“Apa katamu, Ryoma Otsuka akan memberi Hanako saham Shiseido Company sebanyak sepuluh persen setelah dia menikahi Hanako?” ulang Tomohiro yang tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.“Itulah yang baru saja aku katakan kepadamu, Tomo,” sahut Ham. Nada bicaranya pun terdengar sama tidak percayanya. “Aku mendengarnya sendiri dengan kedua telingaku, aku berada di sana, dalam rapat dewan direksi Shiseido Company. Ini adalah hal yang sangat sulit dipercaya. Maksudku, bagaimana mungkin? Selama bertahun-tahun aku bekerja di Shiseido Company, dengan Tuan Muda Ryoma Otsuka, baru sekali ini aku melihat Tuan Muda Ryoma Otsuka seyakin itu. Dia menentang aturan utama bisnis keluarga Otsuka yang telah ada sejak puluhan tahun. Dia menentang semua orang yang tidak setuju dengan keputusannya. Tapi, Tomo, bukan itu kegilaan yang sebenarnya. Melainkan, keputusan dari Nona Ayumi yang karena marah dan merasa tidak terima, dia pun menjual semua saham yang dia miliki di Shiseido Company. Dan Tuan M
Ayumi Otsuka menangis dipelukan Takaki sampai tersedu-sedu. Dia sama sekali tidak menyangka jika akhirnya dia akan mendapatkan kembali kebebasannya yang selama ini dia impi-impikan. Ayumi sama sekali tidak menyangka jika akhir dari semuanya akan seperti ini. Dia diam-diam bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Hanako Rin Sudo. Berkat Hanako, akhirnya Ayumi mendapat jalan untuk bisa menjual sahamnya di Shiseido Company untuk melunasi hutang-hutang yang dia miliki.“Puji Tuhan, Ayumi. Berkat kasih Tuhan di hari Natal ini, akhirnya kita bisa terlepas dari segala kesulitan yang selama bertahun-tahun membelenggu kita,” ujar Takaki. Sambil mengelus lembut kepala istrinya. “Sudah aku katakan kepadamu, bukan, jika Nona Hanako sama sekali tidak seburuk yang kau pikirkan. Sekarang, kau lihat sendiri bagaimana Nona Hanako membawa berkat untuk kita berdua. Membukakan jalan untuk kita. Jika bukan karena Nona Hanako, aku yakin, kesempatan kita tidak akan terbuka selebar ini dan, ya, mau tidak
“Selamat pagi, Nona Hanako. Bagaimana, apa tidurmu nyenyak?”Hanako seketika berteriak kaget saat dia membuka mata dan melihat ada Ryoma Otsuka yang berbaring persis di sebelahnya dan tersenyum lembut. “Tuan Muda, kenapa Anda berada di kamar tidur saya?” seru Hanako.“Ini apartemenku, Nona Hanako. Semua kamar tidur di sini kamar tidurku. Aku bebas masuk ke kamar tidur mana pun sesuka hatiku. Apalagi masuk ke kamar tidur calon istriku,” sahut Ryoma Otsuka.“Ta-tapi, Tuan Muda. Kita ... kita belum resmi menikah,” Hanako tergagap.“Sekarang memang belum. Tapi, besok pagi, ya.”“Ma-maksud Anda?”Ryoma Otsuka lagi-lagi tersenyum dan menatap dalam-dalam mata Hanako yang berbaring di hadapannya dengan wajah harap-harap cemas. “Setelah aku pikir-pikir, Nona Hanako, satu minggu itu ternyata terlalu lama. Jadi, aku putuskan untuk mempercepat pernikahan kita menjadi besok pagi. Lagipula, semua masalah yang ada sudah selesai. Selain itu, aku baru ingat jika minggu depan aku ada agenda lain yang b
