"Oke, aku kembali ke kamar! Ayah, Ibu, dadah!" Nevan melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya.Miana juga melambaikan tangan padanya. "Ya, pergilah."Nevan menggerakkan kaki kecilnya, berlari menuju ke kamar.Giyan memandang punggungnya, hatinya terasa hangat.'Anak ini benar-benar lucu!'"Giyan, bukankah kamu bilang ada masalah di perusahaan dalam dua hari ini? Cepat pergilah tangani, nggak perlu mengkhawatirkan kami," ujar Miana yang hendak pergi ke lantai atas.Kasus perceraian wanita yang melompat dari gedung itu, Miana masih harus menyelidikinya lebih lanjut, mengumpulkan bukti, mewawancarai saksi, dan menyelesaikan banyak pekerjaan lainnya.Dia tidak terbiasa ada pria yang menemaninya sepanjang waktu."Oke, aku akan pergi ke kantor dulu. Nanti aku pulang dan menyiapkan makan malam!" Giyan tidak ingin Miana kelelahan, jadi dia melarangnya masuk dapur.Miana melihat keseriusan Giyan, dan hatinya terasa hangat.Sejak kecil hingga sekarang, Giyan selalu memperlakukannya dengan ba
"Kamu harus tahu, kita punya pengacara terkenal di Kota Jirya, Amanda! Dengan dia di pihak kita, mustahil Henry bisa mengambil kembali Nevan!" seru Miana dengan penuh percaya diri.Selain itu, Miana sekarang memiliki uang dan kekuatan, bisa sepenuhnya melawan Henry.Apa pun yang ingin dilakukan Henry, dia akan menghadapinya!"Amanda memang hebat, tapi kamu yang sebenarnya mengatur semuanya di belakang layar, hahaha!" Sherry tertawa dengan ceria."Yang aku khawatirkan adalah, bila Nevan tahu bahwa ayahnya sebenarnya Henry, bukan Giyan, apakah dia akan pergi mencari Henry?" Miana tahu betul Nevan sangat cerdas dan pasti bisa menyelidiki masa lalunya dengan Henry.Dengan kemampuan peretasnya yang luar biasa, begitu Nevan menyelidiki, seluruh masa lalu akan terbuka dengan jelas.Mengetahui semua penderitaan yang dialami Miana bersama Henry, dia pasti akan mencari Henry untuk menuntut keadilan.Selain itu, Henry yang dingin dan kejam tidak mungkin akan melepaskan Miana begitu saja.Sherry t
Di lantai bawah, Giyan tiba di rumah ketika Miana sedang bersih-bersih. Saat melihat Giyan, Miana langsung menyambutnya dan mengulurkan tangan untuk mengambil barang-barang yang dibawanya.Ekspresi lembut Miana membuat Giyan tersenyum dan berkata, "Biar aku yang bawa saja. Kalau kerjaan kamu sudah selesai, temani aku masak!""Oke!" seru Miana, walau dia merasa agak bersalah kepada Giyan.Selama lebih dari tiga tahun ini, sesibuk apa pun Giyan, dia selalu pulang untuk memasak.Miana merasa Giyan yang seperti ini sangat mirip dengan dirinya sendiri dulu!"Kenapa tiba-tiba diam? Mikirin apa?" tanya Giyan, menyadari bahwa Miana terdiam.Miana menggelengkan kepalanya. "Nggak mikirin apa-apa, aku hanya agak lelah, jadi nggak ingin bicara."Giyan meletakkan barang-barangnya di samping, lalu menarik Miana mendekat dan berkata dengan suara lembut, "Kalau kamu lelah, istirahatlah lebih banyak. Kita sudah nggak kekurangan sekarang, kenapa kamu masih bekerja sekeras ini?""Aku harus terus maju, ti
Sherry tertawa, mencubit pipi Nevan yang lembut, dan berkata, "Apa saja yang kamu ingin beli, katakan saja. Ibu angkat akan membelikannya untukmu! Uang Ibu angkat nggak akan habis dipakai!"Sherry tidak sedang membual, uangnya benar-benar banyak sekali sampai tidak akan habis.Ketika studio baru berdiri, setiap hari dia harus mencari bantuan dari berbagai pihak, berusaha membangun koneksi untuk mendapatkan proyek.Sekarang, beberapa proyek datang dengan sendirinya.Itu sebabnya dia tidak lagi khawatir studionya kekurangan proyek.Ditambah penghasilan dari firma hukum, dia kini benar-benar menjadi wanita kaya raya.Tidak hanya sekadar buku, jika Nevan menginginkan beberapa rumah atau mobil, dia akan membelikannya tanpa berpikir panjang."Kalau begitu, belikan aku beberapa gaun cantik. Aku ingin memberikannya pada adik kecil yang sedang dirawat di rumah sakit," ujar Nevan, tiba-tiba teringat pada Rania yang terbaring di ranjang rumah sakit. Entah mengapa, dia merasa agak kasihan padanya.
