Entah sudah berapa hari Celine tinggal di dalam vila rahasia itu.Dia tahu di luar sedang terjadi sesuatu, sejak hari itu Andreas pergi, dia sudah tidak pernah datang lagi. Namun, Donny dan Albert datang setiap hari.Mereka sangat kompak, Celine tidak menanyakan rencana mereka, mereka juga tidak mengungkitnya.Sampai hari ini, Celine sudah menyelesaikan setelan untuk Albert dan menyuruhnya mencobanya. Setelah itu, Albert menyuruh Owen membawa beberapa gaun untuk Celine.Celine langsung mengerti kalau dia sudah boleh keluar.Apakah rencananya sudah mau berhasil?Saat memikirkan Lily, di mata Celine terlihat kilatan tajam.Dia tahu, mereka menyiapkan gaun-gaun ini supaya dia memakai gaun ini untuk menghadapi Lily.Sebaiknya pilih yang mana?Celine melihat gaun-gaun itu, lalu tak lama kemudian dia melihat sebuah gaun panjang berwarna merah. Dulu di Binara, gaun K&K yang dia pakai di pesta Keluarga Linoa agak mirip dengan gaun ini.Celine tersenyum dan berkata, "Yang itu saja."Celine kelu
Celine hanya tersenyum tipis menghadapi semangat orang-orang ini.Sebelumnya, dia senang dan semangat, tapi sekarang bertambah sedikit perasaan sombong.Lihat saja, orang-orang yang menyanjungnya ini bukannya orang-orang yang sebelumnya menyanjung Celine setelah mendapatkan hadiah dari Andreas?Namun sekarang, mereka juga menyanjungnya.Lily berjalan keluar ruangan dengan kepala terangkat tinggi, tapi dia tidak tahu ada beberapa orang di antara sekumpulan orang di ruang rapat langsung memasang wajah serius.Orang-orang itu adalah orang yang tadi mulai menyanjung Lily duluan.Tuan Muda Hansen benar-benar menyayangi Nona Lala.Bahkan lebih dari Bu Celine.Untung saja dia mengerti makna di balik kata-kata Tuan Muda Hansen semalam di telepon. Tuan Muda bilang harapan terbesarnya adalah melihat adik perempuannya bahagia.Tadi ... sikapnya lumayan bagus, 'kan? Pasti bagus!Beberapa orang itu memikirkan sikap mereka sendiri tadi. Namun, ada hal-hal yang tidak tulus dari hati mereka.Dibanding
Mastika adalah kota besar, ada banyak tempat-tempat berkelas. Keluarga Nadine juga punya banyak properti, di antara begitu banyak vila yang lokasinya bagus, kenapa malah memilih tempat ini?"Kamu nggak suka tempat ini?" Hansen mengernyit. "Waktu kecil kamu pernah bilang kamu paling suka tempat ini!"Waktu kecil ....Lily langsung panik. "Mana mungkin nggak suka? Suka, suka banget. Cuma aku nggak menyangka Kakak akan mengadakan pestanya di sini."Lily sangat berhati-hati.Di dokumen yang diberi Fera, tidak ada informasi tentang vila ini.Namun, Lily juga tidak curiga.Fera tidak mungkin tahu semua yang terjadi sebelum Lala menghilang.Apalagi tempat ini mungkin hanya diketahui Lala dan Hansen. Dia terpaksa menghadapi krisis seperti ini sesuai kondisinya.Seperti yang dia duga, dia mendengar suara Hansen yang seperti sedang mengenang masa lalu. "Waktu itu kamu baru saja datang ke Keluarga Nadine. Pertama kali merayakan ulang tahunmu, kita ke sini, kamu bilang kamu paling suka tempat ini.
