Orang di samping tidak tahu makna dari video ini, bahkan Hansen juga tidak tahu ada video ini.Namun, begitu melihat video itu, otak Lily seakan-akan meledak dan tubuhnya langsung lemas.Dia tahu jelas apa arti dari video ini.Dia tidak menyangka pria itu bisa-bisanya menyerahkan video itu ke Andreas.Masalah dia menggoda pria itu untuk mencelakai Richard tidak ada bukti, jadi dia bisa bersikeras bilang kalau pria itu memfitnahnya. Namun, di video ini, ada adegan di mana dia menendang kursi roda Richard ....Saat ini, di video itu Celine menerima panggilan sambil berjalan menuruni jembatan.Setelah itu ....Lily mulai panik.Dia tidak boleh membiarkan video ini terus diputar!Melihat colokan listrik televisi, Lily langsung menerjang maju ingin mencabut colokan itu.Namun, ada orang yang sudah menebak rencananya.Ketika Lily hampir menyentuh kabel colokan, Owen langsung mencengkeram pergelangan tangannya. Tenaga yang sangat kuat membuat Lily mengerang kesakitan, Owen sama sekali tidak m
Seiring dengan teriakan sakit, muncul jejak lima jari di wajah Lily.Di saat yang sama, tamparan ini juga membangunkan otaknya yang tadi berhenti berputar.Lily memelototi Carla, tapi sekarang dia tidak punya waktu untuk membalas tamparan Carla.Hal terpenting saat ini adalah Richard!Saat Lily melihat mata Richard yang penuh dengan amarah, dia merasa jantungnya seakan-akan berhenti berdetak. Namun, meski keadaannya sudah begini, dia tetap tidak mau mengakui semua yang dia lakukan.Lily berusaha melepaskan diri dari pengawal lalu berlutut di lantai dan segera menjelaskan, "Kakek, dengar penjelasanku. Kejadiannya tidak seperti ini.""Terus seperti apa?"Di video, bahkan terlihat jelas tenaganya saat menendang kursi roda Richard. Dia masih mau menjelaskan apa?Richard menatap Lily dengan tatapan tajam, seakan-akan sedang berkata, "Aku mau lihat alasan apa yang akan kamu berikan."Lily menggigit bibirnya, dia sudah kehilangan kepercayaan Richard.Namun, dia merencanakan semua ini dan suda
Menyuruh Reza menculik Kakek lalu merekayasa kecelakaan!"Aku nggak!" teriak Lily ke arah Celine.Asalkan dia tidak mengaku penculikan kali ini ada hubungannya dengannya, mereka tidak punya bukti nyata kalau dia bersalah.Asalkan dia menunjukkan penyesalannya, dengan identitasnya sebagai cucu kandung Richard, dengan memanfaatkan "Linda", Richard tidak akan benar-benar menangkapnya."Kakek, jelas-jelas aku ini cucu kandungmu!"Lily menangis tersedu-sedu, kembali mengingatkan Richard kalau dia adalah anaknya Linda.Rasa bersalah Richard pada Linda sudah seharusnya dicurahkan ke dirinya.Lily pikir hanya dengan satu kalimat ini sudah bisa menyentuh Richard, setidaknya Richard akan memaafkan dan mengasihaninya. Namun, di luar dugaannya, tatapan Richard malah semakin tajam.Richard memelototi Lily dan berkata dengan suara yang agak gemetar, "Kamu nggak pantas mengungkit Loli!"Dia mana pantas mengungkit Loli?"Lily, kamu mau membohongiku sampai kapan?"Lily tertegun.Di bawah tatapan Richar
