Takagi Otsuka benar-benar merasa sangat marah. Siang itu dia diusir oleh kakak kandungnya sendiri, Syouchi Otsuka.“Kau pikir aku ini bank apa, ha? Kau seharusnya malu dengan dirimu sendiri, Takagi. Pekerjaanmu hanya mengemis pinjaman ke semua orang,” cibir Syouchi. “Kau ini seorang pria dewasa, kau berpendidikan dan kau juga bukan datang dari keluarga yang kesusahan ekonomi. Tapi, kau sendiri yang mempersulit hidupmu. Apa kau tidak sadar betapa bodohnya kau ini? Di luar sana ada banyak sekali orang yang berharap jika dia dilahirkan dari keluarga Otsuka. Agar memiliki masa depan yang cerah dan hidup yang sudah pasti terjamin. Tapi kau justru menyia-nyiakan kesempatan itu. Kau dari dulu memang tidak pernah berubah, Takagi. Kau masih saja sama bodohnya.”“Adik Ipar, semua yang dikatakan oleh kakakmu itu adalah benar. Seharusnya Adik Ipar belajar dari kesalahan di masa lalu dan memperbaikinya. Bukan semakin menjadi-jadi seperti sekarang ini. Adik Ipar, apa Adik Ipar tidak malu mengetuk p
Hanako Rin Sudo tidak dapat berkata-kata saat Ham menunjukkan kamar tidur yang akan dia tempati selama dia berada di Kyoto. Kamar tidur itu sangat luas dan sangat mewah. Dindingnya dicat dengan warna coklat lembut. Ada sebuah lukisan pohon bunga sakura yang bunganya yang berwarna merah muda sebagian telah gugur di tanah. Tempat tidurnya cukup untuk tidur tiga orang. Di sisi tempat tidur ada sebuah meja kecil dengan lampu tidur yang jika dinyalakan akan memancarkan cahaya temaram. Selain itu ada juga dua buah sofa panjang berwarna coklat tua yang diletakan secara berhadap-hadapan dengan sebuah meja kecil di tengah. Lalu ada sebuah lemari kayu yang juga memiliki ukuran cukup besar dan sebuah meja rias.“Nona Hanako, saya harap Anda dapat beristirahat dengan nyaman di kamar tidur Anda yang sederhana ini,” kata Ham. “Jika Anda memerlukan sesuatu Anda dapat menelepon saya.” Dia menunjuk telepon di meja dekat tempat tidur.“Apa kau bercanda? Kamar tidur ini bahkan berkali-kali lipat lebih l
Haibara Shintaro baru saja menyelesaikan makan siangnya dan sedang duduk minum jus tomat sambil membaca buku di kamar tidurnya. Hari ini memang hari Natal. Tapi, sudah sejak lama suka cita Natal hilang di dalam keluarga Haibara. Kehangatan dan damai Natal merupakan kenangan manis di masa lalu yang entah kapan akan dapat terulang kembali. Sejak ibu Haibara meninggal hampir sembilan tahun yang lalu, ayahnya, Hakim Ichiba Nakanisi Shintaro yang patah hati kemudian memilih menenggelamkan hidupnya dalam pekerjaan dan menyerahkan Haibara dalam asuhan pengasuhnya. Dia terlalu patah hati hingga sampai sekarang pun tidak memiliki niat untuk kembali membuka hatinya. Sejak saat itu, baik Natal maupun Paskah, sudah tidak memiliki makna apa pun lagi untuk keluarga Shintaro. Terutama bagi Hakim Ichiba. Mereka memang merayakan Natal. Tapi, hanya sebatas itu. Sebatas perayaan tanpa makna sama sekali.“Kau tidak pergi berkunjung ke rumah Takuya, kekasihmu yang seorang pengacara itu, Haibara?” tanya Ha
“Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau pikirkan, Ryoma. Kau mengirim Hanako yang seorang amatir ke Kyoto untuk membantu Takaki menyelesaikan masalah kasus pencurian itu? Oh, ya Tuhan ... sepertinya kau memang telah kehilangan akal sehatmu,” sembur Ayumi Otsuka dengan marah saat Ryoma akhirnya menjawab teleponnya. “Dengar, Ryoma. Aku tidak peduli apa dab bagaimana rencanamu itu. Tapi, aku benar-benar tidak suka dengan tindakan yang kau ambil secara sepihak ini. Kau memang orang yang memiliki saham paling tinggi di antara yang lain selain ayah. Tapi, bukan berarti kau bebas mengambil tindakan semaumu. Aku sudah mengatakan padamu jika Takaki pasti akan mengatasi masalah di Kyoto dan akan bertanggung jawab secara penuh. Tapi, kau justru mengirim Hanako Rin Sudo, orang luar dan amatir untuk membantu Takaki. Aku tahu kau pasti sudah memiliki rencana dengan Hanako, tapi, bukan seperti ini caranya, Ryoma. Yang kau lakukan adalah menghina aku dan juga Takaki. Kau menganggap kami b
Takaki baru sekitar kurang lebih tiga puluh lima atau empat puluh menit bertemu dan berkenalan langsung dengan Hanako Rin Sudo dan dia sudah terpesona dengan sikap dan keramahtahamahan gadis itu yang tulus. Takaki sekarang mengerti kenapa Ryoma Otsuka tertarik dengan gadis itu. Selain cantik dan segala apa yang ada di dalam dirinya sangat memesona, Hanako Rin Sudo juga memiliki kepribadian yang luar biasa dan juga cerdas. Jika dijadikan sebagai lawan, maka Hanako adalah gadis yang tangguh dan akan sulit sekali untuk mengalahkannya. Tapi, jika dijadikan kawan, dia akan sangat membantu dan menguntungkan. Dan sepertinya keputusan yang diambil Takaki untuk menjadikan Hanako sebagai kawan adalah tepat. Meski pada awalnya dia merasa sedikit ragu saat pertama kali melihat gadis cantik bertubuh indah dan seksi itu.“Tuan Takaki, setelah apa yang Anda ceritakan kepada saya,” kata Hanako, “saya ingin mendengar bagaimana hipotesis Anda sendiri terkait kasus pencurian ini. Maksud saya, selain An
Setelah Yusuke Sakazaki pulang, Takuya Isahara berkali-kali mengecek ponsel genggamnya berharap ada pesan masuk dari Nona Yuma atau ada panggilan telepon darinya. Tapi, meskipun dia mengecek ponsel genggamnya satu menit sekali, tetap masih belum ada tanda-tanda Nona Yuma menghubunginya atau mengirimkan pesan untuknya. Merasa frustrasi sendiri Takuya akhirnya memutuskan untuk mandi dan mencuci rambutnya agar dia lebih segar dan rileks kembali. Namun, pada saat dia baru saja sampai di ambang pintu kamar mandi dan hendak menutup pintu, tiba-tiba saja ponsel genggam yang dia letakan di atas meja di samping tempat tidur berdering dengan sangat nyaring. Takuya pun berlari untuk mengambilnya. Benar saja, ada panggilan masuk dari nomor baru. Dengan harapan yang meluap-luap, Takuya pun segera menjawab panggilan telepon itu. Akan tetapi, beberapa detik kemudian, saat Takuya mendengar suara yang menjawab di ujung sambungan itu adalah suara seorang pria dan dia sangat familier dengan suara itu, s
“Apa kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kau katakan itu, Takagi?”“Tentu saja aku bersungguh-sungguh dengan apa yang aku katakan padamu, Kakak Ipar. Untuk apa aku berbohong? Aku mendengarnya sendiri. Langsung dari mulut Syouchi,” sahut Takagi dengan penuh keyakinan. “Dengar, Kakak Ipar. Syouchi itu tidak sebaik apa yang Kakak Ipar dan semua orang kira. Syouchi busuk dan sangat jahat. Dan, jika Kakak Ipar berpikir di keluarga Otsuka hanya aku satu-satunya orang yang mengalami kesulitan dan masalah dalam keuangan, maka Kakak Ipar salah besar. Selain aku ada satu orang lain lagi yang juga sedang mengalami kesulitan keuangan yang bahkan jauh lebih besar daripada aku. Orang itu adalah Syouchi Otsuka. Ya, Kakak Ipar. Syouchi sedang mengalami masalah keuangan yang sangat serius sekarang. Semua bisnis yang dia banggakan selama ini sedang berada di ujung tanduk, semuanya hampir bangkrut. Aku memang tidak tahu persis bagaimana awal mulanya dan mengapa hal itu bisa terjadi dan aku juga tidak
