Share

Kabar dari Nita

Author: Si Mendhut
last update Last Updated: 2022-12-13 13:29:54

Tiga hari berlalu dengan tenang. Para penghuni tempat kost tersebut pun mulai melupakan kematian salah satu penghuni kost yang masih menjadi misteri, walaupun terlihat beberapa kali polisi masih datang ke sana untuk memeriksa dan sejenisnya.

Akan tetapi, ketenangan itu tidak berlaku untuk Arumi ketika ia harus pulang bekerja dan berkumpul dengan Cheri yang makin hari, makin meresahkan saja di matanya.

'Bagaimana ini, apa aku pergi saja dari tempat ini,' batin Arumi yang kini seperti terkena penyakit was-was karena harus memikirkan kejadian-kejadian itu setiap hari.

"Kamu kenapa?" tanya Cheri yang saat ini sedang duduk sarapan bersama dengan Arumi.

Arumi tersentak. "Ah, nggak apa-apa," sahutnya sembari tersenyum canggung.

"Lah, apa pekerjaanmu sulit?" tanya Cheri di sela-sela mengunyah makanannya sembari terus menatap penuh perhatian pada wajah Arumi yang terlihat kusut.

"Nggak. Masih gampang-gampang saja, kemarin aku buat onde-onde sama lapis modern," jawab Arumi sembari t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Problem Pertama Di Kafe

    "Ada apa, Ar?" tanya Nita yang masih ada di dalam panggilan tersebut."Tidak ada apa-apa. Sudah dulu, nanti kita bicara lagi," jawab Arumi yang kemudian dengan terburu-buru mematikan panggilan tersebut.Setelah itu, Arumi pun kembali berkonsentrasi pada laki-laki yang baru saja mencolek punggungnya. "Pak … eh, maksudku Tuan Abi kok bisa ada di sini?" tanya Arumi sembari menatap laki-laki tampan di depannya itu."Apa ada yang salah?" tanya Abi balik. "Eh, tidak-tidak. Tidak ada yang salah kok. Saya cuma kaget saja, kok bisa tiba-tiba gitu," jawab Arumi sembari menggaruk-garuk pelipisnya yang tidak gatal."Aku tidak sengaja lewat sini, lalu aku melihat kamu," jawab Abi sembari mengulas senyum hangat di wajahnya. 'Tidak sengaja lewat sini, apa maksudnya?' batin Arumi yang tentu saja merasa aneh dengan jawaban dari Abi tersebut. Akan tetapi, tentu saja ia tidak mungkin membantah atau mendebat bosnya untuk masalah kecil seperti ini."Ah, iya Tuan," sahut Arumi singkat sembari melirik ke

    Last Updated : 2022-12-14
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Pejuang Kue

    Beberapa jam berlalu, saat ini Arumi tengah berjuang sekuat tenaga agar dapat menyelesaikan pesanan tersebut tepat waktu."Tinggal dua jam," gumam Arumi sembari menatap nanar lima nampan besar berbagai jenis kue tradisional yang ditata rapi di atas sebuah meja panjang.Benar, waktu kurang dua jam, sedangkan Arumi dan timnya baru bisa menyelesaikan lima dari sepuluh nampan dengan setiap nampan berisi tujuh jenis kue tradisional yang berbeda."Bagaimana ini," gumamnya sembari menatap ke arah jam dinding, dengan tangan yang masih memegangi mixer untuk mengaduk adonan.Ingin rasanya ia menangis. Ia tak punya cukup orang dan juga bahan baku untuk membuat kue-kue tersebut di dapur. Ia ingat betul kalau kemarin ia melihat masih banyak persediaan bahan baku, tetapi entah kenapa hari ini bahan-bahan tersebut seolah hilang separuhnya. "Gin, di mana Pak Abi?" tanya Arumi dengan setengah berteriak pada Gina yang saat ini sedang mencetak kue

    Last Updated : 2022-12-15
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Abi Dan Sifatnya

    Beberapa jam berlalu, hingga akhirnya Arumi pun selesai bekerja. Ia yang sudah selesai dengan pekerjaannya pun segera meninggalkan kafe tersebut secepat mungkin karena Satria sudah membuat panggilan ke ponselnya lebih dari lima kali."Jangan sampai dia nyamperin ke sini," gumam Arumi sembari berjalan cepat melewati halaman kafe tersebut karena ia menyuruh Satria untuk menunggu dirinya di dekat lampu merah.Akan tetapi, hal lain terjadi. Tiba-tiba saja Abi yang entah dari mana memanggil dirinya."Astaga," gumam Arumi sembari tersenyum semanis mungkin ke arah Abi yang saat ini sedang berlari kecil ke arah dirinya."Kamu mau ke mana?" tanya Abi yang kini benar-benar sudah berada tak jauh di depannya."Mau pulang," jawab Arumi sembari menoleh ke arah jalan raya yang sudah tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini."Bersama siapa? Apa mau aku beri tumpangan?" tawar Abi yang juga ikut menatap ke arah jalan raya.'Tumpangan apa? Bukannya rumah aku dan dia itu nggak searah? Yang

    Last Updated : 2022-12-16
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Tumis Kangkung

    Lima belas menit berlalu, saat ini mereka berdua sudah sampai di halaman sebuah rumah dua lantai yang berada di salah satu kawasan perumahan elite yang ada di Jakarta."Ini rumah kamu?" tanya Arumi sembari enggan berkedip ketika melihat bangunan yang sangat mewah baginya itu."Benar."Kemudian Arumi pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu sembari turun dari mobil seperti yang dilakukan oleh Satria. "Aku pikir kamu akan tinggal di apartemen mewah," ujarnya."Kenapa aku harus tinggal di sana?" tanya Satria sembari menatap Arumi yang saat ini masih terus memperhatikan rumahnya, seolah sedang terkagum-kagum dengan semua hal itu.Mendengar pertanyaan tersebut, Arumi pun langsung menoleh dan tersenyum konyol. "Iya ya, kenapa kamu harus tinggal di tempat seperti itu.""Dari mana kamu dengar kalau aku tinggal di apartemen?" tanya Satria yang mengira kalau Arumi pernah mendengar gosip itu dari sosial media."Tidak ada. Aku hanya suka membaca komik—""Lalu?""Ya … di sana suka dig

    Last Updated : 2022-12-16
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Durhaka

    "Siapa kamu?" tanya orang yang ada di dalam panggilan tersebut ketika mendengar suara Satria.Kemudian berganti Satria yang menatap ke arah Arumi."Apa?" tanya Arumi yang tentu saja penasaran dengan apa yang orang di dalam panggilan itu katakan pada Satria."Siapa dia?" tanya Satria sembari menunjukkan layar ponsel Arumi dengan nama 'Haram' di sana.'Siapa laki-laki dengan sebutan Haram ini? Apa dia punya hubungan terlaran dengan laki-laki lain?' batinnya yang makin merasa penasaran."Di mana anak sialan itu?" teriak laki-laki yang ada di dalam panggilan tersebut. Suara yang terdengar kencang karena diloud speaker itu membuat wajah Arumi berubah muram.Satria yang sadar kalau hubungan antara Arumi dan laki-laki itu bukan seperti yang dia pikirkan pun langsung menyahut, "Dia ada di sini. Ada perlu apa?""Aku tidak ada urusan dengan kamu. Aku ingin bicara dengan anak itu!" tegas orang yang ada di dalam panggilan itu."Bicara saja kalau ingin bicara. Dia juga mendengarkan," tukas Satria.

    Last Updated : 2022-12-18
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Excel

    "Tidak-tidak, aku tidak ingin menggigit dia," sanggah Arumi sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.Gadis cantik di dekat Satria itu pun langsung mengerutkan keningnya."Aku yang ingin digigit," sahut Satria sembari menepis tangan gadis di dekatnya yang saat ini masih memegangi wajahnya.Langsung saja Arumi dan gadis tersebut menatap kembali ke arah Satria.'Otaknya korslet,' batin Arumi yang benar-benar mendengar jawaban di luar nalarnya."Kamu ingin digigit dia?" tanya gadis tersebut sembari kembali menoleh ke arah Arumi dari ujung kepala hingga ujung kaki."Iya," jawab Satria dengan tenang."Hei!" Arumi memekik."Memang dia siapa?" Gadis tersebut mengerutkan keningnya.'Aku harus menjawab lebih dulu,' pikir Arumi sembari membuka mulutnya."Aku pem—""Calon istriku," timpal Satria.Langsung saja gadis tersebut menjatuhkab tubuhnya di lantai. "Kamu … kamu sudah bosan padaku? Apa aku sudah tidak menarik lagi?" Pertanyaan gadis yang terdengar lebay dan seperti sedang meniru drama Kore

    Last Updated : 2022-12-18
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Ancaman Ayah

    Arumi pun terjatuh karena tamparan keras tersebut. Seketika Satria keluar dari mobil dan dengan cepat membalas tamparan Arumi dengan pukulan keras di wajah laki-laki tersebut."Sialan!" teriak Satria sembari menendang laki-laki tersebut hingga membuatnya terpental dan terjungkal di jalan aspal yang untungnya sedang sepi.Sedangkan Arumi yang merasa berkunang-kunang karena tamparan tersebut pun segera mencari pegangan untuk bisa berdiri sambil menggoyang-goyangkan kepalanya, agar penglihatannya bisa kembali pulih."Sat, berhenti!" teriaknya ketika pandangannya fokus dan ia melihat Satria yang sedang berdiri menatap laki-laki yang saat ini berada di jalanan sembari memegangi dadanya.Setelah itu Arumi pun segera bergerak ke arah Satria dan kemudian memegangi lengan pemuda yang mengantarkannya pulang itu."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya sambil menatap ke arah laki-laki di depan mereka yang sedang berusaha bangun."Kamu anak sialan! Tidak tahu diri!" maki laki-laki tersebut ke

    Last Updated : 2022-12-19
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Kecurigaan Yang Semakin Menjadi

    "Kamu!" Mata Arumi membulat melihat orang yang menariknya."Diam," desis wanita di belakang Arumi sembari menutup mulut Arumi dengan tangannya.Tak lama kemudian terlihat Cheri yang keluar dari kamarnya sambil celingukan. "Ar!" panggilnya.Setelah cukup lama celingukan dan tak menemuka Arumi, kemudian Cheri pun berbalik dan dengan tenang menutup pintu kamarnya, lalu pergi meninggalkan kamar kostnya.Sedangkan wanita yang tadi membekap Arumi pun langsung melepaskan tanganya ketika Cheri sudah menjauh dari sana."Ada apa?" tanya Arumi sembari kembali berbalik dan menatap wanita di dekatnya itu."Setelah ini kamu segera masuk kamar dan istirahat," perintah wanita di dekat Arumi tersebut.'Apa sebenarnya yang ingin dilakukan Raisa?' pikir Arumi sembari mengerutkan keningnya pada anak ibu kostnya itu.Dan ketika Raisa akan meninggalkannya, tiba-tiba Arumi mencekal lengan anak ibu kostnya itu. "Katakan apa yang ingin kamu lakukan?""Aku akan mengawasi Cheri. Jangan mengganggu dan tidurlah d

    Last Updated : 2022-12-20

Latest chapter

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dasar Pahit

    Sesaat kemudian pintu yang baru saja diketuk oleh Arumi tersebut pun terbuka. Ia menatap seorang laki-laki yang keluar dari sana."Loh, bukannya kamu sedang keluar negeri?" tanya Arumi sambil menatap kekasihnya tersebut menggunakan kaos oblong dan celana pendek biasa."Sejak kapan kamu menjadi dekat dengan Aris?" tanya Satria yang terdengar seperti sedang mengintrogasi.Arumi langsung memutar bola matanya. Ia sudah sangat terbiasa dengan kecemburuan Satria yang agak berlebihan."Istrinya tidak senang saat mendengar kamu mengajaknya liburan, kamu mengerti?" Satria berdalih agar Arumi tak marah karena dia cemburu lagi.Mata Arumi membola. "Dia punya istri?"Sesaat kemudian terlihat Aris keluar lewat pintu lain."Ris, kamu punya istri?" tanya Arumi langsung.Aris pun tersenyum canggung. Dia tadi mendengar dengan jelas kebohongan apa yang Satria katatakan. "Iya Nyonya," jawabnya."Lah, harusnya kamu ajak juga istri kamu, jadi kita bisa liburan bersama," ucap Arumi sembari t

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Liburan Yuk

    Tiga bulan berlalu. Perlahan perasaan Arumi mulai membaik, walaupun terkadang ia masih suka melamun dan tiba-tiba menangis sendiri ketika teringat dengan putri kecilnya."Hayo … ngelamun lagi," ucap Nita yang baru saja datang ke taman kecil samping cafe. Ia kemudian dengan santai duduk di samping Arumi yang sedari tadi terus menghadap bunga."Apa ada pesanan lagi?" tanya Arumi sembari mengusap air matanya."Tidak ada, semuanya sudah beres," jawab Nita. "Kamu ingat dengan Syahila lagi?" tanyanya.Arumi menghela napas panjang. "Ya … mau bagaimana lagi. Tadi malam aku mimpi gendong dia," jawabnya."Ar, kamu pasti tahu aku mau ngomong apa. Jadi aku nggak akan ngomong itu lagi, soalnya kata-kata mutiaraku udah habis buat menghibur kamu." Nita berseloroh.Arumi pun menoleh sembari tersenyum kecil. "Iya … aku nggak akan sedih lagi. Ini sudah tiga bulan lebih 'kan?" Ia menirukan ucapan Nita ketika terakhir kali menghiburnya."Nah, gitu baru bener," sahut Nita sembari mencubit ge

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Bidadari Surga

    Beberapa menit berlalu, saat ini Satria, Abi dan Arumi pun sampai di lantai paling atas tempat di mana Rena berada."Syahila," panggil Arumi karena mendengar putri kecilnya itu sedang menangis kencang."Ren, berikan bayinya," ucap Abi sembari mencoba melangkah ke arah Rena, tetapi langsung berhenti ketika Rena mengangkat tangannya, memberi tanda agar dia berhenti."Aku berubah pikiran," ucap Rena."Berubah pikiran apa, kami sudah membawa Abi ke sini," sahut Satria dengan tangan yang mengepal kuat.Rena pun mengganti pandangannya pada Satria. "Sat, kamu seharusnya tidak ikut campur dalam urusan rumah tanggaku ini. Aku beri kamu kesempatan untuk pergi dari sini, aku hitung sampai tiga. Satu … dua ti—""Aku tidak akan ke mana pun. Serahkan bayinya dan kamu bisa pergi dengan Abi ke mana pun yang kamu mau," tukas Satria."Kenapa kamu selalu bertingkah dominan? Di sini aku bosnya, bukan kamu!" teriak Rena.Sesaat kemudian tangisan Syahila terdengar makin kencang."Mbak, tolong beri

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Hampir

    Setelah beberapa menit, akhirnya Arumi pun selesai menyusui Syahila. Tangannya mengepal kuat memikirkan apa alasan yang bisa ia gunakan untuk mengulur waktu."Sudah selesai, Nyonya?" tanya baby sitter yang baru saja masuk ke dalam kamar itu.Arumi pun langsung menoleh. "Sudah," jawabnya.Kemudian baby sitter itu pun mendekat ke arah Arumi. "Saya ditugaskan oleh Tuan Abi untuk membantu Anda berkemas," ujarnya.Sesaat kemudian Arumi pun mengangguk. "Tapi aku ingin ke kamar mandi dulu, tidak apa-apa kan? Soalnya perutku seperti melilit ini," ujarnya sembari berakting meringis menahan sakit."Iya Nyonya, tidak apa-apa. Saya akan mengatakan ini pada Tuan," jawab baby sitter sembari mengambil alih Syahila.'Sayang, kita bertahan dulu ya,' batin Arumi sembari menatap ke arah bayi mungilnya yang sedang tertidur lelap.Dan kemudian ia pun segera melangkah mencari kamar mandi di kamar itu. Sepuluh menit berlalu, saat ini Arumi terus berada di dalam kamar mandi dan duduk

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Demi Syahila

    Kemudian Arumi beralih menatap orang tersebut. "Apa maksudnya ini? Kenapa kamu mencelakai dia?" tanyanya."Semua ini atas perintah Tuan," jawab orang tersebut dengan ekspresi dingin.Sementara itu Rasyid pun kembali terbatuk-batuk."Lalu?" Arumi bertanya kembali sembari menatap orang yang ada di depannya itu dengan tak kalah tajam.Sesaat kemudian, orang di depan Arumi yang memiliki paras cantik seperti perempuan tetapi bersuara gahar khas lelaki itu pun mengeluarkan sebuah botol dari dalam jasnya dan kemudian memberikannya pada Rasyid.Secepat kilat Rasyid menyambar botol tersebut dan langsung menenggak isinya. 'Apa-apaan ini?' batin Arumi yang makin terkejut melihat apa yang terjadi."Aku pikir kamu sudah berpindah haluan," seloroh orang tersebut sembari menengadahkan tangannya.Beberapa esaat kemudian, Rasyid yang tadi membungkukkan tubuhnya saat menahan sakit kini kembali berdiri tegap. "Belum waktunya kamu bicara seperti itu," pungkasnya sembari memberikan kembali botol obat pe

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dia Di sini?

