Setengah tahun berlalu sejak Reynold pindah ke Jasmine Park Apartment. Kegiatannya sebagai dosen di kampus menyita banyak waktu, dia baru bisa pulang setelah pukul 16.00. Namun, terkadang dia pun lembur karena proyek penelitian yang harus dia selesaikan di luar jam dinas kampus.
Sungguh melegakan akhirnya weekend pun tiba, dia bisa beristirahat dan menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga kecilnya.
Sabtu ini dia berjanji untuk mengajak Jacob dan Joshua ke Sindu Edu Park. Sejak kemarin kedua bocah itu sudah menginap di unit apartmentnya bersama James dan Laura.
Reynold sangat menikmati kebersamaannya dengan Laura sekalipun dia harus berbagi istri bersama James. Namun, Laura sangat adil dalam memperlakukan kedua suaminya. Reynold tahu betapa melelahkannya bagi Laura untuk melayani kebutuhan biologis dua pria dalam satu waktu. Pujaan hatinya itu memang wanita yang luar biasa, rasa cintanya justru semakin hari menjadi lebih dalam lagi pada Laura.
Laura baru saja menyelesaikan 3 sesi marathon mengajar kelas Patologi Umum dan Nekropsi Veteriner sejak pagi hingga siang. Tubuhnya terasa agak kelelahan, dia sudah tidak muda lagi. Tahun ini usianya sudah menginjak kepala 6. Seharusnya dia sudah diizinkan untuk mengambil pensiun. Namun, sayangnya profesor yang ahli di bidang patologi veteriner di negeri ini tidaklah banyak. FKH UGM masih meminta kesediaannya untuk terus mengajar di kampus. Setengah tahun lalu, Joshua puteranya dengan Reynold sudah kembali dari Kanada setelah mengambil gelar profesor di bidang patologi veteriner sama seperti mommynya. Garis keturunan profesor memang terlalu mendarah daging di keluarga Reynold. Kakek nenek Joshua juga memiliki gelar profesor kedokteran hewan. Daddy, papa dan mommynya pun demikian, membuatnya sulit untuk berpaling dari pakem yang seharusnya dia jalani juga. Berbeda dengan putera Laura dengan James, sekalipun daddy dan mommynya sama-sama profesor, Jacob memilih
Hello, My Dear Readers ... Terima kasih karena telah mengikuti kisah cinta James-Laura dan Reynold. Kisah cinta unik yang berakhir dengan poliandri. Sebenarnya ide untuk membuat season 2 dari cerita ini dikarenakan ada missing stories antara usia Laura saat 40 tahun hingga ketika tamat di bab terakhir 60 tahun. Banyak kejadian menarik di antara selang waktu itu. Dua orang dosen tampan dan muda bergelar profesor tentunya menimbulkan kehebohan di antara mahasiswi kampus FKH. Ditambah lagi setiap tahun ada mahasiswa baru yang datang silih berganti. Di antara sekian banyak mahasiswa baru yang bertemu dengan Profesor Laura, ada seorang pemuda yang terobsesi dengannya. Namun, kali ini tidak akan berakhir seperti kisah Reynold. Kedua suami Laura begitu protektif pada istri tercintanya. Kedua putra kembar Laura yaitu Jacob dan Joshua juga beranjak remaja dan dewasa. Mereka memiliki pilihan hidup masing-masing. Jacob nantinya akan menjadi dokter forensik dan Joshua me
Mungkin ini bukanlah hari keberuntungan Laura, mobil Honda Jazz merah miliknya tiba-tiba mogok di Ringroad Utara. Dia masih sempat menepikan mobil itu sebelum mengakibatkan kemacetan lalu lintas.Siang itu Laura baru saja kembali dari praktikum Nekropsi Veteriner di lapangan yang mengambil tempat di salah satu kolam pemancingan besar di daerah dekat West Lake Resort. Dia berniat kembali ke kampus karena masih siang.Laura pun keluar dari mobilnya lalu membuka kap mobil yang mengepulkan asap panas. Dia buta mengenai mesin mobil."Aduh, mobilku kenapa ini ya?" ucap Laura kebingungan sembari mengamati dari mana asap itu muncul.Tanpa Laura sadari seorang pemuda berdiri di sampingnya. "Kenapa Prof. mobilnya?" tanyanya membuat Laura terlonjak kaget."Eehh ... ohh .. kamu Joel, entahlah ... aku buta masalah mesin mobil. Ini tiba-tiba macet mesinnya," jawab Laura bersedekap kebingungan harus bagaimana menangani mobilnya yang mogok.Joel memeriksa m
Tahun ini usia James menginjak usia 29 tahun, seorang profesor muda di bidang Mikrobiologi. Sementara Reynold sedang menyelesaikan penelitiannya di bidang Parasitologi untuk dikukuhkan gelar profesornya menyusul James.Reynold memang sengaja menunda meraih gelar profesornya setelah lulus pendidikan doktoralnya di University of Michigan dulu. Saat itu dia seperti mayat hidup karena ditinggalkan oleh Laura dan putranya yang dibawa lari oleh James ke Australia. Masa-masa suram kehilangan semangat hidupnya itu mulai pulih semenjak Laura kembali ke FKH UGM.Sore itu James sibuk di lantai 2 Department of Microbiology, dia mendapat bagian sebagai dosen penanggungjawab praktikum. Prof. Widya sudah mulai mendelegasikan banyak wewenangnya kepada James yang akan menjadi penerusnya sebagai kepala bagian Lab. Mikrobiologi.Sementara Reynold masih mengajar kuliah parasitologi umum mahasiswa ekstensi di sore hari hingga pukul 16.00 WIB."Dokter Rey, saya Marina, s
Mobil Honda Civic hitam itu terparkir rapi di lantai basement Jasmine Park Apartment. Kemudian sang pria membukakan pintu mobil untuk istrinya."Terima kasih, Rey," ucap Laura menerima uluran tangan Reynold yang membantunya turun dari mobil."You're welcome, Dear," sahut Reynold lalu meletakkan tangan Laura di lengannya.Mereka naik ke unit apartment milik Reynold di lantai 8 dengan lift. Kedua putra Laura dan James juga tinggal di apartment itu karena memang unitnya paling luas di antara unit milik Laura dan James. Ada 4 kamar di sana, tetapi James tidak mau tidur sendirian. Dia bersikeras tidur bertiga dengan Laura berada di tengah dirinya dan Reynold.Jadi ada satu kamar tidur yang kosong di unit milik Reynold, maka Laura memberitahu Mikha, pengasuh kedua putranya itu untuk ikut pindah dari Royal Heritage ke Jasmine Park bersama mereka. Sementara Jacob dan Joshua tidur di kamar mereka sendiri-sendiri karena mereka bertambah besar.Ke
Seusai mandi bersama Laura, seperti biasa James melakukan hobinya mengeringkan rambut istrinya yang panjang bergelombang kecoklatan itu. Dia selalu menikmati bagaimana lembutnya helai-helai itu menyentuh telapak tangannya dan menguarkan aroma manis green tea chamomile seolah merasuk ke dalam jiwanya.Laura menatap wajah tampan suaminya dari pantulan bayangan cermin wastafel. Dia tidak pernah berhenti jatuh cinta pada James."Sudah kering, Mommy," ucap James tersenyum kepada Laura melalui cermin sambil menyimpan hairdryer ke laci wastafel."Thank you, Babyboy," balas Laura lalu membalik tubuhnya bergelanyut di leher James dan mengecup bibirnya.Tangan James meremas bokong Laura dan membuat istrinya itu melotot menatapnya seraya tertawa geli. "Naughty boy!" desisnya."Mmm ... my favorite hot mommy," gumam James sambil menyurukkan wajahnya ke leher Laura.Laura melepaskan tubuhnya dari belitan tangan James lalu berlari keluar dari kamar m