Hari ini adalah hari yang paling indah untuk Ryoma Otsuka. Dari balkon apartemennya dia dapat melihat langit yang seperti petak biru tak berawan. Matahari yang keemasan, kekal dan abadi, masih berkeliling setiap harinya di jalur putaran yang sama hingga satu tahun berikutnya. Meski siang hari itu cuaca cukup cerah, tapi udara masih cukup dingin. Angin bertiup dengan cukup kencang. Jalanan di sisi dan kanannya berhiaskan gundukan salju berwarna putih bersih yang turun kemarin mala. Jalanan yang tidak ditutupi salju berkilauan tertimpa sinar matahari. Meski udara cukup dingin, namun, itu sama sekali tidak menghalangi orang-orang untuk keluar rumah merayakan Natal bersama saudara dan keluarga yang lainnya. Sambil merundukkan badan menahan dinginnya udara bulan Desember di Jepang yang dapat tiba-tiba turun suhunya tanpa aba-aba, mereka bergegas mempercepat langkahnya. Dari balkon kamar apartemennya, Ryoma Otsuka dapat melihat orang-orang berlalu lalang di jalanan. Mereka menggigil dalam
Mata Hanako Rin Sudo membulat. “I-ini gaun pengantin yang harus aku kenakan?”“Bagaimana, Hana, apa kau suka?” tanya ibunya.“Ini luar biasa sekali.”Hanako hampir menangis melihat gaun pengantin berwarna putih yang dia desain sendiri dan berharap akan dia kenakan saat dia menikah nanti dengan Yusuke. Sebab, Hanako mendesain gaun pengantin itu sewaktu dia masih memiliki hubungan dengan Yusuke Sakazaki dan Yusuke mengatakan jika dia akan menikahinya nanti. Tapi, sekarang, dia akan mengenakan gaun pengantin itu untuk menikah dengan Ryoma Otsuka. Pria yang tidak pernah dia mimpikan bahkan dia bayangkan pun tidak akan menjadi suaminya. Tapi, meskipun begitu, Ryoma Otsuka mampu membuatnya terharu dan anehnya merasa nyaman. Hal yang sudah hilang saat Hanako menjalin hubungan dengan Yusuke.“Jangan hanya senyum-senyum, Hana. Cepat ganti gaunmu. Kita sudah terlambat. Jangan sampai Tuan Muda menunggu terlalu lama di gereja.”Hanako menganggukkan kepala. “Baik, Ibu.”Cinta. Sejak permulaan wak
Jam di layar ponsel genggam itu menunjukkan pukul tujuh pagi. Takuya Isahara merasa sangat kacau sekali. Dia tidak dapat tidur semalaman. Karena frustrasi dan tidak memiliki tempat untuk berkeluh-kesah, Takuya pun menghabiskan malam dengan minum-minum. Takuya tahu jika pagi hari ini dia ada janji dengan Ryoma Otsuka di taman tak jauh dari menara Tokyo. Takuya awalnya berencana untuk tidak datang saja dan membatalkan janji itu. Entah untuk apa Ryoma Otsuka ingin bertemu, tapi itu pasti bukan sesuatu yang baik sama sekali.Setelah menghabiskan hampir lima botol minuman beralkohol, Takuya yang lemas pun dengan sempoyongan terhuyung ke tempat tidur dari balkon. Takuya mabuk berat dan dia tahu itu. Dia hanya ingin melampiaskan kemarahannya yang bersarang di dalam hati agar dapat bernapas dengan lega dan tidak lagi merasa sesak. Apalagi yang menunggu Takuya Isahara di depan adalah masalah yang lebih besar lagi. Saat Takuya berhasil mencapai tempat tidur dan menjatuhkan diri di atas kasur, t
