Darah ....Celine panik.Dia tidak bisa menutupi mulutnya lagi, dia sibuk memencet hidungnya agar darahnya tidak bisa mengalir keluar. Namun, dia juga tidak bisa mengeluarkan suara. Kalau sampai penampilannya sekarang dilihat orang, pasti sangat memalukan.Tepat pada saat ini, pria itu menarik celananya, seperti mau ....Menebak apa yang akan dia lakukan, Celine tidak tahan lagi.Dia menutup matanya lalu berseru kaget."Ah!"Suara itu terdengar jelas bahkan dengan suara musik di luar.Celine tidak melihat pria di luar sedang tersenyum nakal.Andreas mengangkat alisnya dan berpikir, baru begini sudah ketahuan?Begitu teringat semalam Celine pergi melihat pria penghibur di diskotek, Andreas mendengus dingin. Dia menyingkirkan baju perempuan di depannya, berencana menarik si nakal ini lalu memberinya pelajaran agar tidak mengulanginya lagi.Namun, ketika dia melihat Celine berjongkok di dalam lemari dengan tangan berdarah-darah,niat Andreas menghukum Celine langsung menghilang digantikan
Apa Celine akhirnya mengenali suaranya?Andreas mengangkat alisnya dan berkata, "Kamu mau aku bilang apa? Bilang ... aku cinta kamu?"Aku cinta kamu ....Celine merasa kepalanya seakan-akan meledak. Dibandingkan dengan tiga kata ini, suara yang familier itu membuat Celine lebih kaget.Akhirnya, Celine membuka matanya. Setelah memastikan orang di depannya dia berkata, "Rupanya kamu!""Iya aku, memangnya kamu pikir siapa?" Andreas tersenyum nakal.Celine teringat dengan topeng itu. "Semalam itu juga kamu?"Andreas mengangguk dengan wajah polos. "Iya, Sayang, itu aku."Celine tidak bisa berkata-kata.Semalam itu pasti Andreas yang sengaja mempermainkannya!Celine malu tapi juga marah, dia langsung meninju dada Andreas. Andreas juga membiarkan Celine memukulnya. Setelah dipukul beberapa kali, Andreas baru menggenggam tangan Celine.Aksinya ini seketika membuat pelampiasan emosi Celine tadi seperti sedang marah tapi manja.Celine lagi-lagi terdiam.Terutama ketika melihat senyuman Andreas y
Celine memasang ekspresi penuh tanda tanya.Bayar apa?Tiba-tiba, dia teringat sesuatu dan segera menjelaskan. "Itu uang alkohol.""Terus?" Andreas menatap mata Celine.Di bawah tatapan itu, Celine entah kenapa merinding. Dia berpikir sejenak lalu berkata, "Tips?"Andreas berkata, "Selain tips."Selain tips ....Celine tiba-tiba teringat sesuatu, "Selain tips, sisanya aku suruh manajer bayar ke kamu ...."Celine memikirkan kata yang cocok.Dia kasihan dengan kehidupannya yang sangat perlu uang, makanya dia sengaja memberi lebih untuknya.Namun Andreas .... Seorang kepala Keluarga Jayadi mana ada hubungannya dengan "kurang uang"?Celine merasa dia dijebak.Senyuman Andreas terlihat semakin aneh, dia mengikuti kata-kata Celine. "Kamu menghabiskan uang bukannya untuk membawaku keluar?"Celine tidak bisa berkata-kata.Apanya yang menghabiskan uang untuk membawanya keluar?"Aku nggak ada maksud seperti itu."Celine segera menjelaskan, "Aku nggak berencana melakukan apa-apa denganmu ....""O
"Ini salahku, kalau semalam aku nggak membawamu ke sana, kamu nggak akan ...."Winny menangis tersedu-sedu.Di kediaman Keluarga Nadine.Hansen duduk di sofa, melihat Winny yang merasa bersalah sampai ingin menggantikan Celine menanggung semuanya itu. Dia pun mulai merasa sedikit bersalah.Sementara di sampingnya, Jeremy juga melihat Winny dengan tatapan merasa bersalah.Celine dibawa pergi orang jahat ....Dia yang bilang begitu.Sementara "orang super jahat" itu adalah deskripsi Hansen tentang Andreas."Celly, kamu di mana? Cepat bicara ...." Winny merasa hatinya seperti diremas.Sejak panggilan terhubung, Winny terus berbicara tidak berhenti, tidak ada celah di antara kalimatnya. Begitu mendapat celah, Celine segera berkata, "Aku nggak apa-apa ....""Celly, ini salahku ...."Celine langsung berkata, "Aku nggak apa-apa, Winny. Kamu ... kamu tenang ... tenang ...."Winny tertegun sejenak. "Kamu nggak apa-apa? Benar? Orang super jahat itu sebaik itu?"Winny tetap tidak tenang karena ta
Celine berkali-kali menoleh ke belakang. Setelah yakin Andreas masih tertidur dan tidak ada Owen berjaga di luar, dia langsung menghela napas lega.Dia sudah berjalan lumayan jauh, jadi tidak perlu sehati-hati ini lagi."Hehe ...."Celine tertawa sombong lalu menarik tatapannya dari vila di belakangnya, berencana memanggil taksi pulang ke kediaman Keluarga Nadine.Namun, baru saja dia berbalik, dia melihat di depannya ada seseorang.Celine segera menghentikan langkahnya, tapi tetap terlambat.Dia terlalu telat menyadari di depannya ada orang, jadi akhirnya dia tetap menabrak orang itu."Duh ...." Celine merasa sakit di hidungnya.Tadi pagi dia baru saja mimisan, sekarang menabrak orang, Celine segera memastikan apakah hidungnya berdarah lagi.Untunglah .... Hanya sakit, tidak berdarah.Namun orang yang menabraknya ini ...."Halo, kebetulan sekali!"Sebelum Celine sempat memarahi orang ini tidak lihat jalan, orang itu sudah menyapanya duluan.Suaranya merdu dan jernih, hanya mendengarny
"Tim Tari Mastika? Apa hubungannya denganku?"Andreas seperti harimau yang dibangunkan sebelum saatnya. "Seluruh Grup Jayadi sudah nggak ada pekerjaan lain? Atau Grup Jayadi cuma ada bisnis hiburan?"Gian jarang-jarang berkeringat dingin.Kelihatannya suasana hati tuannya hari ini lebih parah dari yang dia perkirakan!Pasti karena semalam dipanggil ke kediaman tua Keluarga Jayadi, jadi kehilangan waktu berduaan dengan Nyonya.Namun, Tuan jelas-jelas pagi-pagi sudah pulang. Sekarang sudah sore, Tuan harusnya sudah bermesraan setengah harian, harusnya suasana hatinya bagus.Kenapa malah terasa seperti orang yang tidak puas?Apa jangan-jangan suami istri ini sedang bertengkar?Seketika, Gian bersikap dengan lebih hati-hati lagi. "Tuan, Tim Tari Mastika ini berbeda.""Apanya yang berbeda? Pacarmu ada di sana?"Andreas memasang ekspresi kesal.Ekspresi Gian berubah suram, dia langsung berkata dengan tegas, "Tuan, semua waktuku sudah kuberikan ke pekerjaanku, aku sudah bersumpah akan menjadi
Hansen setiap hari berangkat pagi pulang malam. Setelah pulang, lampu ruang bacanya selalu menyala sampai tengah malam. Terkadang, sebelum langit cerah, sudah terdengar suara mesin mobil di garasi.Di hari pertunjukan Winny ini, pagi-pagi sekali Winny sudah menelepon Celine.Dia kembali berpesan pada Celine, "Malam jam delapan, kamu jangan sampai lupa. Datangnya lebih cepat, harus ya."Winny terdengar sangat bersemangat."Siap, siap, aku pasti datang lebih cepat." Celine tertawa, padahal Winny sudah mengelilingi dunia, kenapa masih saja sesemangat ini.Namun, Winny malah berkata kalau kali ini berbeda.Karena kali ini di antara penonton ada Celine!"Dandan yang cantik," ujar Winny sambil terkekeh.Celine malah tidak setuju. "Hari ini hari besarmu, untuk apa aku pakai cantik-cantik? Justru kamu ... kamu itu pemeran utamanya, nanti aku bawakan gaun untuk kamu pakai di pesta perayaan!"Selama sepuluh hari ini, Celine mendesain lalu membuat sebuah gaun menurut ukuran Winny.Celine pun teri
Ketika Richard masih hidup, dia tidak suka orang lain memakai mobilnya.Bahkan Carla mau nebeng saja tidak boleh.Hansen tahu jelas kebiasaan Richard ini, tapi dia malah membiarkan Celine memakai mobil Richard!Carla naik ke mobilnya dengan ekspresi bingung.Di Menara Nadine lantai paling atas, Hansen sedang duduk di kantornya.Asistennya sedang melaporkan jadwal hari ini, memastikan jadwal Hansen sebelum sore hari ini."Tuan Muda, malam ini ada janji makan malam dengan Tuan Liam Sugito, sudah ditentukan jam tujuh malam."Liam Sugito adalah kepala Keluarga Sugito di Mastika.Meski Keluarga Sugito tidak ikut campur dalam dunia bisnis, mereka punya kedudukan yang sangat tinggi di dunia pemerintahan.Keluarga Nadine dan Keluarga Sugito adalah teman lama, hubungan antara kedua keluarga sangat baik.Kali ini, Hansen mengajak makan karena ingin meminta bantuan.Namun ...."Jam tujuh kemalaman," gumam Hansen.Asistennya agak terkejut karena makan malam jam tujuh tidak termasuk kemalaman.Dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja