Dia perlu bantuan!"Perlu, perlu ...." Sarah segera membuka matanya. Namun, waktu dia melihat orang di depan, dia langsung tertegun dan bahkan melupakan hal yang mau dia katakan.Orang di depannya pun tersenyum dan bertanya lagi, "Kamu perlu bantuan apa?"Orang itu bahkan mengulurkan tangannya ke Sarah untuk membantunya berdiri.Namun, Sarah tidak berani menyentuh tangan itu.Dalam sekejap, Sarah langsung menunduk dan berkata, "Nggak, aku sudah nggak apa-apa."Sarah panik, dia segera berdiri dengan otak kosong.Setelah jatuh berkali-kali banyak bagian tubuhnya yang sakit. Dia berusaha menahan kesakitan itu dan berjalan maju, semakin lama semakin cepat, bahkan sudah lupa kalau Lily sedang menunggunya menyelamatkannya.Sarah tidak jadi minta tolong bukan karena hal lain, tapi karena orang itu ....Sangat mirip! Benar-benar mirip!Aurora Nadine!Sangat mirip Aurora!Sampai-sampai tidak ada perbedaan sedikit pun. Hanya saja, Aurora yang dia lihat dulu cantik, lembut, anggun dan sopan. Seme
Sarah sudah mau menggila.Dia mendongak lalu melihat wanita yang duduk di mobil. Kali ini, dia sangat yakin kalau itu adalah Aurora!"Kenapa?" Sarah lebih dulu menanyakan pertanyaan terbesar di hatinya.Pas kecelakaan waktu itu, dia sudah memastikan kalau orang di dalam mobil adalah Aurora.Dia lihat sendiri Aurora naik ke mobil itu ....Aurora mengerti apa maksud Sarah. "Karena aku kebetulan bisa menyelamatkan diri."Dia yang pintar sudah tahu dari awal kalau Bastian ada niat membunuhnya. Bastian serakah, dia menginginkan perusahaan dan uangnya, sedangkan satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah Aurora harus mati.Mati karena kecelakaan adalah pilihan terbaik.Aurora terus mewaspadai Bastian, dia mengawasi setiap gerak-gerik Bastian.Namun dia tidak menyangka, malah selingkuhan Bastian yang tidak sabar.Oleh karena itu, dia memanfaatkan hal ini."Menyelamatkan diri?" Sarah tidak mengerti.Atau lebih tepatnya, dia sama sekali tidak mengerti wanita yang dulunya membuat dia gila kar
Di vila pegunungan.Setelah Lily dan Sarah pergi, Albert sangat tidak senang. "Celly melepaskannya begitu saja?""Celly bukan melepaskannya." Donny melirik Albert sekilas. Dia mana mungkin tidak tahu apa yang dipikirkan Celine?Donny melihat Celine dengan tatapan penuh kasih sayang."Tuan Richard nggak mungkin ingin melihat tangan Celine kotor. Mudah saja melenyapkan Lily, tapi Celly berharap Tuan Richard tenang di alam sana."Albert mengelus hidungnya.Hukuman si Lily terlalu ringan!Sementara saat ini, Lina yang dari tadi sembunyi di vila berjalan keluar. Begitu melihat Celine, dia langsung bersemangat. "Bu Celine, selamat datang kembali."Senyumannya sangat tulus.Teringat kerja sama mereka di toilet tadi, Celine berterima kasih pada Lina. "Makasih."Lina pun terkejut.Bu Celine berterima kasih padanya .... Dia mana pantas?"Harusnya aku yang berterima kasih padamu. Bu Celine orang yang sangat baik." Lina tidak pernah lupa dengan kehormatan yang diberi Celine padanya di kantor dulu.
Biasanya, dia sangat jarang menelepon Andreas, tapi tiap kali dia menelepon, selalu diangkat dalam hitungan detik. Andreas sepertinya selalu sangat semangat terhadapnya.Namun malam ini, telepon sudah berdering sangat lama, tapi tetap tidak diangkat.Dia menelepon lagi, tapi hasilnya tetap sama. Celine pun mulai merasa gelisah.Dia menelepon beberapa kali lagi, tetap tidak ada yang menjawab.Kegelisahan di hati Celine makin lama makin kuat. Tepat ketika dia mau menelepon Gian dan Owen, dia menerima telepon dari Dylan."Halo, Dylan, mana kakakmu?" tanya Celine langsung setelah panggilannya terhubung. Dia tegang sampai suaranya sedikit bergetar.Di seberang telepon,Dylan awalnya menelepon Celine untuk memberi tahu Celine kalau malam ini Andreas "ada urusan", jadi tidak bisa pulang. Namun, begitu ditanya Celine, entah kenapa dia jadi merasa bersalah.Karena perasaan bersalah sesaat ini, Celine yang ada di seberang telepon juga merasakan ada yang aneh."Ada apa dengan kakakmu?"Tanpa menu
Posisi Andreas di hati Celine mungkin jauh lebih tinggi dari yang mereka bayangkan.Celine melihat ke luar jendela.Dia menyadari dia baru saja melewati jalanan ini. Ini jalanan menuju vila pegunungan tadi.Andreas ... juga pergi ke vila?Tidak lama kemudian, dia sudah mendapatkan jawaban.Mobil mereka melewati vila yang tadi dan terus melaju maju, setelah melaju sangat lama, mobil akhirnya berhenti.Di sekitar semuanya gelap, lalu di depan samar-samar ada sedikit cahaya.Celine turun dari mobil dan langsung berlari ke arah cahaya itu. Dia melihat Dylan, Gian dan bahkan Yuni dan Omar.Setiap orang memasang ekspresi serius.Celine tidak melihat Andreas ....Hatinya seakan-akan diremas oleh tangan yang besar. Dia akhirnya bertanya, "Mana Andreas?"Mana Andreas?Orang-orang di sana melihat Celine dengan ekspresi khawatir."Mana Andreas?"Celine bertanya lagi, dia melihat lurus ke Dylan, meminta jawaban darinya."Kak Celine ...." Dylan tahu sekarang sudah tidak bisa menyembunyikannya dari
Di tepi jurang, angin yang berembus sebelum matahari terbit semakin dingin.Sudah ada kabar dari bawahan Owen yang mencari ke bawah. Waktu Celine mendengar "sudah ketemu" itu, dia langsung berlari ke sana.Tubuhnya kaku karena berdiri terlalu lama, sampai-sampai beberapa kali hampir jatuh. Untungnya dia berhasil mempertahankan keseimbangannya."Mana orangnya? Mana Andreas? Dia terluka, nggak? Parah, nggak?" Celine langsung menanyakan pertanyaan beruntun.Di hatinya masih banyak pertanyaan.Orang yang datang melapor malah tertegun begitu melihat Celine."Nyo ... Nyonya ...."Sejak Tuan Andreas mengumumkan kalau dia sudah menikah dengan Nona Celine, berarti sudah menyatakan ke mereka semua, kalau mereka bertemu Nona Celine, di mana pun itu, mereka harus memanggilnya "nyonya".Teringat dengan kabar yang dia dapatkan tadi, orang itu terlihat kesusahan.Reaksinya ini membuat Celine tertegun.Dia yang pintar tentu saja bisa merasakan ada yang aneh. Celine tidak bertanya lagi, dia mengedipkan
Kata Hansen, Andreas begitu mencintainya, baru saja mengumumkan pernikahan, Andreas tidak mungkin rela tidak pulang.Kata Donny, dia sebenarnya sangat puas dengan Andreas. Nanti waktu Andreas pulang, dia akan menyerahkan Celine padanya.Celine berpikir, Andreas pasti akan pulang.Mungkin dia benar-benar tidak bisa pulang karena ada sesuatu.Di kediaman Jayadi.Suasana di setiap sudut rumah terasa sangat aneh.Yuni sudah berhari-hari tidak keluar, setiap hari dia hanya memperhatikan kabar dari Owen, tapi mulai ada orang yang tidak tahan lagi.Lokasi Andreas tidak diketahui, hidup atau mati juga tidak jelas. Niat Renald yang awalnya sudah ditekan lagi-lagi kembali tumbuh."Bu, Grup Jayadi sebesar itu nggak mungkin terus-terusan nggak ada pemimpin.""Bu, Stanley Cuma menggantikan sementara. Nanti waktu Andreas kembali, pemimpin Grup Jayadi masih tetap Andreas. Aku ini juga demi Keluarga Jayadi.""Bu, kalau nggak, aku saja yang .... Ah!"Dari dalam ruang baca, tiba-tiba terdengar suara ter
Omar bersalah pada terlalu banyak orang.Tak lama kemudian, Omar dan Yuni bertemu di rumah sakit.Sebelum Yuni datang, Omar tidak masuk ke dalam. Sampai sekarang, dia masih tidak ingin menghadapinya.Yuni meliriknya sekilas dengan tatapan tajam bagai pisau.Dia jijik dengan Fera, juga menyalahkan Omar.Kalau bukan karena Omar dulu menikahi sumber bencana ini, Fera mana mungkin punya kesempatan tinggal di Keluarga Jayadi dengan niat seperti itu.Sekarang, cucunya jadi begini, menghilang tidak tahu di mana!Yuni orangnya sangat keras, terhadap anak-anak dan cucunya, dia selalu mementingkan kemampuan. Selama ini, dia puas dengan Andreas, tapi waktu Andreas masih kecil, dia jarang memberinya kasih sayang.Namun perhatian yang terkadang diberikan sangat dihargai oleh Andreas.Bukan karena perhatian yang diberi sangat banyak dan baik, tapi karena Andreas adalah orang yang sangat baik.Dari luar dingin, tapi hatinya hangat, tahu berterima kasih."Bu, Fera .... Waktu ditemukan, dia terluka par
Lina tidak merasa malu karena hal ini, dia malah seakan-akan merasa lega. "Bu Celine, masalahnya memang di aku, aku kurang kompeten. Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ganti posisi. Lebih baik lagi kalau bisa jadi asistenmu, aku bisa belajar darimu."Dia membuat keputusan ini bukan karena sindiran yang dia dengar di ruang istirahat tadi.Waktu mendengar Celine mau datang, dia sudah membuat keputusan ini.Dia tahu kalau Celine dulunya adalah pemenang Kompetisi Desain Nasional. Hasil desainnya dipuji-puji oleh para ahli, Celine pun sudah jadi idola Lina.Posisi manajer desain ini sangat cocok untuk Celine.Dia sangat rela menjadi asisten Celine.Waktu Lina menyatakan permintaan ini, dia sangat tegang, takut Celine tidak mau menerimanya."Aku nggak setuju,"ujar Celine.Seperti dugaannya!Lina jelas terlihat kecewa, seakan-akan harapan terbesarnya tidak terpenuhi. Dia sepertinya sudah menduga akan seperti ini.Namun, waktu dia menghirup napas dalam-dalam dan sudah menghibur dirinya send
Sudah pergi?Semua orang saling bertatapan."Dia ... nggak bakal mempersulit kita di belakang, 'kan?"Salah seorang pegawai agak khawatir. Meski begitu Bu Celine datang Lina akan tergeser dari posisinya, kapan Bu Celine akan datang?Tepat pada saat ini, ponsel mereka semua berbunyi."Bu Celine sudah datang!"Mereka menerima pesan ditambah dengan foto Celine sedang turun dari mobil."Mempersulit kita? Heh, dia juga nggak bisa."Pegawai lama itu mencibir, lalu dia terpikirkan sesuatu sampai tidak menghabiskan kopinya dan segera berjalan keluar sambil merapikan pakaiannya.Yang lainnya juga langsung sadar.Bu Celine sudah datang, ini kesempatan mereka untuk cari muka.Untuk sesaat, semua orang berlari ke arah pintu.Begitu Celine menginjak Perusahaan Perhiasan Nadine, suara tepukan tangan yang sangat meriah membuatnya terkejut. Setiap orang tersenyum sambil menyambutnya, tapi dia tidak melihat Lina."Mana Lina?"Hansen sudah memberi tahu dia kalau Lina menggantikan Lala palsu jadi manajer
"Baik.""Nggak boleh terlalu lelah.""Baik.""Apa pun yang terjadi, harus diskusi sama kita.""Iya."Hansen dan Albert terus berpesan, Celine pun menyetujui semuanya. Dia tahu kalau ini bentuk perhatian mereka padanya.Sementara dia ...."Kak Hansen, Kak Albert, kalian tenang saja, aku pasti baik-baik saja," ujar Celine sambil tersenyum tipis.Senyuman ini membuat Hansen dan Albert tertegun sejenak.Sejak Andreas menghilang, Celine terkadang bisa tersenyum, tapi senyumannya itu membuat mereka kasihan. Namun sekarang, dia sepertinya kembali seperti dulu.Bersemangat, nakal, polos dan hangat.Celine bilang dia akan baik-baik saja!Saat ini, kekhawatiran Hansen dan Albert selama beberapa waktu ini akhirnya berkurang banyak.Meski sampai sekarang mereka masih tetap mencari Andreas setiap hari, setiap kali tidak ada kabar, mereka juga tidak yakin apakah Andreas bisa kembali.Kalau Andreas tidak bisa kembali, Celly tetap harus hidup."Oke, bagus juga kamu melakukan yang kamu inginkan."Hanse
Tawanya sangat menakutkan.Bahkan Carla saja tanpa sadar mengernyit, hatinya merinding.Suara tawanya bergema di ruangan yang kosong itu. Setelah entah berapa lama, Lily menggumamkan satu nama."Celine!""Aku Celine!""Benar, aku ini Celine.""Aku keturunan asli Keluarga Nadine, aku anak Donny dari Keluarga Tjangnaka. Aku punya kakak yang menyayangiku, suami yang mencintaiku dan aku ... lagi hamil ...."Lily menunduk lalu mengelus perutnya. "Aku hamil, aku senang sekali. Hehe, aku Celine, aku Celine. Kamu mau menyelamatiku?"Lily menatap Carla.Tatapannya itu sangat menakutkan.Carla melihat Lily beberapa saat.Apakah Lily sudah gila?Apakah benar-benar gila? Atau hanya pura-pura?Dia menganggap dirinya Celine?Namun, orang seperti Lily mana pantas menganggap dirinya jadi Celine?"Kamu bukan Celine!" ujar Carla secara perlahan.Kalaupun Lily benar-benar sudah gila, Carla juga tidak akan mengizinkan Lily bersembunyi di dunia indah yang ada di khayalannya. "Kamu bukan! Kamu Lily, aku aka
"Belakangan ini terjadi sebuah hal besar."Suara Carla membuat Lily refleks merasa hal besar yang dia maksud sudah pasti sesuatu yang tidak dia inginkan.Muncul ketakutan di mata Lily, dia ingin menolak mengetahui hal besar ini.Namun sekarang, dia di bawah kendali orang.Carla tidak hanya mau menyiksanya secara fisik, dia juga mau menyiksanya secara mental."Nggak ...."Baru saja Lily menyebutkan satu kata, Carla sudah merebut kesempatannya untuk menolak. "Celine hamil."Lily jelas terlihat terkejut.Dia tidak mau dengar, tapi setiap kata bagaikan jarum masuk ke telinganya, seperti cairan asam yang mengenai kulitnya dan terus terngiang-ngiang di benaknya.Celine ... hamil ....Dia hamil anak Andreas!Di benaknya, kata-kata ini bagaikan tanaman yang mengakar di otaknya.Dia membayangkan Celine menggandeng anaknya lalu bersandar di pelukan Andreas dengan sangat bahagia. Dia seketika merasa hatinya seperti disayat-sayat."Mana boleh ...." Kenapa jadi begini?Lily berkata dengan suara pen
"He ... hehe ...." Carla tersenyum sinis.Dia benci Lily, apalagi wajah ini. Oleh karena itu, melihat gabungan dari dua orang ini begitu menderita di depannya, tidak bisa melakukan apa-apa, dia merasa sangat puas.Senyuman Carla semakin cerah, membuat Lily yang memberontak semakin kesal."Carla ... Carla ... Carla ...." Setiap kali Lily berusaha untuk maju, dia memanggil Carla sekali. Matanya yang memelototi Carla penuh dengan kebencian.Carla hanya berdiri diam di tempatnya.Namun, penghinaannya terhadap Lily masih terus berlanjut."Lily, waktu kamu masih jadi Lily, aku sudah nggak suka denganmu. Pura-pura lemah, pura-pura baik hati, seakan-akan sangat suci tanpa noda. Tapi kamu yang paling kotor dan kejam.""Setelah kamu jadi Lala .... Heh, muka ini ....""Harus diakui, hasil operasinya bagus juga, sangat mirip. Nggak hanya muka, bahkan hatinya juga sama.""Orang luar tahunya Lala ceria dan ramah, tapi sebenarnya dia itu ular yang paling berbisa. Dibandingkan dengannya, kamu kalah ja
"Dia bakal pulang!"Celine sangat yakin.Terkadang, tidak ada kabar adalah kabar baik. Andreas mungkin sedang di situasi yang membuatnya tidak bisa memberi kabar.Namun, asalkan tidak menemukan mayatnya, berarti dia pasti masih hidup.Celine tahu, mereka akan terus mencari. Sedangkan yang bisa dia lakukan adalah menjaga kandungannya baik-baik sambil menunggu Andreas pulang.Andreas ... pasti akan pulang!Dylan kembali tertular dengan keyakinan Celine. "Benar, dia pasti bakal pulang, dia pasti pulang."Sementara saat ini, di sebuah rumah sakit.Terlihat seseorang yang terbaring tidak sadarkan diri di kasur, jarinya tiba-tiba bergerak.Namun, hanya sekali lalu kembali seperti tidak terjadi apa-apa.Di Mastika.Di sebuah gunung yang tidak mencolok, sebuah mobil melaju menaiki gunung lalu akhirnya berhenti di sebuah rumah yang tidak mencolok.Carla turun dari mobil dan langsung berjalan ke pintu.Sepertinya ada orang yang tahu dia akan datang, pintu dibuka dari dalam lalu menyambutnya masu
Saat ini, Celine baru saja keluar dari Menara Nadine.Di luar, sinar matahari sangat lembut, di sekitar tidak ada angin, tapi Celine malah merinding.Dia pun tertegun.Sebuah perasaan yang aneh muncul, tepat ketika dia mau mencari tahu, dia mendengar ada yang memanggilnya."Celine!"Celine berbalik dan melihat orang yang menghampirinya.Carla ....Carla berlari kecil ke sisi Celine. Celine mengira Carla mengejarnya demi saham 10% itu.Namun, di luar dugaannya, Carla malah berkata, "Soal Lily, kamu tenang saja."Lily ....Muncul kekagetan di mata Celine, tapi dalam sekejap, dia pun mengerti. "Kamu tahu dia itu Lily!"Teringat hari itu waktu dia dituntun "Lala" ke rumah sakit jiwa, Carla mencoba untuk menghentikannya. Apakah waktu itu Carla sudah tahu kalau "Lala" itu Lily?Carla bahkan bisa menebak kalau hari itu dia bakal celaka!"Maaf, hari itu aku nggak berusaha keras menghentikanmu. Untungnya kamu selamat.""Waktu aku mendengar kabar kematianmu, aku juga nggak terlalu percaya. Aku s
"Tadi aku lihat ...."Di bawah tekanan yang sangat kuat, anak orang kaya itu sangat tegang. Dia langsung menggeleng sambil berkata, "Nggak lihat apa-apa!""Oke, terus aku suka siapa ...." Jeremy melipat lengannya di depan dada.Jelas terlihat sedang mengancam, asalkan tuan muda satu ini mengucapkan satu kata saja yang membuatnya kesal, dia bakal langsung memberinya hukuman.Anak orang kaya itu langsung ketakutan."Nggak, Tuan Muda nggak suka siapa pun, aku nggak tahu apa-apa."Anak orang kaya itu segera mundur, dia seakan-akan takut akan dibunuh kalau dekat dengan Jeremy.Tatapan Jeremy yang membuat orang merinding itu terus tertuju pada anak orang kaya itu, sampai akhirnya dia berkata, "Pergi!"Anak orang kaya itu seakan-akan bebas.Dia langsung lari secepat mungkin.Waktu sudah tidak ada orang, ekspresi galak Jeremy baru menghilang.Namun, keningnya tetap berkerut. Di benaknya, kata-kata anak orang kaya tadi seperti kutukan yang tidak bisa keluar dari otaknya.Dia suka siapa ....Wak