Namun, Celine merasa aneh, dia coba memikirkannya, tapi tidak tahu mananya yang aneh.Cindy dan Melvin menelepon dia secara berurutan.Setelah mendapatkan kembali ingatannya, Celine langsung menghubungi mereka dan menyerahkan semua urusan Perusahaan Aurora ke mereka.Mereka berdua selalu melaporkan kondisi perusahaan secara berkala, yang mereka bicarakan selalu tentang pekerjaan.Namun kali ini, mereka berdua seperti sengaja mengungkit pria tampan yang dulu sering ke kantor dan memuji selera Celine serta memuji mereka berdua sangat cocok.Celine merasa semakin aneh.Dia ingin mencari jawaban untuk perasaan aneh ini.Jadi, saat Alvin menelepon mengajaknya keluar, Celine langsung setuju.Ketika Celine tiba di tempat yang sudah mereka tentukan, Alvin sudah ada di sana.Celine memesan secangkir kopi lalu duduk. Setelah sekian lama, Alvin masih tetap menatapnya dengan tatapan penuh makna."Kenapa? Di wajahku tertulis sesuatu?" Di depan Alvin, Celine tidak terlalu waspada.Mereka kenal tidak
Alvin pun membuka sebuah media sosial dan mencari unggahan di akun resmi Perusahaan Jayadi yang hampir saja membuat media sosial ini eror itu.Foto ini diunggah oleh akun resmi Perusahaan Jayadi?Sudah jelas apa maksudnya.Pasti Andreas yang melakukannya!"Oke, aku sudah tahu." Celine semakin tidak sabar mau pergi.Saat ini, seluruh kepala Celine penuh dengan foto itu. Dia bahkan lupa berpamitan dengan Alvin dan langsung pergi.Sampai ketika sosoknya sudah menghilang, senyum Alvin perlahan-lahan ikut menghilang.Dia mengagumi Celine, mungkin sedikit suka.Meski tahu Celine sudah menikah, pria yang punya kekayaan cukup untuk memberinya cincin itu pasti bukan pria biasa.Namun, hal ini tidak menghentikan dia diam-diam menyukai dan mengagumi Celine.Sekarang, setelah tahu pria itu adalah Andreas, apalagi Andreas benar-benar mencintai Celine,mungkin mulai sekarang dia harus lebih menyembunyikan perasaannya itu.Meski Keluarga Sugito berkecimpung di dunia politik, tapi mereka tetap tidak b
Di kaca spion, terpantul wajah yang ganas.Orang itu tidak lain adalah Reza.Dia berpaling melihat Celine berjalan masuk ke Hotel Binara. Reza menggenggam ponselnya yang menunjukkan foto Celine dan Andreas itu.Di foto itu, Celine berdiri di samping Andreas, terlihat sangat menonjol.Mereka foto bersama sepasang suami istri yang menggendong anak mereka. Apakah maksudnya ingin mengumumkan sesuatu?Saat ini, sosok Celine sudah menghilang di pintu Hotel Binara. Reza menatap perut Celine yang ada di foto dan tatapannya semakin ganas.Mungkin karena terlalu fokus, dia tidak menyadari kalau tidak jauh darinya ada orang yang sedang melihatnya dengan ekspresi kaget. Orang itu bahkan memotretnya karena ingin memastikan apakah dia salah lihat atau tidak.Irina tidak menyangka akan bertemu dengan Celine di sini.Dia juga tidak menyangka akan melihat Reza.Dia terus melihat foto yang dia ambil untuk memastikan siapa orang itu, tapi itu memang Reza.Tanpa ragu-ragu, Irina langsung menelepon Lily, t
"Nyonya ...." Orang itu sudah memanggilnya dari jauh, lalu segera menghampiri Celine.Begitu tiba di depan Celine, orang itu bersikap dengan penuh hormat. "Nyonya, selamat datang. Anda perlu apa saya suruh orang, nggak, saya sendiri ... yang melayani Anda."Celine mengamati orang di depannya ini.Pria ini memakai setelan jas dan di bagian dada ada tanda identitas hotel.Celine sangat tidak terbiasa dengan panggilan "Nyonya" ini.Namun, Celine segera mengenali orang ini.Orang ini adalah manajer hotel.Di benaknya muncul adegan saat dia membawa suaminya buru-buru keluar hotel, manajer hotel ini ada di luar dan memanggil mereka "Tuan Andreas".Waktu itu, Celine mengira Tuan Andreas ada di belakang mereka, jadi dia langsung menarik suaminya lari seperti sedang menghindari virus.Sekarang dipikir kembali, manajer hotel ini waktu itu sedang memanggil pria di sampingnya!Sementara dia malah jadi lelucon di hadapan Andreas.Celine mencibir dan berkata, "Aku menunggu orang."Orang yang dia tun
Nona Carla ikut di belakang Tuan Andreas dengan mata penuh cinta.Dari dulu manajer hotel sudah mendengar rumor tentang Nona Carla yang menyukai Tuan Andreas dari temannya di Mastika.Melihat kondisi sekarang, dia tentu saja tidak berani menghampiri Andreas.Dia bahkan takut terlihat dan langsung berbalik untuk menghindar.Ketika dia berbalik lagi, Andreas dan Carla sudah tak terlihat. Manajer hotel akhirnya menghela napas lega dan berdoa agar Celine sudah pergi.Kalau tidak, dia takut akan ada kejadian yang bakal memengaruhi dia.Teringat kemungkinan ini, manajer hotel merinding dan mulai berdoa.Namun, dia mendengar suara lift lalu pintu lift pun terbuka.Ketika dia melihat Celine, dia langsung merasa seluruh dunia akan hancur.Dalam sekejap, dia maju ingin membawa Celine pergi.Namun, Celine menatapnya dengan tatapan dingin. Manajer hotel langsung terdiam dan bahkan tidak berani bergerak."Mana Andreas?"tanya Celine saat melewati manajer itu.Manajer terdiam sejenak, logikanya memb
Orang yang dimaksud Andreas adalah ayahnya.Sementara Fera Tandi yang ada di depannya adalah istri ayahnya.Meski nada bicara Andreas dingin, Fera sepertinya sama sekali tidak peduli.Fera tetap tersenyum dan berkata, "Tuan Muda Andreas, kamu salah paham. Tuan sangat suka dengan nona bernama Celine itu. Setelah tahu kamu sedang menyiapkan acara pernikahan, Tuan menyuruhku datang bertemu dengan Nona Celine ....""Nggak!"Sebelum Fera selesai bicara, Andreas sudah menyela.Andreas menyipitkan matanya dan berkata dengan nada memperingatkan, "Siapa yang berani menyentuhnya!"Melihatnya tiba-tiba waspada, Fera langsung menenangkannya. "Tuan Muda, kamu benar-benar salah paham. Kita mana mungkin menyentuhnya? Hanya saja yang namanya pernikahan, sebagai orang tua kita sudah pasti harus ikut partisipasi. Keluarga besar seperti Keluarga Jayadi tidak boleh sampai dicap tidak memperlakukan Nona Celine dengan baik.""Lagi pula, kalau kami tidak muncul, Nona Celine mungkin saja bisa salah paham kamu
Fera mengernyit, suaranya terdengar seperti orang tua yang tak berdaya.Waktu mendengar kata-kata "tidak suka dekat wanita", Celine mengangkat alisnya. Di dalam hatinya muncul sebuah perkiraan. Setelah itu, dia mendengar namanya disebut oleh "Tante Fera" itu."Celine Maira? Heh, wanita Binara hebat juga. Tapi mau menggoda Andreas dan menjadi anggota Keluarga Jayadi kami bukanlah hal yang mudah."Sikap Fera di depan Andreas yang lembut dan baik hati tadi sudah berubah.Ketika mengungkit Celine, mata Fera sangat dingin.Bahkan dipisahkan sebuah pintu, Celine tetap bisa merasakan ketidaksukaan Tante Fera ini kepadanya.Tante Fera ini ... dari tadi bilang "Keluarga Jayadi kami", dia itu siapa di Keluarga Jayadi?Celine menebak-nebak identitas Fera, juga akhirnya tahu kalau wanita ini seharusnya datang karena foto itu.Tante Fera ini datang untuk menghalanginya menikah dengan Andreas?Celine merasa hal ini sangat lucu.Bagi orang-orang ini, dia menjadi wanita materialistis yang ingin mendap
Baginya, sudah cukup kalau Fera bisa membantunya menghadapi Celine.Jelas terlihat, Fera sangat bersedia membantunya.Fera menatap Carla, di matanya muncul tatapan kasihan. "Aku sudah bilang, Andreas membeli sepasang cincin dengan harga tinggi kayaknya mau dikasih ke wanita yang dia suka. Kelihatannya ... ayah dan neneknya terlalu khawatir, sampai-sampai gugup waktu melihat foto itu. Kalau akhirnya Andreas menikah denganmu, mereka pasti bakal tenang.""Tapi ... tapi kamu juga tahu, aku pernah menikah ...."Carla menggigit bibirnya, lalu berkata lagi setelah berhenti sejenak, "Kalaupun Andreas nggak keberatan, aku khawatir Keluarga Jayadi bakal keberatan.""Memangnya kenapa? Dari kecil kamu besar di Mastika, Keluarga Nadine dan Keluarga Jayadi saling kenal. Keluarga Jayadi selalu mementingkan karakter dan kesetaraan. Lebih baik lagi kalau Andreas juga menyukaimu."Kata-kata Fera ini terdengar sangat tulus.Bahkan Carla juga jadi bingung.Betapa bagusnya kalau Andreas menyukainya seperti
Suatu kali, waktu Bastian mabuk, Sarah mendengar Bastian berkata, "Aurora, betapa baiknya kalau kamu mati!"Heh, suami Aurora ingin Aurora mati!Ini lebih menyedihkan lagi.Oleh karena itu, Sarah merencanakan kecelakaan itu.Seperti rencananya, Aurora mati dan Bastian yang mengambil alih perusahaan.Dia pun menjadi istri Bastian. Selama ini, dia selalu merasa bangga dan hidup dengan menganggap dirinya pemenang.Namun, waktu tahu Aurora adalah putri Keluarga Nadine di Mastika, lalu sekarang tahu kalau ayah kandung Celine adalah orang sehebat itu,dia tiba-tiba merasakan sesuatu.Seakan-akan dia tidak pernah berhasil menyentuh Aurora.Cantik, berbakat, dari keluarga kaya, lalu pernah berhubungan dengan Keluarga Tjangnaka. Orang seperti itu mana mungkin tertarik dengan Bastian?Sarah bahkan punya sebuah dugaan.Aurora sama sekali tidak pernah dianggap oleh Aurora, apalagi dia.Seketika, Sarah merasa sangat kesal, dia pun menggumam, "Tapi dia sudah mati!""Benar! Celine juga harusnya sudah
Sebelum Sarah selesai bicara, Lily sudah memelototinya.Dia seakan-akan berkata, kenapa harus memilih di antara dua pilihan yang Celine berikan?Dia tidak mau pilih dua-duanya.Sarah semakin panik. "Kamu mau hidup kayak di neraka?"Hidup seperti di neraka ....Lily bertatapan dengan Celine dan tiba-tiba sesuatu di hatinya akhirnya runtuh.Hal-hal yang dia lakukan cukup untuk membuat Celine membencinya setengah mati. Kalau Celine yang menentukan hukumannya, dia mungkin akan hidup seperti di neraka.Namun ....Dia tetap tidak rela kalah dari Celine."Pergi!" ujar Celine ketus.Dia tidak mau melihat Lily lagi.Dia sudah merusak imajinasi Lily dengan tangannya sendiri. Awalnya dia juga ingin membuat Lily merasakan hukuman fisik, tapi begitu melihat Lily, kejijikan di hatinya membuatnya malas turun tangan sendiri.Lily ... hanya akan mengotori tangannya!Sarah sama sekali tidak berani berlama-lama lagi, dia langsung menarik Lily berdiri lalu menyeret Lily keluar seperti sedang kabur.Namun,
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny