Beranda / Urban / Ternyata Kaya Tujuh Turunan / Kamu Kira, Kamu Itu Siapa?

Share

Kamu Kira, Kamu Itu Siapa?

Penulis: Serenity
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-27 19:07:07

“Jadi kenapa Anda melamar ke perusahaan kami?”

Pertanyaan standar yang dijawab Narendra dengan jawaban yang sama standarnya yang sudah dilatihnya bersama Badi semalaman. Penginterview terlihat cukup puas dengan jawaban yang diberikan Narenda karena pertanyaan itu segera disusul dengan pertanyaan lainnya tanpa henti. Pertanyaan yang nyaris serupa dengan yang sudah dilatihnya bersama Badi.

“Anda hanya lulusan SMA, benar?”

“Benar,” dia menjawab singkat.

“Kenapa tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya?”

Narendra diam sesaat sambil memilih jawaban yang ingin diberikannya, “Sempat kuliah tapi tidak selesai karena alasan ekonomi.”

Jawaban teraman yang sudah disiapkan oleh Badi.

“Begitu,” pria itu membalik formulir riwayat hidup Narendra sampai ke bagian riwayat pekerjaan dan keningnya berkerut. Posisinya yang sebelumnya cukup nyaman kali ini mulai terlihat gelisah, “Belum pernah bekerja sebelumnya? Apa yang Anda lakukan selama ini?”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Agus Sugeng
semakin seru aja ceritanya
goodnovel comment avatar
admiral chan
gak nyambung woi
goodnovel comment avatar
Dheny Chandra
dari bab yg ini ke bab selanjutnya tidak nyambung ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bos, Sehat?

    “Beneran, Bos?” Badi bertanya sambil menambahkan banyak kecap ke bakso pesanannya.Narendra yang sedang asyik meracik dengan menambahkan saos, sambal dan kecap itu mengangguk dengan yakin, “Beneran. Tanya aja Kak Raja.”“Nggak mungkin aku berani tanya ke Pak Rajasena,” Badi mencicipi bakso yang sekarang kuahnya tidak lagi bening.Jika Agnia menyukai bakso dengan rasa super pedas maka Badi sebaliknya. Bodyguard itu lebih suka menambahkan banyak kecap agar kuah baksonya terasa manis.“Cek aja ke lokasi kalau gitu. Besok pasti masih kerja orangnya.”“Waah, keajaiban ini! Biasa Bos main pecat aja.”Narendra terkekeh, “Masa?”“Iya. Coba udah berapa kali kejadian Bos mecatin orang selama jadi orang biasa?”“Yaaa….aku pikir ini bukan sepenuhnya kesalahan dia,” pria itu cukup puas dengan rasa baksonya, “Mungkin dia mema

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bang Ucok Memang Terbaik

    “Dra,” Bang Ucok yang baru pulang kerja menyapa Narendra yang sedang duduk di ruang tamu dengan pintu terbuka.“Bang, tumben jam segini udah balik?” Narendra bergegas bangkit dan berdiri di ambang pintu.“Ke sini kau. Ada yang mau aku bicarakan.”Narendra mengangkat kedua alis. Dengan perasaan bingung campur penasaran pria itu berjalan menuju kontrakan petak tetangganya. Walau ukuran kontrakan mereka sama tetapi kontrakan petak Bang Ucok jauh lebih nyaman daripada kontrakan Narendra ataupun Badi.Kontrakan petak Bang Ucok selalu rapi dengan aroma citrus yang menggantung tipis di udara. Sangat nyaman. Bang Ucok juga sengaja tidak mengisi kontrakannya dengan banyak furnitur. Pria itu memilih furnitur dengan selektif dan mementingkan fungsi. Ini membuat ruangan nyaman juga lega.Hampir setiap sudut ruangan dihiasi tanaman. Mulai dari tanaman yang umum seperti sanseviera sampai tanaman yang belum

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Haruskah Dilakukan atau...Rencana Lain?

    “Lo nggak harus izin sama gue,” itu komentar pertama Abimana setelah Narendra membeberkan dengan detail rencananya.“Aku tidak izin, aku minta kamu untuk bantu rencana ini.”“In case lo lupa, lo itu atasan gue. Pastilah gue bantuin. Mau lo suruh kayang juga gue usahain.”“Tidak lupa. Tapi ini di luar job desc kamu. Selain itu…” berat mengakui ini, “Aku butuh pandangan dari seseorang yang netral.”“Dalam hal ini gue sama sekali nggak netral, Dra. Gue sama biasnya dengan lo.”Sejenak jening menyelimuti dua pria yang terikat darah itu.“Gimana kalau lo tanya sama Kak Raja?”“Udah,” Narendra menjawab, “Reaksi Kak Raja buat aku ragu.”“Kenapa?” Walau hanya melalui telepon, rasa penasaran Abimana terdengar jelas.“Kak Raja setuju.”“Bagus, dong! Terus kenapa l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ada Calya Yang Siap Membantu

    Narendra tidak meyia-nyiakan waktu yang dimilikinya. Sepulang dari makan malam bersama para tetangga kontrakan petaknya, dia segera menghubungi Calya. Tidak melalui telepon tetapi Facetime yang memang sering mereka lakukan.“Hei Sissy,” Narendra menyapa begitu wajah Calya terlihat.Dia cukup beruntuang karena Calya merupakan manusia nocturnal yang lebih senang beraktivitas di malam hari. Walau Melbourne sudah menjelang tengah malam, gadis itu masih penuh semangat. Seperti biasa, dia terlihat penuh energi meski sedang mengerjakan tugas.“Kak Narendra butuh bantuan apa?” Gadis itu menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang sedang dibacanya.Tawa Narendra seketika pecah. Butuh beberapa saat dia mengendalikan diri sebelum tawanya mereda, “Memangnya aku cuma ngehubungi kamu kalau mau minta sesuatu ya?”“Sayangnya..iya,” sekarang dia memamerkan senyum konyol khasnya, “Nggak, kok. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Langkah Awal, Nyalakan Apinya

    Sepagian ini Narendra cukup sibuk. Setelah Calya memberikan update terkait Sara, gadis yang ada di video itu, dia segera berkoordinasi dengan tangan kanannya, Abimana. Seperti yang dikatakan oleh kedua orang terdekatnya, Sara memberikan perseutujuannya. Gadis itu seorang pemberani. Dia mengatakan kepada Calya kalau sudah sejak lama dia ingin mengungkap hal itu ke publik tetapi dia terganjal bukti. Tidak ada yang mempercayai ucapan seorang wanita jika tidak disertai bukti. Dia tidak bodoh, terkdang dengan bukti saja masih tidak cukup. Terlebih jika orangnya seseorang yang berpengaruh seperti Raji. Yang lebih mengejutkan Narendra, gadis itu mengatakan setelah video itu viral, secara pribadi dia akan tampil di spotlight dan membongkar semua pengalaman buruk yang dimilikinya dengan Sang produser. Gadis itu juga tidak meminta kompensasi apa pun. Dia berterima kasih untuk apa yang akan dilakukan oleh Narendra. Ponselnya kembali bordering untuk kes

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Kali Ini Kesempatan Ketiga

    Bagian belakang kaos yang dikenakan Narendra sudah basah dan rambutnya sudah bau matahari ketika pintu kontrakan petak Agnia terbuka. Gadis itu mengenakan kaos dan celana pendek yang kusut. Sepertinya dia baru bangun dan masih mengenakan pakaian tidurnya.“Rendra!” Dia agak berteriak sambil melambaikan tangan, “Olahraga?”Narendra segera berpaling. Senyumnya terulas lebar ketika dia melihat Agnia. Setelah berpamitan dengan anak-anak yang menjadi teman main bolanya, pria itu menghampiri Agnia di teras kontrakan petaknya.“Iseng. Habisnya mereka kelihatan seru banget,” dia tertawa kecil, “Baru bangun?”Agnia mengangguk, “ Iya. Semalam kekenyangan jadi lama baru bisa tidur.”“Kok, nggak main ke sebelah?”“Semalam? Takut ganggu. Aku pikir kamu udah tidur.”Refleks Narendra mengusap rambut gadis yang duduk di sampingnya dengan lembut, “Kamu nggak pern

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebentar, Ini Lebih Penting

    “Makaan…!” Badi masuk ke kontrakan petak Narendra sambil membawa makan siang mereka.Seperti biasa, dia yang bertanggung jawab untuk membelikan makanan majikannya. Ini tidak termasuk dalam pekerjaannya tetapi mengingat kedekatan serta bagaimana Narendra memperlakukannya selama dia menjadi bodyguard pria itu maka dia tidak mengeluh. Selain itu ini juga kesempatan untuk memperkenalkan masakan orang biasa kepada majikannya.“Sebentar…” Naraendra masih sibuk melakukan sesuatu di laptopnya.Ini aneh. Biasanya pria itu alan langsung meletakkan apa pun yang sedang dikerjakannya dan bersiap untuk makan. Dia menjaga pola makan termasuk jam makannya. Nyaris tidak pernah dia terlambat. Pengecualian untuk hal yang benar-benar penting.“Kerjaan penting, Bos?”Narendra menggeleng, “Bukan kerjaan tapi penting.”Penasaran Badi mengintip dari balik bahu Narendra. Benar, pria itu tidak sed

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Hadiah Menenangkan Tetangga

    “AAA..!”Agnia berteriak kaget ketika sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Rasa terkejut itu dengan segera berubah menjadi senyuman ketika dia melihat apa dan siapa pelakunya. Narendra dan sebotol minuman kemasan dingin.“Minum dulu,” Narendra memberikan minuman kemasan yang sudah dibukakannya.“Makasih,” masih sambil tersenyum gadis itu menerima kemudian menikmati minuman kesukaannya itu, “Kamu stock ini di rumah?”“Nggak. Itu baru aku beli di warung. Tadi lihat kamu pulang mukanya jelek banget.”“Sialan,” Gadis itu tertawa walau tidak selepas biasanya.“Kenapa nggak masuk? Seharian kamu pasti capek.”“Tadi mau masuk terus keasyikan melamun,” dia kembali minum, “Capek tapi banyak pikiran.”“Mau cerita?” Narendra bertanya dengan lembut.Dia beruntung ini bukan kali pertama menghadapi gadis ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03

Bab terbaru

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Akhir Merupakan Awal untuk yang Baru

    "Nia, kamu sudah selesai berganti pakaian?"Suara Narendra membuat Agnia yang sedang berada di kamar mandi segera melepas kimono sutra yang dikenakan ketika dia membersihkan riasan wajah dengan bantuan seorang asisten MUA yang diminta oleh Reinya untuk tinggal sampai setelah acara selesai. Gadis itu mengambil piyama yang diberikan oleh Calya khusus untuk Agnia dan Narendra. Piyama berbahan sutra itu merupakan salah satu brand mewah dan salah satu yang tertua di Inggris. Kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan karena sekelas Ratu Elizabeth II saja mempercayakan pakaian tidurnya kepada mereka.Agnia tidak pernah menduga kalau hal tersulit yang harus dilakukannya setelah memutuskan menikah dengan Narendra adalah beradaptasi dengan begitu banyak priviledge yang tiba-tiba dimilikinya. Semua serba dapat dimiliki. Tidak hanya sekadar memiliki tetapi selalu yang terbaik. Apapun itu."Nia?" Terdengar ketukan pelan di pintu kamar mandi."Sebentar," tergesa gadis itu menggelung rambut kemudi

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Bergabung

    "Macam inilah! Sah udah kalian sekarang," Bang Ucok langsung menyapa ketika seluru prosesi akad nikah selesai. Penampilan pria berbadan besar itu terlihat berbeda hari ini. Seperti seluruh undangan pria, Bang Ucok juga mengenakan three piece suit. Amelia turut hadir juga terlihat menawan dengan whimsical garden-inspired maxi dress. Penampilan disempurnakan dengan rambut tergelung model french twist yang memamerkan leher jenjangnya."Akhirnya, Bang," Agnia tertawa kecil, "Sekarang Bang Ucok udah nggak perlu khawatir lagi sama aku, kan? Aku udah nggak sendiri lagi.""He! Macam manaa... tak mungkin aku tak khawatir sama kau. Adik akunya kau ini," Bang Ucok berpura-pura bersungut kesal, "Jangan sementang kau sudah nikah terus kau anggap tak peduli lagi aku sama kau, ya!"Narendra terkekeh memperhatikan interaksi antara Agnia dan Bang Ucok. Walau mereka sudah tidak lagi di kontrakan petak tetapi tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu."Maaf, Bang," Narendra menyela percak

