Lalu Lily yang meletakkan harga dirinya jadi terlihat polos dan tidak berwarna ketika berdiri di samping Celine."Dia Nona Celine ....""Tuan Richard memang memiliki kemampuan penilaian yang sangat bagus. Semua cucu pilihannya memang terlihat menonjol."Ada orang yang lantas melontarkan pujian.Begitu Lily mendengar "Cucu pilihan", Lily merasa seperti tidak termasuk di dalamnya.Apa hanya dia sendiri yang tidak terlihat menonjol?Di dalam hatinya, Lily merasa sangat geram. Akan tetapi, dia tetap menjaga sikapnya.Lily sadar bahwa auranya tidak bisa mengalahkan aura Carla, lalu kecantikannya juga tidak bisa mengalahkan kecantikan Celine. Dia tidak bisa melakukan hal yang lain selain pura-pura baik. Wanita itu berlari kecil dan melewati Celine. Dia sudah terlebih dahulu tiba di hadapan Tuan Richard dan berkata dengan manja, "Kakek, sekarang kita sekeluarga sudah berkumpul."Wanita ini begitu berlapang dada dengan menambahkan Celine ke dalam Keluarga Nadine. Sorot mata Tuan Richard ketika
"Usiaku sudah uzur dan aku juga sudah jarang ikut campur dalam masalah Perusahaan Perhiasan Nadine. Lily adalah satu-satunya darah dagingku ...."Ketika Tuan Richard mengungkitnya, hati semua orang yang ada di tempat itu seperti melambung.Nada pembukaan ini seperti ingin mengumumkan ahli warisnya.Para tamu awak media juga segera mengeluarkan rekaman mereka. Hal ini akan ada sebuah berita besar. Kalau berita ini sampai tersebar, seisi dunia bisnis akan gempar karenanya.Sorot mata Tuan Richard terlihat penuh kasih sayang ketika menatap Lily dan berkata, "Lily sangat suka merancang. Dia juga ingin melatih dirinya. Ke depannya dia akan bergabung dengan Perusahaan Perhiasan Nadine dan menjadi asisten direktur perancang.""Hansen, Carla, kalian harus membantu adik kalian."Aula itu pun menjadi hening.Semua seperti sedang menantikan Tuan Richard mengumumkan hal yang lebih penting.Akan tetapi setelah menunggu cukup lama, suara Tuan Richard tidak terdengar lagi.Keheningan sesaat itu seper
"Lily?"Lily sadar kembali lalu bertatapan dengan Carla.Carla maju lalu memainkan tangan Lily dengan akrab. "Lily tenang saja, Kakak, aku dan Celly pasti membantumu."Membantunya?Memangnya dia perlu bantuan mereka?Lily berusaha mempertahankan senyumannya. "Terima kasih Kak Hansen, Kak Carla dan Kak Celly. Terima kasih Kakek juga ...."Ketika dia mengucapkan "Terima kasih Kakek", dia menatap Richard dengan penuh harap.Bahkan sekarang dia masih tetap berharap Tuan Richard bisa mengumumkan lebih banyak hal. Asalkan identitasnya sebagai pewaris sudah ditentukan, meski dia belajar dengan menjadi asisten Direktur Desain, kedudukannya tetap yang paling tinggi di Perusahaan Nadine.Namun Richard memijat kepalanya lalu menunjukkan ekspresi lelah."Saudara-saudara, di masa depan Perusahaan Nadine masih perlu dukungan kalian. Aku sudah tua, baru sebentar saja sudah lelah setengah mati, tolong kalian memaklumiku, biarkan aku kembali ke kamar untuk istirahat sebentar."Tuan Richard menyuruh Wah
Di bawah tatapan seperti itu, Carla mana bisa beralasan lagi?Melihat tidak jauh di belakang Celine, Hansen sedang berjalan ke sini, Carla semakin tidak bisa membela diri.Dia berusaha tersenyum lalu pergi."Huh!"Celine mendengus dingin lalu mendengar suara tawa seorang pria di belakangnya.Celine menoleh dan melihat Hansen yang memakai setelan jas dan terlihat sangat menawan. Tatapan dan juga senyuman Celine langsung berubah menjadi tulus. "Kak Hansen, maaf aku nggak kasih tahu kalau aku bakal datang hari ini."Celine merasa sedikit bersalah.Hansen tidak memberinya undangan seharusnya karena tidak ingin dia datang."Aku khawatir kalau kamu datang bakal ada yang mencari masalah denganmu. Hari ini aku sibuk, takut nggak bisa menjagamu terus kamu ditindas."Hansen buru-buru menjelaskan.Namun, melihat Carla tadi sepertinya kalah, Hansen pun lebih tenang. Namun, teringat pengumuman Kakek tadi, Hansen tetap terlihat khawatir."Celly, kalau kamu nggak mau kerja di perusahaan, nggak usah d