Pesawat pribadi yang dinaiki oleh Hanako Rin Sudo, Ham dan Ryoma Otsuka mendarat di bandara Haneda sekitar pukul setengah dua pagi. Mereka dijemput oleh Yukimura, sopir yang sebelumnya mengantar Hanako saat dia hendak bertolak ke Kyoto. Namun, kali ini sikap Sota benar-benar lain sama sekali dari yang Hanako ingat. Tentu saja itu pasti karena sekarang mereka bersama dengan Ryoma Otsuka. Dan Sota pun harus benar-benar menjaga sikapnya jika tidak ingin mendapat masalah atau bahkan kehilangan pekerjaan.“Tuan Muda, kita mau ke mana?” tanya Sota saat semua orang sudah Naik.“Langsung ke apartemenku. Nona Hanako biar istirahat di sana saja. Agar begitu perias pengantin datang dapat langsung dirias,” jawab Ryoma Otsuka.“Baik, Tuan Muda.”Selama di dalam perjalanan menuju apartemen Ryoma, Hanako jatuh tertidur di bahu Ryoma di kursi belakang. Pada awalnya Ham dan Sota merasa sedikit cemas jika hal itu akan membuat Ryoma menjadi marah. Tapi, bukan hanya tidak marah, Ryoma Otsuka justru meme
Bagi Takuya Isahara cinta merupakan sebuah ironi. Bagai mana tidak, satu-satunya gadis yang mampu membuat hati Takuya bergetar sekaligus bergairah, adalah juga gadis yang sama yang sebentar lagi akan membawa mimpi buruk ke dalam hidupnya bersama dengan orang yang paling dia benci dan paling ingin dia hancurkan. Ironis sekali memang. Bahwa Takuya mau tidak mau harus menghadapi kenyataan jika orang yang paling dia cintai dan telah lama dia harapkan sekarang menjadi milik dari musuh bebuyutannya sendiri. Takuya menyadari seandainya saja waktu itu dia punya sedikit saja keberanian untuk mengejar cintanya, maka mungkin nasibnya tidak akan seperti ini.Takuya melihat Hanako Rin Sudo untuk pertama kalinya hampir tiga setengah tahun yang lalu sewaktu dia pergi ke Suzuka untuk satu urusan. Takuya langsung terpesona dengan kecantikan Hanako yang seperti orang asing itu, dan dia sama sekali tidak menyangka jika ternyata gadis yang dia taksir itu ternyata adalah adik Tomohiro Yamashita Sudo. Tem
Hanako Rin Sudo duduk termenung di balkon kamar tidurnya dan menatap langit Kyoto yang cerah dengan matahari yang bersinar keemasan. Hanako tersenyum. Langit itu sama persis dengan langit Suzuka kampung halamannya. Berwarna biru muda dengan matahari keemasan dan awan putih tipis hampir transparan.“Bagaimana menurutmu langit Kyoto?” tanya sebuah suara yang sudah tidak asing dari arah belakang.Hanako menoleh tanpa membalikkan badannya. Ryoma Otsuka tampak berjalan ke arahnya dengan tangan terlipat di dada. “Indah sekali, Tuan Muda Ryoma. Persis langit di atas kampung halamanku di Suzuka,” sahut Hanako.“Benarkah?”Hanako menganggukkan kepala pelan. “Tentu saja.” Dia kembali menengadah menatap langit dan kemudian berkata, “Dulu, sewaktu saya kecil, hampir setiap pagi aku selalu pergi ke bukit tak jauh dari rumahku di Suzuka hanya agar dapat melihat langit lebih jelas dan lebih bebas lagi. Langit Suzuka yang berwarna biru muda dengan matahari keemasan dan awan yang hampir transparan yan
Begitu Tomohiro dan Akio sampai di hotel tempat Takuya menginap mereka berdua langsung menuju resepsionis untuk menanyakan di kamar nomor berapa Takuya Isahara menginap. Setelah mengetahui di kamar nomor berapa Takuya menginap dan memastikan kepada resepsionis itu jika Takuya memang berada di kamar tidurnya dan tidak sedang keluar maka Tomohiro dan Akio pun bergegas. Saat mereka berdua hendak masuk ke dalam lift, tiba-tiba saja seorang pria ikut menerobos masuk. Betapa kagetnya Tomohiro dan Akio saat melihat wajah pria itu. Ternyata dia Yusuke Sakazaki. Tidak hanya Tomohiro yang terkejut, Yusuke pun tampak sama terkejutnya.“Kau, sedang apa kau di sini, Yusuke? Jangan katakan jika kau diam-diam mengikuti aku dan Akio,” kata Tomohiro.Yusuke mengerutkan bibir. “Aku sama sekali tak mengerti kenapa kau sejak dulu selalu saja mencurigai aku dan selalu saja berpikiran buruk. Aku datang ke hotel ini karena aku ada urusan dan itu bukan denganmu, tentu saja. Dan bukan juga urusanmu,” sahut Yu
