasilitasi dengan sebuah kursi roda. Padahal Karina tidak lumpuh! “Aku tidak membutuhkan kursi ini.” Karina melewati Saka yang sudah memegang kursi roda itu. Ia berjalan begitu saja memasuki rumahnya. “Karina,” panggil Saka. Karina tidak mengindahkannya. Ia masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang tidak dikunci membuat Saka dengan mudah mengikutinya. “Karina ikutlah denganku.” Saka menutup kembali pintu. “Tidak.” Karina kelewat acuh. Karina yang sangat acuh dan cuek membuat Saka sangat frustasi. Ia tidak tahu cara agar membuat Karina kembali ceria seperti dulu. “Karina aku minta maaf. Aku minta maaf telah menyebabkan penderitaan bagimu. Aku bersalah, kau berhak marah. Tapi aku mohon berikan aku kesempatan kedua untuk menebus semua kesalahanku.” Karina hanya melirik Saka sekilas. Saka menarik pinggang Karina hingga wanita itu menabrak dadanya. “

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 134

    Karina sudah biasa ke sawah. Namun kali ini ia harus bersama seorang pria yang bahkan tidak tahu bentuk tanaman padi itu seperti apa. Saka mengikuti Karina dari belakang dengan sangat hati-hati. “Karina pelan-pelan. Aku takut kamu terjatuh.” Saka berulang kali mengatakan hal tersebut. Ia takut sekali Karina terjatuh terjerembab masuk ke dalam sawah. “Tidak akan.” Karina terus berjalan hingga sampai di sebuah gubuk. Dari kejauhan ia dapat melihat Budhe yang sedang mencabut rumput liar di sekitar tanaman. “Apa yang dilakukan tante kamu?” tanya Saka heran. Pasalnya ia hanya melihat Endang melakukan hal tak berguna yaitu berjalan di tengahs sawah yang penuh dengan lumpur. “Mencabut tanaman liar di sekitar tanaman padi. Tanaman itu harus dicabut agar tidak mengganggu pertumbuhan padi,” balas Karina. “Oh..” Saka mengangguk paham. “Andai aku tidak hamil. Aku akan membantu budhe,” lirih Karina. “Sayangnya aku hamil dan hanya bisa membawakan makanan saja.” Saka menoleh pada Karina. Ide

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 135

    Esok hari. Karina selalu bangun pagi. Ia membuat susu dilanjut dengan memasak. Namun selama itu pula, ia tidak melihat kehadiran Saka. Setelah menyelesaikan masakannya. Karina mendekati kamar Saka. “Apa dia sudah keluar?” TOK TOK “Saka,” panggilnya. “Kau ada di dalam?” tanya karina. Tak lama pintu terbuka. Saka berdiri di hadapan Karina dengan wajah yang pucat. “Aku lemas, aku tidak keluar dulu hari ini. Tapi kalau kamu butuh bantuan, kamu panggil saja aku.” Saka menyugar rambutnya. “Aku tidak mengunci pintu. Kamu bisa masuk kapanpun.” Karina kembali ke dapur. Kenapa ia mendadak kawatir begini. Apalagi melihat wajah Saka yang pucat seperti itu. Akhirnya Karina membuat bubur. Karena katanya pintu tidak dikunci, ia langsung masuk saja. Saka berbaring dengan selimut yang membungkus tubuhnya. “Saka aku membuatkanmu bubur, makan dulu.” Karina meletakkan bubur itu meja samping ranjang. Saka tidak bergerak sama sekali. Karina dengan ragu menyibak selimut. Menempelkan punggung tangann

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 136

    “Saya calon suaminya.” Saka meraih tangan Karina kemudian menggenggamnya. “Seperti yang sudah tersebar di berita. Saya memang menjalin hubungan dengan Karina. Namun saya sudah bercerai dengan istri saya. Sebentar lagi kami akan menikah.” “Baiklah. Jika kalian berencana menikah maka secepatnya dilaksanakan.” Pak Robi menatap Karina dan Saka bergantian. “Sesuai dengan peraturan desa, jika dalam satu bulan kalian masih tinggal bersama tanpa ikatan resmi. Kalian harus keluar dari desa ini.” “Baik saya menerima,” balas Saka. “Semuanya bubar!” ujar Pak Robi. Semua warga berbondong-bondong pergi. “Saya pergi dulu. Maaf membuat kalian kaget.” “Iya, Pak. Tidak masalah.” Karina tersenyum sambil mengangguk. Karina berjalan gontai masuk ke dalam rumah. “Karina,” panggil Saka. “Menikahlah denganku.” Karina mendongak. “Tunggu sebentar.” Saka kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu. “Menikahlah denganku.” Ia membuka sebuah kotak yang berisi cincin. “Saka aku tidak yakin denganmu. Aku t

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 137

    “Kamu anggap aku apa?! Aku ini tante Karina!” Suara Endang meninggi. “Siapa yang menjaga Karina saat hamil kalau bukan aku? Aku juga yang menjaga Karina saat keluarga Iqbal membatalkan pernikahan.” Saka tersenyum tipis. Tentu saja ia tidak percaya. Jika orang ini menjaga Karina dengan benar. Karina tidak akan berupaya untuk bunuh diri. “Keputusan kami sudah bulat. Anda tidak bisa ikut.” “Kalian benar-benar durhaka!” hardik Endang. “Pergi saja dari sini! Tinggalkan Budhe sendiri sampai mati sendirian!” “Apa yang anda inginkan?” tanya Saka. “Uang bulanan? Atau langsung saja uang dalam jumlah banyak?” Endang mengerjapkan mata. Kemarahannya surut begitu saja namun ia nampak masih kesal. “Bukan itu maksud budhe.” “Bilang saja ingin apa. Aku akan mengabulkannya.” Saka malah santai menatap Endang yang berubah dalam sekejap. “Uang bulanan 5 juta dan aku akan merenovasi rumah ini. Apa itu cukup?” Karina menoleh. “Saka, kamu keterlaluan. Budhe tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya—” “S

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 138

    “Sudah-sudah. Jangan berpikir buruk lagi.” Saka memeluk pinggang Karina dari samping. Mereka berjalan dengan serasi memasuki restoran. Karina semakin gugup saat melihat kedua orang tua Saka yang sudah duduk di bangku. Ketika sudah berada di depan kedua orang tua—Karina menundukkan kepalanya sebentar. “Kalian sudah datang.” Hendrick tersenyum. Leona hanya diam. Ia hanya menatap Karina dengan raut datar. “Kamu Karina? Pernah jadi sekretaris Saka juga kan?” tanya Hendrick. “Iya Saya Karina. Saya juga pernah menjadi sekretaris Saka,” jawab Karina. Saka menatap kedua orang tuanya bergantian. “Bagaimana kabar kalian?” Leona mendongak. “Sebenarnya kurang sehat. Tapi demi kamu Mom sampai rela datang ke sini.” “Terima kasih, Mom.” Saka berdehem sebentar. “Sebenarnya Saka ingin memberitahukan sesuatu pada Kalian.” “Saka akan menikah dengan Karina. Kami tidak ingin menyembunyikan apapun dari kalian dan sekarang Karina hamil anak Saka.” Hening beberapa saat. Hendrick tertawa pelan. “Cu

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status