Elang terlihat tergoda akan apa yang baru saja diucapkan nasabah tukang ngutangnya itu. Karena jujur saja sekarang ini dari pada sejumlah pengembalian dana dari Jupri, ia lebih membutuhkan seorang perempuan.
āWah, lu goblok apa tolol, lu, hah?! Anak sendiri lu jadiin jaminan!ā balas umpat satu preman yang nampaknya gedek dengan sikap kelewatan Jupri.āBener, gua aja yang bentukannya model begini, nggak akan gua kasih anak gadis gua,ā sahut yang lainnya.Namun berbeda dengan Elang yang sedang kepepet, baginya ditawari seorang anak gadisnya di situasinya yang seperti sekarang ini adalah suatu kebetulan sekali.āDia anaknya seperti apa?ā tanyanya, penasaran akan sosok putri dari pria yang seperti berandalan itu bentukannya. Takut-takut anak dan bapak akan sama kelakuannya.āSiapa? Kirana?? Dia cantik sekali, jangan salah, meskipun saya seperti ini, dia anaknya baik sekali, pokoknya kalau mau diambil Anda untung besar. Harganya sudah pasti lebih besar dari semua hutang-hutang saya, Pak Elang,ā jawab Jupri.Elang yang sedang kepepet kini benar-benar tengah mempertimbangan tawaran yang benar-benar gila itu. Tak ada dalam pasal dan aturan perusahaannya, kalau perempuan, anak dan anggota keluarga bisa dijadikan jaminan. Namun kali ini lain hal pikirnya. Perusahaannya terancam, hidupnya pun terancam akan berakhir dengan pernikahan yang tak diinginkannya.āAnda serius dengan putri Anda yang akan dijadikan jaminannya?ā tanya Elang kembali memastikan.Dan tanya itu benar-benar sangat tak disangka-sangka, tak pernah diduga-duga oleh semua orang yang mendengarnya.āBos! Bos, seirusan mau ambil anaknya??ā bahkan satu orang staff yang berdiri tepat di samping Elang terkejut dengan keputusan si Bosnya.āTentu, ambil saja, tidak apa-apa, sok, mongo,ā balas Jupri yang terdengar begitu mempersilahkan soal pengambilan anaknya. Hanya demi mendapat pinjaman dari Elang.āKalau begitu Anda bersedia menandatangi perjanjiannya?ā tanya Elang lebih jauh. Nampaknya ia benar-benar akan bersepakat dengan penawaran Jupri itu.āSiap, ayo, mana yang harus saya tanda tangani?ā balas Jupri.Dan segera saja Elang memberikan perintah untuk mempersiapkan surat perjanjian pada stafnya.***āSret srett sretttā¦,ā suara tangan Jupri yang tanpa ada ragu sama sekali, tengah menandatangani perjanjian kesepakatan dengan Elang Raharja, sang Bos Pinjol.Dan setelah selesai, senyum pun tampak mengembang di wajah Jupri karena kemudian ia akan kembali menerima sejumlah uang pinjaman dari perusahaan Pinjol Bersama Elang, yang telah menjadi langganannya.āUangnya sudah kami transfer ke rekening Bapak, jadi-āāYa, terimakasih banyak Bapak Elang, saya permisi,ā bahkan tanpa sempat mendengarkan keseluruhan ucapan Elang, Jupri langsung saja berterimkasih dan berlalu pergi. Karena uang 20 juta yang diajukanya sudah masuk ke saldo rekeningnya.Semua orang yang menyaksikan tingkah Jupri itu benar-benar dibuat ingin mengheran, tapi memang begitu lah sifatnya. Kalap demi uang, sampai tega menyerahkan putri semata wayangnya.āBos, si Jupri sudah pasti nggak bisa lagi bayar hutang, anaknya beneran mau diambil?ā tanya karyawan Elang.āIya besok, kalian ambil dia, bawa ke hadapan sayaā balas Elang begitu pada karyawannya.