Simon tidak tahu semalam ternyata dia bertemu dengan orang sehebat itu.Saat ini, dia merasa tubuhnya lemas tergeletak di kursi, mengingat apakah semalam ucapan dan perilakunya terhadap Tuan Andreas ada yang salah.Tiba-tiba ponselnya berbunyi.Masuk panggilan dari seorang bos besar di dunia investasi yang pernah ingin sekali dia hubungi.Simon menerima panggilan dan mendengar bos besar yang dulunya selalu memperlakukannya dengan dingin tertawa dengan sangat ramah."Simon, aku tahu kalau proyek perusahaanmu itu masa depannya sangat cerah. Investasi yang sudah kita bicarakan semalam kamu tenang saja, aku jamin dalam waktu sejam, nggak, dalam sepuluh menit pasti sudah masuk ke rekening perusahaanmu."Simon tiba-tiba merasa investasi ini jadi sangat berbahaya.Pasti mereka akan meminta sesuatu sebagai gantinya!Seperti dugaannya, orang di seberang telepon langsung berkata, "Simon, lain kali kita kumpul-kumpul, nanti kamu ajak Tuan Andreas ...."Simon mana mungkin berani terima?Dia mana s
Namun, Celine merasa aneh, dia coba memikirkannya, tapi tidak tahu mananya yang aneh.Cindy dan Melvin menelepon dia secara berurutan.Setelah mendapatkan kembali ingatannya, Celine langsung menghubungi mereka dan menyerahkan semua urusan Perusahaan Aurora ke mereka.Mereka berdua selalu melaporkan kondisi perusahaan secara berkala, yang mereka bicarakan selalu tentang pekerjaan.Namun kali ini, mereka berdua seperti sengaja mengungkit pria tampan yang dulu sering ke kantor dan memuji selera Celine serta memuji mereka berdua sangat cocok.Celine merasa semakin aneh.Dia ingin mencari jawaban untuk perasaan aneh ini.Jadi, saat Alvin menelepon mengajaknya keluar, Celine langsung setuju.Ketika Celine tiba di tempat yang sudah mereka tentukan, Alvin sudah ada di sana.Celine memesan secangkir kopi lalu duduk. Setelah sekian lama, Alvin masih tetap menatapnya dengan tatapan penuh makna."Kenapa? Di wajahku tertulis sesuatu?" Di depan Alvin, Celine tidak terlalu waspada.Mereka kenal tidak
Alvin pun membuka sebuah media sosial dan mencari unggahan di akun resmi Perusahaan Jayadi yang hampir saja membuat media sosial ini eror itu.Foto ini diunggah oleh akun resmi Perusahaan Jayadi?Sudah jelas apa maksudnya.Pasti Andreas yang melakukannya!"Oke, aku sudah tahu." Celine semakin tidak sabar mau pergi.Saat ini, seluruh kepala Celine penuh dengan foto itu. Dia bahkan lupa berpamitan dengan Alvin dan langsung pergi.Sampai ketika sosoknya sudah menghilang, senyum Alvin perlahan-lahan ikut menghilang.Dia mengagumi Celine, mungkin sedikit suka.Meski tahu Celine sudah menikah, pria yang punya kekayaan cukup untuk memberinya cincin itu pasti bukan pria biasa.Namun, hal ini tidak menghentikan dia diam-diam menyukai dan mengagumi Celine.Sekarang, setelah tahu pria itu adalah Andreas, apalagi Andreas benar-benar mencintai Celine,mungkin mulai sekarang dia harus lebih menyembunyikan perasaannya itu.Meski Keluarga Sugito berkecimpung di dunia politik, tapi mereka tetap tidak b
Di kaca spion, terpantul wajah yang ganas.Orang itu tidak lain adalah Reza.Dia berpaling melihat Celine berjalan masuk ke Hotel Binara. Reza menggenggam ponselnya yang menunjukkan foto Celine dan Andreas itu.Di foto itu, Celine berdiri di samping Andreas, terlihat sangat menonjol.Mereka foto bersama sepasang suami istri yang menggendong anak mereka. Apakah maksudnya ingin mengumumkan sesuatu?Saat ini, sosok Celine sudah menghilang di pintu Hotel Binara. Reza menatap perut Celine yang ada di foto dan tatapannya semakin ganas.Mungkin karena terlalu fokus, dia tidak menyadari kalau tidak jauh darinya ada orang yang sedang melihatnya dengan ekspresi kaget. Orang itu bahkan memotretnya karena ingin memastikan apakah dia salah lihat atau tidak.Irina tidak menyangka akan bertemu dengan Celine di sini.Dia juga tidak menyangka akan melihat Reza.Dia terus melihat foto yang dia ambil untuk memastikan siapa orang itu, tapi itu memang Reza.Tanpa ragu-ragu, Irina langsung menelepon Lily, t
"Nyonya ...." Orang itu sudah memanggilnya dari jauh, lalu segera menghampiri Celine.Begitu tiba di depan Celine, orang itu bersikap dengan penuh hormat. "Nyonya, selamat datang. Anda perlu apa saya suruh orang, nggak, saya sendiri ... yang melayani Anda."Celine mengamati orang di depannya ini.Pria ini memakai setelan jas dan di bagian dada ada tanda identitas hotel.Celine sangat tidak terbiasa dengan panggilan "Nyonya" ini.Namun, Celine segera mengenali orang ini.Orang ini adalah manajer hotel.Di benaknya muncul adegan saat dia membawa suaminya buru-buru keluar hotel, manajer hotel ini ada di luar dan memanggil mereka "Tuan Andreas".Waktu itu, Celine mengira Tuan Andreas ada di belakang mereka, jadi dia langsung menarik suaminya lari seperti sedang menghindari virus.Sekarang dipikir kembali, manajer hotel ini waktu itu sedang memanggil pria di sampingnya!Sementara dia malah jadi lelucon di hadapan Andreas.Celine mencibir dan berkata, "Aku menunggu orang."Orang yang dia tun
Nona Carla ikut di belakang Tuan Andreas dengan mata penuh cinta.Dari dulu manajer hotel sudah mendengar rumor tentang Nona Carla yang menyukai Tuan Andreas dari temannya di Mastika.Melihat kondisi sekarang, dia tentu saja tidak berani menghampiri Andreas.Dia bahkan takut terlihat dan langsung berbalik untuk menghindar.Ketika dia berbalik lagi, Andreas dan Carla sudah tak terlihat. Manajer hotel akhirnya menghela napas lega dan berdoa agar Celine sudah pergi.Kalau tidak, dia takut akan ada kejadian yang bakal memengaruhi dia.Teringat kemungkinan ini, manajer hotel merinding dan mulai berdoa.Namun, dia mendengar suara lift lalu pintu lift pun terbuka.Ketika dia melihat Celine, dia langsung merasa seluruh dunia akan hancur.Dalam sekejap, dia maju ingin membawa Celine pergi.Namun, Celine menatapnya dengan tatapan dingin. Manajer hotel langsung terdiam dan bahkan tidak berani bergerak."Mana Andreas?"tanya Celine saat melewati manajer itu.Manajer terdiam sejenak, logikanya memb
Orang yang dimaksud Andreas adalah ayahnya.Sementara Fera Tandi yang ada di depannya adalah istri ayahnya.Meski nada bicara Andreas dingin, Fera sepertinya sama sekali tidak peduli.Fera tetap tersenyum dan berkata, "Tuan Muda Andreas, kamu salah paham. Tuan sangat suka dengan nona bernama Celine itu. Setelah tahu kamu sedang menyiapkan acara pernikahan, Tuan menyuruhku datang bertemu dengan Nona Celine ....""Nggak!"Sebelum Fera selesai bicara, Andreas sudah menyela.Andreas menyipitkan matanya dan berkata dengan nada memperingatkan, "Siapa yang berani menyentuhnya!"Melihatnya tiba-tiba waspada, Fera langsung menenangkannya. "Tuan Muda, kamu benar-benar salah paham. Kita mana mungkin menyentuhnya? Hanya saja yang namanya pernikahan, sebagai orang tua kita sudah pasti harus ikut partisipasi. Keluarga besar seperti Keluarga Jayadi tidak boleh sampai dicap tidak memperlakukan Nona Celine dengan baik.""Lagi pula, kalau kami tidak muncul, Nona Celine mungkin saja bisa salah paham kamu
Fera mengernyit, suaranya terdengar seperti orang tua yang tak berdaya.Waktu mendengar kata-kata "tidak suka dekat wanita", Celine mengangkat alisnya. Di dalam hatinya muncul sebuah perkiraan. Setelah itu, dia mendengar namanya disebut oleh "Tante Fera" itu."Celine Maira? Heh, wanita Binara hebat juga. Tapi mau menggoda Andreas dan menjadi anggota Keluarga Jayadi kami bukanlah hal yang mudah."Sikap Fera di depan Andreas yang lembut dan baik hati tadi sudah berubah.Ketika mengungkit Celine, mata Fera sangat dingin.Bahkan dipisahkan sebuah pintu, Celine tetap bisa merasakan ketidaksukaan Tante Fera ini kepadanya.Tante Fera ini ... dari tadi bilang "Keluarga Jayadi kami", dia itu siapa di Keluarga Jayadi?Celine menebak-nebak identitas Fera, juga akhirnya tahu kalau wanita ini seharusnya datang karena foto itu.Tante Fera ini datang untuk menghalanginya menikah dengan Andreas?Celine merasa hal ini sangat lucu.Bagi orang-orang ini, dia menjadi wanita materialistis yang ingin mendap
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s