“Ke The Clouds? Asyiiik!”
Antusiasme di dalam suara Julie yang tidak disembunyikan tersebut membuat Ipang melirik istrinya. “Kamu antusias banget kayaknya aku ajak ketemu temen-temenku.”
“Soalnya temen-temen Mas ganteng semua sih. Seger liatnya.”
Ipang langsung menghela napas begitu mendengar jawaban jujur Julie barusan, sementara Julie terkikik geli karenanya.
Usai dari resepsi pernikahan Raveno dan Kina, Ipang mengajak Julie ke The Clouds karena Ksatria mengatakan mereka perlu bertemu langsung untuk membahas mengenai laporan yang mereka terima beberapa hari yang lalu.
Awalnya Ipang pikir Julie tak akan mau, tapi istrinya itu terlihat antusias.
“Emang yang paling ganteng di antara kami berenam
“Nanti aku jemput, oke?” Ipang menatap Julie yang tengah melepas seat belt-nya.“Oke, Mas.”“Padahal semalam kita pulang udah lewat tengah malam, terus sekarang kamu udah mau kerja lagi aja. Nggak capek emangnya?”Julie tersenyum ketika menoleh dan mendapati Ipang yang seperti tengah khawatir padanya. Semalam mereka memang pulang larut malam dari The Clouds. Julie pikir ia sebenarnya bisa saja beristirahat di rumah.Tapi minggu lalu ia sudah terlalu banyak mengambil hari libur. Julie sendiri takut kalau ia di rumah akan bosan karena meskipun ada Ipang yang menemaninya, Julie terbiasa mondar-mandir di salon.“Capek sih, tapi ya aku kan kerjanya nggak selalu berdiri dan bergerak kayak pegawaiku yang lain. Masa aku liburan te
“Jadi kamu mau apa ke sini, Den?”Raden tak langsung menjawab pertanyaan Julie. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruang rapat yang kerap kali dijuluki sebagai akuarium karena keseluruhan dindingnya yang merupakan dinding kaca.Julie sengaja mengajak Raden bertemu di sini, di ruang meeting yang ada di lantai satu dan meskipun agak jauh dari area di mana pelanggannya berada, masih dapat diawasi dari luar berkat dinding kacanya.“Aku mau ngobrol sama kamu,” jawab Raden pada akhirnya. “Aku belum sempat ngobrol lama sama kamu sejak kita ketemu.”“Kan yang di vila waktu itu kita ngobrol banyak.” Julie mengerutkan keningnya, ia bahkan masih mengingat apa saja yang mereka bicarakan waktu itu. “Aku jadi penasaran sama kamu.”
“Berapa lama dia di sana?”“Kurang dari satu jam kayaknya.” Julie duduk di depan meja riasnya dan mulai memakai skincare-nya. “Aku duduk sama dia dengan jarak kurang lebih dua meter. Nggak ada peluk-pelukan, nggak ada jabat tangan. Aman pokoknya.”Ipang terkekeh begitu Julie menjelaskan dengan rinci soal pertemuannya tadi dengan Raden. Sebenarnya Ipang sudah bertanya sejak mereka makan malam di luar tadi, tapi Julie mengatakan kalau mereka bisa membicarakannya di rumah dan ia lebih suka mendengar cerita Ipang tentang harinya terlebih dahulu.Hal-hal sekecil itu yang selalu menjadi kejutan tersendiri bagi Ipang. Ia yang biasanya hanya punya Suri, kini bertambah satu orang lagi yang akan selalu peduli tentang bagaimana hari yang ia jalani.“Terus?”