***Dan setelah mendengarkan keseluruhan cerita Elang akan bagaimana dirinya yang menjadi jaminan dan akan dipersunting oleh Elang. Langit Kirana terasa seperti tengah runtuh menimpa dirinya.āKe-kenap? Kenapa harus sayaā¦, saya salah apa??ā tanya Kirana dengan terus berderai air mata. Ia tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya dimasa yang akan datang. Mendadak dinikahi pria yang ada di depannya hanya karena hutang, benar-benar kekonyolan yang luar biasa baginya.āSaya tahu seharusnya kamu tak terlibat dengan semua ini, tak seharusnya kamu saya terima sebagai jaminan dan saya tahan karena hutang-hutang Bapak kamu, tapi saya minta agar kamu bisa mengerti keadaan sayaā¦,ā ucap Elang meminta pengertian dari Kirana.āAh, ini nggak bener, saya nggak bisa,ā tolak Kirana.āSaya-āāKamu harus mau, karena saya pun tak akan cuma-Cuma menjdikan kamu istri saya, saya ingin melakukan beberapa kesepakatan dengan kamu, Kiranaā balas Elang begitu.āApa lagi ini? Kesepakatan kata kamu???ā***āAstaga! Apa ini??ā Sosok perempuan cantik yang membawa raut lelah sehabis bekerjanya itu, langsung dibuat terkaget-kaget dengan keadaan rumahnya yang jadi sangat berantakan. āI-ini, ini kenapa rumahku berantakan sekali? Kenapa ada banyak tulisan seperti ini?ā tanyanya akan wujud dinding rumahnya, yang sudah penuh dengan coretan pilok merah bertuliskan āBAYAR HUTANG!ā Itu. Ditambah lagi dengan beberapa tanaman-tanaman di pekarangan rumahnya yang kini tak ubahnya seperti kapal pecah. Dan yang dilakukanya kemudian adalah bergegas untuk mencari sang Ayah, yang sangat ia takutkan telah terjadi sesuatu pula kepadanya āPak, Bapak,ā panggilnya, āBapak? Bapak Dimana?ā Namun ia tak menemukan siapa pun di dalam rumahnya. Kosong. Hanya gema suaranya yang membalas panggilannya. Dan di saat perempuan berusia 23 tahun itu sedang bingung mencari sosok orang tua satu-satunya, ditambah dengan keadaan rumah yang juga seperti sudah diobrak-abrik seseorang, terlihat seorang ibu yang tinggal berse
āApa-apaan, kalian!ā Kirana brontak. Jelas ia tak mau dibawa pergi oleh para preman yang lagi-lagi datang karena hutang ayahnya. āIKUT!āāNggak mau, lepas!āKirana terus mencoba dan bersaha untuk tidak dibawa pergi oleh pria-pria sangar itu. Namun apa daya, dari segi postur saja Kirana sudah kalah apalagi tenaga. āLepas! Atau saya bakal teriak!ā ancamnya. āJangan banyak tingkah, cukup ikut aja! Kamu itu sudah dijadikan jaminan sama Bapakmu itu.ā Kirana tercengang dengan penuturan salah satu preman yang sedang menyeretnya itu. āAPA?? Jaminan???ā Dengan nada tak percayanya Kirana memastikan. āBenar, jadi ayo ikut aja!ā Kirana yang masih tak bisa percaya, cengo abis, dengan apa yang harus menimpa dirinya ulah ayahnya sendiri. Tak pernah terpikir olehnya kalau ayahnya bisa begitu tega menjadikan anaknya sendiri sebagai jaminan untuk semua hutangnya. āNggak, ini pasti nggak bener, pasti ada yang salah, kan? Kalian jangan mengada-ngada,ā sangkalnya. āKalo kamu nggak percaya kita
āBeraninya kamu main tangan sama perempuan, hah?!ā dengan nada yang membentak ia berkata. Dan si preman itu tampak takut, bahkan ia menunduk di hadapan si pria yang baru saja hadir dan menjadi sosok penyelamat Kirana itu. āMaaf, Bosā kata maaf pun langsung cepat diucapkannya. āBukan kepada saya kamu meminta maaf,ā ucapnya sembari membawa wajah tunduknya pada Kirana yang telah ia tampar pipinya. āTapi kepada dia,ā tutupnya. Dan sungguh melihat situasi saat ini membuat Kirana merasa terselamatkan. āSaya maafkan, tapiā¦, saya mohon sekali, bebaskan sayaā balas Kirana. āNah, kan, Bos, dia itu susah diatur, barusan aja nekat sampe hubungin orang, buat minta tolongā seolah mendapat kesempatan untuk membela diri, si preman itu berkata begitu pada sosok yang dipanggilnya Bos itu. āTapi itu bukan alasan untuk kamu bisa tampar dia.āāTapi kan, Bos-āāDiem, mending kamu pergi atau kamu yang saya tampar sekarang,ā ucapnya tandas, tegas, bahkan langsung membungkam mulut si preman itu. Dan
Tiga hari yang lalu ā¦āPapah akan cabut dana untuk pinjol kamu itu.āāPah!ā Elang yang sangat bergantung dari dana sang Ayah itu tentu tak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia bahkan langsung bangkit dari duduknya, berdiri menghadap Ayahnya, Benny Raharja, pemilik PT. Finance Raharja. Yang adalah salah satu perusahaan keuangan terbesar saat ini. āPapah nggak bisa cabut dananya begitu aja dong, perusahaan Elang sudah cukup pusing dengan keputusan pemerintahan yang akan menutup semua perusahaan Pinjol. Belum lagi masalah nasabah yang nggak bisa bayar, kalau dana dari Papah juga dicabut, Elang bisa pailit, Pah,ā Elang mencoba menjelaskan keadaan perusahaan rintisannya yang sedang dalam trouble itu. Namun respon Ayahnya justru beliau malah membuang mukanya. Seolah tak mau tahu dengan masalah-masalah yang telah dihadapi putra semata wayangnya. āYa lagian kamu ini punya perusahaan pinjaman kok, yah, lembek, terlalu baik kamu sama nasabah. Yang tegas dong sama kebijakan, jadi banyak yang
Elang terlihat tergoda akan apa yang baru saja diucapkan nasabah tukang ngutangnya itu. Karena jujur saja sekarang ini dari pada sejumlah pengembalian dana dari Jupri, ia lebih membutuhkan seorang perempuan. āWah, lu goblok apa tolol, lu, hah?! Anak sendiri lu jadiin jaminan!ā balas umpat satu preman yang nampaknya gedek dengan sikap kelewatan Jupri. āBener, gua aja yang bentukannya model begini, nggak akan gua kasih anak gadis gua,ā sahut yang lainnya. Namun berbeda dengan Elang yang sedang kepepet, baginya ditawari seorang anak gadisnya di situasinya yang seperti sekarang ini adalah suatu kebetulan sekali. āDia anaknya seperti apa?ā tanyanya, penasaran akan sosok putri dari pria yang seperti berandalan itu bentukannya. Takut-takut anak dan bapak akan sama kelakuannya. āSiapa? Kirana?? Dia cantik sekali, jangan salah, meskipun saya seperti ini, dia anaknya baik sekali, pokoknya kalau mau diambil Anda untung besar. Harganya sudah pasti lebih besar dari semua hutang-hutang saya, P
Tiga hari yang lalu ā¦āPapah akan cabut dana untuk pinjol kamu itu.āāPah!ā Elang yang sangat bergantung dari dana sang Ayah itu tentu tak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia bahkan langsung bangkit dari duduknya, berdiri menghadap Ayahnya, Benny Raharja, pemilik PT. Finance Raharja. Yang adalah salah satu perusahaan keuangan terbesar saat ini. āPapah nggak bisa cabut dananya begitu aja dong, perusahaan Elang sudah cukup pusing dengan keputusan pemerintahan yang akan menutup semua perusahaan Pinjol. Belum lagi masalah nasabah yang nggak bisa bayar, kalau dana dari Papah juga dicabut, Elang bisa pailit, Pah,ā Elang mencoba menjelaskan keadaan perusahaan rintisannya yang sedang dalam trouble itu. Namun respon Ayahnya justru beliau malah membuang mukanya. Seolah tak mau tahu dengan masalah-masalah yang telah dihadapi putra semata wayangnya. āYa lagian kamu ini punya perusahaan pinjaman kok, yah, lembek, terlalu baik kamu sama nasabah. Yang tegas dong sama kebijakan, jadi banyak yang