Lepas tengah malam, alarm yang dipasang oleh James di ponselnya berbunyi, "Dddrrrtttt ... Dddrrrttt ...." Tangan James terulur ke nakas samping ranjangnya untuk mematikan alarm yang berisik itu.Reynold dan James terbangun dengan istri mereka berada di tengah ranjang."Happy Birthday, Honey-ku," bisik James seraya mengecup pipi kanan Laura.Sepasang mata biru saphire itu membuka perlahan lalu menoleh ke arah James. "Thank you, Babyboy," jawabnya masih mengantuk, tetapi Laura menghargai suaminya yang mengingat hari kelahirannya. Hari ini usia Laura menginjak kepala 4.Reynold pun merengkuh tubuh Laura, dia mengecup kening wanita yang dicintainya itu seraya berkata, "Panjang umur dan bahagia selalu, Sayang. Wish you all the best on your birthday.""Thank you, Rey Darling," balas Laura lalu mengecup bibir Reynold.James pun berdehem melihat kemesraan istrinya dengan Reynold. "Mungkin sebaiknya kita tidur kembali karena masih jauh dari pag
Rutinitas Laura di hari kerja selalu sibuk, sebelum berangkat ke kampus, dia harus mengantarkan Jacob dan Joshua terlebih dahulu ke sekolah mereka. Mikha, baby sitter kedua anak kembar itu masih menunggui mereka di halaman depan sekolah untuk mengantar pulang ke apartment di siang hari di saat orangtua mereka bekerja di kampus hingga sore hari."Belajar yang rajin ya, Jake, Josh!" pesan Laura seraya mengecup kening kedua putera kembarnya."Baik, Mom," sahut Jacob dan Joshua serempak lalu memeluk Laura. Mereka berjalan masuk ke area sekolah sambil melambaikan tangan ke mommy mereka.Laura pun mengendarai mobil Honda Jazz merahnya ke kampus FKH UGM. Dia sangat sibuk hari ini karena ada jadwal mengajar semester 6 pukul 07.30 WIB.Kedua suaminya juga sama, mereka mengajar kuliah pagi untuk semester 2 dan semester 4, terutama James yang mengajar di Department of Microbiology memiliki jadwal mengajar kuliah yang padat karena sks mata kuliah itu banyak yaitu 4 s
"Kita makan di restoran ini saja ya?" James memarkir mobil dengan rapi di halaman depan gerai fast food. Kemudian keluarga kecil itu turun dari mobil dan berjalan bersama-sama memasuki restoran penjual burger, hotdog, pretzel, dan makanan siap saji lainnya. Laura tak terlalu nyaman berada di tempat publik karena nampaknya kasus pelecehan yang dialaminya menjadi bumerang. Sosok Jeremy Thompson sebagai atlet football kebanggaan New South Wales dan sebagian besar penduduk Australia lebih dipercaya omong kosongnya dibanding dirinya yang bukan siapa-siapa.Pertanyaan wartawan tadi membuatnya malu, sehina itu tuduhan yang diberikan kepadanya. Padahal dia tak bersalah. Laura berdiri di belakang James dan putra putri mereka, melihat papan menu di sisi atas konter pemesanan."Apa yang ingin kamu pesan, Honey? Biar aku saja yang memesankan semua menu kita sekeluarga!" ujar James sambil mendengarkan teriakan Jacob, Joshua, dan Keira yang menyebutkan menu pilihan masing-masing. "Hubby, aku ingi
"Siapa kalian?! Jangan menggangguku!" teriak Laura putus asa di atas tempat tidur perawatannya di rumah sakit.Paparazzi yang mendominasi memenuhi ruang pasien VIP itu menahan tombol pemanggil perawat, mengambil foto tanpa izin dari Laura, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring opini salah tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh Jeremy Thompson kepadanya. Rasanya justru wanita jahat yang merayu atlet terkenal asal Sydney itu adalah Laura."Miss Carson, apa motif Anda menggoda Jeremy Thompson? Apa untuk popularitas? Anda ingin ikut tenar bersamanya ya?" tanya Herald Grey, paparazzi bayaran Jeremy.Laura menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. "Tidak ... itu tidak benar. Dia yang jahat!" jerit Laura histeris sementara berbagai pertanyaan ngawur dilontarkan kepada dirinya dan semakin membuat dirinya depresi.Wajah-wajah asing yang tak dikenalnya membuka mulut berbicara cepat dan keras menuduhkan hal yang sama sekali berbe
"Joe, kau harus bayar paparazi untuk menyebarkan hoaks tentang wanita bernama Laura Carson itu. Katakan bahwa dia telah lama terobsesi kepadaku dan memintaku menidurinya. Namun, dia mengaku aku yang memperkosanya!" seru Jeremy Thompson dengan berapi-api. Dia tak ingin masalah dengan Laura membuat karirnya kacau balau.Ben Carlberg, manager Jeremy berdecak kesal. "Seharusnya sebelum bertindak bodoh, hanya memikirkan selangkanganmu, sebaiknya kau mempertimbangkan tentang karirmu sebagai atlet terkenal, Jerry!" "Hey, jaga mulutmu! Itu hakku, jangan mengaturku. Shit!" teriak Jeremy Thompson mengamuk menuding-nuding wajah managernya.Dengan patuh, Ben menghubungi jurnalis kolom gosip receh agar membuat berita yang tak benar itu dan menjanjikan bayaran yang cukup banyak. Jeremy Thompson menyeringai puas. Dia ingin Laura yang dijadikan kambing hitam dalam peristiwa pelecehan dan pemerkosaan itu. Justru dia yang mengaku sebagai korban."Semuanya beres. Dalam hitungan menit berita hoaks itu
"Sir, istri Anda mengalami kekerasan fisik dan juga seksual. Itu hasil visum yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit kami. Ini dokumen resminya, seandainya Anda membutuhkan untuk memproses pelaku secara hukum!" tutur Dokter Craig Johansen sembari menyerahkan sebuah map merah ke tangan James.Raut wajah pria muda itu begitu keruh. Dia mencoba untuk tenang ketika menjawab dokter yang menangani kondisi Laura pasca pemerkosaan yang dilakukan oleh Jeremy Thompson, "Baik, terima kasih atas bantuan Anda dan tim medis rumah sakit ini, Dok!" "Dengan senang hati, Mister James Indrajaya. Permisi!" Dokter Craig Johansen melanjutkan pekerjaannya yang lain dan meninggalkan James untuk menjenguk istrinya.Di ruang perawatan VIP rumah sakit, Laura ditemani oleh Philip yang matanya merah seperti sehabis menangis. Mantan terindah Laura itu menyayangkan nasib malang yang menimpa wanita yang sangat dia sayangi tersebut. "Aku tak tahu, Laura. Bagaimana bisa kamu sesial ini bertemu lagi dengan bedebah
"Damn! Ada apa dengan Laura? Kenapa dia mengirimkan pesan singkat semacam ini?" seru James di anak tangga area tepi kolam renang. Dia memang sedang menunggu ketiga anaknya mandi seusai les renang. Hari sudah sore dan Laura seharusnya pulang sendirian dari kampus NSWU. Laura ada jadwal mengajar setelah jam makan siang di kampus seperti biasanya.James segera bangkit menghampiri Jacob, Joshua, dan Keira yang berjalan keluar dari area toilet sehabis mandi. "Kids, Daddy harus segera mencari mommy. Ayo kita pulang, sepertinya mommy dalam kesulitan!" ujar James lalu memimpin rombongan kecil itu menuju ke parkiran mobil kolam renang umum di Sidney.Di tengah perjalanan pulang James mengenakan wireless ear phone dan menelepon Philip Landon. Dia ingin menanyakan tentang Laura. "Hello, Phil. Apa kau melihat Laura tadi siang hingga sore?" tanyanya risau."Hai, James. Sayang sekali tidak, aku sedang ada meeting di dekanat tadi. Ada apa dengan Laura?" jawab Philip ikut kuatir."Tadi Laura mengiri
"Hey, sepertinya wajah cantik itu familiar! Fred, apa kau ingat siapa dia?" ujar Jeremy Thompson seusai bertanding football. Dia nongkrong bersama rekan satu timnya di sebuah cafe terbuka untuk melepas lelah.Fred Arlington pun mengingat-ingat siapa wanita berambut panjang kecoklatan yang ditunjuk sobatnya itu. "Dulu dia sekampus dengan kita di NSWU. Laura bukan ya namanya, Jery?" sahutnya ragu-ragu."Ahh ... that's right! Laura ... dia masih secantik dahulu dan sexy ... lebih matang dibanding dulu. Aku akan menghampirinya sendiri!" Jeremy segera bangkit berdiri lalu menyeberang jalan raya menuju ke halte bus di dekat kampus New South Wales University.Sore itu memang James pulang terlebih dahulu dari kampus karena si kembar dan Keira harus diantar latihan berenang di kolam renang untuk les seperti biasa. Kebetulan mobil mereka hanya satu, jadi Laura mengalah untuk pulang naik bus kota. Lagi pula di dekat perumahan tempat mereka tinggal ada halte bus, itu sangat praktis menurutnya.Ka
"Honey, temani aku berenang di kolam belakang rumah!" pinta James sambil menyeret tangan Laura ke lemari untuk mengambil swimsuit. Laura sedikit bingung sekalipun dia tetap mengikuti keinginan suaminya dengan berganti pakaian. "Tumben sekali, ini sudah malam James. Apa tidak dingin?" "This is summer, Laura. Aku merasa gerah dan ingin mendinginkan tubuhku," ujar James bersikeras membujuk Laura lalu meraup tubuh ramping istrinya itu ke gendongannya dan melangkah menuju kolam renang.Bulan Februari memang menjadi saat puncak musim panas di Perth. Maka di sanalah James dan Laura menceburkan diri ke kolam renang berair sejuk untuk bersenang-senang. Laura terkikik setelah dia berenang ke sana ke mari untuk menghindari belitan lengan dan kaki James dan berakhir tertangkap hingga tak berkutik. "Ouhh ... sepertinya aku akan jadi korban kemesuman suamiku lagi kali ini!" erang Laura pasrah ketika James membuat banyak kiss mark di kulitnya yang seputih porselen. "Gelombang panasnya berasal d
"BRUKK!" Sesosok pemuda bule bertubuh besar membuat Laura nyaris terpental dan mendarat di lantai marmer koridor kampus fakultas Kedokteran Hewan University of New South Wales. Untungnya dengan sigap lengan pemuda tadi menopang punggung Laura agar tidak jatuh."Sorry! Aku terburu-buru hingga nyaris membuatmu celaka. Apa kau tidak apa-apa, Miss?" ujar pemuda yang menubruk Laura sambil memeriksa kondisi wanita itu."Aku baik-baik saja. Lain kali kau bisa lebih hati-hati. Permisi!" sahut Laura lalu bersiap untuk melanjutkan perjalanannya ke ruangan kantor barunya sebelum mengisi kuliah pagi tak lama setelah ini.Namun, pemuda itu mencekal pergelangan tangan Laura. "Tunggu, siapa namamu? Apa kau mahasiswi baru?" tanyanya penasaran sekaligus memandangi wanita di hadapannya dengan sorot mata tertarik."Namaku Laura, Gwendolyn Laura Carson-Indrajaya. Permisi, aku terburu-buru!" jawab Laura lalu membalik badannya setelah menarik tangannya dari genggaman pemuda yang tak ingin dia ajak berkena
Seperti kata Philip, memang Turpan Restoran Kensington memiliki menu yang bergaya oriental fussion. James sekeluarga memilih mie lamian kuah dengan daging sapi dan sayur. Masing-masing satu mangkuk penuh dan habis dalam sekejap."Wow, si kembar banyak makan rupanya ya sekarang!" komentar Philip saat melihat mangkuk kedua putera James itu kosong tak bersisa."Mie ini lezat sekali, Uncle Phil!" jawab Jacob jujur lalu meminum teh hangat manis di gelasnya.Mereka saling mengobrol santai hingga semua selesai makan malam lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil SUV milik Philip hingga tiba di Cleveland Street. Rumah mereka hanya berbeda dua rumah di antara bangunannya.Bibi dan Kakek Laura telah tiada dan hanya tersisa keponakannya saja yang masih tinggal di sana. Setelah Laura menekan bel pintu depan rumah peninggalan keluarga Carson, suara sahutan wanita dari dalam rumah terdengar, "Yeaah coming!"Lizbeth tak menyangka akan bertemu lagi dengan sepupunya tersebut setelah belasan tahun lama