Miana mengernyit dan menjelaskan, "Kondisi tubuh Rania terlalu lemah. Jika operasi dilakukan sekarang, risikonya sangat tinggi. Aku sarankan untuk memperbaiki kondisi tubuhnya dulu, baru kemudian mempertimbangkan operasi."Mata Henry kehilangan sinarnya. "Dokter sebelumnya bilang, kalau nggak segera dioperasi, nyawanya bisa terancam kapan saja!""Transplantasi jantung bukan operasi kecil. Kalau kondisi tubuh pasien terlalu lemah, risikonya sangat besar. Tugasmu sekarang adalah memperbaiki kondisi tubuh anakmu dan memastikan donor jantung tersedia. Itu saja yang perlu saya sampaikan, beberapa hari lagi aku akan datang lagi!" Mengingat mata Rania penuh harapan, entah mengapa hati Miana terasa sakit."Aku akan mencari ahli gizi untuknya." Wajah Henry tampak lelah, tetapi matanya terlihat lebih lembut dan tidak sedingin sebelumnya. Auranya pun tidak lagi sedingin dulu.Selama lebih dari tiga tahun, dia memang telah banyak berubah.Tatapan Miana pada wajah pria yang dulu sangat dicintainya
Miana hanya menunjukkan sikap marahnya di hadapan Giyan.Dia seolah tahu bahwa Giyan pasti akan menenangkannya.Miana sepertinya sudah makin terbiasa dengan keberadaan Giyan di sisinya."Aku janji nggak akan melakukannya lagi!" seru Giyan sambil mengangkat tangannya. Wajah seriusnya membuat Miana tertawa."Ayah, Ibu, cepat bawa aku untuk diperiksa! Kalau terus berbicara di sini, kita akan terlihat seperti Panda di kebun binatang, dikelilingi oleh orang-orang!" bisik Nevan yang mendekatkan wajahnya ke telinga Giyan.Mendengar itu, Miana baru menyadari mata orang-orang yang tertuju pada mereka. Seketika, dia menegakkan punggungnya dan berkata dengan suara kecil, "Ayo cepat kita pergi!""Wah, wajah anggota keluarga itu luar biasa tampan dan cantik! Mungkin mereka artis?""Mereka terlihat sangat mesra! Aku suka sekali lihat pasangan seperti mereka!""Putranya juga sangat tampan! Aku juga ingin punya putra setampan itu!"Komentar-komentar itu membuat Giyan menatap wanita di sampingnya denga
"Itu, di depan sana, kamu lihat pria yang sedang menggendong anak, 'kan? Wanita di sampingnya adalah Miana!""Mereka benar-benar keluarga yang harmonis!""Hei, ayo cepat pergi, kenapa kamu masih berceloteh di sini!"Orang yang menjawab pertanyaan tadi ditarik pergi oleh temannya.Setelah berjalan beberapa saat, si teman itu pun berkata, "Apa kamu nggak lihat mata pria tadi sangat mengerikan? Aku khawatir dia berniat balas dendam pada Miana! Jawabanmu yang terlalu jujur bisa saja membuat Miana dalam bahaya!""Ah? Benarkah? Aku nggak begitu memperhatikannya tadi!""Sudahlah, ayo cepat pergi, jangan bicara apa-apa lagi!"Sosok dua orang itu pun segera menghilang.Pria yang bertanya tadi menatap punggung Miana, dan sudut bibirnya terangkat sedikit.'Miana, kamu sungguh beruntung!''Tapi ....''Karena kamu sudah kembali, aku akan membuatmu menjadi pionku untuk mengalahkan Henry. Sepertinya, nggak akan lama lagi Grup Eskaria menjadi milikku!'Miana tiba-tiba merasa merinding di bagian punggu
