Hansen bingung mengapa kali ini Andreas hanya berjaga di sekitar dengan waspada, tetapi tidak berani mendekat.Namun, dia merasa hal ini makin seru.Hansen memasuki museum bersama Celine.Andreas keluar dari mobil dan bergegas mengikuti mereka. Namun, dia dicegat oleh petugas tiket."Maaf, Pak, nggak ada tiket nggak boleh masuk. Tolong beri jalan untuk orang-orang yang punya tiket," ujar pria muda itu.Pria itu tersenyum dengan sopan dan ramah.Namun, tatapannya pada Andreas mencerminkan isi pikirannya.Andreas tampan dan berpakaian rapi, tetapi ternyata tidak sanggup membeli tiket.Cih ....Di bawah pengawasannya, tidak ada orang tanpa tiket yang bisa masuk.Andreas mundur ke samping dengan wajah masam.Belum pernah dia ditahan di luar seperti ini.Di sampingnya, Owen bahkan merasa kagum pada petugas tiket itu.Melihat ekspresinya, Andreas melemparkan tantangan dingin padanya. "Kenapa kamu bengong saja? Cepat beli tiket!"Owen bergidik ketakutan dan segera membeli tiket.Begitu dia me
Hansen dan Celine menoleh di waktu yang bersamaan.Begitu melihat sosok yang berada di belakang mereka, ekspresi mereka sontak berubah.Orang yang datang bukan orang lain, melainkan Carla.Hansen langsung mengerutkan dahinya. Saat ini, dia sepertinya tidak ingin diganggu oleh Carla.Namun, Carla sangat jarang melihat Hansen bersama dengan wanita lain. Lalu wanita ini ....Tatapan Carla bergerak ke wajah Celine.Melihat sosok Carla, sekujur tubuh Celine berubah tegang. Meskipun wanita itu memakai kacamata hitam, Celine bisa langsung mengenalinya.Wanita ini adalah sponsor baru dari suami nomor satunya.Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Carla di tempat ini.Kalau begitu bagaimana dengan suami nomor satunya? Apakah dia juga datang?Celine secara refleks langsung melihat ke sekelilingnya. Ketika dia tidak berhasil menemukan suami nomor satunya itu, Celine pun bernapas lega.Lalu pada saat itu pula dia sadar bahwa dirinya seperti takut jika mereka berdua berdiri bersama.Sejak kejadia
Wajah Hansen sudah terlihat sangat kecut.Andreas yang berada tidak jauh juga sudah mendengarnya.Andreas melangkah ke samping Hansen dan berkata, "Celine nggak mungkin bisa menyukaimu."Hansen melihat Andreas.Beberapa waktu yang lalu Hansen masih khawatir bahwa Carla akan mengatakan hal yang tidak-tidak kepada Celine sehingga timbul kesalahpahaman. Akan tetapi sekarang, dia malah agak berharap agar Carla membantunya supaya Celine merasa tertarik padanya."Apa kamu merasa dia bisa menyukaimu?" tanya Hansen sambil tersenyum."Tentu saja! Aku dan dia ...." Andreas hampir saja mengatakan bahwa dirinya dan Celine sudah menikah.Akan tetapi, dia segera menahan dirinya.Kesepakatan perceraian masih ada di tangannya. Kesan Celine terhadap "Tuan Jayadi" sangat tidak baik.Dia tidak mungkin membiarkan Hansen mengetahui bahwa Celine tidak tahu tentang jati dirinya. Kalau tidak, Hansen pasti akan memilih untuk membocorkan rahasia itu.Andreas tiba-tiba saja merasa agak pusing.Saat itu di dalam
Sesaat, mereka bertiga kompak melawan Celine.Celine merasa Irina dan Lily seperti koyo cabe.Hari ini museum sedang mengadakan pameran barang antik. Celine juga tidak ingin menghajar mereka terlalu berlebihan sehingga memengaruhi situasi di tempat itu.Ketika dia bermaksud untuk mendorong mereka bertiga dan meninggalkan tempat itu dan mencari petugas keamanan museum untuk mengendalikan ketiga wanita ini, Irina tiba-tiba saja menendang ke arahnya sebelum Celine sempat melakukan rencananya."Ah!"Irina mengadu kesakitan. Dia sudah kehilangan keseimbangan badannya.Ketika tubuhnya akan terjatuh, Irina sempat berontak dan berusaha mempertahankan keseimbangannya.Jadi, wanita itu pun melepaskan genggamannya pada baju Celine. Akan tetapi jelas sekali tanpa penahan, dia lebih tidak bisa mempertahankan keseimbangannya.Di situasi genting tersebut, Irina hanya bisa menarik rambut seseorang yang ada di sampingnya."Ah!" Rambut Lily ditarik dan kepalanya terasa sakit.Dia tidak sanggup menahan b
Tiba-tiba saja ada dua orang yang masuk dan semua orang pun tersentak kaget.Ketika Lily melihat Tuan Jayadi, sorot matanya berubah panik.Kenapa pria ini ada di sini?Bukankah Kak Celine datang ke sini bersama dengan Tuan Hansen?Hanya saja sekarang dia juga tidak peduli akan banyak hal. Wanita itu berusaha menunduk dan tidak membiarkan Tuan Jayadi melihat wajahnya.Ketika melihat kemunculan suami nomor satunya ini, mata Celine terlihat kaget.Ternyata pria ini ada di sini.Dia pasti datang bersama dengan Nona Carla.Sponsor barunya ada di belakang. Celine tiba-tiba saja merasa suasananya berubah sangat aneh.Akan tetapi dengan situasi sekarang, dia tidak punya banyak kesempatan untuk berpikir. Lily segera menggertakkan giginya dan mengirimkan pesan kepada Irina. "Lapor polisi dan hubungi Tuan Reza."Irina tertegun sejenak dan akhirnya mengangguk sambil membalas: "Baiklah!"Irina dan Fiona sama-sama melakukan panggilan telepon.Ketika ambulans tiba, mobil polisi juga sudah tiba di san
Carla merasa sangat lucu.Dia adalah nona Keluarga Nadine dari Kota Mastika. Sejak sosok itu menghilang, dia adalah tuan putri satu-satunya di keluarganya.Pertama kalinya dia melihat ada seseorang yang ingin memberinya uang."Berapa banyak yang bisa kamu berikan?"Irina melihatnya sejenak. Meskipun dia memang ingin menyogok wanita ini, dia merasa sayang harus menghabiskan begitu banyak uang. Jadi, dia pun berkata, "40 juta. Kamu nggak perlu masuk. Kalau ada yang datang dan bertanya padamu, katakan saja bahwa kamu juga sudah melihat kakakku didorong jatuh oleh wanita itu. Hanya berkata seperti itu, kamu sudah bisa mendapatkan 40 juta."Carla hanya mendengarnya dan tidak mengatakan apa pun.Karena Carla tidak menolak, Irina menganggap Carla sudah menerima tawarannya.Bagaimanapun juga tidak ada siapa pun yang akan menolak 40 juta yang datang begitu saja, bukan?"Aku berikan ini padamu. Setelah kamu melakukan apa yang kukatakan tadi, aku akan memberikan 40 juta kepadamu."Irina menuliska
Setelah Reza selesai marah, giliran Hansen yang mengangkat tangannya dan menghantamkannya ke wajah Reza.Sudut bibir Reza sampai berdarah. Matanya juga memancarkan api kemarahan.Akan tetapi, dia tidak berani melawan Hansen dan berkata, "Tuan Hansen, kamu jangan mau ditipu dia! Dia pasti sudah merayumu. Tapi aku sudah pernah memberitahumu bahwa dia dan Tuan Jayadi ....""Reza!"Hansen yang terbiasa bersikap anggun sudah marah.Pria ini benar-benar keterlaluan karena sudah menghina Celine.Ketika dia hendak membuat Reza menutup mulutnya, Celine sudah melancarkan sebuah tamparan ke wajah Reza sebelum Hansen sempat menyelesaikan ucapannya.Suara tamparan itu sangat keras dan orang-orang di sekitar juga kaget mendengarnya."Celine, kamu!"Ekspresi Reza terlihat sangat galak ketika pria itu menggertakkan giginya. Dia ingin maju, tapi Hansen menariknya sehingga Reza tidak bisa bergerak.Celine lantas menyambut tatapan galaknya dan berkata, "Reza, kamu bilang aku pembunuh? Kamu sudah salah or