Jessy bertanya dengan galak, dalam hatinya dia bertepuk tangan dengan senang hati.Kalau benar seperti dugaannya, situasi sekarang ini sangat menguntungkan untuknya!Setelah tidak ada "anaknya Linda" ini, surat wasiat tadi tidak berlaku lagi. Aset Keluarga Nadine bisa dibagi ulang!Melihat Lily jelas panik ditanya seperti itu, Jessy semakin bersemangat.Hanya interogasi saja tidak cukup, dia mau menambah amarah Richard."Kalau kamu adalah anaknya Linda, aku pasti setuju seratus persen kamu mewarisi semua kekayaan Keluarga Nadine. Tapi nggak kusangka kamu itu anak palsu. Untung saja ketahuan tepat waktu, kalau nggak kamu pasti sudah mengambil semua milik anaknya Linda!"Jessy terus mengungkit "Linda", sudah lupa tadi waktu wasiat diumumkan, dia terus menentang.Dia sengaja mengungkit Linda untuk membuat Richard semakin marah.Seperti dugaannya, di mata Richard yang penuh amarah terlihat sedikit rasa bersalah.Selama ini, Richard terus hidup dalam rasa bersalah terhadap Linda. Sekarang d
Di bawah tatapan semua orang, meski sudah ada bukti, Lily tetap menentang. "Bukan, laporan ini pasti bermasalah! Benar, laporan ini palsu, pasti palsu ...."Lily buru-buru ingin menyangkal kalau dia dan Sarah berhubungan darah.Dia terus memberi tahu dirinya sendiri dalam hati kalau dia adalah nona Keluarga Nadine, bukan anaknya Sarah.Dia pantas mendapatkan semua hal terbaik di dunia. Hanya dengan menjadi nona Keluarga Nadine dan mewariskan semua aset Keluarga Nadine, dia baru bisa menginjak-injak semua orang.Ekspresi Lily sangat penuh semangat, bahkan terlihat sedikit gila.Semua orang menunjukkan ekspresi merendahkan.Terutama Richard dan Reza. Wanita yang dulunya mereka pikir polos ternyata begitu rendahan dan jelek."Sarah, cepat kasih tahu mereka aku bukan anakmu. Aku diadopsi kamu dari panti asuhan, aku ini anak Linda! Keturunan Keluarga Nadine!"Lily tiba-tiba melihat Sarah dan kembali mendesak saat melihat tatapan Sarah yang datar. "Sarah, cepat bilang!"Sarah tiba-tiba sadar
Di laporan pemeriksaan DNA itu tertulis jelas nama Lily dan Richard, sedangkan hasilnya ...."Tidak ada hubungan darah! Heh ... " cibir Jessy. Dengan adanya dua laporan pemeriksaan ini, entah alasan apa lagi yang akan disebut Lily.Mendengar suara cibiran itu, Lily menatap laporan pemeriksaan yang ada di lantai.Nama-nama dan informasi penting di laporan itu membuatnya refleks ingin menghindar, tapi di mana-mana ada laporan pemeriksaan."Lily Maira .... Richard Nadine ....""Tidak ada hubungan darah ...."Dia tidak bisa menghindar lagi!Setiap kata-kata itu seperti jarum yang menusuk matanya, bahkan kepalanya juga berdengung. Namun, mulutnya masih terus bergumam,"Nggak ... bukan begitu ....""Ini palsu, semua ini palsu. Aku adalah anaknya Linda, aku darah daging Keluarga Nadine ...."Suara Lily semakin lama semakin keras, bahkan ketika semua bukti sudah tertera di depannya, dia tetap tidak ingin mengakuinya.Lily melihat ke sekeliling, ekspresinya terlihat sedikit abnormal, keengganan
Membiarkannya pergi begitu saja?Semua orang yang hadir terkejut mendengar keputusan Richard."Kakek ...." Carla yang duluan protes. "Dia hampir saja membunuhmu, nggak boleh ampuni dia begitu saja!""Benar, Ayah. Nggak boleh biarkan dia pergi!" ujar Jessy.Mendengar suara protes orang-orang, Lily akhirnya sadar.Pergi?"Aku nggak mau pergi!" Mata Lily bergetar saat dia berkata, "Aku mau mewarisi Keluarga Nadine, aku nggak mau pergi!"Kalau dia pergi, dia akan kehilangan segalanya!Ekspresinya terlihat seperti orang gila, membuat orang jijik dengannya. Sebenarnya bagian mana yang salah?Lily mengingat kembali semua yang terjadi, lalu tiba-tiba dia seperti terpikirkan sesuatu. Dia langsung menatap Celine dengan penuh kebencian. "Gara-gara kamu ...."Gara-gara Celine!Pasti gara-gara dia!Lily tidak tahu apa yang Celine lakukan, tapi rencananya bisa jadi seperti ini pasti ada hubungannya dengan Celine!Lily langsung mengarahkan seluruh kebenciannya ke Celine.Begitu kebenciannya mulai mel
Suasana di dalam ruangan sangat kacau.Lily sama sekali tidak menyangka serangannya yang ditujukan ke Celine diadang oleh Richard.Richard yang terbaring tak berdaya di pelukan Celine membuatnya tertegun sejenak. Sebelum dia sadar kembali, ada orang yang menendangnya dengan sangat kuat sampai-sampai dia terlempar dari tempatnya.Begitu dia jatuh, terdengar suara tulang yang tergeser dari sendinya. Lily pun terkulai di sudut ruangan seperti tumpukan sampah sambil menahan sakit.Namun saat ini, tidak ada yang memedulikannya.Semua orang mengelilingi Richard dengan ekspresi khawatir ....Lily tertegun melihat semua yang terjadi di hadapannya dan tiba-tiba sadar.Dia sepertinya sudah menghancurkan semuanya. Di depan semua orang, dia kembali melukai Richard. Kalau sampai Richard kenapa-kenapa, Hansen pasti tidak akan mengampuninya, apalagi yang lain!Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran.Kabur ....Dia mengambil kesempatan saat suasana masih kacau!Tidak ada yang menyadari Lily diam
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja
"Kamu masih ingat hal-hal aneh lainnya, nggak?"Hal-hal aneh?Andreas mengernyit, lalu berpikir sejenak dan akhirnya bertanya dengan ekspresi bingung, "Hal aneh apa?"Berarti dia sudah lupa!Bagus sekali!Lala sangat puas.Lala pun mencari alasan untuk menjawab kebingungan Andreas. "Nggak apa, cuma semalam pas demam, kamu mengatakan hal-hal nggak jelas. Kayaknya kamu mimpi buruk.""Tapi sekarang kamu sudah sembuh."Lala akhirnya lega.Namun tiba-tiba, Andreas menemukan sesuatu di sakunya.Waktu Lala melihat Andreas mengeluarkan kalung itu, ekspresinya langsung mengeras. Dia juga pernah belajar desain perhiasan.Selama ini, dia juga selalu mengawasi Grup Nadine dan juga Perusahaan Perhiasan Nadine.Hanya lihat sekilas saja dia sudah tahu kalau ini adalah karya jadi dari desain yang Andreas gambar kemarin.Ternyata kemarin Andreas buru-buru keluar untuk membuat kalung ini?Namun ....Lala melihat ukiran di liontin kalung itu. Bagaimana Andreas bisa tahu pola itu?Lala pernah melihat pola
Dalam beberapa saat, orang di atas kasur itu perlahan-lahan tidak memberontak lagi.Suara Gion bergema di dalam kamar dan masuk ke telinga Andreas."Tuvin, kamu itu Tuvin. Setelah bangun, kamu hanya Tuvin Sarwen. Orang yang kamu cintai adalah Lala, kamu bergantung padanya dan mencintainya. Tujuan hidupmu adalah membahagiakannya.""Di hidupmu hanya ada satu wanita, yaitu dia. Nggak ada orang lain."Orang di atas kasur sudah tidak memberontak, seperti sudah tertidur.Juga seperti sudah menerima setiap kata-kata.Gion mengulang kata-katanya berkali-kali sampai akhirnya berhenti.Lala tidak sabar ingin tahu hasilnya. "Begini saja ... sudah bisa?""Iya," jawab Gion datar.Lala pun tersenyum puas. Dia tahu kemampuan Gion, Gion bilang sudah, berarti sudah.Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. "Dia ... bakal jadi gila?"Waktu menanyakan pertanyaan ini, di matanya terlihat kekhawatiran. Melihat ini, Gion pun mencibir di dalam hati.Sangat rendahan.Dia bukannya tidak peduli Andreas jadi gila atau t