Share

Cukup Menghibur

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jujur saja Vallen merasa sangat bahagia mendengar apa yang diucapkan oleh Morgan kepadanya tadi. Namun, di satu sisi tetap saja Vallen tidak ingin terlalu lunak kepada Morgan karena bagaimanapun juga ia tetap ingin memberikan pria itu pelajaran dan pembalasan tipis-tipis.

“Apa kau senang dengan semua itu? Apakah semua itu cukup membuatmu puas?” tanya Morgan kepada Vallen dengan tatapan serius.

“Cukup menghibur!” sahut Vallen singkat dan langsung membuang muka.

“A-apa maksudmu dengan kata cukup menghibur? A-ku …,” ucap Morgan terputus ketika ia kembali teringat bahwa mood Vallen memang tidak stabil saat ini.

“Sabar, Morgan. Sabar! Kau harus bisa menahan dirimu dari amarah. Dan ingat! Vallen sedang mengandung calon ahli warismu sekarang ini. Kau harus lebih banyak mengalah,” gumam Morgan berusaha meredakan emosinya karena mendengar jawaban Vallen yang ia sendiri merasa itu adalah jawaban yang cukup membuat kesal dirinya.

Meski hanya sebuah gumaman saja, akan tetapi Vallen masih dapat me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Kembali

    “Selamat datang kembali, Nona Muda.”“Selamat datang, Nona Muda.”“Semoga harimu menyenangkan, Nona Muda.”“Aku siap membantumu kapan saja, Nona Muda.”Entah berapa puluh kali Vallen menerima kata sambutan itu ketika ia mulai menuruni mobil Morgan. Mereka sudah kembali ke mantion Morgan dan saat ini tentu saja status Vallen sudah resmi sebagai istri Morgan. Morgan sudah mengurus segalanya meski Vallen tidak setuju. Nyatanya mereka sudah resmi dan pernikahan mereka sudah terdaftar di negara itu.Vallen dipaksa duduk pada sebuah kursi roda dan kemudian Morgan mendorongnya menuju ke dalam rumah. Para pelayan di sana semua menundukkan kepala ketika Morgan dan Vallen melewati mereka. Tidak ada yang berani menatap langsung ke arah Vallen apalagi Morgan yang sedang berjalan dengan angkuh dan penuh percaya diri.Sebagian dari mereka akan berbisik ketika Morgan dan Vallen sudah jauh berjalan di depan dan tidak memungkinkan lagi untuk mendengar suara mereka berbisik.“Aku tidak percaya akhirnya

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   TUMPAHKAN SEMUA

    “Sayang! Bagaimana kau bisa berkata seperti itu kepadaku? Kalau bukan di sini, lalu di mana aku akan tidur malam ini?” tanya Morgan dengan sedikit frustasi.“Itu terserah padamu! Aku tidak mau tahu di mana kau akan tidur. Yang jelas tidak di kamar ini!” jawab Vallen santai dan kemudian meninggalkan Morgan di posisinya sekarang, ia berjalan kembali ke arah luar kamar.“Sayang! Kau mau ke mana?” tanya Morgan sedikit berteriak dan langsung mengikuti Vallen.“Aku butuh udara segar dan aku merasa kamar bukan lah tempat yang cocok untuk mendapatkannya!” sahut Vallen dan berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Morgan.Setelah semua yang sudah ia laukan kepada Vallen, tentu saja Morgan tidak lagi ingin mengekang kebebasan Vallen di dalam istananya ini. Ia memberikan hak dan kebebasan penuh bagi Vallen untuk ke mana saja dan melakukan apapun yang wanita itu inginkan di sini.Morgan hanya perlu mengikutinya dan mengawasinya dari kejauhan, karena hanya dengan cara itu saja Morgan bisa me

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Leo Serba Salah

    Setelah Vallen agak tenang, Morgan membawa tubuh lemah itu untuk berbaring di ranjang empuknya. Ia inginn Vallen istirahat dan tidak lagi menguras air matanya seperti tadi. Bukan berarti Morgan tidak sedih kehilangan Cleo, akan tetapi ia juga tidak bisa membuat Vallen terus larut dalam kesedihannya.Ada nyawa lain yang juga butuh perhatian dan kekuatan dari Vallen saat ini. Calon anak kedua mereka dan Morgan harap kehadiran anak itu nanti bisa sedikit mengobati kerinduan Vallen pada Cleo. Juga kerinduannya pada anak yang tidak pernah bisa ia peluk dengan penuh cinta dan kasih sayang.Bahkan, Morgan tidak pernah bisa mengucapkan kata maaf kepada putrinya untuk tahun-tahun yang sudah ia lewati bersama Vallen tanpa dirinya. Morgan tidak pernah lagi punya kesempatan untuk mengungkapkan rasa cinta dan sayangnya kepada gadis kecil itu.Gadis kecil yang sudah membenci dirinya sejak pertemuan pertama mereka dulu. Gadis kecil yang sangat pintar dan cerdas seperti dirinya. Memiliki wajah dan ju

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Rencana Cristian dan Diana

    “Aku mendapatkan undangan untuk bertemu dengan pria angkuh itu besok!” ucap Christia pada ibunya – Diana malam itu setelah selesai makan malam.“Apa yang ingin dia bicarakan?” tanya Diana heran.“Aku tidak tahu apa yang sedang pria itu pikirkan dan apa yang akan dia bahas besok pagi. Tapi, aku merasa bahwa semua ini tidak akan menjadi sesuatu yang baik-baik saja untuk kita,” jawab Cristian dengan ekspresi yang gugup dan juga sedikit khawatir.“Tidak perlu takut. Aku akan membantumu dari belakang layar. Ada banyak orang yang siap membantu kita untuk menjatuhkannya tanpa kita harus terlibat di dalamnya,” ungkap Diana pada Cristian dengan tenang dan menenggak wine yang ada di tangannya saat ini.Sebenarnya, Diana juga merasa sangat khawatir dan sedang berpikir keras untuk mendapatkan cara agar putranya itu bisa menghadapi Morgan dengan tenang dan memilih cara yang terhormat untuk membuat pihak lawan mereka itu jatuh. Namun, semua itu tentu saja dilakukan Diana tanpa sepengetahuan Tuan Za

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Dinding Bisa Mendengar

    Sepanjang malam Cristian tidak bisa berpikir dengan jernih tentang banyak hal dan salah satunya tentu saja tentang bagaimana ia harus menghadapi Morgan hari ini. Sudah jam lima dini hari dan Cristian bahkan tidak tidur sepicing pun. Ia hanya memutar-mutar ponsel di tangannya dan beberapa kali membuka tutup laptop kerjanya.“Kau tidak tidur semalaman, Cris?” tanya Diana yang datang menghampiri putranya itu dengan membawakan secangkir susu hangat dan dua porsi sandwich.“Aku tidak bisa tidur walau aku sudah memaksa mataku untuk terpejam, Mom!” jawab Cristian dan mengatur duduknya di pinggir ranjang.Diana meletakkan sarapan pagi yang dibawanya menggunakan sebuah nampan mewah itu di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur Cristian. Ia tahu bahwa Crisitan tidak akan makan dan minum di pagi hari sebelum ia membasuh muka dan menyikat giginya terlebih dahulu. Setidaknya itu yang bisa ia lakukan jika ia tidak berniat untuk mandi.Dan benar saja hal yang dipikirkan Diana itu, tidak be

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Saling Menantang

    “Di mana Leo? Aku dengar dia sudah pulang tadi pagi. Kenapa dia tidak menemuiku? Bukannya dia tau kalau aku sudah menunggunya sejak kemarin?” tanya Vallen bertubi-tubi pada Emma – pelayan yang ditugaskan Morgan untuk menjaga dan melayaninya di dalam kamar.“Maaf, Nona Muda. Tuan Leo masih ada urusan pekerjaan dengan Tuan Muda,” jawab Emma dengan menunduk dan takutk memandang langsung kepada wajah Vallen.“Cepat panggilkan Leo untukku! Aku tidak peduli ada urusan apa yang sedang dia bahas dengan pria gila itu. Yang jelas, sekarang aku ingin Leo datang dan menemuiku!” titah Vallen dengan nada tinggi dan membuat Emma semakin gemetar ketakutan.“Ba-baik, Nona Muda. Aku akan meminta seorang petugas jaga di depan kamar untuk meneruskan perintahmu kepada tuan Leo!”“Katakan pada mereka untuk datang dengan cepat karena aku tidak suka menunggu terlalu lama!”“Baik, Nona Muda. Sesuai dengan keinginanmu.”Emma membungkukkan badannya dan segera berjalan mundur lalu menuju pintu kamar dan berniat

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Berjanjilah.

    Emma dan Leo langsung saja keluar dari ruangan itu karena tidak ada lagi alasan untuk mereka masih bertahan berdiri di sana. Kemarahan Morgan jelas terdengar sangat menakutkan dan Leo tahu dengan tingkat kemarahan yang seperti itu, bahkan biasanya Morgan bisa melenyapkan nyawa seseorang.“Leo! Jangan pergi dulu. Aku masih ingin bicara,” panggil Vallen pada Leo dengan sedikit berteriak.Namun, Leo tidak lagi berani menoleh apalagi menjawab ucapan Vallen itu. Langkahnya tetap fokus ke depan karena dia masih teramat sayang pada nyawanya. Vallen terdengar terus memanggil sampai pintu kamar itu ditutup oleh Leo dari luar dan kemudian Morgan menguncinya dengan segera.Morgan bahkan membuang kunci itu ke bawah jendela kamar dan membuat Vallen melongo tak percaya dengan hal yang baru saja dilakukan oleh Morgan.“Kau gila! Kau benar-benar sudah gila, Mo” pekik Vallen di depan wajah pria itu.“Ya. Aku memang gila. Aku gila karenamu, Sayang. Tolong jangan menyiksaku lagi. Aku tahu bahwa semua ya

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Mulai Dari Nol, Yuk!

    “Sayang … aku akan berjanji dengan memakai nyawaku untuk semua itu. Aku akan berjanji dan memenuhi semua itu dan akan menjadi pria yang paling bertanggung jawab atas hidup dan kebahagiaanmu, juga anak-anak kita nantinya,” jawab Morgan dengan sangat yakin dan kemudian Vallen luluh dalam dekapannya.Keduanya saling memeluk melepaskan semua kegelisahan yang sempat terjadi di antara mereka. Perseteruan yang membuat suasana menegang, akhirnya terselesaikan dan keduanya sudah kembali menjadi pasangan yang penuh cinta saat ini.Morgan memeluk Vallen dengan sangat lembut tapi terasa sangat erat seakan ia tidak akan pernah melepaskan wanita itu lagi dari dalam kehidupannya. Ia juga berjanji tidak akan menyakiti Vallen dalam hal apapun lagi untuk saat ini dan kemudian hari.“Apa kita perlu memanggil dokter? Kita perlu memeriksakan lagi keadaan kesehatanmu, Sayang.” Morgan memberikan saran kepada Vallen akan hal itu.“Aku baik-baik saja untuk saat ini. Kau tak perlu terlalu cemas soal itu,” sahu

Bab terbaru

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Akhir Yang Bahagia

    “Ayo, Crish! Mami sudah siap berkemas, lebih baik pergi sekarang juga. Sebelum ayahmu pulang dan membuat semua rencana kita berantakan,” ajak Diana kepada Cristian.“Sabar, Mom. Aku sedang mengerjakan sesuatu,” sahut Cristian dan masih asik dengan ponselnya.“Ayolah! Nanti saja kau urus ponselmu dan game itu! Kau selalu saja tidak pernah bisa diandalkan! Saat seperti ini pun kami masih sibuk bermain game,” ketus Diana dan tidak lupa sedikit kata umpatan pada anak laki-lakinya itu.Cristian sebenarnya hanya sedang mengulur waktu karena ia tidak ingin Diana benar-benar pergi saat ini. Cristian juga masih punya hati dan tidak tega jika harus mengorbankan nyawa ibunya demi menyelamatkan nyawa Lara. Jadi, sejak tadi dia berusaha untuk menyusun rencana agar bisa menyelamatkan Lara dan juga Diana dalam waktu bersamaan.Namun, ternyata semua itu terlalu sulit untuk bisa dia lakukan. Pada akhirnya alarm peringatan dari Morgan pun datang. Ia tidak bisa lagi mengelak saat ini untuk membawa Diana

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Di Bawah Ancaman

    Di kediamannya, Diana merasa takut karena ia sudah mendengar tentang dirinya yang sedang dalam pencarian Morgan. Sebenarnya, ia tidak perlu terlalu takut saat ini andai itu hanya Morgan saja. Diana memang sudah memutuskan untuk membunuh Vallen dan ia ternyata salah sasaran. Ia menduga gadis yang dibawa oleh Leo di dalam mobilnya itu adalah Vallen.Mereka melukai gadis itu dan kemudian Diana baru menyadari bahwa ternyata itu adalah Cleo – putri semata wayang Vallen dan Morgan. Namun, lagi-lagi tembakannya salah sasaran karena Leo dengan beraninya memberikan tubuhnya sebagai perisai dalam melindungi Cleo dari tembakannya yang brutal itu tadi.“Bukannya aku sudah bilang pada Mami untuk tidak lagi pernah menganggunya! Tapi kenapa Mami masih tetap tidak mau mendengarkan aku?” tanya Cristian dengan sangat geram pada Diana yang bersembunyi di dalam kamarnya.“Diam lah kau, Anak durhaka! Kau bahkan tidak bisa aku andalkan dalam semua hal ini. Padahal, aku melakukan semua ini tentu adalah demi

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Tidak Kuizinkan!

    “Jangan bercanda, Sweety! Kau tidak bisa membohongiku dalam hal seperti ini! Leo tidak mungkin bisa terluka apalagi sampai harus dioperasi seperti itu. Dia tidak akan berani mati sebelum aku menyuruhnya untuk mati.” Morgan berkata dengan nada tidak percaya atas apa yang baru saja diucapkan oleh putrinya itu.“Kau harus memeriksanya ke sana sekarang juga!” titah Vallen yang merasa bahwa semua itu pasti lah benar adanya.“Aku akan menelponnya dulu untuk memastikan.” Morgan berkata lagi sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya dan kemdudian menekan tombol panggil di samping nama Leo.Tuuutt … tuuutt ….Tidak ada jawaban dari sana meski sudah beberapa kali Morgan mencoba untuk menghubungi Leo. Memang tidak seperti biasanya, karena Leo tidak pernah membuat Morgan menunggu meski hanya di panggilan kedua kali.Leo adalah kaki tangan kepercayaannya dan tidak pernah membuatnya kecewa selama ini. Mana mungkin Morgan membiarkan Leo pergi begitu saja tanpa pamit. Morgan mendecak kesal dan kemudian

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Leo Sekarat

    Cleo sudah sampai dengan selamat di rumah sakit berkat perjuangan Leo dan juga pengorbanannya. Ia tidak akan pernah bisa sampai di tempat ini dan bertemu orang tuanya jika saja Leo tidak pasang badan dalam melindunginya dari tembakan orang tidak dikenal saat dalam perjalanan tadi.Saat sampai di rumah sakit, Morgan segera memeluk putrinya itu dengan rasa bahagia dan haru. Meski tetap saja awalnya ia mendapatkan penolakan dari Cleo dan itu tidak mengapa bagi Morgan. Ia mengerti karena Cleo masih dalam keadaan marah padanya perihal kondisi Vallen saat ini.“Tuan … maafkan aku kalau tidak bisa menjaganya dengan maksimal. Nona kecil terluka di lengannya karena pecahan kaca mobil,” ucap Leo saat menghantarkan Cleo ke dalam ruangan perawatan Vallen.“Kau! Kenapa bisa putriku terluka?” tanya Morgan dengan marah dan melayangkan satu pukulan keras pada perut Leo.“Daddy! Stop! Paman Leo sedang terluka!” teriak Cleo dengan sangat keras dan membuat rencana hantaman Morgan terhenti.“Itu sudah me

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Cleo Kembali

    “Sayang … kapan kau akan bangun? Sudah empat jam kau belum juga membuka mata. Apa kau memang tidak ingin lagi bertemu denganku? Bagaimana dengan kejutan yang sudah aku persiapkan untukmu? Apa kau sama sekali tidak ingin menunggunya datang? Dia pasti akan sangat sedih jika kau tidak menyambut kedatangannya nanti,” ungkap Morgan dengan untaian pertanyaan yang ia lemparkan kepada Vallen.Tubuh wanita itu masih tergelatak di atas ranjang rumah sakit dan belum ada tanda-tanda dia merespon setiap yang dikatakan oleh Morgan. Sejak Morgan menemaninya di dalam ruangan ini, tidak sebentar pun Morgan berhenti mengajak berbicara.Ia masih terus berharap bahwa Vallen bisa membuka matanya sebelum Cleo datang. Ia tahu bahwa Cleo akan mencecarnya dengan makian nanti karena sudah membuat Vallen seperti sekarang ini. Cleo sudah terlalu lama memendam rasa rindunya kepada Vallen. Namun, sekarang ketika mereka akan bertemu kejadian tak terduga ini terjadi.“Selamat siang, Tuan Muda. Kami ingin memeriksa k

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Dooor!

