Laki-laki dari Red Card tiba-tiba melayang dari tanah, tetapi saat berikutnya, dia merasa seseorang mencengkeram pergelangan kakinya. Dan kemudian dia terlempar ke tanah lagi, ubin lantai di rumah Wendy hancur berkeping-keping.
Pemuda ini masih tidak ada kesempatan untuk melawan, dia merasakan tangannya kosong. Tidak tahu kapan belatinya telah diambil oleh pria itu.
Seketika, belati dingin diletakkan dekat lehernya.
Pemuda ini merinding dalam sekejap, dan semburan udara dingin naik dari punggung dan langsung menuju ke dahi.
Dia selalu percaya bahwa dia adalah seorang jenius di Black Mamba dan pembunuh Red Card termuda. Dia hampir tidak ada catatan meleset.
Tetapi ketika menghadapi Kenzo, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk melawan.
Perbedaan antara mereka jauh sekali.
“Aku ... aku adalah Colin Steffano, kakekku adalah bos Black Mamba, Jason Steffano. Kamu tidak boleh membunuhku,” katanya dengan suara rendah.<
Elisa terpaksa bungkam, untuk sementara waktu.“Sebaiknya Nona Wendy istirahat dulu. Biar aku yang membereskan semuanya. Masalah nanti Paman Barry Bramasta bertanya padamu, jangan khawatir, aku siap menceritakan kejadian tadi malam.”Tuan Barry Bramasta, atau biasa dipanggil Tuan Bram, ayah Wendy, adalah orang yang paham betul cara kerja pembunuh bayaran.Dia sudah mengira ini akan terjadi.Sementara itu, di pagi buta, Kenzo masih dalam suasana hati yang baik.Dia memberi tugas pada Boris dan Jessica untuk menangani kejadian tadi malam. Dia pulang dengan santai dan tidur nyenyak. Dia tidur sampai pukul sepuluh pagi, lalu dia bangun perlahan.Setelah mandi, dia turun ke bawah untuk sarapan.Begitu dia sampai di gerbang kompleks, seorang wanita mendekatinya dan berkata, “Kenzo, kamu benar-benar tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar meminjam uang untuk menyewa rumah di kompleks kami?”Kenzo tidak asing dengan suara ini, itu adalah suara Amelia.Amelia baru saja selesai membeli daging
Setelah mendapatkan kembali ingatannya, Kenzo merasa pandangannya terhadap dunia sedikit berubah.Gabungan ingatan masa lalunya dengan ingatan tiga tahun belakangan ini membuatnya sadar bahwa dirinya … memang tak seharusnya berada di sini sejak awal.“Lebih baik kamu pergi kerja. Meskipun aku adalah pemilik perusahaan sekarang, tapi tidak baik jika kamu bolos setiap saat,” Kenzo memperingatkan.“Selagi kamu bekerja, ambil kesempatan untuk belajar keahlian yang diperlukan. Walau aku tak akan memecatmu, tapi bila orang lain menudingmu karena aku terlalu memanjakanmu, kamu sendiri yang akan kerepotan.”Gaga menyeringai mendengar ucapan Kenzo. “Aku tahu. Tentu saja aku tidak dengan sengaja bolos dari kantor. Aku sudah mengambil cuti,” ucapnya.“Perusahaan sudah mencairkan gajiku sebesar satu miliar.” Gaga menyisir rambut, sedikit tak percaya dalam hidupnya dia akan menerima uang sebanyak itu.“Aku sudah menyelesaikan prosedur penanganan medis untuk Jimmy, teman kita dulu yang mengidap tum
Stella berkata, “Menurutku, salah bila Om kemari untuk minta tolong denganku. Akan lebih baik bila Om minta tolong ke Tante Madame Anneth atau Kak Claudia. Ya, walau menurutku itu juga nggak akan berguna banyak mengingat perlakuan kita ke Kenzo dulu.”Kenyataan yang begitu pahit.Gerald Herianto langsung memutar kilas balik bagaimana keluarganya memperlakukan Kenzo saat masih jadi suami kontrak keluarga Latusia. Sangat tidak berperikemanusiaan!“I-ini ….” Heri memucat. “Dia jelas sengaja membalas dendam!”Faktanya, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Kenzo.Pria itu tidak peduli dengan kecemasan yang melanda seluruh anggota keluarga Latusia, lebih-lebih Stella dan Heri yang syok berat mendengar kabar itu.Kemarin, Kenzo sempat berbicara dengan Bramasta Barry dan meminta pria itu untuk mengurus Lithon Group.Tentu, Barry langsung menerimanya karena dia tahu Kenzo bukan orang sembarangan sampai-sampai bisa membeli perusahaan berkembang itu tanpa negosiasi harga lebih dulu.Barry ke
“Ayah tidak mungkin menggantiku, Ris!? Mustahil ini terjadi. Jelaskan, jelaskan kenapa aku tiba-tiba diganti dengan orang lain tanpa menunggu persetujuanku dulu?!”“Kenzo, kamu salah paham,” kata Jessica, sembari menyentuh bahu Kenzo. “Posisi Zero Daidalos, selamanya tidak bisa diganti, kecuali karena dua hal. Satu, dia mengundurkan diri setelah menodai citra Legume Magician. Dua, dia mati dalam menjalankan misi.”“Dalam tiga tahun terakhir, semua berpikir kalau kamu sudah meninggal karena misi mustahil itu.Para petinggi Daidalostidak ada yang tahu. Hanya tiga Jenderal Agung dan beberapa Legume Magicianyang pernah bertemu denganmu yang tahu kalau kamu masih hidup dan ingatanmu kembali, termasuk One, Two, dan beberapa kepala divisi Daidalos.”Kemudian, Borismelanjutkan, “Tuan Besar Davinmemintamu begini bukan tanpa alasan. Setidaknya, kita meminimalisir anggota yang tahu tentangmu
Hening menyelimuti ruangan.Boris yang tadinya di sana, pamit digantikan Sofia. Sofia sendiri adalah tangan kiri Kenzo dan lebih dulu akrab dengan Jessica dari pada Boris dan Melvin.Alasan kenapa Jessica terbatuk tadi, adalah dia cemburu karena misi ini harus menuntut Kenzojadi suami Wendy, padahal dia sudah menyukai Kenzo, jauh sebelum orang lain mencintainya.Dan, kali ini, gadis cantik rambut pirang itu memilih diam. Dia tidak kuat lagi bicara. Hatinya sesak melihat Kenzosebentar lagi berjejer dengan gadis lain.Sofiasempat melirik Jessica. Dia tidak tega meneruskan detil misi Kenzo. Tapi, bagaimana lagi, ini semua harus dilakukan demi keberlangsungan Daidalos. Dia juga harus profesional sebagai tangan kanan Tuan Besar Davindan ajudan pribadi Kenzo.Kembali, Sofiamelanjutkan penjelasannya,“Dengan cara ini, kamu bisa berada di dekat Wendy tanpa dicurigai siapa pun. Kamu bisa berada di tempat wanita itu b
Mendapatkan balasan tersebut, Kenzomelengkungkan bibirnya ke atas, sedikit menyeringai. Sudah begitu lama, tapi Sofiamasih tidak berubah.“Kalian,tentusajasadar kalau masalahnya bukan pada diriku, kan?” Kenzobertanya membuat kedua orang di dalam ruangan itu kebingungan.“Posisiku di sini sebagai Zero yang baru saja pulih ingatannya. Aku sadar, aku hanya dijadikan umpan oleh kalian. Sedangkan yang lain, bagian eksekusi lapangan. Lantas, apa bedanya aku dengan para intel Daidalosyang hanya mendapat jatah mengawasi, lalu dieksekusi ketika musuh tahu keberadaan mereka?”“Zero, bukan itu yang kami maksud,” ujar Sofia, sedikit lirih.“Oke, kembali ke masalah awal.”Kenzomengendus tembakau karena dia benar-benar tidak paham kenapa dia diminta jadi calon suami Wendy Kang.“Yang jadi masalahadalah apa Wendy bersedia atau tidak menikah denganku,
Sofiamengerang frustrasi. “Dia takut dengan pernikahan, aku mengerti. Namun, kalau begini, maka kita harus cari cara menyembuhkannya. Kondisinya menghalangi keberhasilan misi.”Kenzopergi ke alamat yang diberikan kepada Claudia. Dia mengetuk pintu, dan pintu tersebut terbuka dengan cepat.Sungguh mengejutkan ketika Kenzomendapati ada begitu banyak orang yang duduk di ruangan itu. Ada lebih dari selusin orang yang terdiri dari keluarga Latusia, keluarga Heri, keluarga Latusia, dan beberapa orang lainnya.“Masuk!” kata Claudiayang membuka pintu.Kenzopun masuk ke ruangan dan Claudiamenutup pintu.Madame Annethberkata dengan nada menghina, “Oh, sungguh hebat, ya. Setelah bercerai dan kenal orang besar, sudah bisa menjebak keluarga kita, ya?”Meskipun Madame Annethmasih tidak mau mengakui kenyataan Kenzotiba-tiba menjadi bos Stella, tetapi di bawah konfirma
Setelah terdiam beberapa saat, Madame Annethmendapatkan kesadarannya kembali. Dia mengerutkan wajah dan menghampiri Kenzo. “Bajingan tak tahu diri! Hari ini, kalau tidak menamparmu, aku tak akan puas!”“Persetan dengan bersikap seperti seorang pria lembut!” batin Kenzo.Plak!Sebelum tangan Madame Annethmendarat di wajahnya, Kenzotelah terlebih dahulu melayangkan sebuah tamparan pada wajah wanita itu.Madame Annethtercengang dan terhuyung ke samping.“Bu!” Claudiabergegas menghampiri dan memegang Madame Anneth. Dia melotot ke arah Kenzo. “Kenzo! Beraninya kamu menampar ibuku!”Madame Annethmembelalak dan menuding Kenzo. “Kamu berani memukulku? Kamu berani memukulku! Dasar bajingan!” Matanya memancarkan kegilaan.Kenzomencibir dan berkata, “Apa yang telah kalian lakukan kepadaku dalam Hampir sebelas bulanterakhir kuanggap l
Kenzo berpura-pura tidak mengenal Red Rose. Dia pun berkata dengan antusias, “Kota JC memiliki banyak tempat menarik yang banyak dikunjungi turis. Kalau kamu ke kota JC, maka harus pergi ke ….” Kenzo menyebutkan berbagai tempat.Setelah mengobrol sebentar, Red Rose tiba-tiba berkata, “Kamu tahu banyak juga! Kalau tidak, kamu jadi tour guide-ku saja!” Dia tersenyum lebar. “Kamu tidak boleh menolaknya!”Alis Kenzo bergerak sedikit, dan dia melihat ke arah Red Rose. “Tour guide?” Dia terdiam sebentar. “Apa ada bayarannya?”Red Rose membeku sesaat. Dia kira meminta Kenzo jadi pemandunya akan sangat mudah. Biasanya, orang akan langsung setuju tanpa syarat. Namun, Kenzo malah meminta bayaran!Red Rose tersenyum. “Kalau mau uang, bisa saja. Tapi, bukannya ada kompensasi lebih baik?”Kenzo membeku di tempat. Tak perlu orang cerdas untuk tahu apa maksud Red Rose. Hal itu membuat Kenzo sedikit kaget.Namun, di otak Kenzo, dia menganggap ini adalah kesempatan terbaik untuk dapatkan informasi men
Saat masih menjadi mahasiswa, karena Gladis dan Kenzo dekat, Diska tak pernah suka dengan Kenzo.Bahkan ketika kuliah, dia terus menemukan seseorang untuk menindas Kenzo. Saat itu, Kenzo belum diangkat jadi Zero Daidalos, jadi dia tidak ada seni bela diri. Ketika Diska menyuruh orang untuk menindasnya, Kenzo hanya bisa menerima dengan lapang dada.Saat itu, Gladis tidak tertarik dengan Diska. Lucu bagaimana sembilan tahun kemudian, keduanya benar-benar muncul bersama di Kota JC.Dulu, Gladis adalah wanita pujaan Kenzo juga. Lagi pula, gadis itu memang sangat cantik dan menawan. Keduanya juga sudah saling kenal sejak SMP, tapi Kenzo tidak pernah mengungkapkan perasaannya.Latar belakang Gladis sangat bagus. Ditambah dengan sifatnya yang dingin dan sombong, sungguh berkah dari langit karena Kenzo sempat dekat dengannya.Ekspresi Kenzo kembali tenang setelah keheranan singkat. Namun, Wendy masih ingin tahu lebih banyak.“Terkenal bagaimana?” tanya Wendy.“Keluarga Ardiansyah adalah kelua
Pada pukul empat sore, Wendy meninggalkan kantor lebih awal untuk pergi dengan Kenzo. Mengenai pulang lebih awal dari kantor, dia tak peduli sama sekali. Bagaimanapun, kantor tempatnya bekerja adalah perusahaannya sendiri.Entah kenapa, Wendy membawa Kenzo ke bandara. Sesampainya di pintu kedatangan bandara, Wendy terlihat sedang menunggu dengan bersemangat.Wendy tertawa ke arah Kenzo yang terlihat malas dan bosan. “Jangan khawatir, kamu tidak akan kecewa ikut denganku hari ini. Yang kita jemput sekarang adalah kakak senior di kuliahku dulu. Kami berdua disebut sebagai dua wanita tercantik sekolah, loh!”Kenzo mengabaikan kalimat terakhir Wendy dan berkata, “Kamu belajar di Universitas LH?”“Hmm?” Wendy merasa aneh dengan pertanyaan Kenzo. “Jangan bilang, kamu juga begitu?” Namun, dia menggelengkan kepalanya. “Tidak, kalau kamu lulus dari sana, tak mungkin kamu berakhir jadi pekerja konstruksi.”Sudut mulut Kenzo berkedut, merasa gemas dengan iblis kecil di hadapannya itu. Namun, dia
Di lobi kantor, Barry memandang keduanya dan berkata, “Ehem, aku tidak menyangka kalian begitu cepat menjalin hubungan. Aku kira, prosesnya sedikit lama. Tapi ternyata...”Mendengar hal ini wajah Wendy sedikit memerah. Antara malu, senang, atau bahkan segan karena papanya tahu dia mengucapkan hal seperti itu tadi pada Kenzo.Baru akan menjelaskan, Barry berkata lagi, “Kenzo, jangan khawatir. Aku jelas menerimamu. Kalau tidak, aku masabodoh dengan Erlangga dan tidak mengajak kalian naik. Berhubung sekarang kalian sedang duduk berdampingan, aku harap, kalian segera cari waktu untuk tentukan hari pernikahan!”Mulut Kenzo berkedut, pria tua ini sudah jelas kehilangan kewarasannya! Betapa besar keinginan Barry untuk menikahkan putrinya?!“Ayah!” Wendy memerah, dan dengan cepat melepaskan lengan Kenzo.“Apa yang Ayah bicarakan? Hanya karena Erlangga datang untuk menggangguku barulah aku minta Kenzo membantu sedikit. Aku belum siap menikah. Aku juga belum sepenuhnya kenal sama Kenzo. Ayolah,
Semenjak Kenzo minta tolong pada Clara untuk menyelesaikan beberapa masalah seputar bisnis dan perekonomian Daidalos, mereka berdua mulai akrab.Sampai pada akhirnya, Clara meminta Kenzo datang ke apartemennya, lalu ganti pakaian bagus karena mereka berdua akan menghadiri sebuah pesta yang juga dihadiri beberapa miliarder terkemuka negeri ini.Zachery yakin, Kenzo melakukan ini semua bukan tanpa sebab. Mengingat, Kenzo bukan orang sembarangan yang mau begitu saja diajak keluar oleh seorang gadis cantik.Lalu, matanya berbinar. “Ya, dia orang yang diakui Clara sebagai pacarnya, baru beberapa hari lalu saat mereka berdua nampak mesra di sebuah pesta. Kenapa sekarang dia jadi pacar Wendy Kang?! Apa hubungannya dengan Barry Kang?!”Banyak pertanyaan muncul di benak Zachery, tapi dia tidak mengatakan apa pun. Kebetulan dalam hal ini, lawan utama Kenzo bukanlah dirinya, melainkan Erlangga Dirga!Di sisi lain, Kenzo sedang berusaha membebaskan diri, tetapi Wendy menggenggamnya erat-erat. Pad
Terlihat wajah Wendy sedikit merah saat ini. Terlihat sekali bahwa gadis itu malu diperhatikan begitu banyak orang. Lebih-lebih, ketika dia akan dilamar di hadapan publik.Ekspresi di wajah Wendy begitu dingin, tidak ramah seperti ketika dirinya bertemu dengan Kenzo. Ini jelas adalah Wendy yang dulu pertama kali Kenzo lihat di Hotel Marriot, angkuh dan dingin.Terlihat Wendy melirik ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang.Alih-alih tersadar bahwa orang yang Wendy cari adalah dirinya, Kenzo malah terkekeh.“Wah, menarik, menarik! Aku bantu rekam video untuknya saja!” batin Kenzo sembari mengeluarkan ponselnya.Kenzo kemudian berusaha untuk maju ke barisan paling depan. Lalu, dia ikut berseru mengikuti orang-orang lainnya sembari merekam video.Karena dirinya sekarang di barisan depan, Kenzo dapat dengan mudah terlihat oleh Wendy. Gadis itu segera memutar bola matanya ketika dia melihat wajah antusias Kenzo saat merekam dengan ponselnya.Pada saat ini, pintu mobil tiba-tiba terbuka. Se
Kenzo lanjut berbaris menunggu busnya datang. Dia tidak terlalu peduli. Kalau kedua orang itu berani macam-macam, tidak sulit baginya untuk menangani keduanya.Sampai di tujuannya, Kenzo sedikit terkejut. Sebuah gedung perkantoran yang menjulang tinggi berdiri di hadapannya. Di depan gedung tersebut, terlihat palang yang menunjukkan nama perusahaan itu.“Grup Panorama,” ucap Kenzo sembari membaca. “Hah ….” Kenzo menghela napas.Grup Panorama adalah salah satu perusahaan Barry. Ternyata, Wendy, gadis kecil itu, menyuruhnya bermain ke perusahaan mereka!“Apa aku boleh membatalkan pertemuan ini?” gumam Kenzo dalam hati.Pada akhirnya, Kenzo melangkahkan kakinya maju untuk menghampiri pintu masuk kantor. Tak berapa lama, dia sadar bahwa di depan pintu masuk gedung, terdapat sekelompok orang yang sedang menyiapkan sesuatu. Di luar area perusahaan, ada begitu banyak orang yang juga menonton.“Oh?! Pengakuan cinta?!” Kenzo menyeringai, sedikit tertawa.Terlihat di depan lobi terdapat sebuah
Kenzo merasa sangat senang setelah berhasil membungkam seluruh anggota keluarga Latusia.Kemenangan sudah ada di tangannya. Dia tidak lagi takut jika berhadapan dengan mereka. Rasa percaya dirinya perlahan bangkit, apalagi ketika melihat Stella mengemis agar Lithon Group mau bekerja sama dengan perusahaan logistik milik Heri.Perlahan, Dia merasa beban di hatinya terangkat dan tubuhnya terasa ringan, bahkan udara yang dia hirup terasa lebih baik!Tiba-tiba, Kenzo terbatuk. “Lupakan, udara masih saja buruk. Banyak polusi,” batinnya.Dari awal sampai akhir, Kenzo tidak pernah menyebutkan dari mana uangnya berasal. Dia sama sekali tidak peduli mengenai apa yang dipikirkan keluarga Claudia. Selagi Kenzo punya uang, keluarga wanita itu hanya bisa menyesalinya!Seperti yang dipikirkan Kenzo, saat ini di rumah Claudia, semua orang sedang terdiam. Terlihat sosok Martha memegangi wajahnya, ekspresinya sangat jelek.“Dia benar-benar berani memukulku! Aku tak akan melupakan dendam ini!” Martha m
“Kamu—!”“Hampir sebelas bulan terakhir, aku selalu pergi pagi pulang malam membanting tulang untuk bekerja. Memang, penghasilanku tak banyak, tapi paling tidak cukup untuk menghidupi kalian! Mobil, cicilan rumah dan villa, perhiasan, kurang apalagi?”Kenzo menumpahkan emosinya. “Setiap bulan aku bawa pulang kurang lebih dua puluh lima juta, kalian kira itu mudah dengan hanya bekerja di konstruksi saja?” Dia tertawa mengejek. “Lalu, kalian melakukan apa? Merendahkanku saja! Kalian pernah kerja sedikit pun? Tidak!”“Selama Hampir sebelas bulan kalian menghinaku selagi aku menafkahi kalian, tapi aku tak pernah mengatakan apa pun. Segala kerja kerasku tak pernah mendapatkan satu pun kalimat terima kasih. Kamu anggap Claudia cantik dan harusnya dapat orang kaya, bukan seorang pekerja kasar. Hampir sebelas bulan ini, apa kebaikan yang kalian berikan padaku?!” teriak Kenzo.Selagi Kenzo meluapkan kebenciannya, semua orang terdiam dan membeku di tempat. Namun, Kenzo sama sekali belum selesai