Share

Bab 462

Penulis: Helena Ayu
Nevan masih anak-anak dan belum belajar cara mengendalikan emosinya.

Jika dia marah, dia benar-benar marah. Dia tidak bisa berpura-pura bahagia.

"Nevan, apa yang sebenarnya terjadi? Ceritakan pada Ibu angkat, biar Ibu yang mengatasinya," ujar Sherry dengan cemas saat melihat Nevan tidak berbicara.

"Apakah ayahku bernama Henry Jirgan? CEO dari Grup Eskaria?" Nevan akhirnya berbicara, dengan ekspresi tegang di wajahnya.

"Ibumu yang memberitahumu?" Sherry terkejut, tidak menyangka Miana begitu cepat mengungkapkan hal tersebut.

"Dia itu pria berengsek, kan? Sama sekali nggak baik pada Ibu?" tanya Nevan lagi.

Sherry sekali lagi terkejut hingga terpaku.

'Miana seharusnya nggak akan mengatakan hal seperti itu kepada putranya, bukan?'

'Sekalipun memberi tahu Nevan siapa ayah kandungnya, Miana nggak akan mengatakan hal buruk tentang Henry.''

'Kalau begitu siapa yang memberi tahu? Giyan?'

'Nggak, Giyan bukan orang seperti itu!'

"Sepertinya aku benar, ya?" Nevan mengamati wajah Sherry dan menyada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 463

    Kata-kata Nevan langsung membuat Miana tertawa terbahak-bahak."Sher, kamu dengar apa yang dikatakan anak angkatmu? Cepatlah bertindak, carikan dia seorang ayah angkat!" gurau Miana sambil mengedipkan mata pada Sherry."Aku kenal banyak pria elite, mau aku kenalkan?" timpal Giyan sambil menaruh mangkuk berisi sup di depan Miana, suaranya tetap lembut dan senyum tipis terukir di wajahnya."Ide bagus, perkenalkan satu untuk Sherry! Harus tampan, lembut, perhatian, nggak suka main-main di luar, dan sebaiknya punya perut berotot delapan!" sahut Miana, lalu dia menyadari beberapa pasang mata memandangnya dan merasa sedikit aneh. "Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanyanya."Kamu atau Sherry yang ingin pria seperti itu?" Giyan tersenyum, suaranya tetap lembut."Itu standarmu, bukan standarku!" Sherry mengelak sambil tertawa terbahak-bahak.Dengan mata besar berkilauan, Nevan bertanya, "Apa itu perut berotot delapan?"Mendengar hal yang tidak dimengertinya, Nevan agak memberengut."Minta

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 464

    Hubungannya dengan Henry telah menjadi bagian dari masa lalu, dan dia sudah sepenuhnya tidak memiliki perasaan terhadap Henry, jadi tidak ada alasan untuk menjaga kesetiaan kepada Henry.Meskipun demikian, dia tetap tidak bisa melakukan hal intim dengan Giyan!"Mungkin sebaiknya kamu mencari dokter lain?" Sherry benar-benar tidak tahu harus berbuat apa dalam situasi Miana ini, hanya bisa berharap pada bantuan dokter."Aku akan mencari tahu dokter mana yang bisa menangani kasus seperti ini," ujar Miana. Setiap kali dalam situasi seperti itu, dia merasa bersalah pada Giyan. Dia ingin sembuh supaya bisa memulai hubungan yang baik dengan Giyan.Karena dia tahu, di dunia ini, tidak ada orang lain yang mencintainya dan memperlakukannya sebaik Giyan."Besok ada acara pertemuan bisnis, aku akan diam-diam mencari tahu siapa psikolog terbaik di Kota Jirya." Sherry ingin Miana bahagia, jadi bertekad membantunya.Dia melihat sendiri, sejak mengenal Giyan, bahwa sikap Giyan terhadap Miana tidak per

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 465

    Miana mengatupkan bibirnya, teringat percakapan telepon sebelumnya dengan Celine tentang putrinya. Dalam hati, dia bertanya-tanya, 'Apakah Celine sudah mengetahui kehamilanku sejak awal?''Mengetahui aku masih hidup dan telah melahirkan anak, Celine memanfaatkan informasi ini sebagai alat negosiasi, dan berhasil masuk ke keluarga Jirgan?''Tapi, ....''Kalau Henry tahu aku masih hidup dan melahirkan anaknya, kenapa dia nggak pernah mencariku?''Nggak, Kevin sudah menghapus jejakku sepenuhnya, bahkan Henry nggak akan bisa menemukanku.'Melihat Miana terdiam, Sherry juga tidak berkata apa-apa.Dia pun menduga mungkin Miana teringat akan sesuatu.Setelah beberapa saat, Miana menarik napas panjang, mengalihkan pikirannya, dan berkata, "Aku akan menyelidiki untuk mengetahui lebih lanjut!""Oke. Kita sudah cukup lama mengobrol, ayo turun, atau nanti Giyan mengira aku sedang menggosipkannya." Sherry menarik Miana untuk berdiri sebelum lanjut berkata, "Tapi kamu harus waspada dengan wanita ber

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 466

    "Mereka bersikap baik pada semua orang, kecuali padamu! Menurutmu, mungkinkah kamu sebenarnya bukan anak kandung mereka?" Pikiran itu tiba-tiba melintas di benak Sherry.Miana tertawa dan berkata, "Aku pernah berpikir seperti itu, jadi diam-diam melakukan tes DNA, dan hasilnya aku adalah anak kandung mereka."Sherry menggelengkan kepalanya. "Orang tua seperti mereka memang langka!""Ya, benar! Tapi, untungnya aku punya Nenek! Nenek sangat baik padaku." Namun, ibunya memperlakukan Nenek dengan buruk. Jika tidak, penyakit Nenek tidak akan dibiarkan begitu saja!Mengingat neneknya, Miana merasa sedih.Sudah dua hari sejak dia kembali, namun dia belum sempat mengunjungi makam neneknya.Meski begitu, dia tahu bahwa neneknya di surga tidak akan menyalahkannya."Nenekmu dibunuh oleh Janice, sekarang Janice sudah mendapatkan hukuman yang pantas! Nenekmu pasti bisa beristirahat dengan tenang." Sherry teringat sidang tahun itu, saat Amanda dengan tegas menghadirkan bukti-bukti di pengadilan yang

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 467

    "Nggak mau," sahut Sherry sambil menggeleng.Pada saat itu, dia dan Farel bersama bukan karena cinta, melainkan karena kebutuhan satu sama lain. Kini, mereka sudah lama tidak saling menghubungi, jadi tidak ada alasan untuk saling mengganggu kehidupan masing-masing.Terlebih lagi, Farel akan segera menikah, jika dia tiba-tiba muncul untuk merusak pernikahan tersebut, bukankah itu tidak bermoral? Sherry jelas tidak akan melakukan hal tersebut.Miana menatap Sherry dan bertanya, "Kamu nggak mencintainya?"Dia merasa Sherry sebenarnya mencintai Farel.Dengan perasaan dilema, Sherry berkata, "Saat bersama dia, aku selalu menyadari bahwa hubungan kami nggak akan memiliki akhir yang baik. Setelah kami berhenti menghubungi satu sama lain, aku menganggap hubungan kami sudah selesai. Aku nggak merasa terlalu bersedih, hanya sesekali teringat padanya. Perasaan seperti ini bisa disebut cinta?"Miana terdiam.Sherry bukan tidak mencintai Farel, tetapi kekecewaan yang berulang-ulang dialaminya dari

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 468

    "Sherry, coba katakan itu lagi!" teriak Farel dengan wajah yang tampak garang.Setelah mengatup-ngatupkan bibirnya, Sherry menatapnya dengan ketidakpedulian dan berkata, "Aku nggak kenal kamu, pergilah!"Sejak Farel menjalin hubungan dengan Rika, Sherry dengan tegas meminta putus. Namun, selama bertahun-tahun, Farel tetap bersikeras tidak mau putus.Kesabaran Sherry terhadap Farel sudah habis.Saat ini, dia hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik."Sherry, kenapa kamu bisa sekejam itu!" Wajah Farel tampak sangat masam, dan amarah memenuhi matanya. "Kamu masuk mobil sendiri atau aku yang akan menggendongmu?"Farel memberinya pilihan."Aku nggak akan pergi bersamamu!" seru Sherry, lalu berbalik dan berlari.Dia tidak ingin melihat Farel.Sambil melihat punggung Sherry menjauh, tubuh Farel memancarkan aura dingin yang menakutkan.'Dia melarikan diri.''Sebegitunya nggak ingin melihatku?'Tiba-tiba, cahaya yang menyilaukan muncul, lalu disusul oleh suara jeritan.Saat tersadar kembali,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 469

    "Aku juga nggak tahu, kamu coba tanyakan padanya," ujar Miana sambil merapikan bajunya dan hendak mengeluarkan sepatu.Giyan bergerak dengan cepat, mengambil sepatunya, berjongkok, dan menaruhnya di depan. "Angkat kakimu."Nevan adalah anak yang punya pendirian kuat. Jika dia tidak mau bicara, bertanya pun tidak akan ada gunanya."Aku pergi dulu. Kalau aku terlambat pulang, berarti situasi Sherry gawat. Jangan tunggu aku, tidurlah lebih awal dengan Nevan." Dengan bantuan Giyan, Miana mengenakan sepatunya sambil berhati-hati memberikan instruksi.Giyan berdiri, menatap lembut dan tersenyum pada Miana. "Oke, aku mengerti. Kamu hati-hati."Miana meraih baju Giyan, berjinjit, dan bibir kecilnya menyentuh bibir Giyan. "Aku ingat semuanya yang kamu katakan!"Setiap kali keluar rumah, Giyan selalu mengingatkannya seperti itu.Miana merasa diperlakukan seperti anak kecil, tetapi itu membuat hatinya terasa hangat.Diperhatikan oleh seseorang sepanjang waktu membuatnya merasa bahagia.Dengan ref

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 470

    Sherry yang sangat peduli pada penampilan, bagaimana mungkin bisa menerima kenyataan bahwa dia kehilangan satu kakinya.Dengan wajah dingin, Miana mengikuti petugas medis masuk ke kamar perawatan.Setelah memastikan segala sesuatunya, barulah Miana merasa tenang meninggalkan Sherry pada petugas medis.Dia memandang Farel dengan tatapan dingin, lalu berkata dengan ketus, "Ikut aku ke luar, ada sesuatu yang mau kutanyakan padamu!"Farel mendekati sisi ranjang, lalu membungkuk untuk melihat Sherry yang terbaring di sana.Melihat kondisi Sherry yang begitu lemah saat ini, Farel merasa seakan-akan Sherry bisa menghilang kapan pun dari hadapannya.Dengan ekspresi yang tetap dingin, Miana menatap Farel dan berkata, "Kamu nggak bisa melindunginya, nggak ada gunanya kamu menyesal dan bersedih sekarang! Keluar! Ada yang mau kutanyakan padamu!"Farel terpaksa mengalihkan pandangannya, dan mengikuti Miana keluar dari kamar perawatan."Kenapa kamu ada di sana? Apa yang terjadi saat itu?" tanya Mian

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status