Beranda / Urban / Ternyata Kaya Tujuh Turunan / Aroma Asing yang Menenangkan

Share

Aroma Asing yang Menenangkan

Penulis: Serenity
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-05 20:32:54

Agnia sudah bangun sejak beberapa menit lalu. Dia hanya masih malas untuk membuka mata. Seandainya bisa dia ingin hari ini dihabiskan dengan tidur atau kembali menjadi anak-anak ketika hidup terasa lebih mudah.

Ketika Ibu masih menemaninya.

Bukannya bangun, Agnia memilih untuk menarik selimut hingga menutupi kepalanya. Dia ingin menghalangi sinar matahari yang menyelinap dari gorden yang tidak tertutup rapat. Gadis itu baru akan kembali tertidur ketika dia menyadari ada yang berbeda.

Aroma yang dihidunya bukan aroma kamar yang dikenalnya.

Lemongrass.

Sejak kapan dia menggunakan pengharum ruangan beraroma lemongrass? Dia tidak pernah mengganti pengharum kamarnya, selalu aroma lavendel dengan selapis citrus. Selain lemongrass, hidungnya juga menghidu selarik aroma lain. Aroma asing yang entah mengapa menawarkan ketenangan. Asing sekaligus dikenalnya.

Refleks dia menyibakkan selimut kemudian membuka mata. Dengan cepat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dadut Cat House
ikut berbunga2
goodnovel comment avatar
Indra Fatiria
senangnya klo sdg jatuh cinta jadi inget 43 tahun yg lalu ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Interview Sebelum Serangan Kedua

    “Gimana?”Agnia segera keluar dari kontrakan petaknya ketika mendengar suara motor memasuki halaman. Dia hapal betul suara motor tetanganya itu.Narendra tidak langsung menjawab. Pria itu memarkirkan motor di depan kontrakan petaknya lalu sambil menunggu Badi turun, dia melepaskan helm yang dikenakan.“Rendra! Jangan bikin aku penasaran!” Gadis itu memberengutkan pipi.“Apa, Agnia?” Bukannya menjawab pria itu malah balik bertanya, “Sarapannya kamu habisin?”Seperti anak kecil Agnia mengangguk sambi tersenyum lebar. Dia seakan lupa kalau sedang kesal pada Narendra yang tidak menjawab pertanyaannya.“Habis! Bangun-bangun aku lapar banget,” dia menghampiri Narendra.“Kunci cadangan mana? Simpan di tempat biasa.”“Udaah!” Dia tertawa kecil, “Kemarin aku lupa naruh balik habis aku pakai.”“Bubaaar…” Badi mengibas

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Agnia dan Kegelisahannya

    Senyum Agnia menghilang begitu pintu kontrakan petaknya tertutup. Dia bisa berpura-pura di depan tetangganya tetapi ketika sendiri…kegelisahan itu kembali. Pertanyaan itu terus terngiang di kepalanya. Haruskah dia buka suara? Cukup beranikah, dia? Seharian ini dia mengikuti perkembangan informasi terkait video skandal Raji. Agnia menguatkan diri untuk menonton video itu walau hanya mampu bertahan beberapa detik saja. Dia mengikuti akun anonym yang mengaku sebagai korban. Tidak hanya akun pertama yang buka suara tetapi juga semua akun yang mengaku sebagai korban. Tanpa alasan, dia membaca semua pengakuan itu. Menyakitkan. Lebih menyakitkan karena sebagian dirinya bersyukur bukan dia menjadi korban. Setidaknya dia berhasil menyelamatkan diri. Tidak seharusnya dia merasa bersyukur. Dia sadar itu tetapi… Tanpa tujuan dia berseluncur di dunia maya. Membuat media sosial yang satu ke media sosial lain. Hingga tanpa sengaja di

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Narendra Merutuki Diri

    “Hei! Ngapain kau bengong di situ? Kemasukan baru tahu rasa kau!”Narendra yang sejak tadi termenung di teras kontrakan petaknya sambil sesekali menoleh ke kontrakan petak Agnia terkejut dengan sapaan Bang Ucok yang baru pulang kerja.“Ha, kan! Diam aja kusapa. Sudah kemasukan ini!” Bang Ucok mendekat kemudan menepuk punggung Narendra kuat, “Woi, Rendra!”“Sakit, Bang,” Narendra mengusap punggung sebisa mungkin, “Tumben sore udah balik, Bang.”“Macam mananya pula! Udah jam berapa kau pikir ini? Ha, ha, kau tengok ini udah jam berani. Betul lah kemasukan kurasa kau ini!”“Kemasukan apa?” Narendra masih sibuk mengusap bekas tepukan Bang Ucok.“Kenapa kau? Kulihat dari sana bengong aja kau ini.”“Lagi mikir aja, Bang,” pria itu tersenyum tipis, “Sambil nungguin Agnia. Aku khawatir, Bang.”“Khawatir kenapa?

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Diam-Diam Ada yang Khawatir

    “Pagi.”Agnia, dengan senyum lebar dan wajar berbinar penuh energi berdiri di ambang pintu kontrakan petak Narendra yang terbuka. Penghuni kontrakan itu baru saja bangun dan sedang menghabiskan secangkir cokelat seketika balas tersenyum. Ada kelegaan melihat kondisi Agnia yang jauh berbeda dengan kondisinya kemarin.“Pagi. Feeling better?”“Memangnya aku kenapa?” Agnia tertawa kecil, “Aku baik-baik aja, Rendra. Makasih udah tanya.”“Mau ke mana?”Narendra bertanya karena gadis itu terlihat sudah siap untuk berangkat. Oversized t-shirt berwarna putih dipadu dengan skinny jeans. Padu padan sederhana tetapi terlihat menarik karena dikenakan oleh Agnia.“Photoshoot. Ada jadwal di majalah LOOK.”Pria itu bersiul bangga, “Cover?”“Belum sekeren itu,” gadis itu kembali tersenyum, “Buat rubr

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Berkenalan dengan Dunia Agnia

    Beberapa karyawan yang berpapasan dengan Narendra menganggukkan kepala samar walau terlihat ragu. Beberapa di antara mereka terlihat mengenali Narendra kemudian akan menyapa tetapi membatalkannya di detik terakhir. Ini tentu membuat Narendra dapat bernapas lega.Dia beruntung ketika sedang berhenti karena lampu merah berhasil mengirimkan pesan ke Abimana. Pria itu menginformasikan kedatangannya dan meminta sepupunya untuk melakukan sesuatu agar penyamarannya tidak terbongkar. Seperti biasa, tangan kanannya itu melakukan tuugasnya dengan sempurna.“Kaget nggak lihat ada gedung perkantoran mewah gini?” Agnia bertanya ketika hanya ada mereka berdua di lift.“Iya,” dia menjawab singkat karena tidak tahu harus berkomentar apa.Selama ini dia berpikir apa yang ditemuinya di gedung Widjaja Group adalah hal biasa. Walau lantai lobi terbuat dari marmer Italia terbaik, lampu gantung yang seingatnya dipesan orang tuanya dari Prancis serta ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ada Lalat Menyebalkan

    Seperti yang diucapkan oleh Agnia, tidak memakan waktu lama untuk wanita itu berganti pakaian. Untuk pemotretan individual gadis itu diharuskan mengenakan mididress berwarna hijau dengan aksen merah. Hanya dengan satu lirikan semua orang akan tahu itu keluargan salah satu rumah mode terkenal dunia.“Aku duluan,” Agnia menepuk bahu Luna ramah kemudian mengobrol sebentar dengan para staf sebelum berjalan ke studio bersama Narendra.“Aneh nggak?”“Penampilan kamu?”Agnia mengangguk, “Walau udah biasa dapat konsep yang aneh-aneh tetap aja aku nggak terbiasa. Kayak ini, konsepnya nyatuin innocent dan sensual, nggak masuk akal, kan? Itu kayak dua sifat yang bertolak belakang. Tapi yaa…model bisa apa?”Dengan rambut yang ditata dengan dua ikatan yang dibuat bergelombang, penampilan Agnia saat ini merupakan perpaduan keluguan remaja dan kedewasaan seorang gadis muda. Menggemaska

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Abimana Si Tukang Ganggu

    “Aku terima telepon dulu,” Narendra menutup pintu setelah Agnia mengangguk.Pria itu bergegas menjauh dari ruang rias sebelum menerima panggilan dari sepupunya. Dia tidak ingin ada yang mencuri dengar atau tidak sengaja mendengar dan menghancurkan penyamarannya.“Kenapa, Bi?” Narendra tidak merasa perlu berbasa-basi dengan tangan kanannya.“Dari pada lo pacaran mending ke atas. Meeting atau ngapain.”“Memangnya ada yang urgent?”“Nggak ada,” Abimana menjawab santai, “Tapi mumpung lo di kantor. Tinggal naik, Ndra. Gue udah bantuin lo tadi pagi, sekarang giliran lo bantuin gue.”“Bantuin apa?”“Bantuin ngeringanin kerjaan gue yang banyak gara-gara ide gila lo. Udah, buruan ke sini atau gue bakalan nyuruh orang biar sekalian aja itu Agnia tahu!”“Sial. Jago banget, ya, urusan ancam-mengancam.”Abiman

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Hush!! Dasar Lalat Pengganggu!

    “Mana cowok tadi?” Itu pertanyaan pertama yang terlontar dari mulut Leon ketika sesi foto berakhir. Agnia yang sedang mengobrol dengan staf sambil mengembalikan beberapa properi yang menempel pada tubuhnya selama pemotretan langsung mencari sosok Narendra. Pria itu masih belum terlihat. Ke mana dia? “Kenapa kamu peduli?” Agnia berujar ketus. Dia sama sekali tidak berusaha menutupinya. Selama pemotretan, fotografer itu beberapa kali seakan mencuri kesempatan untuk menyentuhnya. Leon sengaja menyentuh punggungnya lalu mengusapnya halus hingga menghadirkan desir tidak nyaman dalam diri Agnia. Pria itu juga mengelus lengannya yang telanjang bahkan paha dengan beralasan memperbaiki pose Agnia. Tapi gadis itu tidak sepolos itu. Dia tahu kalau Leon sengaja melakukannya. Beberapa kali dia berusaha mengelak atau menepik tangan fotografer itu tetapi yang didapat hanya tawa sinis dan sentuhan yang lebih parah setelahnya. Sekuat tenaga dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11

Bab terbaru

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Akhir Merupakan Awal untuk yang Baru

    "Nia, kamu sudah selesai berganti pakaian?"Suara Narendra membuat Agnia yang sedang berada di kamar mandi segera melepas kimono sutra yang dikenakan ketika dia membersihkan riasan wajah dengan bantuan seorang asisten MUA yang diminta oleh Reinya untuk tinggal sampai setelah acara selesai. Gadis itu mengambil piyama yang diberikan oleh Calya khusus untuk Agnia dan Narendra. Piyama berbahan sutra itu merupakan salah satu brand mewah dan salah satu yang tertua di Inggris. Kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan karena sekelas Ratu Elizabeth II saja mempercayakan pakaian tidurnya kepada mereka.Agnia tidak pernah menduga kalau hal tersulit yang harus dilakukannya setelah memutuskan menikah dengan Narendra adalah beradaptasi dengan begitu banyak priviledge yang tiba-tiba dimilikinya. Semua serba dapat dimiliki. Tidak hanya sekadar memiliki tetapi selalu yang terbaik. Apapun itu."Nia?" Terdengar ketukan pelan di pintu kamar mandi."Sebentar," tergesa gadis itu menggelung rambut kemudi

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Bergabung

    "Macam inilah! Sah udah kalian sekarang," Bang Ucok langsung menyapa ketika seluru prosesi akad nikah selesai. Penampilan pria berbadan besar itu terlihat berbeda hari ini. Seperti seluruh undangan pria, Bang Ucok juga mengenakan three piece suit. Amelia turut hadir juga terlihat menawan dengan whimsical garden-inspired maxi dress. Penampilan disempurnakan dengan rambut tergelung model french twist yang memamerkan leher jenjangnya."Akhirnya, Bang," Agnia tertawa kecil, "Sekarang Bang Ucok udah nggak perlu khawatir lagi sama aku, kan? Aku udah nggak sendiri lagi.""He! Macam manaa... tak mungkin aku tak khawatir sama kau. Adik akunya kau ini," Bang Ucok berpura-pura bersungut kesal, "Jangan sementang kau sudah nikah terus kau anggap tak peduli lagi aku sama kau, ya!"Narendra terkekeh memperhatikan interaksi antara Agnia dan Bang Ucok. Walau mereka sudah tidak lagi di kontrakan petak tetapi tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu."Maaf, Bang," Narendra menyela percak

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Diantarkan Sang Ayah

    "Kamu yakin?""Ayah," Agnia hanya berpaling karena hiasan kepalanya cukup berat, "Ayah sudah berulang kali nanyain itu, lho. Mau Ayah tanya sampai seratus bahkan ribuan kali, jawaban Agnia tetap sama. Agnia yakin.""Tapi gimana kalau sampai tersebar? Memang pernikahan kamu private tapi tetap aja, di depan venue itu wartawan udah ngumpul kayak mau demo.""Memangnya kenapa kalau sampai nyebar?" Agnia menatap Kenny melalui cermin, "Ayah malu kalau sampai publik tahu aku ini anak ayah?""Bukan gitu," Kenny membalas tatapan Agnia, "Ayah bertanya karena Ayah nggak mau kamu menyesali kepuutusanmu.""Aku nggak akan nyesal, Yah," Agnia menjawab dengan yakin, "Percaya sama aku. Ini bukan keputusan impulsif. Aku udah mikirin ini dari lama. Dan itu keinginan aku. Pertanyaannya sekarang, apa Ayah mau ngelakuinnya atau nggak?""Tentu saja Ayah mau, Nia," Kenny menghampiri anak semata wayangnya dan meletakkan kedua tangan di bahu Agnia yang terbuka karena kebaya pernikahannya memiliki leher yang cuk

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Akan Menjadi Pemimpin

    Narendra menatap pantulan diri pada cermin sambil menghembuskan napas dengan pelan. Dirinya terlihat sempurna dengann three pieces suit warna kelabu yang dipilihkan Agnia untuk hari istimewa ini. Kekasih yang akan segera menjadi istrinya itu mengatakan kalau kelabu merupakan warna yang hangat, dan itu sesuai dengan apa yang dirasakannya setiap kali berada di dekat Narendra. Sebagai seorang pria, Narendra menyerahkan sepenuhnya kepada Agnia.Ketika gadis itu meminta agar pernikahan mereka dilakukan secara private dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat, Narendra juga dengan segera menyetujuinya. Beruntung keluarga besar mereka mau berkompromi. Walau pernikahan akan dirayakan secara sederhana tetapi resepsi akan diselenggarakan besar-besaran dan mengundang seluruh kenalan mereka. Agnia yang menyadari posisi mereka, Narendra merupakan pewaris keluarga Widjaja dan dirinya yang merupakan selebritas, setuju dengan itu."Narendra," Asija bersama dengan Reinya memasuki ruangan yang

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cerita untuk Media

    "Lo gila," Abimana masuk ke ruang kerja Narendra sambil menggulirkan jari di tablet."Ada apa?" Narendra masih sibuk memperhatikan layar ponselnya. Dia sedang memeriksa portofolio saham miliknya sambil beristirahat dari memeriksa berbagai dokumen pekerjaan.Ketika Narendra kembali dari Seoul kemarin, dia disambut dengan tumpukan dokumen di meja kerja. Hanya dua hari tetapi tumpukan dokumen itu seakan Narendra sudah tidak mengantor selama berbulan-bulan. Seandainya bisa, dia ingin mengabaikan dokumen-dokumen itu. Tetapi tentu saja dia tidak dapat melakukannya karena ada tanggung jawab yang dipikul di bahunya.Asija menanggapi keputusan Narendra yang akhirnya setuju untuk menjadi pewaris Widjaja Group dengan serius. Walau pria itu mengatakan akan menggantikan Asija beberapa tahun lagi, pria paruh baya itu dengan cerdik mulai mengalihkan pekerjaan dan tanggung jawabnya kepada Narendra. Tentu saja Narendra tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebuah Awal untuk Hubungan Mereka

    "Woaa!" Lee Jieun, aktris yang menjadi salah seorang lawan main Agnia di serial yang bekerja sama dengan Netflix itu memasuk lobi sambil berseru tidak percaya, "Mereka penasaran sekali sama kalian, ya!"Setelah Agnia, aktris berikutnya yang tidak di red carpet adalah Lee Jieun. Sayangnya, beberapa pewarta masih penasaran mengapa Agnia ditemani oleh Narendra sehingga mereka masih melontarkan pertanyaan itu berulang kali. Berkat pengalaman panjang menjadi aktris dan penyanyi, dengan cepat Lee Jieun dapat mengendalikan suasana dan menarik perhatian para pewarta. Setelah meladeni permintaan untuk berfoto dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan serta berbincang dengan MC, gadis itu memasuki lobi gedung tempat acara digelar dan segera menyapa Agnia yang kebetulan masih belum memasuki ruangan tempat acara akan berlangsung."Eonnie," Agnia tertawa penuh rasa bersalah. Seharusnya spotlight hari ini milik Lee Jieun yang merupakan aktris utama di serial yang mereka bintangi. Tetapi karena kehad

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Lagi, Kejutan yang Menyenangkan

    "Surprise!" Narendra tertawa kecil sambil menjawil hidung kekasihnya, "May I be you plus one?""Ren... dra?" Agnia masih tidak percaya kalau pria yang sudah menunggu di mobil adalah kekasihnya, "Kamu ngapain di sini?""Jadi plus one kamu. Boleh?" Narendra masih menatap kekasihnya sambil tersenyum, "Shit! I really want to kiss you but it will ruins your lipstick."Sisa kebingungan Agnia menghilang dan berganti dengan tawa, "Kamu udah nggak ketemu aku lama terus itu kalimat pertama kamu?"Narendra masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, "Seaneh itu? Bagian mana yang aneh dari seorang pria yang ingin mencium kekasihnya?""Bukan aneh," Agnia masih tertawa, "Tapi aku nggak nyangka kalau itu yang bakalan kamu ucapin setelah kita nggak ketemu selama beberapa minggu.""Beberapa minggu?" Senyuman masih tersisa walau sekarang pria itu mengernyit bingung, "Bukannya beberapa hari lalu kita baru bertemu, ya?""Beberapa hari?" Agnia berpiki selama beberapa saat, "Aaah! Aku ingat! Astagaa,

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Acara Istimewa

    Suara ketukan disusul dengan seseorang gadis membuka pintu kamar hotel yang digunakan Agnia sejak beberapa malam lalu. Gadis berheadset dan memeluk clipboard berdiri di ambang pintu."Selamat siang Nona Agnia," senyumnya merekah sempurna, "Kita sesuai dengan jadwal. Lima menit lagi Anda sudah harus turun. Mobil yang akan mengantarkan Anda ke lokasi sudah siap."Agnia yang berdiri di tengah ruangan dan dikelilingi oleh begitu banyak orang dengan kesibukan masing-masing hanya dapat menoleh sambil tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Dia tidak dapat melakukan lebih dari itu. Penata busana sedang memastikan seluruh lekuk tubuh artisnya menonjol dengan tepat tanpa ada kerutan atau lipatan yang merusaknya. Asisten penata busana sudah menyodorkan entah pasangan sepatu ke berapa untuk dicobanya. Hairdresser sejak tadi memastikan kalau rambut Agnia sempurna sesuai dengan keinginannya sementara make up artist yang dipercaya oleh artis muda itu sedang melakukan retouch pada beberapa bagian w

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Di Sela Pengukuran

    "Paman Leo," Narendra tersenyum ketika melihat pria paruh baya yang sudah berpuluh tahun bekerja di tailor yang sudah menjadi langganan keluarga besar Widjaja. "Saya tidak pernah menyangka kalau saya masih diberi kesempatan untuk mengukur dan menyiapkan suits untuk pernikahan Anda," Leo menyapa dengan ramah. "Paman pasti masih menganggapku anak kecil," Narendra terkekeh. "Kebiasaan orang tua," dengan hati-hati Leo mengarahkan Narendra yang ditemani Abimana dan Badi untuk berjalan ke bagian belakang yang lebih tertutup, "Rasanya baru kemarin Anda ke sini untuk pengukuran suits pertama. Bahan wol, warna kelabu. Three pieces dengan celana pendek." "Untuk ulang tahun pernikahan Papa dan Mama," Narendra menyambung, "Saya juga masih mengingatnya dengan baik, Paman." Selama beberapa saat Leo berdiri sambil menatap Narendra. Tatapannya penuh dengan kenangan bercampur kebanggaan. Dia sempat larut sebelum menyadari kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan cepat dia mengeluarkan

DMCA.com Protection Status