Share

Sepasang Pengantin

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-10 23:25:31
Ali melihat pada arlojinya. Liana yang merasa suasana tak mengenakkan, bertanya pada puteranya itu. Mengalihkan pehatian Barangkali dengan begitu suasana kembali cair.

Biarlah untuk sekarang. Ali pasti memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kondisi baru yang terjadi antara kedua orang tuanya.

"Apa kamu punya kesibukan?" tanya Liana.

"Hem?" Ali mendongak. Menatap mata sang ibu yang sepertinya tidak marah melihat sikapnya. Atau menahan untuk marah. Dalam sekejap pemuda itu hatinya dipenuhi sesal, berkata sesuatu yang bisa saja telah menyakiti hati Liana.

"Yah, Mi. Ghaza melangsungkan akad hari ini."

"Akad?" Mata Liana melebar. "Dengan siapa? Apa anaknya Bondan?"

"Iya, Umi tau Bondan?"

Liana mengangguk. Tapi kali ini tatapannya tampak syok. Bagaimana Raudah bisa menerimanya? Kenapa juga Ubed selaku bapak kandung Ghaza diam saja?

"Tapi, abi tidak bercerita sama umi, Li."

"Em, ya. Mungkin gak kepikiran, Mi. Acaranya kan dadakan, ini juga Ghaza gak ada pemberitahuan apa-apa. Malah ...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Karena Namanya Ada Di Lauhul Mahfuz

    Ali akhirnya punya kesempatan dekat dan bicara pada Ghaza. Saudaranya itu pasti butuh seseorang untuk mendengarkan. Dan barangkali hanya ini yang bisa Ali lakukan. "Dua hal mengejutkan sekaligus. Antum menikah, dan kita saudara. Yah, walaupun saudara yang bertemu karena orang tuanya menikah." Ali memulai obrolan."Saudara tiri," sahut Ghaza dengan senyum miris. Seolah menyesali takdirnya sendiri."Hem." Ali menyusul tersenyum masam."Apa ... kamu mencintai gadis itu?" tanya Ali kemudian. Diam-diam selama ini dia memerhatikan tatapan Ghaza pada Alhesa. Belum lagi kejadian yang masih viral, bahkan masih heboh sampai sekarang.Bukannya menjawab, Ghaza malah tersenyum masam. "Apa pernikahan harus dilandasi cinta. Bukankah intinya dia jodoh kita atau bukan? Mau menghindar sampe ke ujung bumi pun, jika Allah berkehendak, maka akad nikah akan mempersatukan kami.""Hah?" Ali yang duduk bersisian di teras masjid dan memandangi halaman luas yang menjadi pembatas dengan bangunan kantor asrama p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Memaksa

    "Jadi Alhesa baru tahu bahwa Mbak Lian adalah ibu kandngnya?" tanya Raudah dengan tatapan tak percaya, pada Liana lalu pada Alhesa.Liana tersenyum mendengar itu. Dia jadi ingat bagaimana Alhesa sempat menolak lalu memintanya untuk tidak menangis di pertemuan selanjutnya. Hari itu ia sungguh bahagia, meski di sisi Liana ada kesedihan melihat kondisi puterinya terbaring tak berdaya di ruang kesehatan."Abi bilang panggil beliau Umi Humairah," sahut Alhesa cepat, dengan malu-malu."O ... jadi ganti nama panggilan." Raudah manggut-manggut. "Sebenarnya kan umi juga mengganti nama, Al." Raudah menyambung ucapan sambil menunjuk pada diri sendiri.Alhesa tersenyum tipis. Tak begitu menanggapi ucapan ibu kandung dari Ghaza. Tadinya ia sempat mengharap sebuah keajaiban yang membatalkan hubungan darahnya dengan Ghaza. Namun, setelah mendengarnya menikah, Alhesa harus benar-benar menerima kenyataan."Oya, Fozee. Lihatlah kakakmu. Apa masih dengan bang Ghaza? Sudah malam ini." Liana meminta Fozee

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Simpan Urusan Ranjang

    "Ghaza, selesaikan di kamar! Kenapa kalian keluar dalam kondisi seperti ini?!" Suara Habib meninggi. Dia merasa tak nyaman pada Ubed yang sempat syok dan kini malu melihat ke arah sepasang pengantin baru itu.Habib merasa gagal mendidik Ghaza."Ayo masuk!" Ghaza kehilangan kesabaran. Menarik paksa lengan Alhesa kembali ke kamar. Seperti sebelumnya Alhesa berontak, dia bahkan berteriak pada Ghaza ingin bicara pada semua orang, apa yang telah dilakukan pria itu di kamar tadi. "Sebentar, Om. Saya juga ingin bicara pada kalian." Suara Kalila memotong ucapan Habib.Semua orang kini fokus pada Kalila, termasuk Alhesa, Fozee, Liana dan Raudah yang ikut ke luar. Untunglah rumah Habib dan Raudah tidak berhadapan langsung dengan gerbang asrama, kantor atau pun fasum puteri. Sehingga kejadian dalam keluarga mereka sekarang tidak menarik perhatian banyak orang."Dia!" Telunjuk Kalila mengarah ke wajah pria di sampingnya. Ghaza tampak cemas, dan tentu saja ... malu. Sangat malu. Melihat bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Kamulah yang Pertama

    Malam semakin larut. Keluarga Ubed memutuskan pulang. Mereka kembali berpamitan pada Habib dan Raudah.Liana akan naik mobil berdua dengan Ubed menuju apartemen. Sementara Ali mengantar Alhesa dan Fozee ke pesantren Darul Falah. Fozee diminta menemani Alhesa, dan dengan senangnya gadis itu menuruti kemauan kedua orang tuanya."Ali kamu akan pulang?" tanya Liana yang berdiri di samping mobil, pada Ali yang sudah siap menyalakan mesin mobil.Ali mengangguk. "Iya, Mi. Hati-hati di jalan," jawabnya sembari memperingatkan sang ibu, seolah tak memberi kesempatan wanita itu bertanya lebih detail.Pemuda itu tahu, ke mana arah pertanyaan uminya. Dia pasti menginginkan Ali pulang ke apartmen bukan ke rumah Fay, papanya."Ehm. Ya. Kalian juga."Seperti harapan. Liana benar-benar tak enak ingin bertanya lagi, rumahnya atau rumah Fay?"Jalan dulu, Mi. Assalamualaikum." Ali berpamitan dengan sebuah senyuman yang dipaksakan."Ya. Waalaikumsalam." Begitu mobil Ali bergerak menjauh, Liana berjalan k

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Kenapa Baru Sekarang

    "Jadi kita pernah main sama Mbak Kalila? Kok aku ga ingat sama sekali." Fozee mengerutkan kening, berusaha keras mengingat masa lalu mereka."Tapi aku ingat semuanya," sahut Alhesa lemah. Tanpa menatap pada adik bungsunya.Ali sontak melirik dua saudara perempuannya, dari spion secara bergantian."Hem? Mbak Al juga ikut main?" timpal Fozee.Alhesa mengangguk. "Dua belas tahun itu bukan waktu yang lama," sambungnya lagi dengan nada dingin."Ya, kan abi dulu selalu bawa aku ketemu kalian. Cuma aku gak tau kalo umi kalian juga umiku." "Yah. Dan dia sangat beruntung nikah sama Bang Ghaza. Coba aja kalau dia bukan anak abi, pasti aku ada kesempatan minta dijodohin dengannya," ceplos Fozee polos, menghela napas panjang dengan menyandar kepala ke kursi.Ali tertawa geli mendengar ucapan konyol adik perempuannya. Dari mana dia bisa punya pikiran seperti itu. Namun, rasanya memang wajar kalau gadis-gadis langsung jatuh cinta begitu melihat Ghaza, Alhesa pun bahkan juga pasti merasakan itu. Me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Tak Ada Dosa Turunan

    Hari masih gelap. Belum lagi ada semburat jingga dari langit timur, yang manandakan matahari akan terbita. Usai sholat subuh, Kalila langsung pergi ke dapur. Ketika berjalan menyusuri lorong tengah, terdengar suara wirid yang dirapalkan dari kamar umi anissa, ibu mertuanya.Sampai di ruangan yang lumayan luas, untuk memasak tak ada sesiapa di sana. "Apa yang akan kulakukan sendirian di sini? Kudengar mantu yang baik, ketika subuh sudah sibuk di dapur." Perempuan itu mendesah. Namun, tak lama perhatiannya teralihkan ketika mendengar obrolan dari depan pintu dapur yang sedikit terbuka. Kalila pun bergegas memeriksa.Begitu membuka pintu dapur dan datang ke asal suara, ia melihat tiga orang santri tengah berbintang dengan membawa buku dan pulpen di tangan salah satu mereka."Apalagi?" Lamat-lamat suara seorang gadis terdengar."Bawang bombai habis, kita perlu itu buat masak tongseng. Katanya daging kambingnya diantar jam sepuluhan." Suara lain menimpali."Berarti buat makan siang donk,

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Rencana Bondan

    "Liana?!" Shinta terperanjat mendengar pertanyaan Kalila. Liana siapa maksud puterinya itu. Apa mungkin Liana sahabatnya, yang sengaja tak ia hubungi lama."Iya, uminya Alhesa, Ali dan Fozee." Kalila menjelaskan lebih detail."Kok kamu bisa ketemu dia?" Dua alis Shinta terangkat. Bagaimana bisa Kalila tahu Liana?"Liana?" tanya Bondan yang keluar dari ruang kerja bersama seorang pria bertubuh tambun, mengenakan pakaian dinas pemerintahan. Mereka baru saja bicara proyek yang akan dilakukan.Ketua mafia itu turut terkejut, saat tak sengaja nama Liana disebut. Apa mungkin Liana yang dimaksud adalah puteri Hamdi? Shinta terperanjat melihat Bondan datang. "Kenapa ekspresimu begitu? Apa kamu tahu sesuatu?" Dua mata Bondan memicing ke arah sang istri karena curiga."Seperti apa? Tentu saja aku kaget, tiba-tiba kamu muncul dan mengejutkan," kilah Shinta agar Bondan tidak semakin curiga. Heran juga, kenapa Kalila bisa bertemu Liana. Dan bagaimana bisa sahabatnya itu mengenali anaknya? Ini su

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Apa Kamu Mencintaiku?

    Sebelum masuk ke dalam ruangan, Bondan mendapat sebuah panggilan."Ya?""Bos, Ibu Shinta ada di Kafe Mawar." Suara seseorang di ujung telepon melaporkan.Begitu menangkap gelagat Shinta yang mencurigakan saat berada di rumah tadi, Bondan langsung meminta anak buahnya mengintai istrinya itu."Ou, ou. Jadi dia tidak berangkat ke kliniknya. Kamu tahu dia bertemu dengan siapa?""Sendirian, Bos. Tapi ada yang aneh.""Aneh?" Dahi Bondan mengerut. "Apa itu?""Bu Shinta mengeluarkan ponsel jadul, dengan sangat hati-hati. Dia celingukan seperti takut ada yang melihatnya.""Hem, terus awasi!" seru Bondan. "Kamu tahu kan apa yang mesti kamu lakukan?""Ya, Bos.""Hem, bagus. Aku akan menutupnya," pamit Bondan, yang merasa kehilangan waktu lama."Tunggu!""Ya?" Bondan urung mematikan ponsel."Bos, ada wanita yang datang.""Wanita?""Ya! Wanita bercadar?""Apa? Selidiki, dan jangan sampai kehilangan jejaknya!" seru Bondan geram sekaligus penasaran. Siapa wanita itu dan apa yabmng Shinta rencanakan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10

Bab terbaru

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Pernikahan Alhesa

    Administrasi sudah selesai dilaksanakan oleh Alhesa. Ketika kembali ke kamar dilihatnya semua barang bawaan sudah bersih tidak ada, faqih begitu tangkas dan cekatan akan hal ini, lalu abi dan uminya sudah siap untuk kembali ke pesantrennya.Faqih membantu membopong abinya dari samping dan umi menggandengan tangan alhesa dari belakang. Jika hal ini dilihat orang mereka seperti sudah menjadi keluarga asli. Dimana menantu bersama sang mertua laki-laki dan putrinya bersama sang ibu dari belakang.Sesampainya di mobil kyai ubed yang duduk disamping faqih banyak berbincang mengenai perhelatan politik yang sedang terjadi. Dirinya bersama umi berbincang mengenai model gamis yang saat ini sedang tren. Sudah sangat seperti keluarga yang menyatu dari mereka.Sesampainya dirumah para santri sudah berjejer di sepanjang jalan untuk menyambut sang guru yang sudah sehat. Iringan hadroh dan sholawat saling bersahutan, di saat itu juga kyai ubed menitikan air mata karena pesantren yang selama ini dilind

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Faqih juga Melamar

    “Baiiklah kyai, saya memahami semua itu. Tapi saya sebagai laki-laki yang sudah sangat jatuh hati dengan putri kyai berusaha untuk mencoba bisa mempersunting putri kyai. Alasan saya mempersuntingmu bukan hanya sekedar paras yang memang cantik, tapi perilaku, kepribadian dan kecerdasannya yang membuat saya luluh untuk jatuh hati yang pertama kalinya. Karena selama ini saya belum pernah merasakan yang namanya jatuh hati kepada wanita. Apapun hasilnya nanti, saya sudah menyiapkan diri dengan segala kemungkinan. Jika kyai berkenan al hess saya sunting saya akan berjanji membuat dirinya bahagia, aman dan nyaman seumur hidup. Tapi sebaliknya jika Alhesa sendiri yang sudah memiliki tambatan hati, dirinya merasa bahagia bersama orang tersebut maka saya akan menerimanya. Bagi saya kebahagiaan Alhesa yang terpenting bagi saya.” Ujarnya kepada nabinya.“Baiklah, saya ucapkan terimakasih atas niat baikmu dan saya juga yakin kamu memang orang yang baik,amanah, dan bisa bertanggung jawab. Tapi kam

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Alex yang Melamar

    Alhesa kembali terbangun dan merasakan sakit dikepalanya. Dirinya diam sejenak dan meratapi apa yang sedang terjadi padanya. Dirinya tidak menyangka akan menerima mimpi yang sangat aneh baginya. Seolah-olah mimpi itu sangat nyata adanya. Lal dilihat jam yang berada di dinding kamarnya, dirinya melihat waktu sedang menunjukkan pukul empat dini hari. Akhirnya dirinya menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil dan sekalian mengambil air wudhu.Dilaksanakannya sholat malam dan diri nya terlihat sangat khusuk di setiap rakaatnya. Selain itu dirinya mengucapkan dzikir di setiap untaian tasbih yang terjadi putranya. Dirinya memohon petunjuk mengenai permasalahan yang sedang dihadapinya. Tapi sebelum itu dirinya memanjatkan rasa syukur akhirnya dirinya dan keluarganya bisa hidup tenang tanpa ada rasa takut dan penuh tekanan dari para penjahat yang selma ni menegurnya. Sang nabi juga sudah kembali normal dan umi puns sangat bahagia dengan keadaan nabi yang sekarang.“berilah hamba jodoh yang

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Bantuan Bude

    Sesampainya di kamar Alhesa, dirinya langsung mandi dan menyalakan shower air hangatnya. Dipakaikan sabun yang memberikan aroma terapi yang menenangkan isi kepalanya yang sedang berkecamuk. Dirinya harus bagaimana agar perjodohan itu tidak terjadi. Jujur dalam waktu yang diluar duanya saat ini ada laki-laki yang mendekat tanpa terduga.Alex yang begitu berkharisma dan entah mengapa dirinya begitu nyaman saat bercerita dengannya. Bukan tangisan yang biasanya dirinya sembunyikan dikeluarkan seketika kepadanya.Tapi saat ditelusuri kepada alex, hantianya hanya sebatas berteman seperti biasa. Tidak ada rasa jatuh hati sedikitpun, dirinya merasa nyaman dan aman menjadi teman alex. Lalu laki-laki yang ditemuinya hari ini adalah ustadz faqih yaitu laki-laki yang membuatnya cukup berdebar hatinya sejak pertama kali masuk ke ruangan tdi. Entah mengapa rasa aman dan terlindungi langsung terkuak saat melihatnya. Apalagi tadi terjadi sedikit obrolan yang membuatnya cukup untuk semkai penasaran den

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Perjodohan Lagi

    “anakku Alhesa ini dirinya masih senang berpetualang dan mencari wawasan. Entah kapan dirinya memikirkan pesantren dan nasib keturunanku.”“y amlaah baik tp kyai, dirinya begitu demi membangun pesantren sang ayah untuk menjadi lebih baik lagi dan inovatif. Karena kau dengar kalau Alhesa juga menulis banyak buku dan aksi sosialnya membela pernikahan untuk tidak buru-buru. Harus matang secara spiritual, sosial dan finansial. Bukan begitu nak?” Tanya sang kyai kepada Alhesa.“hee betul kyai!” Jawabnya kepada sang kiai.Setelah semuanya terasa nyaman, dan tenang sang kyai yang undur diri dan berkata sesuatu yang membuat Alhesa mengerutkan keningnya. “nanti ku tunggu jawabanmu terhadap Alhesa ya!” Sambil bersalaman dan cipika-cipiki layaknya tradisi para kyai yang demikian. Alhesa hanya mampu diam dan berpura-pura tidak tahu akan hal yang membuat hatinya tidak enak hati.Semuanya berpamitan termasuk dengan faqih yang tadi cukup berbincang dengannya dan bisa nyambung dengan pemikirannya me

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Bertemu Faqih

    Korean melihat Alhesa sudah merasa sedih dirinya tidak ingin melanjutkan perbincangan mengenai perjodohan tersebut. Lalu dialihkannya topic mengenai masa depannya itu, dan tak lama kemudian datanglah pesanan mereka berdua. Alhesa juga memesankan bungkusan nasi kepada umminya agar mati usai makan dirinya tidak usah menunggu lama lagi.“ayuk makan” ujar Alhesa yang melihat alex terlihat melamun.Suasana makna pun tras ahneing. Alhesa terbiasa untuk tidak bicara saat makan, selain itu alex juga tidak ingin membuat suaan aman tidak nayamanapalagi Alhesa makan dengans edikit menahan gerak karena luka yang ada di lengannya.Setelah selesai makan bersama. Akses menuju ke kasir untuk membayar semua tagihannya, alex yang berada disampingnya membantu membawakan nasi bungkus untuk sang ummi.Setelah menyelesaikan pembayaran alex pamit ke para temannya untuk mengantarkan Alhesa kembali. Sebenarnya Alhesa menolak untuk diantarkan, tapi alex berkata kalau dirinya tidak tega dan tidak enak dengan ky

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Kasih Sayang

    Alex yang baru saja keluar ruangan seketika langsung melenggang tanpa menengok ke belakang. Dirinya kaget ketika Alhesa mengantarkannya sampai pada pintu ruangan.“hati-hati” ujarnyaAlex langsung berhenti dan mengobrol dengannya seketika.“kamu begitu menyayangi kedua orang tuamu ya, sampai-sampai berkata pun tidak keluar tadi.”“ya begitulah, mereka yang membesarkanku susah payah terutama suamiku yang aku tahu perjuangannya yang tidak mudah. Jadi di hari tua nanti aku ingin mereka damai tanpa memikirkan apapun. Hidup nyaman dan aman. ““keren ah kamu ini, gimana kalau makan bareng ya? Kamu kan juga belum makan sama sekali?” Tanya alexAlhesa tampak berpikir sejenak dan menengok ke belakang. Akhirnya dia setuju tapi harus minta izin kepada abi dan uminya.“oke, sekalian beliin ummi sepertinya beliau juga belum makan, aku izin dulu ya. Tunggu!”Alex hanya menganggukkan kepalanya dan Alhesa langsung masuk ke dalam lagi.“abi, ummi , alhesa beli makan dulu ya baeng sam alex. Nanti sek

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Alhesa Membuka Hati

    “Tentu saja tidak, melihat abi yang terus dalam bahaya. Lalu ummi yang begitu khawatirnya aku selalu diam dan mengatasinya sendiri.”“Kalau seperti tadi aku tidak datang kau mati disini juga tidak masalah kalau keluargamu juga tidak tahu?’’“Ya mungkin saja begitu, toh juga abi sudah siuman.” Jawabnya dengan enteng.Alex hanya terkagum dengan wanita yang sedang dibopongnya ini. Karena dari depan yang terlihat anggun, kalem dan cuek dirinya memiliki sikap kokoh dan sangat berprinsip.Alhesa tidak sadar bahwa dirinya sedang dibopong oleh laki-laki asing yang itupun pertama kalinya. Karena dirinya tengah asyik ngobrol panjang lebar. Sedangkan alex yang sadar akan tindakannya hanya berpura-pura diam hingga Alhesa sadar dan dirinya jika thu minta turun seketika akan diturunkan seketika.Di saat itu juga seluruh tim mleihat kemesraaan dan keindahan pemandangan sang big bos dan wanita yang meman ayu dan terlihat sangat cerdas.‘cantik bener rek, kayak yuki kato. Tahu begini ya benar saja bos

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Menyelamatkan Alhesa

    Alex langsung pergi ke kantor rahasianya untuk mengirim beberapa senjata yang harus dikirimkan oleh para tim ke tim yang berada di lapangan. Seketika juga dirinya pergi tanpa pamit karena kondisi sangat tepat untuk melangkah maju ke strategi selanjutnya.Setelh sampai di lokasi dirinya memilih baju-baju dan senjata yang harus dibawa ketika nanti ke tahap strategi selanjutya. Karena di tahap itu seharusnya ada ranah-arah yang harus segera diwaspadai karena dirinya juga berada di titik vital. Saat strategi sudah berjalan dengan sangat baik. Dirinya merasa ada insting tidak enak, karena sesuatu yang mudah di awal pasti akan ada hal yang diluar dugaan. Tapi dirinya terus fokus dan meneliti setiap step agar bisa menjaga sisi rawan-rawan tertentu.Tiba-tiba ada telepon dari penjaga di rumah sakit bahwa Alhesa tidak kunjung ada di rumah sakit. Dan dari tim yang berada di sasaran kembali menelpon bahwa sedang melihat seorang wanita berkerudung dibawa masuk ke lokasi.Dan alex langsung menangk

DMCA.com Protection Status