Jiang Xi diam-diam menyelinap masuk tanpa ketahuan olehnya dan menyadari bahwa hidupnya memang cukup membosankan. Selain membaca buku, dia tidak punya kegiatan lain. Lebih cepat menikah dan memberinya teman hidup mungkin akan lebih baik.
Namun, dia penasaran, buku apa yang sedang dibaca olehnya sehingga begitu fokus dan membacanya begitu lama. Dia mendekat sedikit dan melihat bahwa yang sedang dibacanya adalah buku Fisika Universitas yang sebelumnya ia masukkan ke dalam ruangannya. Tidak tahu apakah dia mengerti atau tidak, tetapi dengan kegigihan seperti ini, ketika ujian masuk universitas dibuka lagi, mungkin dia bisa diterima di universitas.Dalam cerita aslinya, Ye Chenfei tidak memiliki pendidikan setinggi itu. Bisa mencapai kesuksesan hanya mengandalkan kekuatan fisik dan semangat yang keras. Jika dalam hidup ini dia bisa menjadi seorang mahasiswa pintar, itu juga bukan hal yang buruk.Dia pun kembali ke rumahnya dan membaca buku sebentar. Berusaha mMakan? Tentu saja mereka berdua tidak menolak. Setelah bergegas pergi dan kembali, mereka ternyata melewatkan waktu makan dan sekarang sudah sangat lapar.Feng Aizhen memasak dua mangkuk mi kuah panas, sengaja menambahkan dua butir telur. Jiang Xi, khawatir Ye Chenfei masih kurang kenyang, dengan tulus membagi setengah mi di mangkuknya untuknya dan memberikannya semua telur. Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi dalam hatinya dia merasa terharu.Dalam perjalanan pulang, rasa dingin seolah tidak terasa. Saat itu, tidak ada orang di sekitar, jadi dia berani menggenggam tangannya. Niatnya ingin menghangatkan tangannya, tetapi tidak disangka tangan Jiang Xi justru lebih hangat daripada tangannya, membuat tangannya sendiri tampak lebih dingin.Jiang Xi menggunakan tangan satunya untuk menghangatkan punggung tangannya, sambil tersenyum berkata, “Kamu kedinginan ya? Ingin aku hangatkan?”“Iya, tidak hanya tangan yang dingin,” Ye Chenfei be
Xuyang mencibir, “Dasar pengkhianat kecil, padahal setiap hari aku yang menggendongmu, tapi begitu ada makanan enak, kamu langsung ingat kakak!”Nian Nian langsung menjulurkan lidahnya sambil membuat wajah jahil, lalu segera melompat dari pelukan Jiang Xi ke pelukan Zhaoyang, benar-benar berpindah kesetiaan dengan cepat.Setelah dua tahun latihan, dari penampilan luarnya, Zhaoyang sudah berubah dari remaja yang sombong menjadi tentara yang tenang dan berwibawa. Jiang Xi tak bisa menahan diri untuk berpikir bahwa tempat latihan militer memang benar-benar bisa membentuk karakter seseorang.Namun, belum sempat dia merenung lama, sifat lidah tajam Zhaoyang langsung muncul lagi. Dengan ekspresi angkuhnya, dia menggerakkan tangannya sambil berkata, “Jiang Xi, dua tahun ini kamu malah seperti semakin mundur saja ya, sama sekali tidak kelihatan bertambah tinggi!”Jiang Xi langsung meliriknya dengan kesal, “Kamu kira aku seperti kamu,
"Kakak, Kakak...." "Kakak, cepat bangun." "Kakak, Ibu sudah meninggalkan kita, kakak juga mau meninggalkan kita...huhuhu...." "Kakak, huhuhu...." Jiang Xi digoyang-goyangkan sampai kepala sakit, dengan berat membuka mata. Empat orang anak kecil dengan tinggi yang berbeda, tubuh kotor serta wajah yang penuh dengan air mata dan ingus, menangis sejadi-jadinya. Dia kaget, dengan otomatis mengeserkan tubuhnya dan tidak sengaja memegang sesuatu yang dingin dan kering, langsung membuatnya terduduk. Kenapa di sini ada jenazah? Sebuah tangan hitam memegangnya, dengan menangis tersedu-sedu berkata: "Kakak....untung kakak masih hidup....huhuhu..." Jiang Xi lansung menarik kembali tangannya. Baru menyadari tangannya tidak seperti tangannya, baju juga bukan bajunya. Langung memegang wajah yang kurus kering, jelas bukan wajahnya. Tatapan mata melihat ke sekujur tubuh. Baju yang sudah tidak terlihat warna aslinya, membuat suasana hati menjadi buruk. Membuat sekujur tubuhnya merinding.
Bibi ketiga karena Ibu Jiang Zhaodi meninggal sudah merasa bersalah, lalu mendengar perkataan yang mengangkatnya, jadi tidak enak menyalahkan Jiang Zhaodi di depan orang banyak. Dia pura-pura menghapus air matanya, "Kamu ngomong apa, ini kakak ipar saya. Saya berlutut di sini wajar, cepat kalian juga berlutut dan memberikan hormat." Jiang Xi dan empat anak lainnya berlutut satu baris. Empat anak tidak mengerti mengapa harus memberi hormat, tetapi tahu ini adalah perpisahan mereka dengan Ibu. Adik kedua Yuanbao memberi sujud sampai jidatnya merah. Adik ketiga Mibao menempelkan satu wajahnya ke tanah sehingga wajahnya penuh dengan tanah. Adik keempat Maimiao dengan tubuh lemas dan wajah yang pucat. Xiaoshitou yang terus memberikan hormat tanpa henti, ditahan oleh Jiang Xi. Jiang Xi lalu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu, merekapun mulai meninggalkan tempat. Pacar bibi mengulur waktu agar untuk pergi, dengan sengaja mengatakan, "Kita harus kembali melanjutkan
Setelah nenek mendengar permintaan bertambah sedikit, langsung menyetujuinya. Selanjutnya, Jiang Xi diskusi dengan nenek langkah selanjutnya, baru kembali ke gerbang desa. Bibi ketiga melihat dia tidak membawa orang untuk membantu, langsung bertanya: "Tidak menemukan orang untuk membantu?" Jiang Xi menjawab sambil mengigit bibir bawahnya, "Ada yang mau membantu, tapi mereka melihat saya anak kecil, tidak ada yang percaya." Bibi ketiga mengerutkan kening, "Lalu bagaimana?" Jiang Xi berpikir sebentar dan berkata: "Bagaimana kalau bibi pergi bersama saya. Jika ada bibi, mereka akan percaya. Yuanbao mereka pasti sudah lapar juga, beberapa hari tidak makan. Saya lihat keluarga itu baru selesai masak, bakpaonya lebih besar dari tinju paman, kita pergi minta beberapa." Bibi ketiga melihat pacarnya, lalu pacarnya menganggukan kepala. Yuanbao mengedip mata dan bertanya: "Kakak, benar ada makanan?" Jiang Xi menganggukan kepala, "Iya, keluarga itu membuat 1 panci besar! "Kalau begitu, b
Sebenarnya Jiang Zhaodi sekolah sampai tingkat SMP.Pada masa itu, bisa sekolah sampai tingkat SMP sangat tidak gampang.Yuanbao baru berusia 8 tahun, baru sampai pada usia untuk masuk sekolah, namun sudah harus berpindah rumah.Adik-adik lain yang baru berusia 5 tahun, baru belajar untuk mengurusi diri sendiri, tentunya belum bersekolah juga.Dia bercerita dengan penuh perasaan, empat adik juga mendengar dengan semangat, tanpa disadari semuanya tertidur lelap. Tertidur beralaskan tanah dan berselimutkan langit.Saat itu sudah masuk ke akhir musim semi, namun angin yang berhembus masih terasa dingin. Jiang Xi meraba-raba ke dalam tas bawaan, yang ditemukan hanya sebuah baju saja. Tidak tahu punya siapa dan bentuknya seperti apa, tanpa berpikir panjang, dia langsung menyelimuti adik-adik yang kedinginan.Dia sendiri sangat lelah dan mengantuk. Sambil memeluk adik-adiknya, diapun tertidur.Keesokan harinya, dia terbangun karena kedinginan. Di hutan belantara, penuh dengan rumput liar. D
Perkebunan dan perternakan nenek menggunakan teknologi paling cangih.Memiliki tanah seluas 100 hektar lebih, 20 hektar untuk menanam gandum, 15 hektar untuk menanam buah-buahan, 20 hektar untuk menanam sayur-sayuran, 15 hektar untuk menanam kedelai, 15 hektar untuk menanam rapa, 15 hektar untuk menanam kacang tanah, semua menggunakan teknologi cangih dalam menanam dan memanen.Selain itu masih ada 15 hektar untuk perternakan ikan dengan kolam alami, penuh dengan tanaman air. Ikan, udang dan kepiting semua ada, siap untuk dipanen.Di samping kolam ikan memelihara bebek, terlihat banyak telur bebek berserakan.Di dalam perternakan terdapat 1000 ekor kambing, 1000 ekor sapi, 2000 ekor babi, 5000 ekor ayam potong, 6000 ekor ayam telur, 1000 kotak lebah madu, semua dipelihara oleh mesin otomatis.Daging kambing, daging sapi, daging babi, daging ayam, telur ayam, minyak sayur, minyak kacang, madu, semuanya dijual secara segar.Juga terdapat sumur 200 meter, air sumur yang segar dan mempuny
Walaupun kondisi lingkungan di sini kurang bagus, namun telur matang tetap bisa membuat perut terasa kenyang.Bukannya tidak mau memberikan bakpao kepada adik-adiknya, tetapi telur akan terlihat lebih masuk akal daripada bakpao. Masih bisa menjelaskan bahwa telur yang ditemukan adalah telur ayam liar, tapi kalau bakpao tidak tahu bagaimana memberikan penjelasannya.Di hutan belantara yang hanya ada tumbuhan dan hewan liar, bagaimana jika empat adiknya bertanya darimana bakpao ini, dia tidak bisa menjelaskan.Jika suatu hari mereka tidak sengaja memberitahukan kepada orang lain, mungkin dia akan ditangkap untuk dijadikan objek penelitian.Rahasia yang hanya diketahui satu orang baru dapat disebut sebagai rahasia.Memanggang telur juga ada tekniknya, kalau tidak, telurnya bisa meledak. Dia mengambil tanah liat di samping sungai, lalu membungkus telur dengan tanah liat, selanjutnya meminta empat adik untuk mencari ranting kering untuk dibakar. Ini adalah cara memanggang telur saat berkem