    Tiga jam sudah berlalu sejak Vallen berada di ruang perawatan dengan semua jenis alat medis yang menempel pada tubuhnya. Morgan merasa sangat teriris ketika melihat hal itu dan dia bahkan terus menangis menyalahkan dirinya.Sesekali ia akan mengelus perut buncit Vallen dan kemudian mengecupnya dengan sangat lembut. Vallen sudah melewati masa-masa kriti, tapi masih dalam masa observasi karena dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk ia bisa kembali sadar dari pingsannya.“Sayang … buka matamu sekarang. Apa kau tidak ingin melihat kejutan yang sudah aku persiapkan untukmu? Aku rasa, sudah waktunya kau untuk tahu hal itu dan maafkan aku jika selama ini harus membuatmu menderita. Semua itu demi kebaikan dirimu dan juga putri kita – Cleo!” ungkap Morgan dengan suara yang sangat lembut seperti berbisik kepada Vallen yang masih memejamkan matanya.Morgan mengeluarkan ponselnya dan kemudian menghubungi Leo yang tadi ia perintahkan untuk menjemput seseorang dan sampai saat ini belum juga sampai

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Bunga Beracun

    Di dalam kamarnya, Vallen masih terisak ketika ia tidak bisa membayangkan hal menyakitkan itu terjadi dalam hidupnya. Lagi … ia disakiti oleh pria yang dicintainya. Dan kali ini benar-benar sudah tidak bisa untuk ia maafkan. Vallen tidak akan pernah memberikan kesempatan pada seseorang yang sudah berkhianat darinya. Ia tidak ingin terlihat rendah dengan memberikan maaf lalu menerimanya, seolah tidak ada yang pernah terjadi dalam hubungan mereka sebelumnya.Ia menghapus sisa-sisa air matanya yang kini menyisahkan sesenggukan dan juga isakan tidak bersuara. Ia mencoba kuat dan tegar dengan semua yang sudah terjadi. Vallen merasa bahwa semua ini memang sudah tidak bisa lagi untuk diperbaiki.“Baik. Aku akan membuatmu menyesal karena sudah berani menyakitiku. Aku tidak akan pernah tinggal diam dengan semua ini,” gumam Vallen dengan penuh tekad.Sementara itu, dia mengambil ponselnya dan melihat tidak ada hal yang perlu ia khawatirkan lagi sekarang. Vallen berpikir keras seolah sedang meng

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Meninggalkanmu!

    “Sayang … ada apa denganmu? Apa yang terjadi sampai kau berkata dan bersikap kasar padaku?” tanya Morgan heran kepada Vallen.Namun, wanita mengandung itu memilih berjalan meninggalkan Morgan yang menatapnya dengan heran dan juga bingung. Ia tidak mengerti sama sekali di mana letak kesalahannya pada Vallen kali ini. Ia mengekor di belakang Vallen karena merasa masih butuh penjelasan dari sang pujaan hatinya.Sementara itu, para koki dan pelayan kembali melanjutkan pekerjaannya di bawah arahan dan pantauan dari bibi Jane. Bibi Jane memang hanya bertugas sebagai pengawas para pekerja di rumah itu semenjak ia sudah tidak lagi kuat untuk beraktifitas seperti biasa. Morgan menaikkan jabatannya karena memang sejak dulu pun Morgan tidak memberikan pekerjaan yang rumit untuk bibi Jane.“Sayang … tunggu aku! Apa ini semua?” tanya Morgan yang terus mengikut Vallen.“Apa semua ini? Apa maksudmu dengan pertanyaan itu? Aku sungguh tidak mengerti!” jawba Vallen dengan kembali bertanya.“Maksudku …

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Bibi Jane

    “Nona Muda … apa yang sedang kau lakukan?” tanya seorang pelayan di dapur kepada Vallen.“Aku tidak melakukan apa pun. Aku hanya sedang ingin memasak sop iga sapi dengan tanganku sendiri,” jawab Vallen dan tetap melanjutkan pekerjaannya.“Biarkan koki saja yang memasaknya, Nona. Nanti tuan muda bisa marah besar kalau dia tahu Anda berada di dapur lagi,” ucap pelayan itu dengan sangat takut.“Kenapa dia harus marah? Aku tidak memasak untuk dirinya, dan aku memang sedang ingin memasak sendiri. Justru kalau dia melarangku, maka aku lah yang akan marah besar!” ungkap Vallen kepada pelayan itu dengan nada tinggi dan emosi.Pelayan yang mendengar ucapan Vallen itu tentu saja langsung merasa tidak berdaya. Para koki yang sejak tadi berdiri di dapur pun hanya bisa diam dan menyaksikan tangan majikannya bergerak cepat mempersiapkan segalanya. Vallen tidak terlihat seperti istri seorang yang berkuasa sama sekali. Dia sangat lihai mengerjakan pekerjaan memasaknya dan sejak tadi para koki hanya m

DMCA.com Protection Status