"Setelah Cannes?"
Mereka sudah menyelesaikan makan malam. Agnia berhasil menyelamatkan masakan Narendra walau berujung dengan bertambahnya porsi yang harus mereka habiskan. Untuk merayakan keberhasilan Agnia, kekasihnya memilih salah satu wine langka untuk mereka nikmati. Saat ini mereka sedang duduk di lantai beralaskan karpet bulu yang hangat sambil menatap pemandangan kota di malam hari dan menikmati wine mahal. Kehidupan yang tidak pernah dibayangkan oleh Agnia sebelumnya.
"Apa?" Agnia menyesap wine sebelum melatkkan gelas kemudian bersandar nyaman pada dada bidang kekasihnya.
"Menikah," Narendra mengucapkan itu sambil tersenyum lebar.
"Nggak terlalu cepat?"
"Aku tidak tahu," dia mengecup kepala kekasihnya, "Tapi itu jawaban kamu sebelumnya."
"Kedengarannya menyenangkan," Agnia hanya menjawab singkat.
"Menyenangkan?" Pria itu tertawa mendengar jawaban yang diberikan Agnia, "Apanya yang menyenangkan? Menikah denganku atau ... apa?"
"Bisa lebih dijelaskan bagian untuk rencana di tahun pertama?"Sudah sejak lima belas menit yang lalu Narendra mendengarkan pemaparan salah seorang junior partner dari perusahaan yang akan menjadi rekan Widjaja Group dalam salah satu proyek terbaru mereka. Sejak tadi tidak ada seorang pun yang menyadari keberadaan Narendra. Bagi perusahaan itu, Narendra hanyalah salah satu dari beberapa pegawai Widjaja Group. Tidak ada yang menyadari kalau pria itu merupakan salah seorang penerus konglomerasi raksasa ini. Mereka hanya memberikan perhatian pada Asija dan Rajasena.Dengan santai Narendra bangun dari duduknya, "Kenapa tidak ada yang menjawab?"Pria itu tidak memedulikan reaksi junior partner perusahaan itu yang terlihat kelabakan dengan pertanyaan tidak terduga yang diberikan oleh Narendra. Dia berpikir kalau penjelasan dan presentasi yang disiapkan oleh timnya sudah cukup jelas. Sepanjang presentasinya Asija dan Rajasena tidak melakukan apapun selain menganggukkan
"Makan siang kamu kelihatan enak banget," itu yang pertama diucapkan Asija ketika masuk ke ruang kerja Narendra dan menemukan pria itu sedang santap siang."Ini kiriman dari Agnia," Narendra mmepercepat kunyahannya, "Kebetulan dia sedang tidak ada pekerjaan dan sedang senang mengisi waktu dengan memasak.""Enak?" Asija duduk di hadapan Narendra kemudian mengambil sepotong daging dan mencicipinya, "Wah! Ini cocok di lidah Papa. Bilang ke Agnia, kapa-kapan dia harus kirimin masakannya ke Papa sama Mama, ya.""Akan aku sampaikan," Narendra tersenyum bangga mendengar pujian yang ditujukan kepada kekasihnya. Asija bukan orang yang mudah mengobral pujian. Terlebih jika berhubungan dengan makanan."Kamu pintar sekali memilih calon istri. Tidak hanya memiliki karir cemerlang tapi juga jago masak," kali ini Asija mencicipi sayur yang dimasak oleh Agnia, "Sekarang ini susah mencari yang seperti itu. Adikmu saja, kalau bukan karena kuliah di Melbourne mungkin sampai
"Ayah pernah mimpi film buatan Ayah bakalan masuk seleksi Cannes?"Saat ini mereka sedang berada di teras belakang rumah Kenny untuk menghabiskan akhir pekan bersama. Sudah beberapa waktu Agnia semakin nyaman keluar masuk rumah ayahnya. Gadis itu juga tidak lagi merasa canggung. Sejalan dengan itu, Kenny juga memberikan kunci duplikat rumahnya agar anak gadisnya dapat berkunjung kapan saja. Bahkan ketika pria itu sedang tidak ada di rumah. Seperti pagi ini.Sebelum ini Kenny tidak pernah berani membayangkan seperti apa rasanya memiliki seorang anak gadis. Tidak pernah tahu kalau ternyata akan semenyenangkan ini. Ketika kembali dari olahraga pagi dan menemukan anak gadisnya sedang sibuk di pantry menyiapkan sarapan menghadirkan perasaan hangat. Kenny tidak sekalipun menduga kalau dia akan menyukai perasaan ini."Pastilah," Kenny tersenyum, "Dulu Ayah bermimpi film buatan Ayah dengan Ibu sebagai pemeran utamanya. Tapi kenyataan lebih menyenangkan," dia terkekeh, "
Ini bukan red carpet pertama Agnia. Tetapi sensasi yang dirasakannya jauh lebih memabukkan dari red carpet pertamanya. Kali ini red carpet yang dihadirinya berskala internasional. Akan dihadiri oleh banyak wajah dan nama besar di kancah perfilman. Itu menghadirkan ketakutan tersendiri bagi gadis itu.Festival film ini merupakan salah satu dari tiga festival film terbesar di dunia bersama dengan Festival Film Venezia dan Festival Film International Berlin. Jelas yang hadir adalah pada bintang terkenal. Agnia merasa kalau tidak sepantasnya dia berada di sini.Sedetik pun Agnia tidak pernah bermimpi kalau akan berdiri di red carpet Festival Film Cannes. Dia pernah membayangkan, siapa yang tidak? Tapi itu hanya bagian dari pikiran liarnya. Tidak lebih. Gadis itu tidak pernah berpikir kalau itu akan terwujud suatu hari nanti. Atau setidaknya, dia tidak pernah membayangkan kalau akan me jadi kenyataan secepat ini."Nervous?" Pertanyaan Kenny menyelamatkan Agnia tepat
Kerumunan yang sejak tadi terdiam sontak kembali riuh. Seluruh yang ada di sana saling berbisik memastikan kalau dugaan mereka benar. Sabda Narendra Widjaja memang bukan orang asing di kancah perfilman internasional. Pria itu merupakan pilantropis yang fokus pada dunia film dan entertaiment. Namanya dikenal tidak hanya oleh para pemilik nama besar perfilman tetapi juga para sinefil di seluruh dunia. Setidaknya mereka pasti pernah mendengar nama Narendra karena hanya segelintir orang yang pernah bertemu langsung dengan pria itu dan dia jarang berkenan untuk difoto sebelumnya."Wah, ini kejutan yang menyenangkan," seorang presenter dari salah satu media besar langsung menyapa Narendra saat pria itu berjalan di red carpet."Benarkah?" Pria itu memamerkan senyumannya, "Semoga saja begitu. Tapi aku minta maaf karena sudah membuat keributan.""Datang dengan helikopter itu sebuah kejutan yang ... well, let's say menyenangkan. Tidak setiap red carpet kita dapat melihat
"Lagi ada kerjaan di sekitar sini?"Kenny membuka percakapan ketika acara sedang break selama beberapa saat sebelum menuju acara puncak yaitu pengumuman beberapa penghargaan utama yang diberikan oleh festival film ini."Tidak ada," Narendra menggeleng, "Aku datang karena ingin mendukung seseorang," dia menjawab sambil menatap Agnia penuh arti."Begitu. Aku kira kebetulan karena sedang ada pekerjaan. Orang sepertimu pasti sibuk sekali.""Selalu ada waktu untuk seseorang yang istimewa," Narendra menjawab diplomatis masih sambil menatap kekasihnya."Pasti Anda akan meluangkan waktu untuk mengejar seorang gadis. Aku juga begitu," tanda diduga, Sam, seorang aktor papan atas negara asal mereka yang kebetulan menjadi lawan main Agnia di film besutan Kenny, bergabung dalam percakapan mereka.Narendra menatap aktor itu dan sekilas ada tatapan tidak suka dalam pandangannya. Mereka tidak sedekat itu dan kalimat yang diucapkan oleh pria itu terdengar se
KENNY KEMBALI KE TANAH AIR DENGAN PENGHARGAAN TERBARUKetika film terbaru besutan salah seorang sutradara terbaik negara ini masuk ke dalam daftar seleksi Festival Film Cannes, publik dibuat terkejut. Ini pertama kalinya ada film dari negara kita yang berhasil menembus festival bergengsi seperti Cannes. Tadi malam, Kenny kembali memberikan kejutan manis. Para juri Festival Film Cannes mengganjar film terbarunya dengan penghargaan tertinggi yang dapat mereka berikan. Dilansir dari pidato yang diberian ... <KLIK UNTUK BERITA SELENGKAPNYA>FILM TANAH AIR BERJAYA DI TANAH CANNESJika selama ini Festival Film Cannes hanya menjadi impian bagi senias negara kita maka tadi malam Kenny berhasil membuktikan kalau itu adalah mimpi yang dapat dicapai. Film terbaru karya Kenny berjudul Resah masuk dalam seleksi Festival Film Cannes dan berhasil meraih penghargaan tertinggi. Film Resah merupakan prekuel dari flim karya di
"Dra, kamu di mana?" Agnia yang baru saja selesai mandi keluar dari kamarnya dengan hanya mengenakan jubah kamar mandi. Gadis itu terlihat sibuk mengeringkan rambut dengan menggunakan handuk.Tadi malam selesai dari Festival Film Cannes, gadis itu memutuskan untuk kembali bersama Narendra. Dia ingin merayakan pencapaiannya dengan sang kekasih. Bukan karena dia tidak menghargai sang ayah tetapi karena sangat sulit bagi Agnia dan Narendra untuk menghabiskan waktu bersama. Mereka ingin menggunakan waktu yang mereka miliki saat ini sebaik mungkin."Aku di sini," Narendra berteriak dari beranda kamar suite yang disewanya."Kamu ngapa ..."Agnia tidak mampu menyelesaikan kalimatnya ketika dia sampai di beranda. Seingatnya tadi malam beranda mereka tidak seindah ini. Pagi ini, entah apa yang dilakukan oleh Narendra, beranda kamar mereka penuh dengan bunga kesukaan Agnia. Tidak hanya itu, ada meja kayu yanh penuh dengan menu sarapan tertata seindah mungkin. Tidak