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Diantarkan Sang Ayah

    "Kamu yakin?""Ayah," Agnia hanya berpaling karena hiasan kepalanya cukup berat, "Ayah sudah berulang kali nanyain itu, lho. Mau Ayah tanya sampai seratus bahkan ribuan kali, jawaban Agnia tetap sama. Agnia yakin.""Tapi gimana kalau sampai tersebar? Memang pernikahan kamu private tapi tetap aja, di depan venue itu wartawan udah ngumpul kayak mau demo.""Memangnya kenapa kalau sampai nyebar?" Agnia menatap Kenny melalui cermin, "Ayah malu kalau sampai publik tahu aku ini anak ayah?""Bukan gitu," Kenny membalas tatapan Agnia, "Ayah bertanya karena Ayah nggak mau kamu menyesali kepuutusanmu.""Aku nggak akan nyesal, Yah," Agnia menjawab dengan yakin, "Percaya sama aku. Ini bukan keputusan impulsif. Aku udah mikirin ini dari lama. Dan itu keinginan aku. Pertanyaannya sekarang, apa Ayah mau ngelakuinnya atau nggak?""Tentu saja Ayah mau, Nia," Kenny menghampiri anak semata wayangnya dan meletakkan kedua tangan di bahu Agnia yang terbuka karena kebaya pernikahannya memiliki leher yang cuk

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Akan Menjadi Pemimpin

    Narendra menatap pantulan diri pada cermin sambil menghembuskan napas dengan pelan. Dirinya terlihat sempurna dengann three pieces suit warna kelabu yang dipilihkan Agnia untuk hari istimewa ini. Kekasih yang akan segera menjadi istrinya itu mengatakan kalau kelabu merupakan warna yang hangat, dan itu sesuai dengan apa yang dirasakannya setiap kali berada di dekat Narendra. Sebagai seorang pria, Narendra menyerahkan sepenuhnya kepada Agnia.Ketika gadis itu meminta agar pernikahan mereka dilakukan secara private dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat, Narendra juga dengan segera menyetujuinya. Beruntung keluarga besar mereka mau berkompromi. Walau pernikahan akan dirayakan secara sederhana tetapi resepsi akan diselenggarakan besar-besaran dan mengundang seluruh kenalan mereka. Agnia yang menyadari posisi mereka, Narendra merupakan pewaris keluarga Widjaja dan dirinya yang merupakan selebritas, setuju dengan itu."Narendra," Asija bersama dengan Reinya memasuki ruangan yang

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cerita untuk Media

    "Lo gila," Abimana masuk ke ruang kerja Narendra sambil menggulirkan jari di tablet."Ada apa?" Narendra masih sibuk memperhatikan layar ponselnya. Dia sedang memeriksa portofolio saham miliknya sambil beristirahat dari memeriksa berbagai dokumen pekerjaan.Ketika Narendra kembali dari Seoul kemarin, dia disambut dengan tumpukan dokumen di meja kerja. Hanya dua hari tetapi tumpukan dokumen itu seakan Narendra sudah tidak mengantor selama berbulan-bulan. Seandainya bisa, dia ingin mengabaikan dokumen-dokumen itu. Tetapi tentu saja dia tidak dapat melakukannya karena ada tanggung jawab yang dipikul di bahunya.Asija menanggapi keputusan Narendra yang akhirnya setuju untuk menjadi pewaris Widjaja Group dengan serius. Walau pria itu mengatakan akan menggantikan Asija beberapa tahun lagi, pria paruh baya itu dengan cerdik mulai mengalihkan pekerjaan dan tanggung jawabnya kepada Narendra. Tentu saja Narendra tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebuah Awal untuk Hubungan Mereka

