Share

Gara-Gara Bu Mega

Penulis: Claire Park
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-14 13:50:30

“Mas,” panggilku saat ia masih sibuk membaca buku yang tebalnya menyamai novel series Harry Potter.

“Hmm.”

Tanggapannya mengapa singkat, jelas, dan padat? Aku tahu bahwa Mas Rangga adalah sosok yang tak mau diganggu saat sedang membaca, tetapi kali ini aku tak mau membiarkan masalah tadi siang berlarut-larut. Mengapa Mas Rangga selalu saja seperti itu? Ia selalu mengabaikan setiap masalah, seolah tak terjadi apa-apa. Padahal, aku ingin mendengar pendapatnya tentang Bu Mega, tentang perdebatan tadi siang di ruangan perawan tua itu.

Aku ingin tahu bagaimana perasaannya? Apa dia kesal saat melihatku dibentak oleh Bu Mega? Aku ingin tahu tentang tanggapan dan solusinya untuk menghadapi Bu Mega kedepannya. Bukankah wanita itu jelas berpotensi menjadi perusak dalam rumah tangga kami? Seharusnya Mas Rangga memberiku kekuatan untuk tetap tegar dalam menghadapi kegilaan Bu Mega. Apalagi dia tahu bahwa aku ini masih labil dan otakku gampang oleng oleh cerita-cerita negatif di luar sana.

“Mas!”
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Tidak Bisa Dibiarkan (Mega POV)

    Apa yang bisa kulakukan sekarang? Rangga terlihat sangat menyukai Kinan. Berbeda saat menikah dengan Kinara, pria itu terlihat acuh dan tak peduli dengan istri pertamanya. Apakah ini bukti bahwa Kinan sangat berkesan bagi Rangga? Apa ini bisa menjadi tanda bahwa Rangga pun sangat mencintai Kinan? Hal itu tak boleh terjadi, sebab aku akan semakin sulit untuk merusak hubungan mereka. Aku tak bisa membiarkan Kinan mendapatkan apa yang tak bisa kudapatkan—cinta dari Rangga.Melihat Rangga berteriak membela Kinan membuat darahku mendidih, irama jantungku berdetak dengan cepat, dan adrenalinku terpacu untuk terus membuat Kinan dalam masalah. Aku mengakui bahwa sikapku kali ini tak mencerminkan sikap profesionalisme, membawa masalah pribadi ke dalam rana pekerjaan. Memberi Kinan nilai rendah hanya karena rasa kesal yang menggerogoti hatiku. Ya, inilah pembalasanku padanya. Meski tugas yang ia berikan selalu saja memuaskan, tetapi aku tak bisa memberinya nilai yang sempurna. Dia akan besar ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Ngidam?

    Aku berteriak dan menjambak rambutku sendiri, amarah ini terus saja bertambah. Bu Mega sengaja ingin mempermalukanku di depan banyak orang. Namun, aku bukanlah gadis polos dan naif yang gampang terpojok. Wah, sudahlah tak bersikap profesional, ia malah dengan terang-terangan ingin menjatuhkanku di depan dosen lain. Dia pikir aku bisa dengan mudah ditumbangkan. Jangan harap. Untung saja, aku tak akan berada di dalam kelasnya lagi. Tak apa mendapat nilai rendah, yang penting aku bisa bebas dari kukungan perawan tua itu.Ah, sekarang aku paham mengapa ia terus-terusan sendiri di usianya yang sudah berkepala tiga. Hanya satu jawaban yang pasti, Bu Mega selalu menyukai milik orang lain. Cih, dasar, titisan pelakor, hobi merusak hubungan orang lain dan berpura-pura menjadi korban. Ada banyak pria lain di luar sana, baik yang single, atau duda. Namun, mengapa ia masih saja terobsesi dengan suami orang? Sepertinya jiwa pelakor memang sudah mendarah daging di jiwa dan raganya.“Lo kenapa sih,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Julidnya Tetangga

    “Udah ngisi belum, Nan?” Lagi, pertanyaan itu membuatku tak bersemangat. Sehari setelah melakukan pengecekan tentang ada atau tidaknya kehidupan dalam rahimku, menstruasiku pun datang tanpa permisi—tak ada gejala PMS. Andai aku bersabar satu hari saja, uang sepuluh ribu-ku tak akan melayang untuk membeli alat tespek—lumayan jajan ciki atau beli pop ice di Mang Tarya.Kutatap Tante Tuti dengan senyum mengembang—senyum palsu. “Belum, Tante.” Jika saja tak ingin membeli seblak, aku tak akan bertemu dengannya.“Kok, belum, sih? Dulu, si Kinara cuma beberapa bulan setelah nikah langsung hamil. Terus kenapa kamu belum, suaminya kan, sama? Kamu mandul kali?”Senyumanku berubah menjadi tawa. Masih berusaha untuk tetap bersabar. “Ya, belum dikasih sama Tuhan, Tante. Tuhan tahu kalo saya belum siap punya anak. Saya, kan masih kuliah,” kataku tanpa memalingkan wajah darinya. Sungguh adrenalinku sudah terpacu, jantungku memompa dengan cepat, dan darahku mendidih mengalir ke segala penjuru tubuhk

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Perkara Nikah Muda

    Aku tidak tahu kenapa masalahku terus saja berlanjut, baik di ranah tetangga, maupun di lingkup kampus. Setelah perdebatanku dengan Bu Tuti yang tak kunjung mendapat lampu hijau perdamaian—baik aku dan Bu Tuti sama-sama bersikeras tak ingin mengalah. Ya, Bu Tuti berlindung dengan sebuah kata ‘tidak sopan dengan orang tua’, sedangkan aku berlindung di balik kata ‘Aku punya harga diri yang tidak boleh diinjak-injak, meski orang tua sekali pun’. Ya, mau bagaimana lagi, zaman sekarang bukanlah zaman dinasti, di mana seseorang akan dihukum cambuk jika melawan orang yang lebih tua, meski orang muda tersebut terbukti tak bersalah. Anak-anak zaman sekarang sudah dilindungi dan memiliki hak untuk berbicara, termasuk hak untuk mempertahankan harga diri masing-masing. Jadi wajar saja, jika aku memperlakukan Bu Tuti seperti tempo hari, sebab dia-lah yang memulai perdebatan dan memancing emosiku. Sudah tahu aku gampang terbakar, ia malah memantik api di hadapanku. Aku menggosok-gosok wajahku deng

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Sebuah Rencana (Mega POV)

    Setelah beberapa hari mengetahui fakta tentang hubungan Rangga dan Kinan, aku merasa belum ikhlas dengan hal itu. Sungguh, aku masih kesal pada kenyataan yang ada. Mengapa Tuhan begitu jahat padaku? Mengapa semesta tak pernah memberikan apa pun yang kuinginkan, padahal aku hanya meminta satu permohonan saja. Apakah sesulit itu untuk mengabulkannya? Apakah keinginanku begitu mustahil untuk kudapatkan? Apa Tuhan tak mau melihatku bahagia? Apakah skenario hidupku memang seperti ini? Selalu terpuruk dan tak bisa bahagia? Akan tetapi, kenapa hanya aku yang tak bisa berbahagia? Mengapa hanya aku yang tak bisa mendapatkan apa yang kuinginkan? Mengapa hanya aku yang tak boleh memaksakan kehendakku? Apa dosaku telah menggunung, sehingga satu doaku pun tak bisa terijabah?Aku benar-benar pusing akan masalah ini? Bagaimana bisa dunia begitu kejam padaku? Apa aku hidup hanya untuk menjadi pemeran pendukung? Padahal, aku juga ingin menjadi pemeran utama di dalam cerita ini. Bukankah itu tak adil?

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Terharu

    Aku tersenyum masam saat mendengar Bu Caca mengucapkan sebuah kalimat yang mampu membuat jantungku berhenti berdetak sejenak. Ia memang mengucapkan selamat atas pernikahanku dan Mas Rangga, tetapi aku tahu apa yang sedang ia rencanakan. Sebagai pembawa acara kali ini aku yakin bahwa ia ingin mempermalukanku di depan banyak orang. Mengapa ia mengatakan di acara seminar seperti ini jika tidak ingin mempermalukanku? Bukankah ia sendiri tahu bahwa aku tidak ingin mengekspos hubunganku dengan Mas Rangga? Namun, melihat keseriusannya kali ini, membuatku yakin bahwa ia sebenarnya ingin menimbulkan konteks negatif akan ucapannya barusan. Aku menoleh ke kanan lalu ke kiri, saat Dewi dan Mela menggenggam jemariku erat lalu membisikkan kata-kata penyemangat yang kutahu itu hanyalah sebuah hiburan. Sepertinya hidupku akan kembali merasakan huru hara yang sulit untuk diatasi. Ruangan yang tadinya hening, sontak menjadi rusuh. Kalimat-kalimat tak suka samar-samar terdengar di telingaku, membuatku

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Tak Sesuai Rencana (Mega POV)

    “Apa ini rencana yang katanya akan membuat Kinan terpuruk, Ca? Bukannya mendapat hinaan, Kinan malah mendapat dukungan dari banyak orang.”Aku benar-benar kesal akan kejadian tempo hari. Bukannya dihujat, Kinan justru mendapat ucapan selamat dari teman-temannya, beserta dosen lainnya. Harusnya tidak seperti ini, bukan? Seharusnya Kinan merasa putus asa dan terpuruk akan cemoohan orang lain. Kinan tak pantas untuk Rangga yang terlalu sempurna. Mengapa rencana Caca tidak sesuai dugaan? Apakah sekarang aku harus mengakui kekalahanku? Tidak! Kinan tak boleh bahagia di atas penderitaanku. Itu tidak boleh sampai terjadi!“Aku juga tak tahu akan berakhir seperti ini, Bu Mega. Aku mengira semuanya akan berjalan sesuai rencana, tetapi Tuhan dan semesta sepertinya tidak mendukung rencanaku. Kinan benar-benar beruntung.”Beruntung? Ha-ha-ha, ya, gadis itu memang beruntung dan aku selalu sial. Begitu, kan? Aku sekarang bertambah yakin, bahwa dalam cerita ini, Kinan adalah pemeran utama yang sela

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Berubahkah?

    Apa ini? Mengapa banyak orang yang memberiku ucapan selamat atas pernikahan dan keberuntungan yang kudapatkan? Ya, walaupun kutahu masih ada segelintir dari mereka yang tidak menyukai fakta tersebut. Namun, aku tak bisa memaksa mereka untuk setuju dan menyukaiku, bukan? Mereka bebas mengemukakan pendapat dan aspirasi, mau membenci atau tidak, itu bukan urusanku. Yang terpenting bahwa aku tetap akan melanjutkan kehidupan ini meski kutahu bahwa jalannya tak akan semulus dulu—sebelum hubunganku terungkap.“Selamat, ya, Nan. Gue kira lo bakal nikah sama Devan, tau-taunya sama Pak Rangga.” Aku tak tahu siapa gadis itu, yang kutahu bahwa dia terlalu sok kenal dan sok akrab denganku. Mengapa sekarang banyak orang asing yang terus menghampiriku? Dan nahasnya lagi, aku tahu bahwa pernyataan yang mereka lontarkan adalah sebuah ketidak-ikhlasan.“Oh ya, Nan, kasih tau dong, resep supaya bisa deket sama cowok-cowok most wanted.”“Lah, maksud lo? Resep apaan coba? Gue nggak ada yang kek gituan.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Kawan = Lawan

    Aku tersenyum masam saat menyadari pandangan orang lain terhadapku. Apa yang salah? Hanya karena aku berjalan dengan seorang pria, mereka lantas mengatakan bahwa aku adalah perawan tua yang haus kasih sayang. Seharusnya mereka senang, karena aku akhirnya bisa keluar dari belenggu kesesatan. Dosen-dosen muda itu malah mengejekku mengatakan bahwa aku perawan tua yang gatal. Mereka bahkan berdoa agar aku tak memiliki kekasih sampai tua. Dasar! Kukira mereka kawan, ternyata aku salah, merekalah lawan sesungguhnya. “Kau tahu siapa pria tampan yang berjalan bersama Bu Mega? Apakah pria itu pengganti Pak Rangga?”“Bu Mega benar-benar gila ya, muka pas-pasan, tapi gaetnya cowok elit. Dilihat dari pakaian dan postur tubuhnya, kemungkinan besar pria itu jauh lebih kaya dari Pak Rangga.”“Sekarang Bu Mega pasti gencar cari pengganti, wong usianya sudah tua. Bentar lagi kadaluarsa, kan?”Tawa keduanya membuat gendang telingaku terasa ingin pecah. Aku masih setia mendengarkan perbincangan panas m

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Hatiku Masih Sama

    Kutatap adegan yang tak pernah kuharapkan. Hatiku masih saja merasakan sensasi yang sama. Terluka, kecewa, dan iri. Padahal, aku sudah berusaha untuk terhindar dari kedua insan yang membuat perasaanku menjadi terguncang dan porak-poranda. Disana, Rangga dan Kinan sedang memamerkan kemesraan yang membuat dadaku sesak. Mengapa masih saja seperti ini? Kukira hatiku sudah berpaling, kukira tak akan terluka jika melihat keduanya, tetapi aku salah. Semuanya masih saja sama. Rangga masih saja berada di tempat yang sama di hatiku. Tersimpan dengan apik dan sempurna.Aku segera berpaling dan merubah haluan. Jika ada yang melihat, mungkin mereka beranggapan bahwa aku masih menyukai Rangga. Ya, meski itu benar, tetapi aku harus menutupinya. Aku tak berusaha memperbaiki pandangan orang-orang terhadapku, karena sebesar apa pun aku berusaha memperbaiki namaku, mereka tak akan mudah percaya. Ingat, ketika orang membencimu, mereka tak akan pernah melihat kebaikan yang kau lakukan. Karena kebaikan ter

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Tak Ingin Jatuh Ke Lubang Yang Sama

    “Sekarang aku tahu mengapa kau menyetujui perjodohan ini. Apa kau sangat menderita hidup di keluarga seperti itu?”Aku menoleh, menatap wajahnya dari samping. Dia tampak berkharisma saat duduk di balik kursi kemudi. Kacamata yang bertengger di hidung mancungnya tampak sangat sempurna, meninggalkan kesan dewasa. Ah, inilah definisi pria matang sempurna. Matang di pohon, bukan hasil karbitan.“Ya, begitulah. Aku sudah muak dengan tingkah keduanya. Kau ingin tahu apa yang diucapkan Aldrich tadi?”Dia sejenak menoleh, lalu kembali fokus ke jalan. “Memangnya dia berkata apa?”“Dia akan mencari cara agar hubungan kita bisa berakhir lebih cepat.” Aku menghembuskan napas kasar. “Aku ingin terbebas dari kukungan mereka, tetapi sepertinya keinginan itu sulit untuk kudapatkan.”“Mengapa kau terdengar pesimis. Aku akan membantumu untuk keluar dari situasi tersebut. Percayalah padaku.”Ada senyum tipis yang samar-samar terlihat di mataku. Apa aku bisa mempercayai pria ini? Pria yang baru kukenal b

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Semesta Yang Tak Adil

    “Kau dari bersenang-senang bersama Davin?” Aldrich duduk di sofa, menyilangkan kedua kaki sambil tersenyum masam.“Lihatlah! Dia terlihat sangat bahagia.” Tatapanku beralih pada Austin yang ternyata berdiri di tangga, ia pun menatapku tak suka. Selalu saja seperti ini. Aku selalu menjadi pihak yang tersudut. Mereka tak menyukai jika aku bersenang-senang bersama orang lain. “Ya, kalian benar. Aku bersenang-senang dengan calon suamiku.” Tak apa berbohong. Biarkan mereka kesal, karena saat aku bahagia bersama orang lain, mereka akan tersulut emosi. Entahlah, tetapi kedua saudaraku ini benar-benar berbeda.Austin melangkah dengan cepat, menuruni tangga dengan tatapan yang sulit kuartikan, seperti orang yang marah, atau terluka. “Kau tak bisa bersenang-senang dengan orang lain, Mega. Kau hanya bisa bahagia jika bersamaku.”“Apa kau bilang?!” Aldrich berdiri, mendekat dan merangkul pundakku. “Hei, Austin, jangan berkata seperti itu. Hanya aku yang bisa membuat Mega bahagia.”“Benarkah? Ap

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Sadar Diri

    Aku tak menyangka bahwa semuanya bisa berjalan dengan sangat cepat. Aku ingin menangis, berteriak sekencang mungkin, tetapi aku sadar bahwa semuanya tak akan berubah. Tak akan ada yang berubah jika aku melakukan tindakan anarkis yang mungkin hanya akan menjadi bumerang bagiku. Tak ada gunanya melakukan tindakan yang sudah kutahu hanya akan mendatangkan kesia-siaan. Aku tak berhak meminta hidup yang lebih nyaman, karena hidupku bukan aku yang mengatur. Tak apa, semakin cepat menikah, semakin cepat pula aku keluar dari rumah ini. Bahkan ayahku meminta agar aku berhenti mengajar, agar fokus ke pernikahan yang sudah mereka rencanakan. Sungguh, aku tak bisa berkata-kata lagi, di saat sang pengantin sibuk mengurusi pakaian, undangan, dan segala macam perlengkapan pernikahan. Aku justru duduk, diam, dan tak perlu mengurus semuanya. Mereka hanya memintaku untuk belajar menjadi istri yang baik, dan merawat diri sampai hari pernikahan tiba, sungguh hidupku memang miris. Tak bisa berjalan sesua

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Efek Mabuk

    Kutatap langit-langit kamar yang terasa asing. Gorden abu yang benar-benar bukan warna kesukaanku. Dinding bercat putih tulang dengan beberapa potret garis abstrak yang tertempel. Selimut berwarna hitam jelas bukan milikku—selama hidup, aku tak pernah memiliki selimut seperti ini.Aku ada di mana? Pertanyaan itu terus terngiang di otakku. Sambil berusaha menggali ingatan-ingatan tentang semalam.Semalam, aku pergi ke bar, menikmati satu botol vodka, tak sengaja bertemu dengan Davin, dan saat aku ingin pulang, tiba-tiba kepalaku pusing dan semuanya tiba-tiba menjadi gelap. Memoriku hanya sampai di situ saja.Kusingkap selimut hitam yang terlihat tampak sangat suram. Netraku jelas membulat saat pakaian yang kukenakan sudah berubah. Apa ini? Siapa yang mengganti pakaianku?

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Kau Tahu Namaku, Tidak Dengan Kisahku

    Aku kembali menatap gelas vodka yang tersisa setengah, es batu sebesar bola pimpong terlihat mengkilap terkena cahaya lampu remang-remang. Inilah tempat favoritku akhir-akhir ini. Menikmati waktu sendiri di tengah keramaian. Terdengar lucu, memang. Aku tak suka rasa sepi, tetapi aku pun ingin sendiri. Solusinya adalah berkunjung kemari. Aku bisa menikmati kesendirianku, tanpa harus merasa kesepian. Inilah aku, dengan segala kekurangan yang kumiliki. Aku tak pernah memperlihatkan kekurangan yang kumiliki kepada orang lain. Bukan tanpa sebab, aku hanya ingin terlihat lebih berani dan sempurna. Saat aku memperlihatkan kekurangan, saat itu pula mereka akan memiliki senjata untuk menyerangku. Aku lelah diperlakukan semena-mena, jenuh diperlakukan bak robot, dan tak ingin terus menerus menjadi tameng bagi mereka yang dengan mudah memanfaatkanku. Aku bosan terkurung dan terkekang. Terkadang aku iri pada burung, yang bisa terbang bebas ke manapun yang ia mau. Aku iri pada kupu-kupu yang bisa

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Miris

    BABAku masih menunggu di sini, duduk di salah satu kursi restoran yang cukup terkenal. Ibu angkatku benar-benar merealisasikan semuanya. Tak apa, setidaknya jika kelak aku menikah, aku akan keluar dari neraka yang terus mengurung dan mengekangku. Setidaknya mereka tak menjadikanku boneka lagi. Setidaknya aku bisa bebas melakukan apa pun sesuka hati, tanpa ada pengawasan dari mereka.Kutatap arloji yang menempel di pergelangan, sudah sepuluh menit berlalu dari waktu perjanjian dan pria itu masih belum muncul juga. Apa dia terlalu sibuk? Atau jangan-jangan dia tak akan datang kemari? Bisa saja hal itu terjadi mengingat pria itu juga tak menyetujui perjodohan ini—menurut analisaku saat melihat foto yang Ibu angkatku berikan tempo hari.Aku memilih untuk fokus pada ponsel yang kugenggam, daripada terus-menerus menatap pintu restoran, menunggu kedatangannya. Namun, saat aku larut pada ponselku, suara kursi berderit, membuat fokusku teralihkan. “Maaf, aku terlambat,” katanya sambil menggu

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Hati Yang Mati (MEGA POV)

    Perhatian!Untuk kedepannya, cerita ini akan berfokus pada sudut pandang Mega. ~~~~Apa aku harus menghentikan obsesiku pada Rangga? Tujuh tahun menunggu, tetapi dia tak pernah memandangku. Aku selalu ada untuknya, tetapi dia malah memilih wanita lain untuk menemani hidupnya. Bukankah itu tak adil bagiku? Aku yang selalu mendukungnya, tulus mencintainya, membantunya jika kesulitan, tetapi setelah dia berhasil melewati rintangan, aku dilupakan. Katanya dia tak pernah mencintaiku, dia tak pernah menaruh rasa padaku, dan sama sekali Rangga tak pernah tertarik denganku. Apa pengorbananku selama ini tak pernah ternilai di matanya? Apa bantuanku yang tulus tak sekalipun membuat hatinya tergerak?Seharusnya dari awal aku sudah sadar diri. Seharusnya sejak awal aku berhenti mencintainya. Bukankah tujuh tahun merupakan waktu yang cukup lama? 84 bulan kulewati tanpa balasan yang setimpal, 2556 hari yang terbuang percuma, 61.344 jam terlewat dengan sia-sia tanpa ada sedikit pun yang kudapatkan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status