Hari telah berganti pagi.Naya baru saja membuka mata, dia mengeliatkan badan. Lalu menoleh pada jam yang melingkar di dinding.Mata Naya membulat sempurna.”Astaga! Aku kesiangan.” ucap Naya.Naya bergegas bangun. Lalu turun dari ranjang dan langsung berlari ke kamar mandi. Dua puluh menit berselang, Naya sudah keluar dari kamar mandi, Naya melangkahkan kaki menuju lemari.“Loh. Kok!” Naya, diam mematung ketika di dalam lemari isinya bukan pakaian miliknya.“Astaga! Aku lupa. Ini kan bukan di rumah.” Naya menepuk keningnya sendiri.“Terus aku gimana? Masa pakai baju kemarin. Atau aku pinjam saja baju ini ya, tapi ini sepertinya baru.” Naya terus bermonolog sendiri dengan bingung.Terdengar pintu yang terbuka.Naya segera mengambil apapun yang ada di dekatnya, untuk menutupi tubuhnya yang hanya menggunakan berbalut handuk.Naya bernafas lega, ketika yang masuk adalah bi Asih pelayan wanita yang kemarin.“Selamat pagi nona.” sapanya.Naya hanya menganggukan kepala dan terus berdiri mema
BHari ini Felix menghabiskan waktunya dengan merenungi semua yang telah terjadi dalam hidupnya.Mulai dari kisah cintanya yang yang tidak mendapatkan restu, pertemuan dengan keluarga kandungnya dan sekarang ada lagi masalah yang muncul ketika dia merasa kebahagian yang selama ini di impiannya akan tercapai. Yaitu mempunyai keluarga yang lengkap.Felix ingin mengakhiri ini semua!Malam hari.Seperti biasa setiap jam makan bi Asih pasti masuk ke kamar Naya. Namun kali berbeda bi Asih masuk tidak dengan membawa makanan melainkan dengan menenteng sebuah paper bag dan dua orang wanita yang mengikutinya di belakang.Entah siapa lagi mereka?“Selamat malam non.” sapa Asih, ketika mereka baru saja masuk.Naya yang sedang duduk di atas ranjang segera beranjak turun.“Malam. Ini siapa?” tanya Naya. Dengan menunjuk dua wanita yang hanya berdiri sambil menundukan kepala penuh hormat.“Mereka orang salon yang akan merias nona.” jelas Asih.Naya menggeleng lalu, mundur lagi beberapa langkah.“Unt
‘’Apa saya sudah boleh membuka penutup mata ini?’’ tanya Naya dengan tidak sabaran.Ya. Naya memang tidak sabar untuk melihat orang yang sudah menculik dan mengurungnya.‘’Bukalah!”Naya menautkan kedua alisnya, mendengar suara entah siapa, tapi Naya seperti tidak asing dengan suara yang dia dengar barusan.Naya mulai membuka penutup mata, setelah terbuka pandangan Naya terfokus pada pria yang duduk membelakanginya. Naya sangat yakin jika pria itulah yang menculik dirinya.‘’Siapa kamu?’’ Tanya dengan nada yang cukup serius.‘’Kamu yakin, ingin tahu siapa aku?’’‘’ Tentu saja! Apa tujuanmu menculik dan mengurung ku?.’’ Pekik Naya, kesabarannya sudah di ambang batas saat ini.Naya berdiri, lalu berjalan mendekati pria yang berada di hadapannya yang hanya terhalang oleh meja makan yang sudah dipenuhi dengan aneka makanan.Naya meraih pundak pria tersebut, lalu menariknya, sehingga kursi yang diduduki si pria berputar. Naya mundur beberapa langkah setelah melihat wajah pria itu.‘’Tidak!
“Maafkan aku Naya! Maafkan aku!’’ Felix ikut menangis dalam pelukan Naya.‘’Kenapa selama ini Kamu tidak pernah kembali. Apa kamu tidak memikirkanku?’’ tanya Naya sambil terisak.Felix menggeleng cepat.’’ Tidak! Bukan seperti itu! Akan aku ceritakan nanti.’’Felix memegang kedua pipi Naya, mengusap air mata Naya dengan ibu jari Felix.’’ kau harus percaya padaku Naya, harus!’’ ucap Felix sambil menatap kedua mata Naya.‘’Kau percaya?’’Naya mengangguk pelan.’’ Aku akan mencobanya!’’Felix mengangguk, lalu tersenyum.’’ Baiklah. Ayo kita makan malam dulu, Nick sudah susah payah menyiapkan ini semua, spesial untuk kita berdua.’’ajak Felix yang langsung di angguki oleh Naya.Felix membantu Naya berdiri, kemudian menuntun Naya untuk duduk. Setelah itu barulah Felix ikut duduk.Nick yang memantau di balik tembok, ikut menangis menyaksikan pertemuan suami istri yang lama terpisah itu. Di sisi lain Nick juga ikut bahagia atas kebahagiaan tuan mudanya.‘’Semoga setelah ini, hanya ada kebahagia
Malam sudah sangat larut, namun kedua insan yang baru dipertemukan kembali itu masih asik bercerama menikmati waktu mereka yang telah banyak hilang. Mereka berdua lupa bahwa di bawah ada orang yang juga menunggu mereka.‘’Jam berapa in?’’ tanya Naya menoleh pada Felix.Felix melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.’’ Astaga! Sudah jam dua pagi.’’ jawab Felix lalu menoleh pada Naya yang juga sedang menatap Felix dengan ekspresi terkejut.‘’Yang benar saja! Bagaimana kalau kita pulang saja, ini sudah terlalu larut.’’ Ajak Naya.Felix mengangguk setuju.’’ Sebentar aku hubungi Nick dulu.’’‘’Astaga, kenapa aku bisa melupakan Nick. Dimana dia sekarang?’’ ucap Felix bermonolog sendiri. Lalu dengan cepat Felix menghubungi Nick.Di bawah.Nick terperanjat kaget begitu mendengar dering ponselnya yang berbunyi nyaring. Dengan mata yang masih terpejam Nick mengangkat panggilan itu.‘’Ada apa? Aku masih mengantuk..hoam.’’ terdengar suara Nick yang menguap.‘’Kau dimana? Apa kau
‘’Tolong maafkan aku. Waktu itu aku tidak punya pilihan lain, aku tidak tega melihatmu tersiksa, lagi pula mana mungkin aku membiarkan pria lain menyentuhmu.’’ jelas Felix.Felix takut Naya marah, lalu meninggalkan dia kembali. Tidak! Felix tidak menginginkan itu terjadi.Naya cukup terkejut dengan semua penjelasan Felix, selama ini Naya merasa dirinya sudah kotor, karena telah melakukan itu dengan pria lain, walau dalam keadaan yang tidak sadar. Tapi sekarang! Setelah mendengar penjelasan Felix, Naya dapat bernafas lega, ternyata selama ini tanpa Naya sadari suaminya selalu menjaganya, dari orang-orang yang hendak berbuat jahat pada Naya.Tiba-tiba Naya menghambur memeluk Felix.’’ Terimakasih! Terimakasih, ternyata selama ini kamu selalu menjaga ku, tanpa aku sadari.’’ ucap Naya. Kini tangan Naya beralih membingkai wajah felix, menatap wajah tampan yang selalu dia rindukan selama ini.‘’Jangan meminta maaf, aku malah bahagia mendengarnya. Kamu tahu? Aku hampir gila karena masalah it
Tanpa Felix sadari, setiap pergerakannya tidak luput dari pantauan sang kakek yaitu tuan besar Glendale. Apapun yang Felix lakukan akan ada laporan.Seperti pagi ini, anak buah Glendale yang di tugaskannya untuk menguntit Felix menelepon.“Ya. Bagaimana?” tanya Glendale, saat panggilan terhubung.“Sesuai dengan perintah anda tuan. Saya sudah mengikuti tuan muda dan ternyata benar, di rumah ini ada seorang wanita yang bernama Naya. Saya mendengarnya semalam.” lapornya.“Lanjutkan! Lakukan sesuai perintah saya! Dan satu lagi! Jangan sampai Felix atau Nick tahu keberadaanmu.” ucap Glendale, memberikan ultimatum.Setelah itu, Glendale mematikan sambungan telepon. Glendale sudah memperkirakan hal ini. Sifat Felix sama dengan papa nya yaitu Adrian. Mereka memiliki kesamaan yaitu keras kepala dan pantang menyerah.“Permisi tuan. Ada tamu.” ucap pelayan gang menghampiri Glendale di taman belakang. Ya. Glendale suka menghabiskan waktunya disana, apalagi saat pagi dan sore hari. “Siapa?” tany
Nick mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menjatuhkan bobot tubuhnya pada kursi di ruang tunggu.Nick merogoh ponsel yang ada di saku celana, pertama Nick menghubungi sekretarisnya di kantor, untuk mengundur waktu meeting. Setelah itu baru Nick menghubungi Felix.“Iya. Nick! Ada apa?” tanya Felix di seberang sana.“Maaf mengganggu tuan. Hari ini saya tidak bisa pergi ke kantor, saya sedang berada di rumah sakit sekarang.” Jelas Nick.“Hah! Kau sakit?” terdengar suara kepanikan dari Felix.“Bukan aku yang sakit.”“Terus?”“Tadi tidak sengaja, aku menabrak pemotor tuan.” jelas Nick lagi.“Astaga! Nick! Serlok sekarang, aku akan segera menyusulmu.” Felix bergegas bangun dari tidurnya.“Tidak tuan. Tidak perlu, lebih baik anda di rumah menikmati waktu bersama nona. Aku bisa menghandle ini.” tolak Nick.“Keluarga pasien.” panggil suster.Nick menoleh,” Saya sus.” sahut Nick. Sedikit menjauhkan ponselnya.Kemudian Nick kembali pada ponselnya.“Tuan. Sudah dulu, suster memanggilku.” pamit