Dia langsung mengambil ponselnya dan membuka CCTV di kamar Richard.Saat ini, terlihat Richard sedang duduk melamun di meja kerja.Richard melamun menatap dokumen warisan yang ada di atas meja dengan tatapan serius, membuat Lily seketika waspada.Jelas-jelas sudah disimpan baik-baik, tadi juga tidak diumumkan.Kenapa saat ini tiba-tiba Kakek mengeluarkannya?Jangan-jangan, dia berubah pikiran?Tidak boleh!Lily tiba-tiba bangun, dia tidak boleh membiarkan Tuan Richard berubah pikiran!Namun, apa yang bisa dia lakukan?Lily menggigit bibirnya.Di dalam CCTV, Wahyu yang dipanggil berjalan masuk.Tuan Richard langsung bertanya, "Menurutmu, antara Celine dan Lily, siapa lebih mirip Nona?"Nona yang dimaksud Richard adalah Linda!Wahyu tahu apa maksudnya lalu mengernyit sejenak. Kemudian, dia mengatakan pendapatnya secara objektif. "Nona Lily sangat penurut dan pengertian, Nona Celly ceria dan tegas. Dulu waktu Nona pulang ke Mastika, aku ingat Nona sangat ceria dan tegas, terutama sepasang
Melihat Richard sendirian, Celine segera pergi mendorong kursi rodanya."Anda kenapa datang? Anda juga datang jalan-jalan?"Celine mencoba mencari topik pembicaraan.Namun, Richard malah menjawab dengan terus terang, "Aku datang mencarimu."Mencarinya?"Anda mencari saya ada urusan apa?" tanya Celine.Kebetulan dia juga mau mencari Richard.Benar-benar pas!Celine berencana menyelesaikan urusan Kakek mencarinya baru mengungkit masalah tidak mau menjadi Direktur Desain.Namun, Tuan Richard berkata, "Aku anggap kamu nggak pernah mengatakan yang kamu katakan di rumah sakit dulu.""Lily adalah adikmu, kalian juga sudah hidup bersama di rumah Keluarga Maira, ada takdir di antara mereka. Di masa depan, aku juga berharap kalian bisa saling menjaga, jadi kamu cari kesempatan untuk minta maaf ke Lily, kita masih satu keluarga."Nada Richard sangat lembut dan penuh kasih sayang.Namun, kata-katanya membuat Celine mengernyit."Celly ....""Kakek tunggu sebentar."Ketika Richard mau melanjutkan ka
"Kalau nggak bisa dijelaskan, nggak usah jelaskan lagi."Tuan Richard bertatapan dengan Celine.Dalam hati dia tahu jelas kalau Celine lupa ingatan, kalaupun dia mau cari tahu, dia juga tidak bisa melakukannya sekarang.Saat ini, dia malah mulai menaruh harapan pada Celine.Asalkan Celine mendapatkan kembali ingatannya, mungkin dia bisa tahu apa hubungan Celine dengan gambar ini.Richard juga merasa aneh.Jelas-jelas dia bisa percaya dan seharusnya percaya dengan alasan yang diberi Lily.Namun di alam bawah sadarnya, dia refleks ingin mencari tahu.Di tempat yang jauh dari mereka, melihat dua orang yang ada di jembatan, Lily merasa terancam.Karena terlalu jauh, dia tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.Namun, dilihat dari Richard yang menggenggam tangan Celine dan tatapannya saat memeriksa keadaan Celine, Lily bisa menebak kalau Richard sangat khawatir pada Celine."Heh .... Yang namanya hubungan darah memang kuat!" cibir Lily.Saat ini, dia tidak bisa menghampiri mereka, hanya bis
Celine tersenyum menenangkan suaminya. "Nggak apa-apa."Meski begitu, setelah sakit yang dia rasakan tadi, kegelisahan di hatinya masih belum hilang.Kegelisahan itu memenuhi hatinya, bahkan membuat senyuman di wajah Celine terlihat terpaksa.Andreas merasakan keseriusan di wajah Celine, dia langsung menggenggam tangan Celine yang ada di lengannya dan berkata, "Tenang, ada aku."Ada dia di sini, Celine tidak mungkin menghadapi bahaya apa pun.Mereka berdua bertatapan sejenak lalu berjalan ke arah hall bangunan utama.Melihat sosok belakang mereka berdua, Albert merasa sangat menusuk mata."Mereka ... benar-benar nggak cocok!" komentar Albert sambil mengernyit.Maksudnya sudah pasti Andreas tidak pantas untuk Celine.Teringat kata-kata Celine tadi, Albert menunduk melihat tangan yang lembut dan seputih salju di lengannya.Pria tampan dan wanita cantik?Dia dan Vicky tidak pernah punya hubungan seperti itu.Setelah menyingkirkan pikirannya, Albert melangkah masuk ke hall, mengejar dua or
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad