Bella pergi memesan makanan dan kembali dengan sebotol Wine Pepsky asli Finlandia. Kenzo ditawari minum, tapi dia menolak.Kemudian Bella berkata. “Ngomong-ngomong, apa tujuanmu datang ke sini?”“Kakek menyuruhku datang, tapi aku ditinggal sahabatku. Aku tidak diberitahu kalau masuk ke event ini harus memiliki kartu identitas khusus.” Kenzo terpaksa berbohong demi menutupi identitas aslinya.“Oh ya? Siapa kakekmu? Sepertinya dia orang sibuk sampai menyuruhmu datang. Kami sesama pemilik Super VVIP card saling mengenal satu sama lain. Kami juga memiliki daftar hadir tamu VIP dan reguler. Mungkin aku kenal siapa kakekmu.”“Itu dia orangnya,” kata Kenzo dengan muka bahagia.“Kakekmu?”“Bukan, sahabatku.”Dari balik kerumunan tamu-tamu Super VVIP, Boris muncul dengan sendirinya.Boris menghampiri Kenzo yang sedang duduk bersama Bella, anak dari keluarga terkaya di Indoensia. Boris bersama dua kawan lamanya yang sekarang sukses menjadi miliarder di Tokyo.“Mr. Boris, nice to meet you,” samb
Selain kaya, wajah tampan dan juga kemapanan Kenzo tentu menarik perhatian semua wanita, tak terkecuali anak miliarder terkaya se-Indoensia.Kenzo masih menyayangi mantan istrinya dulu walau diperlakukan secara tidak wajar. Tapi, memorinya tak henti-henti memutar senyum manis Bella.Kenzo akhirnya mengakui kecantikan Bella, tapi tidak dia ungkapkan pada siapapun.Kalaupun disandingkan antara Bella dan Claudia, dua-duanya sama cantik, namun memiliki aura tersendiri. Tidak ada yang lebih cantik, tidak pula jelek.Mereka setara dengan pesona masing-masing.Kenzo tidak mau terlena lebih lama, dia ingin istirahat sejenak, membaringkan badan seraya menikmati kopi hitam yang tadi dia berikan pada bartender yang ada di ujung ruangan.Baru membaringkan badan belasan menit, pintu tiba-tiba didobrak oleh seorang lelaki yang datang dengan wajah merah. Penuh amarah. “Anda tadi bilang dicegat dua pengawal Annual Rich Bressia? Benarkah itu, Tuan?”“Bukankah aku tadi sudah bilang padamu? Dasar kuping
“Lho, bukannya Tuan sendiri yang minta mereka berdua dipecat?” Boris gantian mengernyitkan dahi.“Itu bukan hakku, Vin, itu hak Keluarga Orchid selaku pemilik Annual Rich Bressia. Tapi kalau kamu mau pecat dia ya nggak apa, tinggal bilang aja ke kepala Keluarga Orchid.”Diam-diam Bella dan Nana mengamati perbincangan itu dari balik pintu. Mereka berdiri agar tamu-tamu lain tidak curiga kalau mereka sedang menguping. Toh pintu ruangan tidak ditutup seluruhnya.“Mereka harus dipecat karena tidak membiarkan Anda masuk ke sini. Itu merupakan pelanggaran terbesar yang pernah mereka lakukan. Tidak ada yang boleh bertindak semena-mena terhadap Anda, termasuk Bella sekalipun.”Entah bagaimana Kenzo bereaksi nanti, hal itu tetap membuat Bella dan Nana penasaran. Apakah Vio dan Robby jadi dipecat, atau mereka menerima hukuman yang lebih sadis lagi dari Tuan Legume Magician Daidalos.Bisikan Kenzo merasuk ke telinga Boris.“Mereka hanya menjalankan tugas. Apa kamu tidak kasihan melihat wajah mel
Hanya butuh waktu semalam hingga luka Kenzo perlahan pulih. Dia bisa beraktivitas normal. Olahraga, push up, pull up, hingga bermain futsal bersama beberapa militer yang tidak memiliki shift jaga di sekitaran pergudangan tua. Sore itu matahari tidak terlalu terik, Kenzo ingin bersantai sembari makan-makanan berkelas. Toh, itu juga merupakan perintah dari Tuan Besar Lionel sebagai bentuk apresiasi karena dia telah berhasil menggagalkan pembunuhan Kristal. “Ada tugas lain dari Tuan Besar Lionel,” kata Melvin yang baru saja datang mengendarai mobil jeep hijau. “Hmm,” Kenzo mengernyitkan dahi. “Tugas apalagi?” “Apresiasi yang dimaksud Jenderal adalah tugas agar kau bisa mengembangkan bisnis makanan yang selama ini dikelola Bobby. Selain makan enak, kau juga harus berhasil mengikat kerjasama dengan restoran papan atas agar kucuran dana kita semakin besar.” “Benar juga. Daidalos makin hari makin besar pengeluarannya. Jika tidak segera diantisipasi, bisa-bisa, kita kehabisan dana dan kek
Isami Rucini membantu para koki membawa piring-piring kotor ke dapur. Para waitress, kasir, dan pelayan langsung menata meja sesuai intruksi Isami, meja khusus untuk dua orang.Setelah lantai dibersihkan dan diberi pewangi, mereka kebingungan mencari karpet merah. Isami, head chef di restoran itu, menyuruh tiga petugas keamanan membeli karpet merah sepanjang lima meter.“Bahannya harus katun! Kita tidak boleh membuat Legume Magician sedih dengan penyambutan ala kadarnya.” Isami mengkomando tiap-tiap koki, diskusi masakan apa yang harus dia buat untuk Legume Magician nanti.Sementara Jordi, adik sekaligus kembaran Isami, memimpin petugas kebersihan, breefing waitress, sekaligus minta maaf pada pelanggan yang ingin menghabiskan makan malam mereka disana.“Kami mohon maaf, ada tamu nomor satu yang ingin makan malam di restoran ini. Sekali lagi saya mohon maaf, Tuan dan Nona sekalian, karena kedatangan Legume Magician Daidalos tidak pernah ada dalam pikiran kami selaku pengelola restoran.
Isami dan Jordi tersentak, tidak menyangka Daidalos menawari kerja sama. Ini impian mereka, bisa bekerja dalam pengawasan langsung Tuan Besar dan Legume Magician!Beresiko memang, apalagi resep yang ditulis di buku belum tentu sama dengan resep yang dibuat langsung oleh penciptanya. Pengaruh tangan, keuletan, tekanan, dan waktu memasak menjadi faktor utama yang mendasar kenapa Trattoria Rucini jadi ikon utama masakan Italia di Indonesia.“Sebenarnya saya tidak masalah, kami bahkan senang sekali mendengar Anda menawarkan proyek besar itu pada Trattoria. Tapi kami takut satu hal ... beda tangan yang mengolah resep, beda pula rasa yang dihasilkan.” Isami berujar dengan wajah menunduk.“Bukannya kami menolak, tapi kami takut, makanan yang kami sediakan di Trattoria Rucini cabang satu tidak sesuai ekspektasi pelanggan tetap kami. Beberapa pelanggan kami berasal dari petinggi Daidalos.”“Hmm, begitu, ya...” Kenzo menggosok dagunya. “Memang agak susah, tapi bagaimanapun juga, kita harus menc
“Tentu saja! Justru aku menantangmu karena ingin mempermalukanmu di hadapan para pelanggan. Dia yang kalah harus merangkak dan menggonggong kepada yang menang.”“Ide bagus,” singkat Kenzo.Dia yakin bisa memenangkan pertandingan tersebut. Hanya meneguk whisky buatan Inggris? Hal itu sudah biasa dilakukan Kenzo saat bercengkerama dengan Melvin. Setidaknya, dia pernah mencoba whisky yang kadar alcoholnya lebih tinggi.Jabran, Heri, Robby, dan Wendy pindah tempat duduk. Hanya tersisa Kenzo yang berhadap-hadapan dengan Steve.“Rasanya terlalu mudah untuk menghabiskan satu botol kecil minuman ini, bagaimana jika dipindah ke wadah yang lebih besar,” tantang Kenzo.Steve geram dan mengiyakan begitu saja.“Pelayan, tolong bawakan botol besar kosong ukuran dua liter!“Cih, kamu pasti takut dan coba mengulur waktu? Bilang saja, sebelum harga dirimu hilang di hadapan teman-teman miliarderku!”“Siapa juga yang takut, justru kamu yang harus takut, harga dirimu lah yang akan hilang!”Pelayan datang
Restoran wagyu milik Bobby ada di dalam komplek perumahan yang mana Rockshaw adalah salah satu orang paling kaya sekaligus pemegang saham terbesar perumahan itu.Hampir semua pelanggan restoran adalah penghuni komplek perumahan milik Rockshaw, dan mereka tahu, Steve adalah salah satu orang penting di sini.Kenzo harusnya menang tanpa kecurangan sedikitpun, tapi entahlah, Steve berbuat curang. Lagi dan lagi!“Tuan, tolong pergi dari tempat ini, saya mohon!” pinta keamanan pada Kenzo, dia masih berlaku sopan karena takut Bobby akan memecatnya jika berani membeda-bedakan satu pelanggan dengan pelanggan lain.“Aku tidak akan pergi sebelum dia menggonggong dan memohon di kakiku!” Kenzo membentak, dia terlampau marah karena Steve tidak sportif dalam berkompetisi.“APA KATAMU!” Steve kembali emosi, semua orang ikut terkejut. “Kamu masih mempermasalahkan hukuman itu? Jangan harap aku melakukannya!”Kenzo yang kesal melihat Steve langsung menendang tempurung lututnya. Steve akhirnya berlutut s
Kenzo berpura-pura tidak mengenal Red Rose. Dia pun berkata dengan antusias, “Kota JC memiliki banyak tempat menarik yang banyak dikunjungi turis. Kalau kamu ke kota JC, maka harus pergi ke ….” Kenzo menyebutkan berbagai tempat.Setelah mengobrol sebentar, Red Rose tiba-tiba berkata, “Kamu tahu banyak juga! Kalau tidak, kamu jadi tour guide-ku saja!” Dia tersenyum lebar. “Kamu tidak boleh menolaknya!”Alis Kenzo bergerak sedikit, dan dia melihat ke arah Red Rose. “Tour guide?” Dia terdiam sebentar. “Apa ada bayarannya?”Red Rose membeku sesaat. Dia kira meminta Kenzo jadi pemandunya akan sangat mudah. Biasanya, orang akan langsung setuju tanpa syarat. Namun, Kenzo malah meminta bayaran!Red Rose tersenyum. “Kalau mau uang, bisa saja. Tapi, bukannya ada kompensasi lebih baik?”Kenzo membeku di tempat. Tak perlu orang cerdas untuk tahu apa maksud Red Rose. Hal itu membuat Kenzo sedikit kaget.Namun, di otak Kenzo, dia menganggap ini adalah kesempatan terbaik untuk dapatkan informasi men
Saat masih menjadi mahasiswa, karena Gladis dan Kenzo dekat, Diska tak pernah suka dengan Kenzo.Bahkan ketika kuliah, dia terus menemukan seseorang untuk menindas Kenzo. Saat itu, Kenzo belum diangkat jadi Zero Daidalos, jadi dia tidak ada seni bela diri. Ketika Diska menyuruh orang untuk menindasnya, Kenzo hanya bisa menerima dengan lapang dada.Saat itu, Gladis tidak tertarik dengan Diska. Lucu bagaimana sembilan tahun kemudian, keduanya benar-benar muncul bersama di Kota JC.Dulu, Gladis adalah wanita pujaan Kenzo juga. Lagi pula, gadis itu memang sangat cantik dan menawan. Keduanya juga sudah saling kenal sejak SMP, tapi Kenzo tidak pernah mengungkapkan perasaannya.Latar belakang Gladis sangat bagus. Ditambah dengan sifatnya yang dingin dan sombong, sungguh berkah dari langit karena Kenzo sempat dekat dengannya.Ekspresi Kenzo kembali tenang setelah keheranan singkat. Namun, Wendy masih ingin tahu lebih banyak.“Terkenal bagaimana?” tanya Wendy.“Keluarga Ardiansyah adalah kelua
Pada pukul empat sore, Wendy meninggalkan kantor lebih awal untuk pergi dengan Kenzo. Mengenai pulang lebih awal dari kantor, dia tak peduli sama sekali. Bagaimanapun, kantor tempatnya bekerja adalah perusahaannya sendiri.Entah kenapa, Wendy membawa Kenzo ke bandara. Sesampainya di pintu kedatangan bandara, Wendy terlihat sedang menunggu dengan bersemangat.Wendy tertawa ke arah Kenzo yang terlihat malas dan bosan. “Jangan khawatir, kamu tidak akan kecewa ikut denganku hari ini. Yang kita jemput sekarang adalah kakak senior di kuliahku dulu. Kami berdua disebut sebagai dua wanita tercantik sekolah, loh!”Kenzo mengabaikan kalimat terakhir Wendy dan berkata, “Kamu belajar di Universitas LH?”“Hmm?” Wendy merasa aneh dengan pertanyaan Kenzo. “Jangan bilang, kamu juga begitu?” Namun, dia menggelengkan kepalanya. “Tidak, kalau kamu lulus dari sana, tak mungkin kamu berakhir jadi pekerja konstruksi.”Sudut mulut Kenzo berkedut, merasa gemas dengan iblis kecil di hadapannya itu. Namun, dia
Di lobi kantor, Barry memandang keduanya dan berkata, “Ehem, aku tidak menyangka kalian begitu cepat menjalin hubungan. Aku kira, prosesnya sedikit lama. Tapi ternyata...”Mendengar hal ini wajah Wendy sedikit memerah. Antara malu, senang, atau bahkan segan karena papanya tahu dia mengucapkan hal seperti itu tadi pada Kenzo.Baru akan menjelaskan, Barry berkata lagi, “Kenzo, jangan khawatir. Aku jelas menerimamu. Kalau tidak, aku masabodoh dengan Erlangga dan tidak mengajak kalian naik. Berhubung sekarang kalian sedang duduk berdampingan, aku harap, kalian segera cari waktu untuk tentukan hari pernikahan!”Mulut Kenzo berkedut, pria tua ini sudah jelas kehilangan kewarasannya! Betapa besar keinginan Barry untuk menikahkan putrinya?!“Ayah!” Wendy memerah, dan dengan cepat melepaskan lengan Kenzo.“Apa yang Ayah bicarakan? Hanya karena Erlangga datang untuk menggangguku barulah aku minta Kenzo membantu sedikit. Aku belum siap menikah. Aku juga belum sepenuhnya kenal sama Kenzo. Ayolah,
Semenjak Kenzo minta tolong pada Clara untuk menyelesaikan beberapa masalah seputar bisnis dan perekonomian Daidalos, mereka berdua mulai akrab.Sampai pada akhirnya, Clara meminta Kenzo datang ke apartemennya, lalu ganti pakaian bagus karena mereka berdua akan menghadiri sebuah pesta yang juga dihadiri beberapa miliarder terkemuka negeri ini.Zachery yakin, Kenzo melakukan ini semua bukan tanpa sebab. Mengingat, Kenzo bukan orang sembarangan yang mau begitu saja diajak keluar oleh seorang gadis cantik.Lalu, matanya berbinar. “Ya, dia orang yang diakui Clara sebagai pacarnya, baru beberapa hari lalu saat mereka berdua nampak mesra di sebuah pesta. Kenapa sekarang dia jadi pacar Wendy Kang?! Apa hubungannya dengan Barry Kang?!”Banyak pertanyaan muncul di benak Zachery, tapi dia tidak mengatakan apa pun. Kebetulan dalam hal ini, lawan utama Kenzo bukanlah dirinya, melainkan Erlangga Dirga!Di sisi lain, Kenzo sedang berusaha membebaskan diri, tetapi Wendy menggenggamnya erat-erat. Pad
Terlihat wajah Wendy sedikit merah saat ini. Terlihat sekali bahwa gadis itu malu diperhatikan begitu banyak orang. Lebih-lebih, ketika dia akan dilamar di hadapan publik.Ekspresi di wajah Wendy begitu dingin, tidak ramah seperti ketika dirinya bertemu dengan Kenzo. Ini jelas adalah Wendy yang dulu pertama kali Kenzo lihat di Hotel Marriot, angkuh dan dingin.Terlihat Wendy melirik ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang.Alih-alih tersadar bahwa orang yang Wendy cari adalah dirinya, Kenzo malah terkekeh.“Wah, menarik, menarik! Aku bantu rekam video untuknya saja!” batin Kenzo sembari mengeluarkan ponselnya.Kenzo kemudian berusaha untuk maju ke barisan paling depan. Lalu, dia ikut berseru mengikuti orang-orang lainnya sembari merekam video.Karena dirinya sekarang di barisan depan, Kenzo dapat dengan mudah terlihat oleh Wendy. Gadis itu segera memutar bola matanya ketika dia melihat wajah antusias Kenzo saat merekam dengan ponselnya.Pada saat ini, pintu mobil tiba-tiba terbuka. Se
Kenzo lanjut berbaris menunggu busnya datang. Dia tidak terlalu peduli. Kalau kedua orang itu berani macam-macam, tidak sulit baginya untuk menangani keduanya.Sampai di tujuannya, Kenzo sedikit terkejut. Sebuah gedung perkantoran yang menjulang tinggi berdiri di hadapannya. Di depan gedung tersebut, terlihat palang yang menunjukkan nama perusahaan itu.“Grup Panorama,” ucap Kenzo sembari membaca. “Hah ….” Kenzo menghela napas.Grup Panorama adalah salah satu perusahaan Barry. Ternyata, Wendy, gadis kecil itu, menyuruhnya bermain ke perusahaan mereka!“Apa aku boleh membatalkan pertemuan ini?” gumam Kenzo dalam hati.Pada akhirnya, Kenzo melangkahkan kakinya maju untuk menghampiri pintu masuk kantor. Tak berapa lama, dia sadar bahwa di depan pintu masuk gedung, terdapat sekelompok orang yang sedang menyiapkan sesuatu. Di luar area perusahaan, ada begitu banyak orang yang juga menonton.“Oh?! Pengakuan cinta?!” Kenzo menyeringai, sedikit tertawa.Terlihat di depan lobi terdapat sebuah
Kenzo merasa sangat senang setelah berhasil membungkam seluruh anggota keluarga Latusia.Kemenangan sudah ada di tangannya. Dia tidak lagi takut jika berhadapan dengan mereka. Rasa percaya dirinya perlahan bangkit, apalagi ketika melihat Stella mengemis agar Lithon Group mau bekerja sama dengan perusahaan logistik milik Heri.Perlahan, Dia merasa beban di hatinya terangkat dan tubuhnya terasa ringan, bahkan udara yang dia hirup terasa lebih baik!Tiba-tiba, Kenzo terbatuk. “Lupakan, udara masih saja buruk. Banyak polusi,” batinnya.Dari awal sampai akhir, Kenzo tidak pernah menyebutkan dari mana uangnya berasal. Dia sama sekali tidak peduli mengenai apa yang dipikirkan keluarga Claudia. Selagi Kenzo punya uang, keluarga wanita itu hanya bisa menyesalinya!Seperti yang dipikirkan Kenzo, saat ini di rumah Claudia, semua orang sedang terdiam. Terlihat sosok Martha memegangi wajahnya, ekspresinya sangat jelek.“Dia benar-benar berani memukulku! Aku tak akan melupakan dendam ini!” Martha m
“Kamu—!”“Hampir sebelas bulan terakhir, aku selalu pergi pagi pulang malam membanting tulang untuk bekerja. Memang, penghasilanku tak banyak, tapi paling tidak cukup untuk menghidupi kalian! Mobil, cicilan rumah dan villa, perhiasan, kurang apalagi?”Kenzo menumpahkan emosinya. “Setiap bulan aku bawa pulang kurang lebih dua puluh lima juta, kalian kira itu mudah dengan hanya bekerja di konstruksi saja?” Dia tertawa mengejek. “Lalu, kalian melakukan apa? Merendahkanku saja! Kalian pernah kerja sedikit pun? Tidak!”“Selama Hampir sebelas bulan kalian menghinaku selagi aku menafkahi kalian, tapi aku tak pernah mengatakan apa pun. Segala kerja kerasku tak pernah mendapatkan satu pun kalimat terima kasih. Kamu anggap Claudia cantik dan harusnya dapat orang kaya, bukan seorang pekerja kasar. Hampir sebelas bulan ini, apa kebaikan yang kalian berikan padaku?!” teriak Kenzo.Selagi Kenzo meluapkan kebenciannya, semua orang terdiam dan membeku di tempat. Namun, Kenzo sama sekali belum selesai