Share

5. Kesedihan Paman

Author: Lucy
last update Last Updated: 2022-03-09 13:50:25

Alin baru saja selesai membuka toko jualan snack-nya. Telpnya berdering dari debt collector yang mengingatkan tanggal jatuh tempo pembayaran pinjamannya. Debt collector ini menelpon tidak kenal waktu dan sehari bisa sampai sepuluh kali telpon masuk dari nomor yang berbeda. Jika di jawab selalu suara operator yang berbicara.

"Siapa Lin? Kok ga di jawab?" tanya pak Rustam, Paman Alin yang baru saja datang ke toko Alin ingin minum kopi herbal yang dititipin Aisyah untuk di jual di toko Alin.

"Uhm, salah sambung," jawab Alin sekenanya.

Hp Alin kembali berdering dari nomor yang berbeda dan layar ponselnya terlihat merah yang berarti itu adalah telpon dari nomor debt collector lagi. Alin segera mematikan namun terlambat, pak Rustam sudah terlanjur melihatnya.

"Telp debt collector ya? Kamu minjam online?" cecar pak Rustam menatap Alin lekat-lekat.

"Enggak. Pinjaman yang sebelumnya sudah mau jatuh tempo dua hari lagi. Jadi tiga hari sebelum jatuh tempo, akan ada telpon pengingat seperti tadi. Sehari bisa beberapa kali dari nomor yang berbeda," jelas Alin pada akhirnya.

Alin memang tidak pernah menceritakan pada pamannya soal kondisi keuangannya, semuanya dia putuskan sendiri. Jadi dia juga yang akan mempertanggungjawabkannya sendiri.

"Itu karena kamu ga jawab kali! Cobalah jawab dan jelaskan keadaan kamu pada mereka,"

"Pernah di jawab tapi operator yang berbicara. Kita tidak bisa menjelaskan keadaan kita sama sekali. Kita hanya bisa mendengar tidak bisa berbicara,"

Alin sebenarnya tidak ingin membahas mengenai ini dengan Pamannya karena hanya akan menambah keruwetan paginya. Berpura-pura semuanya baik-baik saja adalah yang selalu Alin lakukan agar hatinya tidak terlalu sedih dan emosinya naik.

"Astaghfirullah ...Alin!" hanya itu yang bisa terlontar dari mulut pak Rustam.

"Maaf ..."

Inilah yang sebenarnya Alin tidak ingin Pamannya tahu kalau dia melakukan pinjaman online. Pamannya pasti marah dan sedih. Alin hanya bisa menunduk, menyembunyikan airmatanya yang berlinang. Alin tidak sanggup betapa murkanya Pamannya saat ini meskipun tidak ada kata-kata makian ataupun cacian yang keluar dari mulutnya.

Sungguh Alin merasa tidak punya pilihan dari kesalahan yang coba-coba dia lakukan.

Alin tahu, sangat tahu jika pinjaman online bukan solusi yang tepat untuk membantu keuangannya. Pinjaman online dengan bunga tinggi yang sangat mencekik bahkan bisa membuat orang yang terkena jeratannya melakukan bunuh diri. Belum lagi teror ketakutan dari debt colletor. 

Alin sangat tahu hal itu karena beberapa tahun sebelumnya Alin bahkan tergabung dalam group donasi yang khusus memberikan bantuan untuk para korban pinjaman online. Mirisnya sekarang Alin sendiri yang menjadi korban.

"Berapa total pinjaman onlinemu? Itu riba Alin! Kamu tau 'kan larangan keras untuk riba dalam agama kita?" tanya pak Rustam kemudian setelah beberapa menit terdiam.

Alin mengatakan jumlah total dari beberapa aplikasi yang dia pakai untuk pinjaman online.

"Astaghfirullah ..."

Berulang kali terdengar dari mulut Paman Alin yang tidak habis pikir akan keponakannya yang kok bisa-bisanya dia melakukan pinjaman online.

"Seiji ada kabarnya? Ga bisa kamu telpon dia? Minta uang padanya, kalian ada Sean. Setidaknya dia bisa mengirimkan uang untuk biaya sekolah Sean,"

"Ga ada kabarnya. Telponnya tidak tersambung,"

"Kamu melakukan kesalahan?" Paman Alin tahu betapa sayangnya Matsuyama Seiji pada Alin dan dia juga pria yang bertanggung jawab meskipun Alin dijadikan istri kedua olehnya tapi tidak mengurangi perhatiannya pada keponakannya itu.

Orangtua Alin sudah meninggal sejak dia bayi. Pak Rustam, satu-satunya paman Alin, membawanya datang ke Jakarta setelah Alin selesai menamatkan Pendidikan Menengah Atasnya di kampung.

Jika bukan karena Alin yang melakukan kesalahan, rasanya tidak mungkin seorang Matsuyama Seiji akan sampai menelantarkan Alin dan anaknya di Jakarta.

"Uhm!" Alin hanya ber 'uhm' menjawab pertanyaan pamannya.

"Uhm? Bener kamu membuat kesalahan?" Paman Alin semakin tidak habis pikir dengan Alin.

"Seiji dari dulu suka menyuruhku cari pacar atau pria lain biar aku ga jadi istri kedua katanya. Entah puluhan kali ngomongnya ga jauh-jauh dari situ. Bosan dengarnya dan aku juga ga mikir yang aneh-aneh juga dulu,"

"Trus ...masalahnya apa?"

"Pas Alin dekat dengan Buyung, Alin bilang kalau Alin sudah punya pacar,"

"Astagfirullah Alin ...kamu tuh bodoh ya? Bisa aja kan itu Seiji nguji kamu secara kalian jarang ketemu dan dia jarang pulang juga ke sini," Paman Alin istighfar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Alin kan bosan, ga becanda atau serius ...Seiji nyuruh Alin cari pacar. Ya udah deh sekalian Alin kasih tau dan kirim photo berdua Buyung ke dia, biar dia puas!"

"Iyah, saking puasnya dia jadi nelantarin kalian! Mana tuh Buyung, dia juga nikah sama cewe lain kan? Tinggalin kamu. Alin ...Alin! Kirain pintar, ternyata ...ach sudahlah ..."

"Biarinlah, emang udah jalanNYA kali kaya gini," Alin berusaha cuek, airmata yang tadi sempat mengenang. Kering kembali karena membahas pria yang sudah membuatnya menjadi wanita bodoh.

"Sekarang gimana rencanamu?

"Lunasin hutang pinjaman online ini. Berisik banget tiap hari ganggu ingetin bayar cicilannya,"

"Ya iyalah! Pinjaman online itu kan ganas-ganas loh debt collectornya. Udahlah, kamu udah makan?"

"Udah," jawab Alin singkat. Airmatanya kembali menggenang hanya dengan pertanyaan kecil bentuk perhatian pamannya itu.

"Makan apa?" duh pake nanya itu lagi, dada Alin benar-benar terasa sesak mau menjawab apa pada Pamannya itu.

"Makan gorengan ama minum teh," sahut Alin sambil tertawa yang tidak lucu sama sekali.

"Kontrak rumah sama toko udah bayar?"

"Blom ada duitnya,"

"Ya dah, ntar klo Paman dapat arisan, kasih kamu! Kamu bantu promosiin toko Paman yang kosong itu, ntar 20 persen dari harga jual buat kamu. Nanti malam suruh Sean ke toko Paman, beli beras dan buat masak kalian. Paman ke toko dulu,"

Alin tahu keadaan toko juga sangat sepi sekarang bukan hanya toko Pamannya saja tapi merata ke yang lainnya juga. Pembeli hanya sedikit yang datang ke pertokoan.

"Halo Nona Alin ..." sapa seorang pria yang sudah pernah bertemu dengan Alin sebelumnya.

"Och, hai mas Daffa ...apa kabar mas?" jawab Alin dengan wajah ceria.

"Alhamdulillah kabar baik. Nona Alin bagaimana keadaannya? Masih lemas?"

"Alhamdulillah sudah baikan. Sudah biasa kaya gitu juga sih mas, jadi ga papa! Bagaimana kabar teman mas Daffa?"

Sebulan telah berlalu sejak Alin mendonorkan darahnya ke Sky Yuan waktu itu.

"Dia juga sudah baikan! Teman saya ingin bertemu dengan Nona Alin, apakah Nona ada waktu?" Daffa merasa sangat nyaman melihat wajah ceria Alin dan senyumnya yang manis dan tulus tidak di buat-buat.

"Kapan mas?" Alin mempersilakan Daffa untuk masuk dan duduk di dalam toko kecilnya.

"Sekarang! Bisakah?" Daffa memperhatikan Alin sibuk melayani pembeli yang membeli snack di tokonya.

"Apa mas, sekarang?" bola mata Alin membulat menatap Daffa yang seakan tenggelam dalam danau coklat hazel netra Alin.

"Ehm ...iya, sekarang,"

Daffa berdehem menyadarkan dirinya agar tidak bersaing dengan Sky Yuan karena Daffa sangat yakin bos nya itu pasti sudah jatuh cinta pada Alin meskipun belum bertemu langsung. Kalau tidak, untuk apa seorang Sky Yuan mau repot-repot untuk bertemu Alin dengan menyamar ke jakarta kembali setelah penembakan yang dia alami. 

Meskipun begitu, jantung Daffa sudah menari-nari seakan mau loncat ke luar dadanya hanya dengan berdua bersama Alin seperti ini.

"Baiklah. Aku tutup dulu tokonya sebentar. Ga lama kan mas?"

"Beliau mengatakan ingin berterima kasih pada Nona Alin secara pribadi. Ku rasa tidak akan lama,"

"Kan waktu itu mas Daffa sudah kasih aku bayaran. Banyak loh! Apa ga usah aja ya mas? Aku kan ga jual darah. Sudah biasa juga kalau donor darah sekali tiga bulan. Ga usah ya aja mas Daf, ga usah ketemu teman mas Daffa,"

Alin merasa tidak enak hati karena dia membantu tulus tanpa mengharapkan imbalan apapun. Cukup berharap pada Tuhan saja untuk mempermudah segala urusannya.

"Lebih baik ketemu aja! Sapa tau nanti berpapasan di jalan, 'kan bisa tegur sapa kalau sudah kenal. Yuk, aku bantu tutup tokonya,"

Alin pun akhirnya mengangguk menuruti namun Daffa bukannya senang malah merasa kuatir di hatinya yang dia tutupi dengan senyuman.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
senja_awan
udah Daffa jgn bersaing...
goodnovel comment avatar
Ulyana
wkwkwwk hahaha
goodnovel comment avatar
Mah_ai
Bambang Daffa sama aku aja mau gak? aku anak satu juga wkwkkwk tapi punya suami.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    6. Menikahlah Denganku

    Sky langsung turun dari kamar hotel tempat dia menginap ke cafe dan memesan ruangan privat. Baru saja Sky menyesap kopi yang di antarkan pelayan padanya, terdengar suara Daffa sedang berbicara dengan seseorang dan membukakan pintu ruangan pada orang itu yang menjadi ruangan private tempat Sky sedang duduk. Cangkir kopi Sky masih berada di tangannya dan menggantung di udara, matanya melotot menatap wanita yang baru saja masuk ke ruangannya bersama Daffa. Ingatan Sky berkelana ke beberapa tahun yang lalu di malam dia mabuk dan duduk di halte MRT menunggu Daffa menjemputnya. Udara malam itu sangat dingin. Seorang wanita duduk bersama anak laki-laki di sebelahnya. Melihat Sky Yuan yang menggigil, wanita itu melepaskan syalnya dan melilitkan ke leher Sky Yuan. "Kamu minum alkohol, seharusnya itu bisa menghangatkanmu! Aku hanya punya ini, pakailah. Maaf jika warnanya pink, nanti kamu bisa membuangnya. Untuk saat ini setidaknya bisa mengurangi dinginmu," ujar sang wanita pada Sky. Wanita

    Last Updated : 2022-03-11
  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    7. Kecoak

    "Sean, ini snacknya pada kosong keranjangnya?" Tanya Alin saat dia kembali ke toko dan melihat keranjang tempat snack biasanya di susun untuk di jual terlihat kosong."Och itu tadi ada yang borong" Jawab Sean cepat sambil berhenti dari main game online di laptopnya."Mommy udah ga pusing lagi? Tadi tidur?" Tanya anak itu lagi setelah melihat wajah mommy malah terlihat semakin kuyu, tidak segar sehabis tidur siang."Ga bisa tidur. Emang borong berapa? Sini bantu mommy susun lagi snacknya""500 ribu. Orang yang belinya tadi ganteng deh. Klo mommy liat pasti suka, apalagi matanya biru, berbody tinggi dan ganteng, selera mommy banget deh pokoknya" Kekeh Sean sambil melirik mommynya yang sedang mengisi keranjang kosong dengan snack kembali."500ribu? Wah Alhamdulillah. Emang gantengan mana sama Sean?" Alin tersenyum menatap Sean anaknya yang kadang suka menggodanya."Yee... Gantengan om yang beli itu tadi lah. Sean kan matanya ga biru, Om yang tadi matanya biru loh.

    Last Updated : 2022-03-12
  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Akhirnya...

    "Mister Yuan, Anda tidak apa-pa?" Tanya Alin saat membuka pintu kamarnya, Sky Yuan berkeringat dan wajahnya sangat pucat."Hm, kamu punya sesuatu untuk ku minum?""Ada. Masuklah" Jawab Alin pendek meski masih terdengar ketus tapi Sky tersenyum dan bersorak dalam hatinya. Tidak sia - sia mencubit perutnya sampai mungkin sekarang kemerahan. "Daffa bilang, kamu rutin donor darah. Apakah selalu lancar?" Sky Yuan duduk di lantai, di depannya ada dua gelas teh manis dan kue kering jualan Alin. "Ya. Setiap 3 bulan sekali. Tidak selalu lancar, kadang HB turun, jadi reschedule 3 hari atau 7 hari ke depannya. Kenapa?" "Kamu tidak bertanya kenapa aku menawarkan pernikahan padamu?" "Tidak perlu. Anda bukan orang pertama yang menawarkan itu padaku" Ketus Alin sambil menyeruput teh manis hangatnya cuek dengan membunyikan sluuurrpnya. Sky Yuan tersenyum di matanya. "Aku membutuhkanmu. Darahku ada kelainan, setiap 4 - 5 bulan aku rutin menerima donor darah, dan tidak s

    Last Updated : 2022-03-14
  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Aku merindukanmu, Alin

    "Nanti Daddy dan Mommy akan sering berkunjung ke sini. Kalau ada apa - apa, Sean bisa minta guru hubungi Daddy" Ucap Sky Yuan sambil memeluk Sean saat mengantarnya masuk sekolah asrama. Selama dua bulan ini mereka tinggal bersama, sudah terbangun chemistry di antara mereka bertiga layaknya satu keluarga. Sky semakin menyukai Alin yang ternyata walaupun lidahnya tajam padanya, dia sangat lembut dan perhatian. Istri idaman dan figur ibu yang hebat untuk anaknya, Sky yakin hal itu. "Uhm. Om Sky dan mommy mau balik ke Singapura?" Sean masih belum terbiasa memanggil Sky dengan sebutan "daddy""Ya. Nanti Sean libur, akan di jemput. Kita liburan ke Singapura atau ke tempat lain yang kalian inginkan" Sky Yuan melirik Alin yang masih memeluk Sean di dadanya."Mommy love you, Sean. Jaga diri baik - baik, sopan dan nurut sama gurumu dan belajarlah yang rajin" Bisik Alin, mencium kening dan rambut Sean sampai menitikkan airmata."Mom... Om Sky... Sean mau ad

    Last Updated : 2022-03-14
  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Wanita Yang memang Tepat Untukku

    Mereka sampai di kediaman Sky Yuan tengah malam. Hanya Mr. Philippe yang menyambut kedatangan Alin karena semua sudah terlelap di peraduannya. Sky memerintahkan Mr. Philippe untuk menyiapkan kamar tamu untuk Daffa sebelum dia membawa Alin ke kamarnya di lantai tiga."Tidurlah atau kamu mau mandi dulu?" Tanya Sky pada Alin saat mereka sudah sampai di kamar."Aku mau mandi sebentar" Jawab Alin singkat. Dia melihat Mr. Philippe baru saja meletakkan koper pakaian Alin dan Sky Yuan dekat pintu dalam kamar yang di ambil oleh Sky yang menggiring koper - koper tersebut ke dekat wall in closet.Alin sedang menikmati busa sabun milik Sky Yuan di bawah shower saat pria itu menyelonong masuk sudah membuka pakaiannya, menyisakan lapisan terakhir yang masih melekat."Kok kamu masuk? Aku sebentar lagi selesai" Protes Alin menatap wajah Sky sepintas, tidak berani menggerakkan matanya ke bagian tubuh Sky yang lainnya. Entahlah rasanya berdebar - debar dan memalukan."Aku ingin mem

    Last Updated : 2022-03-15
  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Kamu Akan Terbiasa...

    Alin tertidur di sofa dalam perpustakaan dengan buku yang terbuka di tangannya.Buku Amelia Jane."Kamu menyukai cerita seperti ini" Gumam Sky Yuan sambil mengangkat tubuh Alin untuk dia pindahkan ke tempat tidur yang juga masih ada di perpustakaan tersebut. Dulu Sky Yuan sering tertidur di sofa, jadi dia meminta Mr. Philippe untuk menyediakan tempat tidur di perpustakaan."Sky..." Bisik Alin membuka matanya sebentar kemudian lanjut pulas lagi."Istirahatlah... Aku akan bekerja di ruangan sebelah" Ucap Sky sambil membelai rambut Alin lembut dan mengecup kening istrinya itu yang sudah menjadi kebiasaan baru bagi Sky tapi dia menyukainya. Alin terbangun sudah di tempat tidur. Seingatnya tadi dia duduk di sofa. Ada buku Amelia Jane di atas nakas tempat tidur. Zia sudah pulang sekolah dan ganti baju casual. Alin melihat keluar yang sudah menunjukkan waktu sore. "Ternyata aku tidur cukup lama" Gumamnya. Zia membawa Alin untuk makan

    Last Updated : 2022-03-15
  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Maafkan Aku...

    Sky Yuan terus memacu tubuh istrinya, menciumi bibir dan sekujur tubuh Alin agar wanitanya itu merasakan kenikmatan seperti dirinya rasakan. Sky melumat bibir Alin dalam dan lembut. Memainkan squishy kenyal milik istrinya itu yang menegang kencang. Terdengar desahan suara Alin dan tubuhnya melenting, menjepit kuat tubuh Sky yang membuat Sky berteriak "Fuck!! Alin... Kamu sangat nikmat, istriku" Sky Yuan yang sudah banyak mencicipi tubuh gadis - gadis muda namun ini adalah pertama kali baginya merasakan bercinta yang sangat nikmat. Sky Yuan yang hanya mau menyentuh gadis muda polos bukan bekas dari orang lain kecuali Velisha dan Merlin karena beberapa alasan, kini dia takluk pada Alin yang notabene sudah pernah menikah dan melahirkan normal. "Alin..." Sky menyemprotkan benihnya seiring dengan teriakannya.Di ruang kerja Sky, Velisha duduk gelisah. Terkadang dia bergoyang ke kiri dan ke kanan, celananya basah sudah. Ya, Velisha mendengar jelas desahan dan te

    Last Updated : 2022-03-15
  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Salah paham

    Zia dan Janette pulang ke kediaman Sky Yuan tapi kediaman sangat sepi, bahkan tidak ada Mr. Philippe yang biasanya sudah bangun pagi - pagi sekali. Di dapur, Alex terlihat kelelahan tertidur di kursi yang ada di dapurnya.Janette sudah merasakan firasat tidak nyaman sejak semalam Zia di kirim menginap ke rumahnya tanpa di beritahu Sky sebelumnya."Kemana semua orang? Jam berapa ini, kenapa masih pada tidur? Alex.... Alex... Sudah jam 7 pagi, kamu ga buatin sarapan. Apakah Nyonya Muda sudah turun?" Zia mengguncang tubuh Alex sehingga pria bertubuh bongsor itu terkaget bangun.Janette pergi ke kamarnya dan menghubungi Sky Yuan namun telpnya tidak di jawab.Dari arah belakang Mr. Philippe berlari tergopoh - gopoh melihat mobil Nyonya Janette di halaman."Mr. Philippe!! Anda dari mana? Di mana para pekerja?" Tanya Zia yang mengagetkan Mr. Philippe."Ach, mengagetkan!! Mengenai para pekerja, Tuan Muda memberi libur satu hari ini sehin

    Last Updated : 2022-03-16

Latest chapter

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    126. Happy Ending

    Sky dan Seiji beserta keluarganya pergi ke perkebunan anggur keluarga Nabila menggunakan limousin sedangkan Nabila berkendara bersama Jonathan di depan sebagai penunjuk jalan yang sebenarnya tidak perlu karena sopir limousin adalah sopir pribadi keluarga Nabila yang sudah biasa datang ke perkebunan."Dasar pamer!" gerutu Seiji menatap tajam pada Sky, saat melihat tanda cinta di leher, pundak serta bagian depan dada Alin yang tetap tidak tertutupi oleh syal yang dia pakai."Apa pamer?" ceplos Alin yang tidak mengerti pada awalnya."Suami brengsekmu yang pamer!" sahut Seiji dan Sky langsung tergelak diikuti oleh Syelin.Sky duduk memeluk Syelin yang sudah mulai terlihat akrab dengannya."Syelin sebentar lagi punya adek bayi. Kalau mau pamer itu harus ada bukti hidupnya, bukan tanda yang bisa hilang dalam hitungan hari!" Seiji sengaja meraba perut Irine dan mengusapnya di depan Sky.Keita dan Sean serempak mengulum senyum melihat pria sedewasa dan sedingin Seiji bisa bertindak absurd di

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    125. Cemburu

    Mr. Philippe mendapatkan pemutusan surat kerjanya yang tidak perlu lagi dia mengabdikan diri jadi pelayan di kediaman Yuan. Tetapi dia bersikeras tetap ingin bekerja untuk Sky di kediaman sehingga Sky memberikan pekerjaan sebagai notaris padanya, menggantikan Norman yang akhir hidupnya tetap berkhianat bersama Keith pada Sky dan Nicholas.Pulang dari ziarah makam Thomas, Janette tidak bisa bertahan lagi terhadap penyakitnya dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan Sky.Nicholas juga berada di dekat Janette disaat terakhir hidupnya, dia memaafkan semua salah dan khilaf Janette di masa lalu.Tiga bulan kemudian,Sky membawa Alin dan Sean berlibur ke Sydney sekaligus bertemu Jonathan di kantor cabang milik Sky di Sydney.Jonathan membuat pertemuan dengan Sky dan Alin di sebuah restoran mewah pusat kota Sydney. "Kenalkan, ini Nabila. Bila, ini bosku Sky Yuan, Alin dan putra mereka Sean, juga ini Keita," Jonathan memperkenalkan wanita yang datang bersamanya kepada Sky, Ali

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    124. Hidangan Lezat

    Seiji dan Irine bukan pertama kali tidur bersama. Sekarang mereka sudah menikah meski di dalam hati Seiji masih tetap Alin yang bertahta. Tetapi tubuhnya masih seperti biasa, bisa bereaksi menegang sempurna saat melihat Irine.Syelin dibawa Nicholas keluar kamar sejak tengah malam untuk tidur bersamanya dan Sean.Kepergian Syelin tersebut ikut membangunkan Irine sedangkan Seiji belum tidur sejak masuk ke kamar, menunggu Syelin dan Irine siuman setelah obat penawar berhasil lolos melewati tenggorokan mereka. "Aku tidak peduli alasanmu menikahiku, tetapi apakah kamu akan melewatkan mencicipi tubuhku di malam pertama pernikahan kita?" cetus Irine seraya bangkit dan menyobek gaun pengantinnya menjadi beberapa bagian yang tersebar di lantai."Akhirnya kamu bangun," ucap Seiji santai.Seiji beringsut mundur bersandar ke kepala ranjang, memperhatikan Irine yang menelanjangi dirinya sendiri sampai tidak ada satu helai kainpun tersisa pada tubuh montok berisinya.Irine menarik meja kerja yang

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    123. Penawar Racun

    Mr. Philippe bergegas pulang ke kediaman Yuan dan pergi ke kamar Seiji."Kotak obat kuat," gumam Mr. Philippe mengulangi ucapan Seiji yang memintanya membawa kotak itu ke hotel segera.Mr. Philippe membuka laci nakas dan menemukan beberapa kotak karet pengaman yang terlihat masih bersegel.Mr. Philippe menggerutu mengomeli Seiji dan jemarinya terus memeriksa kotak-kotak di dalam laci dan akhirnya menemukannya ada di dalam kotak karet pengaman yang segelnya sudah tidak utuh.Mr. Philippe memasukkan kotak yang dia dapatkan tersebut ke dalam kantung pakaiannya, juga membawa satu kotak karet pengaman yang bergambar gerigi pada luar kotak bersamanya.Kediaman Yuan sangat sepi, tetapi Mr. Philippe melihat ada bayangan seseorang berdiri di depan pintu masuk kediaman. "Lewat sini," bisik suara Brook terdengar di telinga Mr. Philippe. Brook mengajak Mr. Philippe ke atas rooftop. "Tunggu, kamu tidak memintaku untuk terjun bersamamu, 'kan? Ini sangat tinggi!" Mr. Philippe belum pernah melakuk

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    122. Racun langka pada hidangan pesta

    Janette terbatuk dan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Sedangkan Nicholas membawa kursi rodanya ke balkon hotel depan ruangan pesta pernikahan Seiji dan Irine."Jika kamu sungguh-sungguh mencintai Daddy kami, mengakulah pada Sky jika kalian sudah memperdayanya sejak dia pemuda belia dan menewaskan Diana,"Janette terkejut menoleh ke samping menatap Nicholas. "Diana? Aku tidak mengetahui hal tersebut!" spontan Janette menjawab cepat.Janette mengetahui jika Diana adalah kekasih Henry sebelumnya tetapi penyebab kematiannya, dia tidak pernah tahu kebenarannya karena Henry mengatakan Diana bunuh diri di kamarnya dengan meminum racun yang menghancurkan tubuh bagian bawahnya.Sudut bibir Nicholas melengkung sinis, "Aku tegaskan padamu, berhenti berpura-pura, Janette! Aku tidak seperti Sky yang akan berhati lemah menghadapimu apalagi setelah mengetahui keterlibatanmu menewaskan Katherine dan Thomas Yuan!"Nicholas sengaja menyebut nama orangtuanya sebagai penegasan pada Janet

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    121. Ancaman Nicholas

    Janette menatap lekat pada Nicholas yang sedang duduk sarapan di seberang mejanya."Kita harus bicara, Nick!" ucap Janette setelah menyendok beberapa suap makanannya yang sama sekali tidak bisa dia nikmati.Nicholas menggedikkan kedua alisnya berujar, "Silakan!""Hanya kita berdua!" pinta Janette tegas seakan tubuhnya tiba-tiba menjadi sehat bertenaga."Apakah ada orang lain di meja makan ini, Janette?" sahut Nicholas tersenyum sinis.Nicholas menegakkan punggungnya ke sandaran kursi duduknya, mengambil gelas air mineral untuk dia minum.Janette menelan salivanya yang terasa pahit. Bertahun-tahun dia berinteraksi dengan Nicholas, tetapi dia masih belum bisa merengkuh hatinya seperti dia mendapatkan Sky."Kemana kamu beberapa hari ini?" tanya Janette berbasa basi."Untuk apa aku melaporkan kegiatanku padamu Janette? Aku sudah tidak bekerja lagi untukmu!" sahut Nicholas menyeringai sinis."Oh ya, Henry sudah tewas di Hongkong. Ku dengar staffnya yang membunuhnya dengan racun, karena mer