Nevan masih anak-anak dan belum belajar cara mengendalikan emosinya.Jika dia marah, dia benar-benar marah. Dia tidak bisa berpura-pura bahagia."Nevan, apa yang sebenarnya terjadi? Ceritakan pada Ibu angkat, biar Ibu yang mengatasinya," ujar Sherry dengan cemas saat melihat Nevan tidak berbicara."Apakah ayahku bernama Henry Jirgan? CEO dari Grup Eskaria?" Nevan akhirnya berbicara, dengan ekspresi tegang di wajahnya."Ibumu yang memberitahumu?" Sherry terkejut, tidak menyangka Miana begitu cepat mengungkapkan hal tersebut."Dia itu pria berengsek, kan? Sama sekali nggak baik pada Ibu?" tanya Nevan lagi.Sherry sekali lagi terkejut hingga terpaku.'Miana seharusnya nggak akan mengatakan hal seperti itu kepada putranya, bukan?''Sekalipun memberi tahu Nevan siapa ayah kandungnya, Miana nggak akan mengatakan hal buruk tentang Henry.'''Kalau begitu siapa yang memberi tahu? Giyan?''Nggak, Giyan bukan orang seperti itu!'"Sepertinya aku benar, ya?" Nevan mengamati wajah Sherry dan menyada
Kata-kata Nevan langsung membuat Miana tertawa terbahak-bahak."Sher, kamu dengar apa yang dikatakan anak angkatmu? Cepatlah bertindak, carikan dia seorang ayah angkat!" gurau Miana sambil mengedipkan mata pada Sherry."Aku kenal banyak pria elite, mau aku kenalkan?" timpal Giyan sambil menaruh mangkuk berisi sup di depan Miana, suaranya tetap lembut dan senyum tipis terukir di wajahnya."Ide bagus, perkenalkan satu untuk Sherry! Harus tampan, lembut, perhatian, nggak suka main-main di luar, dan sebaiknya punya perut berotot delapan!" sahut Miana, lalu dia menyadari beberapa pasang mata memandangnya dan merasa sedikit aneh. "Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanyanya."Kamu atau Sherry yang ingin pria seperti itu?" Giyan tersenyum, suaranya tetap lembut."Itu standarmu, bukan standarku!" Sherry mengelak sambil tertawa terbahak-bahak.Dengan mata besar berkilauan, Nevan bertanya, "Apa itu perut berotot delapan?"Mendengar hal yang tidak dimengertinya, Nevan agak memberengut."Minta
Hubungannya dengan Henry telah menjadi bagian dari masa lalu, dan dia sudah sepenuhnya tidak memiliki perasaan terhadap Henry, jadi tidak ada alasan untuk menjaga kesetiaan kepada Henry.Meskipun demikian, dia tetap tidak bisa melakukan hal intim dengan Giyan!"Mungkin sebaiknya kamu mencari dokter lain?" Sherry benar-benar tidak tahu harus berbuat apa dalam situasi Miana ini, hanya bisa berharap pada bantuan dokter."Aku akan mencari tahu dokter mana yang bisa menangani kasus seperti ini," ujar Miana. Setiap kali dalam situasi seperti itu, dia merasa bersalah pada Giyan. Dia ingin sembuh supaya bisa memulai hubungan yang baik dengan Giyan.Karena dia tahu, di dunia ini, tidak ada orang lain yang mencintainya dan memperlakukannya sebaik Giyan."Besok ada acara pertemuan bisnis, aku akan diam-diam mencari tahu siapa psikolog terbaik di Kota Jirya." Sherry ingin Miana bahagia, jadi bertekad membantunya.Dia melihat sendiri, sejak mengenal Giyan, bahwa sikap Giyan terhadap Miana tidak per
Miana mengatupkan bibirnya, teringat percakapan telepon sebelumnya dengan Celine tentang putrinya. Dalam hati, dia bertanya-tanya, 'Apakah Celine sudah mengetahui kehamilanku sejak awal?''Mengetahui aku masih hidup dan telah melahirkan anak, Celine memanfaatkan informasi ini sebagai alat negosiasi, dan berhasil masuk ke keluarga Jirgan?''Tapi, ....''Kalau Henry tahu aku masih hidup dan melahirkan anaknya, kenapa dia nggak pernah mencariku?''Nggak, Kevin sudah menghapus jejakku sepenuhnya, bahkan Henry nggak akan bisa menemukanku.'Melihat Miana terdiam, Sherry juga tidak berkata apa-apa.Dia pun menduga mungkin Miana teringat akan sesuatu.Setelah beberapa saat, Miana menarik napas panjang, mengalihkan pikirannya, dan berkata, "Aku akan menyelidiki untuk mengetahui lebih lanjut!""Oke. Kita sudah cukup lama mengobrol, ayo turun, atau nanti Giyan mengira aku sedang menggosipkannya." Sherry menarik Miana untuk berdiri sebelum lanjut berkata, "Tapi kamu harus waspada dengan wanita ber
"Baiklah, nanti kalau ada waktu aku akan menemuimu untuk makan bersama," ujar Miana. Dia benar-benar sibuk dengan beberapa kasus akhir-akhir ini."Baik, Kakek nggak akan mengganggumu lagi." Walaupun merasa sedih, Eddy tetap menahan perasaannya dan tidak menunjukkannya.Dia mengerti bahwa Miana sibuk dengan pekerjaannya sendiri, jadi tidak punya waktu untuk bertemu dengannya juga wajar.Dia hanya perlu menunggu sampai Miana selesai dengan pekerjaannya.Miana mengiakan dan menutup telepon."Ibu, siapa yang menelepon?" tanya Nevan dengan suara pelan, matanya yang besar berkilauan.Miana berpikir sejenak dan berkata, "Nanti Ibu akan memberitahumu."Mengenai Henry dan keluarga Jirgan, dia akan menceritakannya perlahan-lahan saat ada waktu."Apa yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali!" Giyan bertanya penasaran setelah masuk dan mengganti sepatu, melihat mereka berdiri di sana."Kami sedang menunggumu pulang," jawab Miana sambil tersenyum, mata indahnya yang melengkung membuat orang mera
Di dalam histori percakapan, si pria dan selingkuhannya sedang merencanakan bagaimana cara membunuh istri sah.Yang lebih mengerikan adalah pria dan selingkuhannya bahkan membeli racun paraquat dan racun tikus secara daring, tetapi keduanya tidak ada yang berani menggunakannya.Miana menekan amarahnya dan terus membaca.Saat ini, memang banyak selingkuhan yang tidak tahu malu.Mereka akan melakukan apa saja untuk mengubah status mereka.Ketika Giyan menelepon, Miana baru memutuskan untuk mematikan laptopnya.Meskipun belum melihat semua bukti yang dikumpulkan oleh Amanda, hanya berdasarkan histori percakapan dan pembelian paraquat dan racun tikus secara daring, sudah sangat jelas bahwa keduanya berencana membunuh istri sah.Hanya saja, bukti tersebut masih belum cukup.Miana harus membuat kedua orang itu mengakui rencana mereka untuk membunuh istri sah!Sebelum persidangan, dia harus mendapatkan rekaman pengakuan mereka.Setelah membereskan barang-barang, dia turun ke bawah dan melihat
"Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me
"Mia, apa yang terjadi?" tanya Giyan, mempercepat langkahnya ke arah Miana, lalu duduk di sampingnya.Miana menoleh, mendesah panjang sebelum berkata, "Rekening luar negeri Nevan tiba-tiba bertambah empat ratus miliar. Setelah aku cek, ternyata uang itu berasal dari perusahaan Grup Eskaria!"Anak nakal itu benar-benar hebat!Setelah mendengar itu, Giyan langsung mengerti apa yang telah terjadi.Giyan menutup laptop Miana, tersenyum, dan berkata, "Dulu ada kamu yang bekerja gratis untuk memperkuat firewall perusahaan. Sekarang, tanpa kamu, keamanan sibernya bahkan bisa diserang oleh anak tiga tahun seperti Nevan. Ini hanya menunjukkan betapa tidak bergunanya Departemen TI Grup Eskaria!"Miana tertawa dan merespons, " Nevan yang menyuruhmu datang untuk menghiburku? Anak nakal itu benar-benar pintar!""Dia khawatir kamu marah dan sakit, tapi nggak tahu bagaimana cara menghiburmu, jadi aku yang menawarkan diri untuk melakukannya!" Giyan baru merasa tenang setelah melihat senyum di wajah Mi
"Baik, baik, segera kirimkan nomornya padaku!" Eddy menutup telepon dengan sangat bersemangat.Henry mengirimkan nomor ponsel Miana yang baru ditemukan oleh Wiley kepada Eddy.Sesaat setelah mengirim nomor tersebut, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.'Miana, aku nggak percaya kamu akan tega mengabaikan Kakek.'Pada saat ini, panggilan Rumordi datang."Henry, ada kabar baik dan kabar buruk, mau dengar yang mana dulu?" Suara Rumordi terdengar sangat bersemangat, seolah-olah menemukan sesuatu yang luar biasa."Kabar baik," jawab Henry tanpa berpikir panjang."Kabar baiknya, aku menemukan kalau CEO Grup Arca adalah Miana!" Ketika Rumordi menyebut nama Miana, wajah dingin Miana dengan aura kuat langsung terbayang dalam pikirannya."Apa?" Henry mengernyit.'Perusahaan yang selama dua tahun ini bersaing dengan Grup Eskaria dan merebut bisnis ternyata milik Miana?''Wanita ini, selama beberapa tahun, apa saja yang telah dia lakukan di belakangku?'"Sedangkan kabar buruknya adalah pr
"Bawa Nevan ke sini!"Kepala sekolah terkejut hingga tubuhnya gemetar sejenak.'Bagaimana Nevan bisa membuat marah pria kejam ini?''Ada dendam?'"Bu kepala sekolah, ... Pak Henry ingin bertemu dengan Nevan, apa yang harus kita lakukan?"Kepala sekolah tersadar, melihat ke arah guru yang berdiri di depannya, lalu menenangkan diri dan berkata, "Pergi lihat apakah Nevan sudah dibawa pulang oleh orang tuanya atau belum." Pada saat yang sama, dia mengedipkan mata kepada guru tersebut.Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah di depan mata terlebih dahulu."Oh, baik, aku akan segera melihatnya!" Guru itu mengusap keringat dingin dan buru-buru pergi.Kepala sekolah merapikan pakaiannya sebelum melangkah masuk."Pak Henry, sore, saya adalah ...."Kepala sekolah ingin memperkenalkan diri, tetapi terhenti karena tatapan dingin yang dia rasakan membuat punggungnya seketika merinding.'Tekanan yang dipancarkan pria ini sangat kuat.''Pantas saja orang-orang di Kota Jirya secara diam-diam menjul