Celine segera menyalakan ponsel itu dan sebuah rekaman video telah menarik perhatiannya.Rekaman itu dimulai ketika Irina maju dan menghalangi Celine. Selain gambar, suara rekamannya juga sangatlah jelas.Dari ponsel terdengar suara yang mengatakan:"Fiona, Kak Lily, cepat bantu aku! Aku nggak percaya kita bertiga nggak bisa mengalahkannya."Saat itu, ekspresi wajah Irina juga sudah berubah.Celine tahu bahwa rekaman video ini adalah rekaman kejadian sebelumnya.Celine melihat suami nomor satunya, Andreas pun langsung memahami maksud Celine. Pria itu memanggil dua orang polisi yang ada di samping untuk menyaksikan rekaman tersebut.Saat itu, Hansen juga menarik Reza supaya mendekat agar pria itu bisa menyaksikan apa yang telah terjadi.Di dalam video itu, mereka melihat tiga orang bersama-sama mengeroyok Celine dan Celine hanya melindungi diri.Irina tiba-tiba saja tergelincir. Sebelum wanita itu terjatuh, dia menarik Lily yang berada di sampingnya sehingga keduanya pun terjatuh bersam
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad
"Ah!"Lily langsung berdiri dengan panik dan ingin kabur, tapi karena sepatu hak tingginya terlilit seprai di bawah,sebelum dia berdiri, dia sudah terjatuh lagi dengan posisi duduk.Dia merasa sakit, tapi dia tidak peduli.Dia melihat wanita yang tadinya jongkok perlahan-lahan berdiri, wajahnya penuh dengan ketakutan.Celine!Itu hantu Celine!"Pergi, pergi kamu." Lily menutup matanya, seakan-akan tidak akan takut kalau tidak kelihatan.Namun, meski mata tertutup, telinga tetap bisa mendengar.Dia mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, suara Celine pun terdengar. "Aku datang untuk menghadiri pesta, sayang sekali kalau aku meninggalkan pesta seseru ini. Aku nggak mau pergi."Setelah itu, dia mendekati Lily dan berkata lagi, "Kamu nggak menyambutku?"Menyambutnya?Menyambut hantu?Lily tadinya merasa dia yang meledakkan gudang itu, kalaupun Celine mendatanginya dalam bentuk hantu, dia juga tidak takut. Dia bahkan akan memamerkan kemenangannya ke Celine.Namun, dia ternyata teta
Akan tetapi, setelah dia merengek kesakitan, tetap tidak ada jawaban.Mana Hansen?Tadi dia jelas-jelas melihat Hansen ada di belakangnya, tidak jauh darinya.Lily berusaha menahan sakit lalu menopang tubuhnya sendiri dan menoleh mencari Hansen.Dia langsung melihat ke arah terakhir dia melihat Hansen, Hansen ada di sana."Kakak ...." Lily melihatnya dengan ekspresi sedih, ingin mendapat kasih sayang darinya. Namun, Hansen .... Wajahnya datar ....Hansen hanya melihatnya. Melihat dia jatuh, kenapa Hansen tidak bereaksi?"Kakak ...." Lily tidak percaya.Namun, waktu dia memanggil Hansen lagi, dia malah melihat Hansen tersenyum sinis.Tersenyum sini ....Sejak dia pulang ke kediaman Nadine, dia tidak pernah melihat ekspresi ini di wajah Hansen.Dia adalah Lala yang disayangi Hansen, Hansen kenapa malah menunjukkan ekspresi seperti ini padanya?"Kakak, sakit ...." Lily kebingungan, dia sudah memanggil Hansen berkali-kali, Hansen tidak mungkin tidak dengar. Namun, Hansen seakan-akan tidak
Mereka penasaran siapa sebenarnya "pemenang" ini, bisa-bisanya seberuntung ini!Di udara yang hening ini, terdengar suara embusan angin di pegunungan.Angin itu mengembus helaian rambut di samping telinga Celine. Lily pun memanfaatkan kesempatan ini agar bisa berpura-pura tangannya "tidak sengaja" menyangkut di rambut Celine."Ah, maaf, maaf ...." Lily segera meminta maaf.Karena merasa bersalah, dia menjadi semakin panik.Karena panik, dia maju selangkah lalu "tidak sengaja" menginjak seprai yang memanjang sampai ke tanah.Dilihat dari samping, Lily sangat baik hati membantu "pemenang" untuk melepas topengnya.Tidak ada yang melihat senyuman licik di wajahnya.Akhirnya, topengnya sudah longgar.Asalkan dia menariknya ke bawah, topeng itu akan lepas dari wajah si "semut" ini. Namun, sebelum ini, dia harus cari cara melepas kain penutup tubuh wanita ini dulu.Tadi, kedua kakinya sudah menginjak seprai itu, jadi dia sudah selesai melakukan persiapan.Sekarang, dia hanya perlu mendorong w
Lily menatap orang di depannya.Dia tahu, begitu dia bicara begini, siapa pun pasti akan setuju.Kalaupun tidak, orang-orang di sekitar juga akan memberinya tekanan.Seperti yang Lily duga,ketika "pemenang" bertopeng hitam itu tidak langsung menjawab, orang-orang mulai berseru,"Tentu saja bersedia. Nona Lala saja sudah mau kasih dia properti seharga 20 miliar, jangankan gantian topeng dengan Nona Lala, minta apa pun juga boleh.""Benar! Kalau ini saja nggak mau, apa nggak terlalu pelit?""Pemenang ini aneh banget, dandanan apa ini? Apa itu yang dia pakai? Seprai?"Ada orang yang menyadari seprai yang dia pakai.Namun, semua orang lebih fokus pada kenapa dia masih belum menyetujui permintaan Nona Lala.Setelah beberapa saat, mereka baru mendengar pemenang itu berkata secara perlahan,"Kamu yakin?"Semua orang pun terdiam.Heh, apanya yang perlu yakin atau tidak?Lily juga tersenyum tipis, dia tentu saja yakin. Dia tidak hanya yakin mau mengambil topengnya, dia juga mau "tidak sengaja"
Tepukan tangan Lily berhenti sejenak.Kemudian semakin bersemangat.Semua orang tidak menyadari tepukan tangan yang berhenti sekilas tadi. Di bawah suara tepukan tangan yang semakin cepat itu, semua orang semakin bersemangat.Semua orang melihat Lily, tapi Lily malah mengamati sosok yang sedang berusaha kabur itu.Dia melihat topeng rubahnya sedang dalam jalan menuju sosok itu.Dia memperkirakan waktunya lalu tiba-tiba berhenti.Semua orang pun terdiam.Mereka tahu permainan ini sudah ada pemenangnya.Siapa pemenang yang beruntung itu?Seketika, semua orang mencari-cari dan melihat ke satu arah.Kemudian, mereka melihat topeng rubah itu jatuh di tanah, sementara orang yang menjatuhkannya adalah ....Semua orang langsung mengernyit.Orang yang memakai topeng kucing hitam itu ... tubuhnya dibalut seprai?Semua orang langsung memasang muka bertanya-tanya.Mereka semua tertegun.Kenapa orang ini bisa pakai seprai?Semua orang yang datang di sini pasti berpakaian formal."Ini apa dihitung?
Di bawah tatapan kagum dan berharap semua orang, Lily mengeraskan suaranya sedikit."Sebagai balasannya, aku ingin menentukan sebuah hadiah. Kita pakai topeng ini sebagai properti untuk permainan ini. Waktu suara drum berhenti, siapa yang memegang topeng ini adalah pemenang malam ini. Aku akan memberi orang itu properti seharga 20 miliar atas namaku."Properti seharga 20 miliar!Nona Lala sekali main hadiahnya sampai sebesar itu.Seketika, para tamu langsung heboh."Boleh, boleh, aku mau jadi pemenang hari ini.""Masih belum tentu, aku sangat suka topeng rubah punya Nona, topeng itu pasti jadi punyaku.""Punyaku, punyaku."Permainannya belum dimulai, para tamu sudah mulai rebutan.Apa boleh buat, hadiah ini terlalu menarik, siapa pun ingin mendapatkannya.Lily melihat kehebohan di depan matanya, lalu senyumannya pun semakin lebar.Properti seharga 20 miliar?Tidak ada.Orang yang akan mendapatkan topengnya ini entah bakalan masih mau hidup atau tidak. Mana ada kesempatan mencarinya unt