Ryoma Otsuka tersenyum penuh kemenangan di balik pintu kamar tidur Hanako. Semua yang telah dia rencanakan berjalan dengan sangat baik sekali. Misi balas dendamnya kepada semua orang yang telah menghancurkan hidupnya di masa lalu telah resmi dimulai. Dan sebagai hadiah dari kerja kerasnya selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan Hanako Rin Sudo. Senjata yang akan menghancurkan semua musuh-musuhnya. Ryoma Otsuka melipat tangan di dada kemudian dia melangkah pergi. Dia tidak mau jika sampai Hanako menyadari dirinya sedang menguping pembicaraan Hanako dengan Tomohiro atau Ham melihatnya berdiri di sana seperti orang bodoh.Setelah kembali ke kamar tidurnya Ryoma mengambil sehelai sapu tangan berwarna merah muda yang terlipat rapi di dalam sebuah kotak beludru berwarna putih. Dia membuka lipatannya dan membuka kembali kenangan jauh di masa lalu, di malam Natal di taman dekat menara Tokyo.“Ini,” ujar seorang gadis berusia sekitar tujuh tahun berwajah hati sambil mengulurkan sapu tangan
“A-apa katamu, Ham? Besok pagi?” Tomohiro terlompat berdiri hingga kursi yang didudukinya terjengkang ke belakang. “Kau jangan bercanda, Ham. Itu sama sekali tidak lucu. Kau tahu itu.”“Demi Tuhan, Tomohiro. Aku tidak sedang bercanda. Aku bersungguh-sungguh dengan apa yang aku katakan. Untuk apa aku bercanda seperti itu. Tak ada gunanya. Konyol,” sahut Ham di ujung sambungan. “Aku diperintahkan langsung oleh Tuan Muda Ryoma Otsuka untuk menyampaikan kabar ini kepada, Tomo. Agar kau bersiap-siap dengan orang tuamu. Tuan Muda Ryoma Otsuka sudah mengatur segala sesuatunya. Semuanya. Jadi kau tidak perlu khawatir akan apa pun lagi.”“Oh, ya, Tuhan, Ham. Beberapa waktu yang lalu aku baru menelepon Hanako dan dia tidak mengatakan apa pun soal itu.”“Tuan Muda Ryoma Otsuka mengatakan dia telah memberitahu Nona Hanako.”“Benarkah? Tapi kenapa Hanako tidak mengatakan apa pun padaku?”“Soal itu, aku rasa Tuan Muda Ryoma baru memberitahu Nona Hanako,” sahut Ham. “Tapi, apa pun itu, kau tak perl
Yusuke Sakazaki melayangkan tinjunya ke atas meja. Dadanya naik turun karena marah. Dia baru saja mendapat kabar dari Takuya jika Nona Ayumi sudah berhasil menjual sahamnya di Shiseido Company kepada Ryoma Otsuka.“Sial! Benar-benar Sial sekali! Padahal aku baru saja ingin memakai kasus Ayumi ini untuk mendesaknya agar mau bersekutu denganku melawan Ryoma. Tapi dia justru sudah mendapatkan uangnya untuk melunasi hutang-hutang itu. Dengan begini rencanaku menjadi gagal total,” geram Yusuke. Tapi yang membuatnya meledak tentu saja bukan masalah itu. Melainkan karena Ryoma Otsuka yang telah merebut Hanako darinya memberikan saham Shiseido Company sebesar sepuluh persen kepada Hanako. Hal ini tentu saja akan menutup jalan Yusuke untuk mendapatkan kembali Hanako Rin Sudo dari cengkeraman tangan Ryoma. Meskipun dia membawa semua bukti yang ada kepada Hanako, kecil kemungkinan Hanako akan mau mendengarnya apalagi kembali kepadanya. Sebab, sekalipun dia sudah tahu kenyataannya, tapi, saham di
Masaki Otsuka dan Ryuchi Otsuka baru selesai makan siang di sebuah restoran Cina dan mereka mengambil tempat privat karena mereka berdua memang ingin membicarakan hal penting dan rahasia.“Aku benar-benar tidak menyangka jika Ryoma Otsuka akan berbuat seperti itu,” kata Ryuchi Otsuka sambil menyesap minumannya dan mengelap ujung mulutnya dengan kain serbet yang telah disiapkan. “Menurutmu, apakah Ryoma tahu tentang persekutuan kita ini, Masaki?”Yang ditanya meletakan gelasnya dan berkata dengan murung. “Entahlah, aku tidak tahu dan tidak dapat memastikan. Tapi, ada kemungkinan memang Ryoma sudah tahu rencana kita ini. Karena, aku merasa Ryoma sepertinya sengaja memancing kemarahan kita dengan dia melanggar aturan perusahaan keluarga yang telah ada selama puluhan tahun dengan memberikan saham Shiseido Company meski hanya sepuluh persen kepada Nona Hanako Rin Sudo dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal.”“Aku juga mempunyai pikiran yang sama denganmu, Masaki. Karena itulah aku
Jika ada orang yang paling tidak ingin Tomohiro Yamashita Sudo temui di dunia ini maka orang itu adalah Takuya Isahara. Bagi Tomohiro Takuya merupakan pecundang paling menyedihkan sekaligus paling menjengkelkan yang pernah dia temui selama hidupnya. Selain Ryoma Otsuka dan dirinya, masih banyak lagi orang lain yang membenci Takuya Isahara. Salah satunya adalah Hanako Rin Sudo, tak lain dan tak bukan adik kandungnya sendiri. Padahal Hanako hanya pernah satu kali bertemu dengan Takuya sewaktu Takuya mengunjungi Tokyo sekitar satu setengah tahun yang lalu. Akan tetapi, Takuya sudah memberikan kesan yang buruk untuk Hanako.Waktu itu, Takuya datang berkunjung ke toko parfum milik Tomohiro. Layaknya musuh di masa lalu yang kembali bertemu setelah sekian lama, Takuya Isahara yang sudah sukses dan popular itu pun kembali membuat ulah. Dia menghina Tomohiro dan merendahkannya.“Aku pikir setelah sekian lama kita tidak bertemu hidupmu sudah berubah menjadi jauh lebih baik lagi, Tomohiro Yamash
Mata Hanako Rin Sudo membulat. “I-ini gaun pengantin yang harus aku kenakan?”“Bagaimana, Hana, apa kau suka?” tanya ibunya.“Ini luar biasa sekali.”Hanako hampir menangis melihat gaun pengantin berwarna putih yang dia desain sendiri dan berharap akan dia kenakan saat dia menikah nanti dengan Yusuke. Sebab, Hanako mendesain gaun pengantin itu sewaktu dia masih memiliki hubungan dengan Yusuke Sakazaki dan Yusuke mengatakan jika dia akan menikahinya nanti. Tapi, sekarang, dia akan mengenakan gaun pengantin itu untuk menikah dengan Ryoma Otsuka. Pria yang tidak pernah dia mimpikan bahkan dia bayangkan pun tidak akan menjadi suaminya. Tapi, meskipun begitu, Ryoma Otsuka mampu membuatnya terharu dan anehnya merasa nyaman. Hal yang sudah hilang saat Hanako menjalin hubungan dengan Yusuke.“Jangan hanya senyum-senyum, Hana. Cepat ganti gaunmu. Kita sudah terlambat. Jangan sampai Tuan Muda menunggu terlalu lama di gereja.”Hanako menganggukkan kepala. “Baik, Ibu.”Cinta. Sejak permulaan wak
Jam di layar ponsel genggam itu menunjukkan pukul tujuh pagi. Takuya Isahara merasa sangat kacau sekali. Dia tidak dapat tidur semalaman. Karena frustrasi dan tidak memiliki tempat untuk berkeluh-kesah, Takuya pun menghabiskan malam dengan minum-minum. Takuya tahu jika pagi hari ini dia ada janji dengan Ryoma Otsuka di taman tak jauh dari menara Tokyo. Takuya awalnya berencana untuk tidak datang saja dan membatalkan janji itu. Entah untuk apa Ryoma Otsuka ingin bertemu, tapi itu pasti bukan sesuatu yang baik sama sekali.Setelah menghabiskan hampir lima botol minuman beralkohol, Takuya yang lemas pun dengan sempoyongan terhuyung ke tempat tidur dari balkon. Takuya mabuk berat dan dia tahu itu. Dia hanya ingin melampiaskan kemarahannya yang bersarang di dalam hati agar dapat bernapas dengan lega dan tidak lagi merasa sesak. Apalagi yang menunggu Takuya Isahara di depan adalah masalah yang lebih besar lagi. Saat Takuya berhasil mencapai tempat tidur dan menjatuhkan diri di atas kasur, t
Pesawat pribadi yang dinaiki oleh Hanako Rin Sudo, Ham dan Ryoma Otsuka mendarat di bandara Haneda sekitar pukul setengah dua pagi. Mereka dijemput oleh Yukimura, sopir yang sebelumnya mengantar Hanako saat dia hendak bertolak ke Kyoto. Namun, kali ini sikap Sota benar-benar lain sama sekali dari yang Hanako ingat. Tentu saja itu pasti karena sekarang mereka bersama dengan Ryoma Otsuka. Dan Sota pun harus benar-benar menjaga sikapnya jika tidak ingin mendapat masalah atau bahkan kehilangan pekerjaan.“Tuan Muda, kita mau ke mana?” tanya Sota saat semua orang sudah Naik.“Langsung ke apartemenku. Nona Hanako biar istirahat di sana saja. Agar begitu perias pengantin datang dapat langsung dirias,” jawab Ryoma Otsuka.“Baik, Tuan Muda.”Selama di dalam perjalanan menuju apartemen Ryoma, Hanako jatuh tertidur di bahu Ryoma di kursi belakang. Pada awalnya Ham dan Sota merasa sedikit cemas jika hal itu akan membuat Ryoma menjadi marah. Tapi, bukan hanya tidak marah, Ryoma Otsuka justru meme
Bagi Takuya Isahara cinta merupakan sebuah ironi. Bagai mana tidak, satu-satunya gadis yang mampu membuat hati Takuya bergetar sekaligus bergairah, adalah juga gadis yang sama yang sebentar lagi akan membawa mimpi buruk ke dalam hidupnya bersama dengan orang yang paling dia benci dan paling ingin dia hancurkan. Ironis sekali memang. Bahwa Takuya mau tidak mau harus menghadapi kenyataan jika orang yang paling dia cintai dan telah lama dia harapkan sekarang menjadi milik dari musuh bebuyutannya sendiri. Takuya menyadari seandainya saja waktu itu dia punya sedikit saja keberanian untuk mengejar cintanya, maka mungkin nasibnya tidak akan seperti ini.Takuya melihat Hanako Rin Sudo untuk pertama kalinya hampir tiga setengah tahun yang lalu sewaktu dia pergi ke Suzuka untuk satu urusan. Takuya langsung terpesona dengan kecantikan Hanako yang seperti orang asing itu, dan dia sama sekali tidak menyangka jika ternyata gadis yang dia taksir itu ternyata adalah adik Tomohiro Yamashita Sudo. Tem
Hanako Rin Sudo duduk termenung di balkon kamar tidurnya dan menatap langit Kyoto yang cerah dengan matahari yang bersinar keemasan. Hanako tersenyum. Langit itu sama persis dengan langit Suzuka kampung halamannya. Berwarna biru muda dengan matahari keemasan dan awan putih tipis hampir transparan.“Bagaimana menurutmu langit Kyoto?” tanya sebuah suara yang sudah tidak asing dari arah belakang.Hanako menoleh tanpa membalikkan badannya. Ryoma Otsuka tampak berjalan ke arahnya dengan tangan terlipat di dada. “Indah sekali, Tuan Muda Ryoma. Persis langit di atas kampung halamanku di Suzuka,” sahut Hanako.“Benarkah?”Hanako menganggukkan kepala pelan. “Tentu saja.” Dia kembali menengadah menatap langit dan kemudian berkata, “Dulu, sewaktu saya kecil, hampir setiap pagi aku selalu pergi ke bukit tak jauh dari rumahku di Suzuka hanya agar dapat melihat langit lebih jelas dan lebih bebas lagi. Langit Suzuka yang berwarna biru muda dengan matahari keemasan dan awan yang hampir transparan yan
Begitu Tomohiro dan Akio sampai di hotel tempat Takuya menginap mereka berdua langsung menuju resepsionis untuk menanyakan di kamar nomor berapa Takuya Isahara menginap. Setelah mengetahui di kamar nomor berapa Takuya menginap dan memastikan kepada resepsionis itu jika Takuya memang berada di kamar tidurnya dan tidak sedang keluar maka Tomohiro dan Akio pun bergegas. Saat mereka berdua hendak masuk ke dalam lift, tiba-tiba saja seorang pria ikut menerobos masuk. Betapa kagetnya Tomohiro dan Akio saat melihat wajah pria itu. Ternyata dia Yusuke Sakazaki. Tidak hanya Tomohiro yang terkejut, Yusuke pun tampak sama terkejutnya.“Kau, sedang apa kau di sini, Yusuke? Jangan katakan jika kau diam-diam mengikuti aku dan Akio,” kata Tomohiro.Yusuke mengerutkan bibir. “Aku sama sekali tak mengerti kenapa kau sejak dulu selalu saja mencurigai aku dan selalu saja berpikiran buruk. Aku datang ke hotel ini karena aku ada urusan dan itu bukan denganmu, tentu saja. Dan bukan juga urusanmu,” sahut Yu
Jika ada orang yang paling tidak ingin Tomohiro Yamashita Sudo temui di dunia ini maka orang itu adalah Takuya Isahara. Bagi Tomohiro Takuya merupakan pecundang paling menyedihkan sekaligus paling menjengkelkan yang pernah dia temui selama hidupnya. Selain Ryoma Otsuka dan dirinya, masih banyak lagi orang lain yang membenci Takuya Isahara. Salah satunya adalah Hanako Rin Sudo, tak lain dan tak bukan adik kandungnya sendiri. Padahal Hanako hanya pernah satu kali bertemu dengan Takuya sewaktu Takuya mengunjungi Tokyo sekitar satu setengah tahun yang lalu. Akan tetapi, Takuya sudah memberikan kesan yang buruk untuk Hanako.Waktu itu, Takuya datang berkunjung ke toko parfum milik Tomohiro. Layaknya musuh di masa lalu yang kembali bertemu setelah sekian lama, Takuya Isahara yang sudah sukses dan popular itu pun kembali membuat ulah. Dia menghina Tomohiro dan merendahkannya.“Aku pikir setelah sekian lama kita tidak bertemu hidupmu sudah berubah menjadi jauh lebih baik lagi, Tomohiro Yamash
Masaki Otsuka dan Ryuchi Otsuka baru selesai makan siang di sebuah restoran Cina dan mereka mengambil tempat privat karena mereka berdua memang ingin membicarakan hal penting dan rahasia.“Aku benar-benar tidak menyangka jika Ryoma Otsuka akan berbuat seperti itu,” kata Ryuchi Otsuka sambil menyesap minumannya dan mengelap ujung mulutnya dengan kain serbet yang telah disiapkan. “Menurutmu, apakah Ryoma tahu tentang persekutuan kita ini, Masaki?”Yang ditanya meletakan gelasnya dan berkata dengan murung. “Entahlah, aku tidak tahu dan tidak dapat memastikan. Tapi, ada kemungkinan memang Ryoma sudah tahu rencana kita ini. Karena, aku merasa Ryoma sepertinya sengaja memancing kemarahan kita dengan dia melanggar aturan perusahaan keluarga yang telah ada selama puluhan tahun dengan memberikan saham Shiseido Company meski hanya sepuluh persen kepada Nona Hanako Rin Sudo dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal.”“Aku juga mempunyai pikiran yang sama denganmu, Masaki. Karena itulah aku
Yusuke Sakazaki melayangkan tinjunya ke atas meja. Dadanya naik turun karena marah. Dia baru saja mendapat kabar dari Takuya jika Nona Ayumi sudah berhasil menjual sahamnya di Shiseido Company kepada Ryoma Otsuka.“Sial! Benar-benar Sial sekali! Padahal aku baru saja ingin memakai kasus Ayumi ini untuk mendesaknya agar mau bersekutu denganku melawan Ryoma. Tapi dia justru sudah mendapatkan uangnya untuk melunasi hutang-hutang itu. Dengan begini rencanaku menjadi gagal total,” geram Yusuke. Tapi yang membuatnya meledak tentu saja bukan masalah itu. Melainkan karena Ryoma Otsuka yang telah merebut Hanako darinya memberikan saham Shiseido Company sebesar sepuluh persen kepada Hanako. Hal ini tentu saja akan menutup jalan Yusuke untuk mendapatkan kembali Hanako Rin Sudo dari cengkeraman tangan Ryoma. Meskipun dia membawa semua bukti yang ada kepada Hanako, kecil kemungkinan Hanako akan mau mendengarnya apalagi kembali kepadanya. Sebab, sekalipun dia sudah tahu kenyataannya, tapi, saham di