“Ma,” Narendra menunduk lalu mencium kedua pipi Reinya, “Maaf agak telat.”
Selesai makan siang dan mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkannya dari Bimasakti, Narendra segera kembali ke ibukota. Dalam perjalanan dia bertanya jadwal ibunya dan meminta wanita itu untuk makan malam bersama.
Ada hal penting yang ingin dibicarakannya dengan Reinya. Dia ingin memastikan informasi terakhir yang dapat melengkapi puzzle mengenai orang tua Agnia.
“It’s okay,” Reinya tersenyum dan menepuk pipi anak kesayangannya, “Mama tahu dari Bimasakti kalau kamu langsung dari vila, kan, ini?”
Narendra mengangguk, “Kak Bimasakti masih sama kayak dulu. Impulsifnya nggak ada yang bisa ngalahin.”
“Iya,” Renya tertawa, “Mama masih inget gimana paniknya kita waktu kamu sama Calya tiba-tiba hilang. Papa udah mikir macam-macam dan udah siap ngehubungi kenalannya yang petinggi polisi.
“Abaaang..!” Gayatri langsung terlonjak dari duduk dan menyapa manja kekasihnya yang baru saja memasukin rumahnya.Gayatri sudah menunggu kedatangan pria itu sejak beberapa saat lalu. Kekasihnya memang berjanji selesai membereskan berbagai urusan di lokasi syuting, dia akan segera ke rumah Gayatri dan membawakan makan malam mereka.“Pacar siapa ini manja banget, hm?” Kenny langsung merentangkan tangan menandakan dia siap menerima sang gadis kapan saja.“Pacar kamu!” Gayatri berlari ke pelukan pria itu sebelum memanyunkan bibir, “Kamu tahu, aku nggak bisa kayak gini terus. Nggak enak banget harus biasa aja kalau lagi di lokasi syuting!” Dia berujar manja, “Mana kamu sok galak lagi kalau lagi kerja.”Kenny refleks tertawa mendengar keluhan kekasihnya. Bagaimana tidak? Sejak awal mereka berpacaran tahun lalu, Gayatri yang meminta untuk merahasiakan hubungan. Kenny langsung menyetujui permintaan gadi
“Lo udah dengar kabar tentang Kenny?”Gayatri yang sedang berada di bilik toilet seketika menajamkan telinga ketika mendengar nama kekasihnya diucapkan. Tidak hanya itu, tanpa sadar dia menahan napas karena tidak ingin keberadaannya disadari oleh siapa pun. Dia harus mendengar apa yang ingin dibicarakan oleh dua orang kenalannya itu.Dari suara, gadis itu dapat menebak siapa yang berada di luar. Keduanya aktris yang cukup terkenal. Beberapa kali mereka pernah terlibat dalam proyek yang sama. Sesekali mereka akan menghabiskan waktu bersama hanya untuk memastikan hubungan mereka masih terjalin baik. Mereka bukan teman. Hanya kenalan yang saling memanfaatkan dan mencari keuntungan pribadi. Tidak lebih.“Kabar dulu, nih?” Pertanyaan itu bercampur dengan suara gemericik air, “Kalau tentang filmnya nggak usah ditanya, ya. Jamin banget ini film bakalan meledak! Lo nggak lihat gimana reaksi orang-orang tadi?!”“Kalau itu
"Jadi Gayatri memang berpacaran dengan Kenny?""Tante Gayatri, Narendra," ketika Reinya mengucap nama Gayatri ekspresi wanita itu terlihat begitu sendu."Iya, Tante Gayatri dan Om Kenny.""Kalau Kenny tidak perlu pakai Om. Kalau benar dia meninggalkan Gayatri berarti dia bajingan. Kok tega ninggalin perempuan yang lagi mengandung anaknya?!""Dari informasi yang aku kumpulkan, Tante Gayatri yang tiba-tiba menghilang. Sampai sekarang Kenny sama dengan Mama, masih mencari tahu tentang keberadaan kekasihnya itu."Reinya menghembuskan napas panjang, "Mama juga sebenarnya berharap itu yang terjadi. Tapi...kalau itu pilihan Gayatri kenapa lalu dia bunuh diri?""Tidak ada yang tahu alasan seseorang bunuh diri, Ma. Kemungkinan besar itu merupakan akumulasi dari beban dan masalah yang ditanggung selama bertahun-tahun.""Bisa jadi. Membesarkan anak seorang diri itu...sesuatu yang mengerikan. Mama tidak sanggup membayangkannya."Selama beb
“Hai cowok,” Agnia hanya menunjukkan kepala di ambang pintu kontrakan petak kekasihnya, “Kamu seharian ke mana aja?”Narendra tentu saja langsung tersenyum ketika menyadari keharian kekasihnya, “Bantu-bantu di toko orang tua.”“I see,” gadis itu masuk ke kontrakan petak Narendra, “Capek pasti, ya?”“Kinda,” Narendra tersenyum dan merentangkan tangan seakan meminta gadis itu untuk memeluknya.“Butuh recharge, ya?”Entah sejak kapan pelukan menjadi cara mereka untuk menghilangkan kelelahan. Di akhir hari, setelah lelah dengan aktivitas masing-masing, ketika bertemu mereka akan berpelukan. Agnia yang pertama kali menyebutnya sebagai proses recharge energi. Gadis itu berkata serupa dengan ponsel yang membutuhkan proses pengisian baterai secara berkala, begitu juga dengan mereka. Caranya tentu dengan berpelukan.“Tentu. Ka
Lokasi syuting bukan sesuatu yang asing bagi Narendra. Sejak kecil dia sudah sering berkunjung ke lokasi syuting untuk menemani Reinya ketika ibunya masih aktif sebagai seorang artis. Beranjak remaja, alasannya berkunjung ke lokasi syuting berubah. Biasanya karena dia menemani Asija sebelum akhirnya alasan itu berubah menjadi tanggung jawab seorang produser. Tetapi ini pertama kalinya dia datang untuk menemani kekasihnya.Ketika sampai di rumah yang akan digunakan sebagai lokasi syuting pertama proyek film ini, Agnia dengan ramah menyapa seluruh kru dan pemeran yang berpapasan dengannya. Siapa pun dapat melihat kalau Agnia disukai oleh semua orang yang ada di lokasi syuting. Sementara Agnia menyapa dan briefing, Narendra memilih untuk mengamati sekitar dalam diam.Tanpa disadari oleh seorang pun, pria itu memperhatikan semua orang yang ada di sana. Mulai dari kru sampai pemeran lainnya. Dia tidak menemukan keanehan. Semuanya serupa dengan lokasi-lokasi syuting
Kenny memasuki salah satu ruangan di rumah yang disewa sebagai lokasi syuting hari ini dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin dengan proyeknya kali ini. Walau genre film yang digarapnya berbeda dengan yang bisa dikerjakannya, para pemeran yang bekerja sama dengannya membuat dia yakin proyek ini akan sukses besar.Dia semakin yakin ketika Agnia menerima tawarannya untuk menggantikan Berlian sebagai pemeran utama. Berlian aktris yang bagus. Aktingnya mengalami perkembangan jika dibandingkan dengan ketika dia pertama kali terjun ke dunia akting. Aktris itu akan menjadi pemeran utama yang baik. Tetapi Agnia akan berperan dengan jauh lebih baik.Sebagai seorang aktris, Agnia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh Berlian atau aktris lain. Walau masih minim pengalaman, gadis itu memiliki kharisma yang begitu menarik perhatian. Saat berperan, Agnia seakan tenggelam dalam karakter yang diperankan. Begitu nyata dan tidak berlebihan.Kemampuan itu mengingatkannya
Narendra berdiri menghadap jendela besar yang ada di lantai dua. Rumah yang disewa untuk proyek film ini dirancang dengan sangat baik. Cocok sebagai rumah tinggal bagi keluarga dengan lima atau enam anggota keluarga. Sayangnya rumah ini lebih sering kosong hingga akhirnya disewakan kepada production house.Di belakang pria itu, Kenny diam menunggu. Sutradara itu berharap Narendra segera mengatakan sesuatu. Dia paling tidak suka keheningan yang menyesakkan seperti sekarang. Sejak tadi Kenny sudah ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Aura Narendra terlalu mengintimidasi.“Sabda Narendra Widjaya,” Narendra berujar sambil berbalik menatap tajam ke arah Kenny.“Siapa?” Kenny mendengar nama yang diucapkan oleh Narendra. Dia hanya tidak paham mengapa pria itu mengucapkan nama itu dan mengapa nama itu terasa begitu familiar.“Nama saya,” walau dia tersenyum, Kenny masih merasa udara
“Jadi benar dulu Anda pernah memiliki hubungan istimewa dengan Gayatri?” Tanpa ampun, Narendra terus menghajar pria itu dengan runtutan pertanyaan.“Aku rasa itu bukan urusan kamu,” Kenny berusaha terdengar percaya diri ketika memberikan jawaban.“Tentu,” Narendra memutari meja kerja lebar sebelum duduk di kursi kemudian bersidekap dan menatap Kenny tajam, “Sama sekali bukan urusan saya. Sayangnya, kenyamanan saya terganggu karena orang suruhan Anda,” dia menyeringai, “Selain itu, Agnia kekasih saya. Sekarang masalah Agnia adalah masalah saya.”Kenny memejamkan mata selama beberapa saat. Sel-sel di otaknya sibuk bekerja mencari jalan keluar. Dia sudah salah langkah sebelumnya, jika dia kembali salah langkah maka bukan tidak mungkin dia akan kehilangan segalanya.“Oke,” pria itu menarik napas panjang, “Aku akan ceritakan semuanya.”“Keputusan yang baik. Boleh s