    "Woaa!" Lee Jieun, aktris yang menjadi salah seorang lawan main Agnia di serial yang bekerja sama dengan Netflix itu memasuk lobi sambil berseru tidak percaya, "Mereka penasaran sekali sama kalian, ya!"Setelah Agnia, aktris berikutnya yang tidak di red carpet adalah Lee Jieun. Sayangnya, beberapa pewarta masih penasaran mengapa Agnia ditemani oleh Narendra sehingga mereka masih melontarkan pertanyaan itu berulang kali. Berkat pengalaman panjang menjadi aktris dan penyanyi, dengan cepat Lee Jieun dapat mengendalikan suasana dan menarik perhatian para pewarta. Setelah meladeni permintaan untuk berfoto dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan serta berbincang dengan MC, gadis itu memasuki lobi gedung tempat acara digelar dan segera menyapa Agnia yang kebetulan masih belum memasuki ruangan tempat acara akan berlangsung."Eonnie," Agnia tertawa penuh rasa bersalah. Seharusnya spotlight hari ini milik Lee Jieun yang merupakan aktris utama di serial yang mereka bintangi. Tetapi karena kehad

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Lagi, Kejutan yang Menyenangkan

    "Surprise!" Narendra tertawa kecil sambil menjawil hidung kekasihnya, "May I be you plus one?""Ren... dra?" Agnia masih tidak percaya kalau pria yang sudah menunggu di mobil adalah kekasihnya, "Kamu ngapain di sini?""Jadi plus one kamu. Boleh?" Narendra masih menatap kekasihnya sambil tersenyum, "Shit! I really want to kiss you but it will ruins your lipstick."Sisa kebingungan Agnia menghilang dan berganti dengan tawa, "Kamu udah nggak ketemu aku lama terus itu kalimat pertama kamu?"Narendra masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, "Seaneh itu? Bagian mana yang aneh dari seorang pria yang ingin mencium kekasihnya?""Bukan aneh," Agnia masih tertawa, "Tapi aku nggak nyangka kalau itu yang bakalan kamu ucapin setelah kita nggak ketemu selama beberapa minggu.""Beberapa minggu?" Senyuman masih tersisa walau sekarang pria itu mengernyit bingung, "Bukannya beberapa hari lalu kita baru bertemu, ya?""Beberapa hari?" Agnia berpiki selama beberapa saat, "Aaah! Aku ingat! Astagaa,

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Acara Istimewa

    Suara ketukan disusul dengan seseorang gadis membuka pintu kamar hotel yang digunakan Agnia sejak beberapa malam lalu. Gadis berheadset dan memeluk clipboard berdiri di ambang pintu."Selamat siang Nona Agnia," senyumnya merekah sempurna, "Kita sesuai dengan jadwal. Lima menit lagi Anda sudah harus turun. Mobil yang akan mengantarkan Anda ke lokasi sudah siap."Agnia yang berdiri di tengah ruangan dan dikelilingi oleh begitu banyak orang dengan kesibukan masing-masing hanya dapat menoleh sambil tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Dia tidak dapat melakukan lebih dari itu. Penata busana sedang memastikan seluruh lekuk tubuh artisnya menonjol dengan tepat tanpa ada kerutan atau lipatan yang merusaknya. Asisten penata busana sudah menyodorkan entah pasangan sepatu ke berapa untuk dicobanya. Hairdresser sejak tadi memastikan kalau rambut Agnia sempurna sesuai dengan keinginannya sementara make up artist yang dipercaya oleh artis muda itu sedang melakukan retouch pada beberapa bagian w

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Di Sela Pengukuran

    "Paman Leo," Narendra tersenyum ketika melihat pria paruh baya yang sudah berpuluh tahun bekerja di tailor yang sudah menjadi langganan keluarga besar Widjaja. "Saya tidak pernah menyangka kalau saya masih diberi kesempatan untuk mengukur dan menyiapkan suits untuk pernikahan Anda," Leo menyapa dengan ramah. "Paman pasti masih menganggapku anak kecil," Narendra terkekeh. "Kebiasaan orang tua," dengan hati-hati Leo mengarahkan Narendra yang ditemani Abimana dan Badi untuk berjalan ke bagian belakang yang lebih tertutup, "Rasanya baru kemarin Anda ke sini untuk pengukuran suits pertama. Bahan wol, warna kelabu. Three pieces dengan celana pendek." "Untuk ulang tahun pernikahan Papa dan Mama," Narendra menyambung, "Saya juga masih mengingatnya dengan baik, Paman." Selama beberapa saat Leo berdiri sambil menatap Narendra. Tatapannya penuh dengan kenangan bercampur kebanggaan. Dia sempat larut sebelum menyadari kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan cepat dia mengeluarkan

DMCA.com Protection Status