āBeraninya kamu main tangan sama perempuan, hah?!ā dengan nada yang membentak ia berkata. Dan si preman itu tampak takut, bahkan ia menunduk di hadapan si pria yang baru saja hadir dan menjadi sosok penyelamat Kirana itu. āMaaf, Bosā kata maaf pun langsung cepat diucapkannya. āBukan kepada saya kamu meminta maaf,ā ucapnya sembari membawa wajah tunduknya pada Kirana yang telah ia tampar pipinya. āTapi kepada dia,ā tutupnya. Dan sungguh melihat situasi saat ini membuat Kirana merasa terselamatkan. āSaya maafkan, tapiā¦, saya mohon sekali, bebaskan sayaā balas Kirana. āNah, kan, Bos, dia itu susah diatur, barusan aja nekat sampe hubungin orang, buat minta tolongā seolah mendapat kesempatan untuk membela diri, si preman itu berkata begitu pada sosok yang dipanggilnya Bos itu. āTapi itu bukan alasan untuk kamu bisa tampar dia.āāTapi kan, Bos-āāDiem, mending kamu pergi atau kamu yang saya tampar sekarang,ā ucapnya tandas, tegas, bahkan langsung membungkam mulut si preman itu. Dan
āApa-apaan, kalian!ā Kirana brontak. Jelas ia tak mau dibawa pergi oleh para preman yang lagi-lagi datang karena hutang ayahnya. āIKUT!āāNggak mau, lepas!āKirana terus mencoba dan bersaha untuk tidak dibawa pergi oleh pria-pria sangar itu. Namun apa daya, dari segi postur saja Kirana sudah kalah apalagi tenaga. āLepas! Atau saya bakal teriak!ā ancamnya. āJangan banyak tingkah, cukup ikut aja! Kamu itu sudah dijadikan jaminan sama Bapakmu itu.ā Kirana tercengang dengan penuturan salah satu preman yang sedang menyeretnya itu. āAPA?? Jaminan???ā Dengan nada tak percayanya Kirana memastikan. āBenar, jadi ayo ikut aja!ā Kirana yang masih tak bisa percaya, cengo abis, dengan apa yang harus menimpa dirinya ulah ayahnya sendiri. Tak pernah terpikir olehnya kalau ayahnya bisa begitu tega menjadikan anaknya sendiri sebagai jaminan untuk semua hutangnya. āNggak, ini pasti nggak bener, pasti ada yang salah, kan? Kalian jangan mengada-ngada,ā sangkalnya. āKalo kamu nggak percaya kita
āAstaga! Apa ini??ā Sosok perempuan cantik yang membawa raut lelah sehabis bekerjanya itu, langsung dibuat terkaget-kaget dengan keadaan rumahnya yang jadi sangat berantakan. āI-ini, ini kenapa rumahku berantakan sekali? Kenapa ada banyak tulisan seperti ini?ā tanyanya akan wujud dinding rumahnya, yang sudah penuh dengan coretan pilok merah bertuliskan āBAYAR HUTANG!ā Itu. Ditambah lagi dengan beberapa tanaman-tanaman di pekarangan rumahnya yang kini tak ubahnya seperti kapal pecah. Dan yang dilakukanya kemudian adalah bergegas untuk mencari sang Ayah, yang sangat ia takutkan telah terjadi sesuatu pula kepadanya āPak, Bapak,ā panggilnya, āBapak? Bapak Dimana?ā Namun ia tak menemukan siapa pun di dalam rumahnya. Kosong. Hanya gema suaranya yang membalas panggilannya. Dan di saat perempuan berusia 23 tahun itu sedang bingung mencari sosok orang tua satu-satunya, ditambah dengan keadaan rumah yang juga seperti sudah diobrak-abrik seseorang, terlihat seorang ibu yang tinggal berse