Lala langsung tertegun.Dia menoleh melihat Andreas, begitu melihat mata Andreas yang masih tertutup rapat, dia baru tenang kembali.Namun, nama "Celine" yang disebut Andreas tadi membuat hatinya bergejolak.Pasti karena hari ini Andreas melihat Celine, makanya bisa begini.Dia tidak bisa menunggu lagi.Lala langsung mendesak Master Gion. "Kakek, cepat."Lala mundur beberapa langkah, Master Gion pun tidak berlama-lama lagi dan langsung mengeluarkan sebuah jarum suntik, hendak menyuntikkan sesuatu ke Andreas.Saat ini, mimpi Andreas masih berlanjut.Dia tidak tahu kenapa dia bisa bermimpi seperti itu. Dia memimpikan desainer wanita yang dia lihat di TV hari ini.Di mimpi, desainer itu tersenyum padanya.Senyuman itu entah kenapa membuatnya merasa hangat.Melihat desainer itu sedang sarapan, hatinya terasa sangat puas.Adegan di depannya terus berubah, setiap adegan terlihat desainer itu, terkadang sedang tersenyum, terkadang terlihat dingin. Setiap ekspresinya memengaruhi perasaan Andre
Lala berkata dengan penuh perhatian.Di dalam hatinya, dia merasa tidak berdaya.Waktu dia membawa Andreas ke Master Gion, Andreas bangun dengan tiba-tiba. Agar Andreas tidak curiga, dia membuat sebuah identitas untuk Andreas.Tuvin Sarwen!Cucu Master Gion yang benar-benar ada.Hanya saja, tidak ada yang tahu kalau Tuvin yang asli sudah mati tiga tahun yang lalu.Lala memberi Andreas identitas "Tuvin Sarwen", lalu memberitahunya banyak ingatan yang setengah asli setengah palsu. Di antaranya, pekerjaan dan hobi Tuvin itu asli!Dia dari awal sudah berencana ke luar negeri.Dia akan lebih tenang kalau meninggalkan negeri ini.Sekarang Celine melakukan hal seperti ini, membuatnya semakin bertekad untuk pergi secepatnya!"Oke."Suara Andreas yang berat terdengar sedikit tanpa emosi.Mendengar jawabannya, Lala langsung tersenyum cerah. "Kalau begitu, aku siap-siap secepat mungkin."......."Penantian" dari Perusahaan Perhiasan Nadine seketika menghebohkan seluruh negeri.Saat ini, Celine su
"Celly ...." Hansen langsung membuka mulut ingin menasihati Celine.Namun, Celine malah berkata, "Babak final kompetisi ini tetap di Binara. Aku dan Andreas kenalan di Binara, kalau dihitung-hitung, sudah mau setahun."Lebih tepatnya, masih ada sepuluh hari sampai waktu dia bertemu dengan Andreas tahun lalu di Binara.Belakangan ini, Celine sering teringat dengan setiap detail mereka bertemu di Binara.Tekadnya itu perlahan-lahan menguat.Dia mau kembali ke Binara!Setelah Celine selesai bicara, tiga orang lainnya tahu apa yang dipikirkan Celine.Awalnya mereka mau membujuknya, tapi sekarang mereka tidak tega mengecewakan Celine.Namun, meski begitu, kesehatan Celine tetap penting, jadi mereka bertiga membuat perjanjian."Boleh saja ke Binara, tapi untuk Kompetisi Desainer Nasional, kamu cuma boleh jadi juri di babak final. Kamu nggak boleh mengurus yang lain," ujar Hansen.Celine pun mengangguk."Begini saja, kita temani kamu," ujar Hansen lagi.Dua orang lainnya juga segera menambahk
"Aku sewa kamu selama semalam, harganya terserah kamu."Di Bar Artemis, Celine Maira meminum minuman yang diberi obat!Seluruh tubuhnya terasa panas. Sebelum dia mempermalukan diri sendiri di depan semua orang, dia memilih pria yang ada di depannya ini.Bar Artemis adalah bar terkenal di Kota Binara yang menyediakan gigolo. Para pria di sini berusaha keras untuk menyenangkan hati tamu-tamu wanita yang ada di sisinya. Hanya pria ini yang duduk sendirian di meja sudut.Pria ini memakai kemeja satin berwarna hitam, wajahnya tampan dan terlihat berwibawa, auranya sangat tidak cocok dengan bar ini.Hanya saja, tatapannya melihat Celine terlihat kesal.Apa pria ini khawatir dia tidak sanggup bayar?"Kamu tenang saja, aku ini kaya banget." Celine ingin mengeluarkan kartu di tasnya untuk membuktikan kekayaannya.Namun, tiba-tiba kakinya lemas dan dia pun jatuh menimpa pria itu.Langsung terlihat kegusaran di mata Andreas Jayadi. Dia menganggap Celine seperti para wanita yang sebelumnya mempers
Satu jam kemudian, Andreas bangun.Di bawah selimut, tidak ada apa-apa selain pakaian dalam.Tidak hanya itu, wanita itu bahkan mencuri bajunya!Wajah Andreas langsung gusar.Begitu masuk, James Rianto langsung melihat Andreas yang berbaring di kasur berantakan dengan wajah gusar. Kemudian, dia melihat ada gaun merah yang sudah robek di lantai dan langsung sadar apa yang terjadi."Kamu ini ... sudah berubah?"Semua orang tahu Tuan Muda Ketiga Keluarga Jayadi ini tidak suka wanita. Meski begitu, tetap ada banyak wanita yang ingin tidur dengannya.Selama ini, Andreas selalu bersikap dingin dan tidak berperasaan pada wanita. Tidak pernah ada wanita yang berhasil tidur seranjang dengannya.Namun, jelas terlihat semalam olahraganya sangat ekstrem!Kemarin malam, ketika James mendapat panggilan dari Andreas, dia sedang mabuk. Sampai tadi pagi sudah sadar, dia baru ingat Andreas menyuruhnya mengirimkan dokter pribadi.Satu bulan sebelumnya, Andreas membersihkan para keluarga-keluarga cabang d
Foto semalam di bar!Siapa yang foto?Kepala Celine berdengung."Ayah, jangan marah, nggak bagus untuk kesehatan. Ini pasti cuma kesalahan sesaat. Untungnya Kak Reza sudah membeli foto-foto ini. Kalau sampai foto ini tersebar, pasti bakal memengaruhi harga saham Perusahaan Perhiasan Aurora," ujar Lily dengan lembut, tapi sebenarnya dalam hati dia tertawa senang.Semalam dia menyuruh Irina membujuk Celine ke Bar Artemis dan bahkan menyiapkan beberapa lelaki kekar. Awalnya, dia ingin memotret Celine yang mempermalukan dirinya di depan publik.Namun, di luar dugaan mereka, ketika Irina kembali dari toilet, Celine sudah dibawa pergi oleh seorang pria.Irina pun hanya bisa segera memotret beberapa foto.Namun, beberapa foto ini juga sudah cukup untuk membuat Reza membatalkan pernikahannya dengan Celine.Lily menatap Celine dengan wajah yang sangat polos. Tiba-tiba dia melihat kemeja pria yang dipakai Celine. "Kak, bajumu ini ... aneh sekali! Kenapa kelihatannya seperti kemeja pria?"Tidak h
"Oke, besok aku pergi ketemu Paman. Namanya juga orang tua, aku harus siapin hadiah khusus untuknya. Kamu tenang saja, aku bakal bersikap dengan sangat baik."...Setelah Reza pergi, Celine masuk dan memungut foto-foto di lantai lalu menatap Irina dengan sinis. "Fotonya bagus, sayangnya mukanya nggak kefoto."Wajah pria semalam benar-benar luar biasa, tidak kalah dengan artis-artis terkenal.Irina agak takut, dia tahu Celine pasti akan mencurigainya soal masalah semalam.Tepat ketika dia mau mencari alasan, Celine malah menatap Lily.Lily tetap memasang ekspresi polos, lemah lembut dan berhati baik seperti biasanya. Namun, hatinya saat ini dipenuhi dengan kebencian.Dia tidak menyangka, bahkan setelah Celine ketahuan berhubungan dengan pria lain, Reza masih tetap tidak membatalkan pernikahan.Dia tidak rela. Tepat ketika dia mau menggunakan alasan ini untuk membujuk ayahnya mengusir Celine dari rumah, Celine malah tiba-tiba tersenyum dan mengatakan hal yang langsung menusuk hati Lily.
Senyuman Andreas membeku, dia tidak percaya apa yang barusan dia dengar.Setelah waktu yang terasa seperti seabad lewat, Andreas akhirnya bertanya secara perlahan, "Kamu .... Apa katamu? Coba ulangi!"Celine mengedipkan matanya lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Ayo kita menikah!"Dia bisa bayar!Celine sudah memutuskan, agar tidak repot, cara yang paling baik adalah perjanjian. Mereka tidak bakal menggunakan hati maupun tubuh. Celine bayar, pria ini terima uang. Sementara pria di depannya ini memiliki pekerjaan yang unik, menjadikannya pilihan terbaik!Setelah mencerna kata-kata Celine sejenak, muncul tatapan merendahkan dan jijik di matanya.Dia sudah tahu tujuan wanita ini!Heh ....Meskipun wanita ini tidak tahu identitasnya, wanita ini bisa melihat kalau dia bukan orang biasa.Jadi, setelah wanita ini pulang dan berpikir sejenak, dia datang lagi untuk mencarinya dan memanfaatkan kejadian semalam untuk mendapatkan suami kaya atau menipunya memberinya uang?Teringat dengan noda m
"Celly ...." Hansen langsung membuka mulut ingin menasihati Celine.Namun, Celine malah berkata, "Babak final kompetisi ini tetap di Binara. Aku dan Andreas kenalan di Binara, kalau dihitung-hitung, sudah mau setahun."Lebih tepatnya, masih ada sepuluh hari sampai waktu dia bertemu dengan Andreas tahun lalu di Binara.Belakangan ini, Celine sering teringat dengan setiap detail mereka bertemu di Binara.Tekadnya itu perlahan-lahan menguat.Dia mau kembali ke Binara!Setelah Celine selesai bicara, tiga orang lainnya tahu apa yang dipikirkan Celine.Awalnya mereka mau membujuknya, tapi sekarang mereka tidak tega mengecewakan Celine.Namun, meski begitu, kesehatan Celine tetap penting, jadi mereka bertiga membuat perjanjian."Boleh saja ke Binara, tapi untuk Kompetisi Desainer Nasional, kamu cuma boleh jadi juri di babak final. Kamu nggak boleh mengurus yang lain," ujar Hansen.Celine pun mengangguk."Begini saja, kita temani kamu," ujar Hansen lagi.Dua orang lainnya juga segera menambahk
Lala berkata dengan penuh perhatian.Di dalam hatinya, dia merasa tidak berdaya.Waktu dia membawa Andreas ke Master Gion, Andreas bangun dengan tiba-tiba. Agar Andreas tidak curiga, dia membuat sebuah identitas untuk Andreas.Tuvin Sarwen!Cucu Master Gion yang benar-benar ada.Hanya saja, tidak ada yang tahu kalau Tuvin yang asli sudah mati tiga tahun yang lalu.Lala memberi Andreas identitas "Tuvin Sarwen", lalu memberitahunya banyak ingatan yang setengah asli setengah palsu. Di antaranya, pekerjaan dan hobi Tuvin itu asli!Dia dari awal sudah berencana ke luar negeri.Dia akan lebih tenang kalau meninggalkan negeri ini.Sekarang Celine melakukan hal seperti ini, membuatnya semakin bertekad untuk pergi secepatnya!"Oke."Suara Andreas yang berat terdengar sedikit tanpa emosi.Mendengar jawabannya, Lala langsung tersenyum cerah. "Kalau begitu, aku siap-siap secepat mungkin."......."Penantian" dari Perusahaan Perhiasan Nadine seketika menghebohkan seluruh negeri.Saat ini, Celine su
Lala langsung tertegun.Dia menoleh melihat Andreas, begitu melihat mata Andreas yang masih tertutup rapat, dia baru tenang kembali.Namun, nama "Celine" yang disebut Andreas tadi membuat hatinya bergejolak.Pasti karena hari ini Andreas melihat Celine, makanya bisa begini.Dia tidak bisa menunggu lagi.Lala langsung mendesak Master Gion. "Kakek, cepat."Lala mundur beberapa langkah, Master Gion pun tidak berlama-lama lagi dan langsung mengeluarkan sebuah jarum suntik, hendak menyuntikkan sesuatu ke Andreas.Saat ini, mimpi Andreas masih berlanjut.Dia tidak tahu kenapa dia bisa bermimpi seperti itu. Dia memimpikan desainer wanita yang dia lihat di TV hari ini.Di mimpi, desainer itu tersenyum padanya.Senyuman itu entah kenapa membuatnya merasa hangat.Melihat desainer itu sedang sarapan, hatinya terasa sangat puas.Adegan di depannya terus berubah, setiap adegan terlihat desainer itu, terkadang sedang tersenyum, terkadang terlihat dingin. Setiap ekspresinya memengaruhi perasaan Andre
Setelah Andreas menghilang, Keluarga Jayadi mencari ke segala penjuru.Lala langsung memanfaatkan waktu Andreas masih belum sadarkan diri untuk membawanya ke Binara karena di Binara ada Master Gion.Master Gion dulunya adalah seorang master top di bidang ilmu medis.Keahliannya bukan hanya dalam bidang medis, tapi juga ilmu psikologi yang bahkan melebihi keahlian medisnya.Orang luar tidak tahu tentang keahliannya ini.Alasan kenapa Andreas tidak kenal apa-apa juga karena Master Gion. Dia sedang melakukan sebuah penelitian, meski masih belum mendapatkan hasil akhirnya, tapi dilihat dari efeknya terhadap Andreas, penelitiannya sudah hampir membuahkan hasil."Hari ini emosinya bergejolak, dia melihat seorang kenalan lama, reaksinya sangat aneh. Aku takut ingatannya bakal kembali."Begitu bertemu Master Gion, Lala langsung mengungkapkan kekhawatirannya.Dia menceritakan semua yang terjadi di toko perhiasan hari ini.Dia sebenarnya sangat takut.Master Gion sudah menghapus semua ingatan An
Pulang ....Satu kata ini bergema di benak pria itu, lalu tiba-tiba dia merasa nyeri di kepalanya.Wanita di sampingnya langsung menyadari keanehannya dan kembali mendesak. "Kak, ayo kita pulang."Namun, kaki pria itu seakan-akan tertanam di lantai.Dia sama sekali tidak bisa melangkah maju.Di belakang seakan-akan ada sebuah energi yang menariknya, firasatnya juga memberi tahu dia kalau energi itu ada hubungannya dengan desainer yang ada di TV.Pulang ....Siapa yang sedang ditunggu desainer itu?Rasa sakit di kepalanya semakin kuat, seakan-akan ada sesuatu yang ingin keluar dari otaknya."Kak, kamu jangan menahan diri lagi. Kamu jangan lupa kamu baru saja sembuh." Wanita di sampingnya memegangi pria itu.Benar.Dia baru saja sembuh.Tidak lama ini, dia mengalami kecelakaan.Mobilnya masuk ke air, tapi dia berhasil ditolong. Luka di tubuhnya tidak seberapa, tapi saat kecelakaan, dia terlalu lama di air.Dia jadi kehilangan ingatannya selama ini.Namun, kata "pulang" itu malah memengar
Wajah ini sangat mirip dengan Dylan!Namun ....Gadis itu menatap pria itu lalu melihat Dylan yang ada di layar TV.Bukan! Orang ini bukan Dylan!Wajahnya mirip, tapi auranya sangat berbeda.Orang ini bukan Dylan, tapi benar-benar ... sangat mirip!Suara kagetnya ini sepertinya juga mengagetkan pria itu. Pria itu melihatnya dengan kening berkerut, memberikan tekanan yang sangat kuat.Membuat gadis itu merinding lalu segera mengalihkan pandangannya.Tepat pada saat ini, ada orang membuka pintu toko dan masuk dengan terburu-buru lalu langsung berlari menghampiri pria itu."Kak ...." Suara wanita itu jelas terdengar sangat panik.Gadis penjaga toko itu melihat ke arah suara itu. Dia pernah melihat wanita ini, wanita ini tinggi dan langsing, wajahnya juga sangat cantik, sangat cocok berdiri bersama pria ini.Terkadang waktu pria ini datang ke toko, wanita ini akan datang mencarinya dan membawanya pergi.Di ingatannya, pria ini tidak pernah berbicara, sedangkan wanita itu melihat pria itu d
Seperti dugaannya, Celine perlahan-lahan menceritakan ide dan juga rencananya."Setelah desain ini menang, gambar desainnya juga dibeli oleh Andreas. Jadi, sepasang cincin ini nggak ada di pasaran."Namun sekarang, dia mau memproduksi sepasang cincin ini.Dia mau cincin ini jadi produk yang bisa dijangkau semua orang, jadi tidak peduli Andreas di mana, kalau ada kesempatan melihatnya, pasti bakal tahu kalau Celine sedang memikirkannya.Namun ...."Berlian merah sangat langka, harganya juga sangat tinggi ...."Lina mengernyit, kalau mereka mau memproduksi cincin ini, orang yang sanggup membelinya tidak akan banyak.Namun, Celine sudah membuat keputusan, sebesar apa pun harga yang harus dia bayar, semuanya tidak sepenting kepulangan Andreas. Selain itu, sekarang yang dia punya paling banyak adalah uang dan sumber daya."Perusahaan Perhiasan Nadine masih punya beberapa berlian merah simpanan. Di Afaka, Keluarga Tjangnaka juga punya beberapa tambang berlian. Kalau kita perlu berlian merah,
Lina baru saja bekerja tidak lama di Perusahaan Perhiasan Nadine, masa sudah sesetia itu pada Perusahaan Perhiasan Nadine?"Kalau sudah nggak ada urusan, kalian pergilah." Lina menarik kembali tatapannya lalu kembali bekerja.Noni dan rekan kerja itu keluar dari kantor Lina, rekan kerja itu masih tetap tidak mengerti. "Bu Lina ... selapang dada ini?"Demi perusahaan, dia bisa menyingkirkan emosinya. Apa namanya kalau bukan lapang dada?Namun, Noni mengerti. "Dia bukan demi perusahaan, tapi demi ... Bu Celine."Lina bisa seperti ini bukan demi perusahaan, tapi demi Bu Celine.Pantas saja Bu Celine menganggap Lina sebagai adik, pasti karena Bu Celine merasa Lina pantas dianggap adik olehnya.Noni melirik kantor Lina sekilas, tatapannya kali ini sudah tidak ada iri hati, juga tidak ada kekesalan, hanya ada kekaguman dan hormat.Celine datang bekerja ke Perusahaan Perhiasan Nadine ada tujuannya sendiri.Hari ketiga dia bekerja, dia sudah mulai turun tangan.Di kantor manajer desain,Celine
Noni juga melihatnya berdiri.Mereka tertegun sejenak lalu bertatapan, langsung mengerti apa yang mau dilakukan satu sama lain.Pikiran di benak Noni juga sangat menarik.Hatinya bergetar.Dia sama sekali tidak menyangka kalau pujiannya terhadap kantor Celine tadi semuanya sedang memuji Lina.Tidak hanya itu, Bu Celine menganggap Lina sebagai adiknya!Heh .... Dia tadinya mau menarik perhatian Bu Celine, mau menyanjung Bu Celine dan mengalahkan Lina. Namun sekarang, bagaimana mungkin?Dia sudah pasti kalah!Dia tidak mungkin menang.Dia tidak boleh menganggap Lina sebagai musuhnya, dia sama sekali tidak pantas. Hal yang harus dia lakukan sekarang adalah menghapus kesan buruknya dari benak Lina.Oleh karena itu, dia mau pergi minta maaf!Noni dan rekan yang tadi pergi ke kantor Lina.Lina tidak terlalu peduli dengan kedatangan mereka, tetap sibuk dengan pekerjaannya. Sampai ketika melihat mereka masuk tapi tidak membicarakan pekerjaan, Lina baru bertanya, "Kalian ... ada urusan apa?"Li