“Mas Kalu orangnya lucu ya, sayang dia terlarang buat aku.”“Hah?” Julie seakan tak bisa memercayai pendengarannya. “Gimana? Gimana?”“Mas Kalu.” Tanpa sungkan, Suri mengulangi nama yang baru saja ia ucapkan. “Kemarin aku nggak sengaja ketemu dia waktu lagi service mobil. Terus kita ngobrol-ngobrol gitulah.”“Emang baru kali itu kamu ngobrol berdua sama dia?”“Nggak sih, tapi seringnya juga kan di bawah pengawasan Mas Ipang.” Suri terkekeh geli. Tidak ada yang bisa mengalahkan seberapa protektifnya Ipang terhadap Suri.“Kamu naksir dia?” Julie bertanya seraya menggeser piring berisi sup kerang yang jadi menu makan malam mereka.&ldqu
“Kamu dulu gembil ya pas kecil.”“Iya, kayak kamu dulu.”“Aku kan suka makan makanan manis, pas masih kecil sampai ABG nggak kekontrol, jadilah bengkak begitu.”Ipang tersenyum mendengar penjelasan Julie. Karena permintaan Suri, akhirnya Ipang dan Julie menginap di rumah itu. Julie tahu, sebenarnya yang memudahkan Ipang untuk berkata ‘iya’ pada permintaan Suri adalah absennya kehadiran sang ayah di rumah.Kalau ada ayahnya, Julie yakin Ipang akan mengajaknya pulang.“Terus kamu diet?”Julie menggeleng, masih belum berbalik untuk menghadap Ipang. Kini ia berdiri di deretan rak yang memajang foto-foto Ipang dari kecil hingga dewasa. Semua itu tadinya ditaruh dan disusun oleh ibun
Embusan udara yang dingin dari AC kamar tersebut membuat Julie semakin mendekat pada sesuatu yang membuatnya hangat tersebut. Julie menaikkan selimutnya hingga ke dada supaya menghalau udara tersebut.Beberapa saat kemudian, Julie membuka matanya saat merasakan sesuatu yang mendesaknya di bawah sana, mau tak mau mata Julie terbuka juga.Hal pertama yang Julie lihat adalah dada bidang Ipang yang tidak dilapisi secarik kain pun. Dada bidang dan perut liatnya membuat Julie tak bisa mengalihkan pandangannya.Karena hanya ia yang menaikkan selimut, maka ia bisa dengan leluasa menatap tubuh suaminya yang hanya mengenakan celana pendek.Julie mengikuti V-line yang ada di bawah perut Ipang hingga. tanpa sadar mendesah kecewa karena tak bisa melihat ujung V-line tersebut yang ada di balik celan
“Mas Ipang!”Ipang terus berjalan meskipun samar-samar ia mendengar ada suara yang memanggilnya. Beberapa pegawai dengan lanyard berlogo perusahaan milik keluarganya menyapa Ipang dengan sopan.Sampai kemudian ia masuk ke lobi, samar-samar ia mendengar suara perempuan tersebut. Ipang tidak memperlambat langkahnya, ia pikir hanya suara itu berasal dari orang yang bukan memanggil dirinya.Kesiap pelan dari orang-orang di sekitarnya, juga tarikan di sikunya yang pada akhirnya membuat Ipang berhenti melangkah melewati lobi gedung tersebut.“Mas Ipang!” panggil perempuan itu sekali lagi dengan napas terengah-engah. Jelas, mengejar langkah Ipang yang lebar menggunakan pump heels-nya bukan sesuatu yang bisa membuatnya bernapas dengan normal.
“Mikirin apa sih sampai melamun begitu? Mikirin cara lunasin utang negara? Atau gimana caranya balikin anggota KPK yang disingkirin setelah tes itu?”Pertanyaan Candy memang selalu absurd—dan biasanya akan selalu begitu untuk memancing perhatian Julie.“Kayaknya lebih berat pertanyaan kamu dibanding beban pikiranku deh.”Perempuan berwajah oriental dengan kepala yang tengah dipijat oleh Julie itu tertawa hingga matanya hampir seperti orang yang sedang memejamkan mata.Pemandangan itu membuat Julie tersenyum, Candy cantik dan Julie paling suka melihat sahabatnya saat ia sedang tertawa.“What’s wrong?”“Nothing.”“L