Kekhawatiran Miana seketika lenyap, digantikan dengan perasaan campur aduk. Dia perlahan berjongkok, dengan lembut mengelus rambut lembut putranya.Saat menyaksikan itu, tatapan Giyan penuh dengan kelembutan dan kelegaan.Detik ini, semua kekacauan dan kekhawatiran berubah menjadi pemandangan yang penuh kehangatan dan ketenangan.Nevan terbangun dari mimpi indahnya ketika merasakan bayangan di depannya. Dia membuka mata dan melihat wajah ibunya yang akrab tetapi sedikit tegas. Saat itu juga, dia teringat apa yang telah dia lakukan. Jantungnya berdebar kencang, dan dengan suara pelan dia memanggil, "Ibu ...."Suaranya mengandung sedikit kebingungan dan ketergantungan.Mendengar panggilan Nevan, mata Miana seketika memerah, seolah-olah emosi yang terpendam lama mencari jalan keluar. Namun, dia dengan cepat menahannya dan menggantinya dengan teguran rendah dan tegas, "Nevan! Siapa yang menyuruhmu berkeliaran sendirian? Apakah kamu tahu, tindakanmu ini membuat seluruh orang di sekolah meni
Sherry segera mengangguk dan berkata, "Kamu cepat cari Nevan! Jangan khawatirkan aku, aku nggak akan melakukan hal bodoh!"Saat menyadari kaki kanannya tidak ada, dia merasa seperti hidupnya telah hancur.Ketakutan menghadapi pandangan aneh orang lain dan mendengar orang memanggilnya cacat membuatnya kehilangan keberanian untuk hidup.Namun, Miana meyakinkannya untuk tidak peduli dengan pandangan orang lain dan hidup sesuai keinginannya sendiri.Sepertinya, nasihat itu benar!Dia memutuskan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri."Ya, aku pergi dulu!" Miana khawatir tentang putranya, tanpa banyak bicara lagi, dia bergegas pergi.Saat menuju lobi rumah sakit, dia menelepon Giyan dan menceritakan situasi hilangnya Nevan dengan suara yang terdengar sedikit tersedak.Giyan mencoba menenangkannya dengan suara pelan, "Jangan khawatir, Nevan pasti akan baik-baik saja! Dia sangat pintar, nggak ada yang bisa menipunya! Kamu sekarang di mana? Aku akan menjemputmu, kita pergi ke
'Apakah orang itu musuh bebuyutan Pak Henry?'Wiley tidak berani menyampaikan pemikirannya karena Henry pasti akan marah besar.Saat ini, informasi terbaru terus berdatangan dari perusahaan, memperlihatkan kerugian yang kian membengkak.Henry menggenggam erat kedua tangannya, tatapannya tajam. Dia mondar-mandir di dalam kantor sebelum akhirnya berhenti di dekat jendela, memandang hiruk-pikuk kota di luar, dan mengingat serangan siber yang terakhir kali terjadi. Serangan itu otomatis teratasi dan perusahaan hampir tidak mengalami kerugian.Kali ini, serangan siber begitu hebatnya, sehingga kerugian perusahaan telah mencapai ratusan miliar.Henry tahu, waktu adalah segalanya, setiap detik keraguannya dalam mengambil keputusan bisa membuat perusahaan terjerumus ke dalam kehancuran."Segera cari peretas dan selesaikan semua masalah dalam setengah jam! Bayar seberapa pun yang dia mau!" perintah Henry dengan suara rendah namun tegas, menunjukkan determinasi yang tak tergoyahkan.Setelah mere