Beranda / Urban / Ternyata Kaya Tujuh Turunan / Tunjukan Pesonamu, Badi!

Share

Tunjukan Pesonamu, Badi!

Penulis: Serenity
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-07 19:56:12

“Permisi, “ Antari, sales motor yang membantu Narendra memilih motor berdiri di teras kontrakan petak.

Narendra yang kebetulan sudah kembali sibuk dengan laptop selesai makan siang langsung menoleh ke arah pintu yang dibiarkan terbuka. Tidak seluruh ruangan di kontrakan petaknya menggunakan AC sehingga hampir sepanjang hari dia membiarkan pintu terbuka.

“Eh, kok…”

“Mas Badi nggak bilang kalau hari ini saya mau antar motor Kakak?” Antari dengan cepat menangkap kebingungan pria yang berjalan mendekatinya.

“Wah! Motornya udah bisa dipakai?!” Dia tersenyum lebar.

Ketika tahu kalau motor tidak dapat langsung digunakan karena harus mengurus berbagai dokumen dan nomor polisi, dia cukup kecewa. Selama ini dia tidak pernah menunggu jika menginginkan sesuatu. Nama keluarganya memang mendatangkan  berbagai kemudahan. Tetapi sesuai janjinya, saat ini dia hanya Narendra tanpa nama keluarga.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Irwan Susapto
ceritanya gak ngebosenin.
goodnovel comment avatar
Adhiwong
goodluck for your novel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Keliling Kampung Pakai Motor Baru

    “Gerak, Badi! Kalau kelamaan nanti disambar cowok lain, gigit jari kamu!” Narendra masih belum puas menceramahi badi sejak bermenit lalu.Ini bukan pertama kalinya. Dulu bodyguard-nya juga pernah tertarik dengan seorang gadis ketika mereka tinggal di Boston. Menurutnya tidak ada yang salah dengan berkencan dan bersenang-senang. Tetapi Badi bersikeras kalau dia tidak menginginkan hubungan tanpa masa depan. Narendra tahu kalau itu bukan alasan sesungguhnya.Badi hanya terlalu takut. Dia takut dirinya tidak cukup untuk wanita yang disayanginya.“Itu saran bukan harusnya buat Bos?”“Aku? Kenapa aku?” Dia mengelap motor barunya dengan kain lap setengah basah.“Tuh,” Badi menunjuk kontrakan petak Agnia, “Naksir, kan?”“Nggak,” Narendra masih asyik membersihkan motornya walau tidak ada kotoran yang harus dibersihkannya. Tentu saja, mengingat itu motor baru.&ldq

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Aduh, Saya Bukan Ojek, Bu!

    “Yang kayak gitu mana ada.”Setelah Narendra selesai mengantar ibu hamil keliling kampung dengan motor baru dan setelah rombongan ibu-ibu meninggalkan halaman kontrakan petak mereka, dia meminta Badi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi. Aneh memang ada orang yang tidak mengerti apa itu ngidam. Tetapi Narendra yang dibesarkan dalam keluarga super kaya serta lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri hal ini wajar adanya.“Ya, ada. Namanya juga kepercayaan turun menurun. Mau dijelasin secara medis nggak ada juga mereka percayanya ada.”“Benar juga.”“Lagian, di sini informasi dan pengetahuan itu nggak merata. Kamu ngomong kalau ngidam itu secara medis nggak ada, aku jamin nggak ada satu orang pun yang percaya. Separah itu memang kesenjangan di ibu kota.”Narendra tidak berkomentar banyak walau dia setuju dengan apa yang diucapakan Badi. Dia sudah merasakannya sendiri selama empat minggu menja

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Nah, Lho, Narendra!

    Sepanjang mengendarai motornya kembali ke kontrakan petak, Narendra tidak berhenti tersenyum. Hari ini sepertinya hari keberuntungannya. Tadi pagi Badi mengatakan kalau sudah menemukan lowongan pekerjaan yang bisa dicobanya kemudian motornya diantar dan baru saja dia menghasilkan uang.Tidak banyak memang. Apa yang dihasilkannya dari mengantarkan tetangganya ke kampung sebelah bahkan tidak mampu membeli secangkir kopi yang biasa dikonsumsinya. Tetapi rasa senang yang dirasakan tidak jauh berbeda dengan perasaan ketika pertama kali berhasil mendapatkan $100.000 dari saham yang didapat sebagai hadiah ulang tahun kelima belasnya.“Hei! Sini lo!”Teriakan itu berhasil menghilangkan senyum dari bibir Narendra. Sesaat dia celingukan ke kiri dan kanan untuk memastikan kalau teriakan itu memang ditujukan kepadanya.“Iya, lo! Yang helm putih! Sini, sini!”“Berhenti, yoi! Minggir! Ke sini!” Seorang lain berteriak.M

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Nasi Gila Mengawali Ide Gila

    “Kawan macam mana kau itu,” Bang Ucok menikmati nasi gila yang baru saja dibelikan Narendra sesuai janjinya, “Hampir aja itu kawan kau babak belur sama tukang ojek depan,”“Kok bisa?” Badi yang sedang membuka bungkusan nasi gila terhenti. Dia menatap Narendra tidak percaya. Sejak kembali, majikannya sibuk memamerkan nasi gila yang dibeli dengan menggunakan bayaran dari mengantar tetangga mereka.“Hah?! Tak tahu kau? Belum cerita dia? Tukang ojek marah karena dikira dia ojek bar uterus mau nyerobot antrean! Untuk ada aku! Kalau nggak… habis sudah dia!”“Makasih, Bang,” Narendra tersenyum, “It’s okay, Badi. Cuma salah paham dan tadi udah selesai dibantu Bang Ucok. Tenang aja.”“Tapi, Bos…”“Aku bilang nggak apa-apa,” Narendra sengaja menekan setiap kata yang diucapkan.Badi hanya mampu menghela napas panjang. Bukan perta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ini Namanya Tuduhan Gila

    “Aku? Siapanya aku?”“Bah! Kenapa pula kau ngomong kayak aku?” Bang Ucok balik bertanya sebelum dia kembali menatap tajam, “Siapa kau sebenarnya?”Narendra mengernyitkan kening, “Rendra. Masa Abang lupa nama aku?”“Jangan bercanda, kau! Tahunya kau maksud aku. Tak mungkin pula kau dapat video-video itu kalau kau bukan siapa-siapa. Ngaku saja, hacker-nya kau ini?”“Mana mungkin Rendra ini hacker, Bang. Nggak punya tampang dia,” Badi berusaha membantu majikannya keluar dari kecurigaan tetangga mereka.“Macam ini lah tampang hacker itu. Bukan yang seram atau macam preman.”Badi terbahak, “Jadi maksud Ban Ucok, Rendra itu tampangnya culun?”Bang Ucok ikut tertawa berama Badi, “Bukan culun. Tapi yaa…macam itulah. Jadi kau ini hacker?”“Bukan, Bang,” Narendra berusaha terli

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Agnia Meledak, Bang Ucok Cemburu

    “Bah, hilang sudah selera makanku,” Bang Ucok mendorong piring makan di hadapannya.Bukan. Pria itu bukan cemburu melihat Narendra spontan merengkuh Agnia dan membiarkan gadis itu menangis di dadanya. Dia tahu kalau itu merupakan reaksi wajar. Semua orang pasti akan segera menawarkan sandaran ketika seseorang menangis. Mulutnya mendadak pahit karena selama mereka bertetangga tidak pernah sekalipun Agnia membiarkan dirinya menangis. Setidaknya sepanjang pengetahuan bang Ucok.Agnia selalu terlihat ceria dan penuh semangat. Sesekali gadis itu memang berkeluh kesah tentang pekerjaannya. Tetapi tidak lebih dari itu. Sangat berbanding terbalik dengan saat ini. Gadis itu membiarkan dirinya menunjukkan sisi terlemah di hadapan Narendra.“It’s okay,” Narendra mengusap punggung Agnia, “Nangis aja sepuas kamu.”Bang Ucok berdiri dan berjalan ke dapur untuk mengambilkan gadis itu segelas air.“Iya, nang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sudah Gila, Dunia Sudah Semakin Gila

    “Gila sudah,” Bang Ucok menghabiskan potongan martabak terakhir sebelum membuka kotak martabak yang lain.Setelah Agnia selesai bercerita, mereka memutuskan untuk membeli beberapa kotak martabak. Itu upaya memperbaiki suasana hati Agnia. Tentu saja itu ide Badi. Pria itu tidak pernah merasa kenyang. Terlebih untuk martabak.“Jadi kau bilang dia sering lakuin itu dan semua orang nggak peduli?”“Bukan nggak peduli, lebih ke takut karena dia itu powerful banget,” Agnia mengigit sedikit potongan martabak kesekiannya. Setelah menghabiskan energy untuk menangis, dia kelaparan.“Separah itu?”Agnia mengangguk, “Dia itu salah satu produser terkenal. Terus royal banget. Cuma ya gitu kelakuannya. PK.”“PK itu apa?” Narendra membersihkan tangan dengan tisu.“Penjahat Kelamin,” Agnia menjawab, “Kerjaannya ngelecehin aktris mulu. Nggak tahu, deh, uda

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sudah, Kita Gilakan Sekalian!

    Pelan Narendra membaring Agnia di tempat tidur. Entah sejak kapan gadis itu tertidur. Hari ini memang melelahkan untuknya. Hati-hati pria itu melepaskan cardigan yang dikenakan gadis itu sebelum menyelimutinya rapat. “Good night, Agnia.” Narendra mengusap pipi tetangga kontrakan petaknya. Ini bukan pertama kali Narendra dekat dengan seorang gadis. Tanya saja Badi jika tidak percaya. Tidak dapat dikatakan playboy tetapi dia cukup sering berganti pasangan. Ini karena dia tidak pernah ingin terikat dengan siapa pun. Menjadi seorang Widjaja merupakan anugerah sekaligus kutukan. Anugerah karena hidup dengan berbagai kemudahan dan kutukan karena ada banyak kewajiban yang harus dituntaskan. Sejak remaja dia sudah tahu walau orang tuanya tidak sekolot keluarga lain, mereka tetap menginginkan seorang menantu dengan latar belakang yang sama atau setidaknay menguntungkan keluarga Widjaja. Tidak ingin berdrama atau menghabiskan energi, Narendra

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13

Bab terbaru

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Akhir Merupakan Awal untuk yang Baru

    "Nia, kamu sudah selesai berganti pakaian?"Suara Narendra membuat Agnia yang sedang berada di kamar mandi segera melepas kimono sutra yang dikenakan ketika dia membersihkan riasan wajah dengan bantuan seorang asisten MUA yang diminta oleh Reinya untuk tinggal sampai setelah acara selesai. Gadis itu mengambil piyama yang diberikan oleh Calya khusus untuk Agnia dan Narendra. Piyama berbahan sutra itu merupakan salah satu brand mewah dan salah satu yang tertua di Inggris. Kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan karena sekelas Ratu Elizabeth II saja mempercayakan pakaian tidurnya kepada mereka.Agnia tidak pernah menduga kalau hal tersulit yang harus dilakukannya setelah memutuskan menikah dengan Narendra adalah beradaptasi dengan begitu banyak priviledge yang tiba-tiba dimilikinya. Semua serba dapat dimiliki. Tidak hanya sekadar memiliki tetapi selalu yang terbaik. Apapun itu."Nia?" Terdengar ketukan pelan di pintu kamar mandi."Sebentar," tergesa gadis itu menggelung rambut kemudi

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Bergabung

    "Macam inilah! Sah udah kalian sekarang," Bang Ucok langsung menyapa ketika seluru prosesi akad nikah selesai. Penampilan pria berbadan besar itu terlihat berbeda hari ini. Seperti seluruh undangan pria, Bang Ucok juga mengenakan three piece suit. Amelia turut hadir juga terlihat menawan dengan whimsical garden-inspired maxi dress. Penampilan disempurnakan dengan rambut tergelung model french twist yang memamerkan leher jenjangnya."Akhirnya, Bang," Agnia tertawa kecil, "Sekarang Bang Ucok udah nggak perlu khawatir lagi sama aku, kan? Aku udah nggak sendiri lagi.""He! Macam manaa... tak mungkin aku tak khawatir sama kau. Adik akunya kau ini," Bang Ucok berpura-pura bersungut kesal, "Jangan sementang kau sudah nikah terus kau anggap tak peduli lagi aku sama kau, ya!"Narendra terkekeh memperhatikan interaksi antara Agnia dan Bang Ucok. Walau mereka sudah tidak lagi di kontrakan petak tetapi tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu."Maaf, Bang," Narendra menyela percak

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Diantarkan Sang Ayah

    "Kamu yakin?""Ayah," Agnia hanya berpaling karena hiasan kepalanya cukup berat, "Ayah sudah berulang kali nanyain itu, lho. Mau Ayah tanya sampai seratus bahkan ribuan kali, jawaban Agnia tetap sama. Agnia yakin.""Tapi gimana kalau sampai tersebar? Memang pernikahan kamu private tapi tetap aja, di depan venue itu wartawan udah ngumpul kayak mau demo.""Memangnya kenapa kalau sampai nyebar?" Agnia menatap Kenny melalui cermin, "Ayah malu kalau sampai publik tahu aku ini anak ayah?""Bukan gitu," Kenny membalas tatapan Agnia, "Ayah bertanya karena Ayah nggak mau kamu menyesali kepuutusanmu.""Aku nggak akan nyesal, Yah," Agnia menjawab dengan yakin, "Percaya sama aku. Ini bukan keputusan impulsif. Aku udah mikirin ini dari lama. Dan itu keinginan aku. Pertanyaannya sekarang, apa Ayah mau ngelakuinnya atau nggak?""Tentu saja Ayah mau, Nia," Kenny menghampiri anak semata wayangnya dan meletakkan kedua tangan di bahu Agnia yang terbuka karena kebaya pernikahannya memiliki leher yang cuk

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Akan Menjadi Pemimpin

    Narendra menatap pantulan diri pada cermin sambil menghembuskan napas dengan pelan. Dirinya terlihat sempurna dengann three pieces suit warna kelabu yang dipilihkan Agnia untuk hari istimewa ini. Kekasih yang akan segera menjadi istrinya itu mengatakan kalau kelabu merupakan warna yang hangat, dan itu sesuai dengan apa yang dirasakannya setiap kali berada di dekat Narendra. Sebagai seorang pria, Narendra menyerahkan sepenuhnya kepada Agnia.Ketika gadis itu meminta agar pernikahan mereka dilakukan secara private dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat, Narendra juga dengan segera menyetujuinya. Beruntung keluarga besar mereka mau berkompromi. Walau pernikahan akan dirayakan secara sederhana tetapi resepsi akan diselenggarakan besar-besaran dan mengundang seluruh kenalan mereka. Agnia yang menyadari posisi mereka, Narendra merupakan pewaris keluarga Widjaja dan dirinya yang merupakan selebritas, setuju dengan itu."Narendra," Asija bersama dengan Reinya memasuki ruangan yang

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cerita untuk Media

    "Lo gila," Abimana masuk ke ruang kerja Narendra sambil menggulirkan jari di tablet."Ada apa?" Narendra masih sibuk memperhatikan layar ponselnya. Dia sedang memeriksa portofolio saham miliknya sambil beristirahat dari memeriksa berbagai dokumen pekerjaan.Ketika Narendra kembali dari Seoul kemarin, dia disambut dengan tumpukan dokumen di meja kerja. Hanya dua hari tetapi tumpukan dokumen itu seakan Narendra sudah tidak mengantor selama berbulan-bulan. Seandainya bisa, dia ingin mengabaikan dokumen-dokumen itu. Tetapi tentu saja dia tidak dapat melakukannya karena ada tanggung jawab yang dipikul di bahunya.Asija menanggapi keputusan Narendra yang akhirnya setuju untuk menjadi pewaris Widjaja Group dengan serius. Walau pria itu mengatakan akan menggantikan Asija beberapa tahun lagi, pria paruh baya itu dengan cerdik mulai mengalihkan pekerjaan dan tanggung jawabnya kepada Narendra. Tentu saja Narendra tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebuah Awal untuk Hubungan Mereka

    "Woaa!" Lee Jieun, aktris yang menjadi salah seorang lawan main Agnia di serial yang bekerja sama dengan Netflix itu memasuk lobi sambil berseru tidak percaya, "Mereka penasaran sekali sama kalian, ya!"Setelah Agnia, aktris berikutnya yang tidak di red carpet adalah Lee Jieun. Sayangnya, beberapa pewarta masih penasaran mengapa Agnia ditemani oleh Narendra sehingga mereka masih melontarkan pertanyaan itu berulang kali. Berkat pengalaman panjang menjadi aktris dan penyanyi, dengan cepat Lee Jieun dapat mengendalikan suasana dan menarik perhatian para pewarta. Setelah meladeni permintaan untuk berfoto dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan serta berbincang dengan MC, gadis itu memasuki lobi gedung tempat acara digelar dan segera menyapa Agnia yang kebetulan masih belum memasuki ruangan tempat acara akan berlangsung."Eonnie," Agnia tertawa penuh rasa bersalah. Seharusnya spotlight hari ini milik Lee Jieun yang merupakan aktris utama di serial yang mereka bintangi. Tetapi karena kehad

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Lagi, Kejutan yang Menyenangkan

    "Surprise!" Narendra tertawa kecil sambil menjawil hidung kekasihnya, "May I be you plus one?""Ren... dra?" Agnia masih tidak percaya kalau pria yang sudah menunggu di mobil adalah kekasihnya, "Kamu ngapain di sini?""Jadi plus one kamu. Boleh?" Narendra masih menatap kekasihnya sambil tersenyum, "Shit! I really want to kiss you but it will ruins your lipstick."Sisa kebingungan Agnia menghilang dan berganti dengan tawa, "Kamu udah nggak ketemu aku lama terus itu kalimat pertama kamu?"Narendra masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, "Seaneh itu? Bagian mana yang aneh dari seorang pria yang ingin mencium kekasihnya?""Bukan aneh," Agnia masih tertawa, "Tapi aku nggak nyangka kalau itu yang bakalan kamu ucapin setelah kita nggak ketemu selama beberapa minggu.""Beberapa minggu?" Senyuman masih tersisa walau sekarang pria itu mengernyit bingung, "Bukannya beberapa hari lalu kita baru bertemu, ya?""Beberapa hari?" Agnia berpiki selama beberapa saat, "Aaah! Aku ingat! Astagaa,

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Acara Istimewa

    Suara ketukan disusul dengan seseorang gadis membuka pintu kamar hotel yang digunakan Agnia sejak beberapa malam lalu. Gadis berheadset dan memeluk clipboard berdiri di ambang pintu."Selamat siang Nona Agnia," senyumnya merekah sempurna, "Kita sesuai dengan jadwal. Lima menit lagi Anda sudah harus turun. Mobil yang akan mengantarkan Anda ke lokasi sudah siap."Agnia yang berdiri di tengah ruangan dan dikelilingi oleh begitu banyak orang dengan kesibukan masing-masing hanya dapat menoleh sambil tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Dia tidak dapat melakukan lebih dari itu. Penata busana sedang memastikan seluruh lekuk tubuh artisnya menonjol dengan tepat tanpa ada kerutan atau lipatan yang merusaknya. Asisten penata busana sudah menyodorkan entah pasangan sepatu ke berapa untuk dicobanya. Hairdresser sejak tadi memastikan kalau rambut Agnia sempurna sesuai dengan keinginannya sementara make up artist yang dipercaya oleh artis muda itu sedang melakukan retouch pada beberapa bagian w

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Di Sela Pengukuran

    "Paman Leo," Narendra tersenyum ketika melihat pria paruh baya yang sudah berpuluh tahun bekerja di tailor yang sudah menjadi langganan keluarga besar Widjaja. "Saya tidak pernah menyangka kalau saya masih diberi kesempatan untuk mengukur dan menyiapkan suits untuk pernikahan Anda," Leo menyapa dengan ramah. "Paman pasti masih menganggapku anak kecil," Narendra terkekeh. "Kebiasaan orang tua," dengan hati-hati Leo mengarahkan Narendra yang ditemani Abimana dan Badi untuk berjalan ke bagian belakang yang lebih tertutup, "Rasanya baru kemarin Anda ke sini untuk pengukuran suits pertama. Bahan wol, warna kelabu. Three pieces dengan celana pendek." "Untuk ulang tahun pernikahan Papa dan Mama," Narendra menyambung, "Saya juga masih mengingatnya dengan baik, Paman." Selama beberapa saat Leo berdiri sambil menatap Narendra. Tatapannya penuh dengan kenangan bercampur kebanggaan. Dia sempat larut sebelum menyadari kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan cepat dia mengeluarkan

DMCA.com Protection Status