    Satu jam lebih berlalu. Saat ini Arumi sedang berdiri di dekat sebuah perempatan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang."Di mana …," gumam Arumi sembari menatap ke arah jam tangan yang diberikan oleh Satria. Kakinya menghentak-hentak kecil karena tidak sabar menunggu."Bagaimana kalau Syahila lapar," gumam Arumi lagi yang merasakan payudaranya penuh dan itu tandanya kalau buah hatinya itu sedang lapar. Masih teringat dengan jelas bagaimana tangisan bayi kecil itu di telepon tadi.Tak lama kemudian terlihat sebuah mobil berwarna hitam mendekat ke arahnya. Dan setelah mengamati selama beberapa saat, terlihat seorang laki-laki turun dari mobil tersebut."Kenapa kamu lama sekali," gerutu Arumi karena melihat itu adalah Rasyid yang menjemputnya.Setelah itu Arumi pun segera masuk ke dalam mobil tersebut tanpa basa-basi. "Ayo cepat kita pergi," ucapnya ketika Rasyid juga sudah masuk ke dalam mobil tersebut."Apa Anda benar-benar sendirian?" tanya Rasyid sembari menekan pedal g

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Pilihan Dari Abi

    Satu jam berlalu. Saat ini Satria, Arumi dan Rena sudah berada di halaman rumah sakit. Terlihat para anak buah Satria sudah berjaga di berbagai sudut rumah sakit. Dan ketika baru saja turun dari mobil, Arumi pun memaksa dirinya untuk berjalan dengan cepat ke arah pintu masuk rumah sakit."Syahila, di mana kamu," ucap Arumi sembari terus melangkah. Kalau bisa, ia ingin berlari dan mengobrak-abrik seluruh gedung tersebut untuk mencari buah hatinya. Namun, ia sangat sadar dengan kemampuannya yang hanya wanita biasa dan baru melahirkan."Aris, bawa dia ke ruangan Arumi!" titah Satria sembari mendorong Rena ke arah Aris.Aris pun dengan sigap menangkap Rena dan membawanya mengikuti Satria."Lepas! Aku bisa berjalan sendiri!" sergahnya yang kemudian melangkah dengan tenang mengikuti Satria dan Arumi. Setelah sampai di lantai tempat Sahila biasanya diletakkan, Arumi pun segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia mengecek sendiri tempat di mana Sahila biasanya tidur. a

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Tidak Mungkin

    Langsung saja para wartawan menyorot ke arah orang tersebut. Setelah itu ia dengan tenang membuka topi dan maskernya.Melihat hal itu mata Arumi pun membulat. "Mas, itu Rena. Bagaimana?" bisik Arumi sembari mencubit paha Satria."Kamu tenang saja. Katakan saja semua yang kamu inginkan," jawab Satria dengan suara yang tak kalah lirih.Langsung saja Arumi menoleh dan mengernyitkan dahinya. 'Apa maksudnya?' pikir Arumi sembari melihat Satria yang saat ini sedang menatap Rena dengan santai. Sesaat kemudian Satria pun ikut menoleh dan mengusap kepala Arumi dengan lembut. "Kamu tenang saja," ujarnya dengan suara normal, hingga menarik perhatian beberapa wartawan dan mereka pun langsung mengabadikan momen itu.Arumi yang menyadari hal itu pun langsung melirik ke arah para wartawan yang menyorot mereka saat ini. 'Jangan-jangan dari tadi dia sudah tahu kalau itu Rena,' batinnya."Sudah aku katakan tenang saja. Aku ada di sini, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan," ujar Satria lagi.Langsung

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Cincin Kedua

    Dua jam kemudian di dalam ruangan Satria. Saat ini terlihat Satria yang tengah duduk di kursi kerjanya."Apa wanita itu memang sulit ditangani, Pak? atau hanya dia saja?" tanya Satria pada Pak Taufik, setelah ia selesai mematikan panggilan dari Aris yang mengatakan kalau dirinya dan Arumi sudah berada di lantai dasar perusahaan itu.Pak Taufik pun tersenyum kecil mendengar hal itu. "Nona Arumi ingin membantu Anda, Tuan. Dan saya pikir ini juga tidak ada salahnya," jawabnya dengan bijak."Aku sengaja tidak ingin melibatkan dia karena tidak mau dia mendengar pertanyaan-pertanyaan wartawan itu," ucapnya dengan nada mengeluh."Saya yakin Nona Arumi bisa menghadapinya, dia wanita yang kuat," sahut Pak Taufik masih dengan nada bicaranya tadi.Setelah itu yang terdengar hanyalah helaan napas panjang dari bibir Satria. Setelah 15 menit merapikan penampilan dan merencanakan semuanya, akhirnya Arumi dan Satria pun berjalan dengan tenang ke arah ruang konferensi pers yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status