Ditambah efek lampu, suasananya menjadi sangat bagus.Para tamu bahkan sudah mulai minum-minum di taman.Melihat orang-orang banyak yang datang demi dia memakai topeng, Lily pun tertegun.Tepat pada saat ini, ada yang mengantarkan dua topeng.Lily melihat Hansen dengan ekspresi terkejut dan berkata, "Kak, ini ....""Waktu aku minta mereka siapkan acara ini, aku minta mereka untuk lebih kreatif. Mungkin ini ide mereka," ujar Hansen sambil mengambil topeng itu.Dia simpan yang untuk pria lalu menyerahkan yang untuk wanita ke Lily. "Seru juga, kalau nggak ... coba pakai saja?"Topeng prianya model ksatria hitam.Sementara yang topeng wanita model rubah putih, di bagian bawah dihias dengan mutiara putih yang berkilauan, sangat bagus.Topeng putih itu sangat cocok dengan gaun putihnya sekarang.Namun, kalau dipakai dengan gaun merah yang mau dia pakai nanti, jadi kurang cocok.Akan tetapi, sekarang di tidak punya alasan untuk mengganti topeng. Lily berpikir dalam hati, tunggu sebentar lagi,
Semua orang yang ada di sana melihat ke arah suara itu.Mereka melihat gaun Nona Lala yang kotor, sedangkan hal yang menyebabkannya adalah ....Dia awalnya memegang segelas anggur merah, sekarang gelasnya kosong. Hanya dalam sekilas, semua orang sudah tahu kalau anggur merahnya tumpah mengenai gaunnya.Sementara orang yang menyebabkan anggurnya tumpah itu ....Tadi waktu Lily menabrak orang itu, akibatnya lebih parah dari yang dia perkirakan.Awalnya dia berencana cuma menumpahkan sedikit, yang penting bisa mengotori gaunnya. Namun dia tidak menyangka, tadi dia cuma menyentuh sebentar, tapi wanita gaun merah itu malah tiba-tiba berbalik.Tenaga dari putaran itu membuat minumannya tumpah semua.Menyedihkan!Tanpa perlu bercermin, Lily sudah tahu sekarang dia pasti terlihat menyedihkan!Setelah berseru kaget, dia berencana marah-marah.Namun, tatapan di sekitar tertuju padanya, membuatnya tidak berani marah-marah. Tidak hanya itu, dia harus berusaha untuk mengendalikan ekspresinya.Bahka
Jessy langsung merasa tidak puas.Si Lala itu tidak di Keluarga Nadine selama itu, sama sekali tidak melakukan apa-apa untuk Grup Nadine, kenapa dia dapatnya sebanyak itu?Hanya karena Hansen menyayanginya?Jessy ingin banting meja, juga ingin banting piring.Kenapa bukan dia yang tumpahin anggur merah tadi? Dia ingin tuang minuman ke Lala, sampai ke wajahnya.Namun, dia tidak bisa.Meski di rapat pemegang saham tadi sahamnya sudah dibagi, tapi hanya lewat kata-kata, masih harus diproses sampai jadi sah.Kalau dia menyerang Lala, Hansen pasti marah.Saat itu, justru dia yang bakal rugi.Jessy merasa kesal, tapi hanya bisa terus minum."Bu, jangan minum lagi, nanti mabuk." Hari ini Jeremy datang untuk menemani Jessy.Sebagai anak, dia sangat mengerti Jessy.Begitu dia dengar Jessy sangat tidak senang dengan keputusan Hansen memberikan semua bagian sahamnya ke Lala, dia langsung tahu malam ini dia harus menemani ibunya ini.Dia harus mengawasi ibunya agar tidak membuat keributan.Sejujur
Kali ini adalah pertama kalinya Lina melakukan kesalahan.Satu-satunya kesalahan ini malah di hal yang sepenting ini. Lily sibuk ingin melampiaskan amarah di hatinya. "Aku nggak jadi naikkan pangkatmu!"Lina tertegun.Kemudian, dia seakan-akan sangat terpukul dan segera maju dua langkah sambil berlutut lalu memohon pada atasannya."Nona, aku bisa memperbaikinya, aku bisa melakukan yang lain. Nona, kamu perintah saja, aku pasti melakukannya dengan baik. Yang penting Nona jangan kecewa padaku, jangan batalkan kenaikan pangkatku."Lina memohon-mohon.Untuk sesaat, Lily merasa seakan-akan dia bisa menentukan hidup orang di depannya.Tidak, bukan seakan-akan.Sekarang dia punya 59% saham Grup Nadine, dia pemegang saham terbesar. Di masa depan, seluruh Grup Nadine akan jadi miliknya. Dia memang bisa menentukan hidup semua pegawai Grup Nadine.Rasa puas yang sangat besar ini membuat amarah di hati Celine berkurang sedikit."Heh, kamu ingin naik pangkat?" Lily mengangkat alisnya sambil tertawa
Lily memang tidak pernah suka warna hitam, tapi hari ini dia terpaksa menerimanya.Di dalam kamar, Lily kembali mengganti riasannya. Karena gaunnya tidak memuaskan, setidaknya riasannya harus mencolok.Sementara wajah Jeremy yang menguping di luar sudah sangat suram.Lala ini ....Seperti dugaannya, tidak sepolos dan seramah yang dia perlihatkan. Dari dua tamparan ke asistennya tadi saja sudah membuat orang merasa jijik padanya.Dari percakapan tadi, Jeremy bisa menebak kalau ganti gaun memang rencananya.Tadi di luar dia sengaja mau mengotori gaunnya, tapi meski gaunnya sudah kotor, ada masalah dengan gaun penggantinya.Dia ... tidak berhasil memakai gaun yang dia mau?Muncul rasa jijik di mata Jeremy, dia ahli membaca orang, terutama wanita. Tiba-tiba, dia merasa Lala ini sepertinya mirip seseorang.Orang itu juga wanita yang sangat licik, sangat pintar berakting, membuat orang tidak bisa menyukainya.Namun, orang itu ... sudah mati.Dari informasi yang dia dapat, wanita itu mati kar
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s