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    120. Akhir untuk Henry

    Nicholas tiba di kediaman Yuan sebelum tengah malam tiba. Mr. Philippe belum tidur dan dia langsung tersenyum senang melihat kedatangan Nicholas."Tuan muda Sky masih di rumah sakit," ucapnya pelan.Nicholas mengangguk samar. Melirik ke arah pintu kamar Janette sebentar sebelum dia pergi ke dapur untuk bertemu Alex."Dimana Syelin?" ucap Nicholas bertanya pada Mr. Philippe yang masih mengikutinya sampai le dapur."Syelin dibawa Seiji menginap di apartemen Irine," sahut Mr. Philippe sambil mengambil cangkir dari kabinet dan menuangkan minuman segar untuk Nicholas."Alex sedang berada di halaman belakang," cetus Mr. Philippe memperhatikan wajah Nicholas yang terlihat tenang.Mr. Philippe sudah sangat paham akan ketenangan Sky dan Nicholas, karena itu berarti telah atau akan terjadi sesuatu yang menyenangkan mereka."Uhm, aku ke kamar dulu. Nanti kalau Alex kembali, minta dia bawakan pasta saus tomat ke kamarku," tutur Nicholas seraya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai du

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Dalang dibalik Tragedi

    "Aku sudah memperingatkan kalian, jangan pernah mengganggu Sky! Tapi ternyata kalian sudah paham akan risikonya!" ujar Nicholas tegas dan tajam menatap Henry Han, Ayah yang membesarkannya sejak bayi.Henry sedang duduk pada kursi empuk dalam ruangan kerjanya di Hongkong saat Nicholas masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk."Kamu datang, mau makan apa?" tanya Henry mengabaikan ucapan sengit Nicholas saat tadi memasuki ruangannya.Henry menekan tombol pada pesawat telpon, "Bawakan dua cangkir kopi ke ruanganku, sekarang!" ucap Henry pada pekerjanya lalu berdiri mempersilahkan Nicholas duduk pada sofa mewah yang terdapat di dalam ruangan."Jangan menguji kesabaranku, Henry! Kamu sangat tau tujuanku datang ke sini bukan untuk bersantai ataupun menikmati secangkir kopi yang bisa saja telah kau perintahkan membubuhkan racun untukku!"Nicholas terlihat sangat kaku, sungguh berbeda dengan Sky yang bisa mengikuti alur para musuhnya meskipun bersikap dingin.Nicholas memang dibesarkan hampir tida

  • Terlilit Hutang : Dinikahi Pewaris Kejam Nan Tampan    Alin Dalam Bahaya

    Keita menerima laporan dari teman-temannya yang dia tempatkan untuk mengawasi Riri di pusat rehabilitasi meskipun juga sangat mudah baginya meretas sistem keamanan di sana dan melihat apapun yang terjadi. "Aku ada pekerjaan, nanti aku kembali lagi!" ucap Keita pada Daffa, lalu dia melirik sebentar ke arah pintu ruangan Sky yang tertutup rapat. "Amankan dia, dan pinta Dokter memeriksa keadaan Riri!" pinta Keita kepada temannya melalui sambungan telpon yang juga merupakan anak buah Seiji di Singapura. "Ku rasa dia tidak bekerja sendiri, karena dia hanya seorang tukang bersih-bersih, bukan orang lokal," ujar teman Keita di telpon padanya. "Hm! Buat dia bicara, tawarkan uang kalau begitu!" saran Keita cukup gemas dengan cara kerja orang yang masih belum berhenti mengusik ketenangan hidup Alin dan Sky. Tidak lama, Keita sudah sampai pada sebuah rumah yang tidak jauh dari pusat rehabilitasi. Keita mendorong pintu yang tidak terkatup rapat dengan ujung telunjuknya. Terlihat seorang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status