Jika ada orang yang paling tidak ingin Tomohiro Yamashita Sudo temui di dunia ini maka orang itu adalah Takuya Isahara. Bagi Tomohiro Takuya merupakan pecundang paling menyedihkan sekaligus paling menjengkelkan yang pernah dia temui selama hidupnya. Selain Ryoma Otsuka dan dirinya, masih banyak lagi orang lain yang membenci Takuya Isahara. Salah satunya adalah Hanako Rin Sudo, tak lain dan tak bukan adik kandungnya sendiri. Padahal Hanako hanya pernah satu kali bertemu dengan Takuya sewaktu Takuya mengunjungi Tokyo sekitar satu setengah tahun yang lalu. Akan tetapi, Takuya sudah memberikan kesan yang buruk untuk Hanako.Waktu itu, Takuya datang berkunjung ke toko parfum milik Tomohiro. Layaknya musuh di masa lalu yang kembali bertemu setelah sekian lama, Takuya Isahara yang sudah sukses dan popular itu pun kembali membuat ulah. Dia menghina Tomohiro dan merendahkannya.“Aku pikir setelah sekian lama kita tidak bertemu hidupmu sudah berubah menjadi jauh lebih baik lagi, Tomohiro Yamash
Masaki Otsuka dan Ryuchi Otsuka baru selesai makan siang di sebuah restoran Cina dan mereka mengambil tempat privat karena mereka berdua memang ingin membicarakan hal penting dan rahasia.“Aku benar-benar tidak menyangka jika Ryoma Otsuka akan berbuat seperti itu,” kata Ryuchi Otsuka sambil menyesap minumannya dan mengelap ujung mulutnya dengan kain serbet yang telah disiapkan. “Menurutmu, apakah Ryoma tahu tentang persekutuan kita ini, Masaki?”Yang ditanya meletakan gelasnya dan berkata dengan murung. “Entahlah, aku tidak tahu dan tidak dapat memastikan. Tapi, ada kemungkinan memang Ryoma sudah tahu rencana kita ini. Karena, aku merasa Ryoma sepertinya sengaja memancing kemarahan kita dengan dia melanggar aturan perusahaan keluarga yang telah ada selama puluhan tahun dengan memberikan saham Shiseido Company meski hanya sepuluh persen kepada Nona Hanako Rin Sudo dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal.”“Aku juga mempunyai pikiran yang sama denganmu, Masaki. Karena itulah aku
Yusuke Sakazaki melayangkan tinjunya ke atas meja. Dadanya naik turun karena marah. Dia baru saja mendapat kabar dari Takuya jika Nona Ayumi sudah berhasil menjual sahamnya di Shiseido Company kepada Ryoma Otsuka.“Sial! Benar-benar Sial sekali! Padahal aku baru saja ingin memakai kasus Ayumi ini untuk mendesaknya agar mau bersekutu denganku melawan Ryoma. Tapi dia justru sudah mendapatkan uangnya untuk melunasi hutang-hutang itu. Dengan begini rencanaku menjadi gagal total,” geram Yusuke. Tapi yang membuatnya meledak tentu saja bukan masalah itu. Melainkan karena Ryoma Otsuka yang telah merebut Hanako darinya memberikan saham Shiseido Company sebesar sepuluh persen kepada Hanako. Hal ini tentu saja akan menutup jalan Yusuke untuk mendapatkan kembali Hanako Rin Sudo dari cengkeraman tangan Ryoma. Meskipun dia membawa semua bukti yang ada kepada Hanako, kecil kemungkinan Hanako akan mau mendengarnya apalagi kembali kepadanya. Sebab, sekalipun dia sudah tahu kenyataannya, tapi, saham di