Suatu hari, pacar Gio mendatanginya dan berkata akan memberinya cek senilai dua miliar, asalkan mereka mengakhiri hubungan. Dia ingin berpisah karena telah menemukan pria kaya raya dan tidak ingin hidup dalam kemiskinan bersama Gio.Gio menolak uang itu, tetapi keluarganya menerima uang itu secara diam-diam untuk menyelamatkan nyawanya.Setelah itu, Gio menjalani operasi.Kondisi Gio perlahan membaik, dan melalui usahanya sendiri, dia berhasil diterima di Fakultas Hukum Universitas Jirya. Setelah lulus, dia bekerja keras hingga menjadi pengacara terkenal di Jirya dan menikah, tetapi tidak pernah memiliki anak.Itulah informasi yang Miana dapatkan saat mengunjungi kampung halaman Gio.Miana pun bertanya-tanya, mengapa Gio tidak ingin punya anak?Dari mana pacarnya mendapatkan uang itu?Miana juga berusaha mencari tahu siapa pacar Gio dan apakah keluarganya masih tinggal di kampung halaman ini. Namun, orang-orang di kampung hanya tahu bahwa gadis itu sangat cantik dan biasanya dipanggil
"Rahasia, nggak boleh memberitahumu!" Giyan tersenyum dengan wajah lembut. "Lagi pula, kamu akan segera tahu!""Kamu jangan berbuat macam-macam!" Miana mendengus. "Nggak boleh menakutiku!""Tenang saja, pasti nggak akan!" Giyan mengangguk menjamin.Tatapan Miana yang serius tidak berpaling dari wajah Giyan untuk beberapa saat.Melihat itu, Giyan pun tertawa dan bertanya, "Bu Pengacara, kamu ingin mulai menginterogasiku, ya?""Sudah sampai!" Nevan memotong pembicaraan mereka.'Huh, Ayah dan Ibu asyik mengobrol, nggak memperhatikan aku, putra mereka yang sangat baik ini!'Karena diabaikan, Nevan merasa dirinya seperti anak yang mereka pungut!Miana refleks mengalihkan pandangannya, melihat papan tanda yang bertuliskan Departemen Kesehatan Anak-anak, dan berkata kepada Giyan, "Kamu saja yang bawa dia masuk untuk diperiksa, aku akan duduk di luar dan beristirahat sebentar."Melihat Miana yang tampak kelelahan, Giyan merasa sedih. "Oke, kamu istirahatlah sebentar."Setelah Giyan membawa Nev
"Tidur lagi saja, aku janji nggak akan menciummu diam-diam lagi!" Giyan merasa kasihan melihat Miana yang sibuk bekerja sepanjang hari, sering kali hingga tengah malam masih menyelesaikan berkas kasus.Selama beberapa tahun ini, meskipun dia tidak ikut serta dalam persidangan, dia tetap turun tangan menangani kasus-kasus penting dan menyelidikinya hingga tuntas.Sementara itu, Amanda yang mendapat dukungan dari Miana, sekarang sudah menjadi pengacara terkenal di Kota Jirya.Sambil membantu Amanda, Miana juga berhasil meraih kesuksesan untuk dirinya sendiri.Harus diakui, Miana adalah wanita yang sangat cerdas!Banyak pria yang mencoba mendekatinya dalam dua tahun ini."Giyan, kenapa belakang belakangan ini kamu jadi lengket sekali, bahkan lebih lengket daripada Nevan!""Kamu terlalu hebat sampai banyak orang luar biasa di sekitarmu! Kalau aku nggak selalu lengket denganmu, bagaimana kalau kamu tiba-tiba bersama orang lain?" gurau Giyan.Sebenarnya, dia tidak begitu percaya diri.Miana
"Kakak, kamu datang menjengukku, ya!" Rania seketika bangkit duduk di ranjang rumah sakit saat melihat Nevan.Nevan menepis tangan Celine, kemudian mencoba memanjat ke atas ranjang rumah sakit.Sayangnya, usahanya belum berhasil karena tubuhnya masih terlalu kecil, sehingga ia merasa agak kecewa."Sudahlah, kita bicara seperti ini saja," ujar Nevan sambil mendongak menatap Rania yang berada di atas tempat tidur.Mata Rania berkelip, lalu dia menoleh ke Henry dan berkata, "Papi, tolong bantu gendong Kakak naik ke atas tempat tidur."Henry masih terguncang karena melihat Nevan, sehingga dia tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Rania.Sementara itu, Celine merasa marah dan takut. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa anak kecil yang dia tarik dari depan toilet bukanlah Rania!'Satu-satunya yang punya wajah mirip Rania adalah saudara kembar Rania!''Anak ini bisa muncul di sini, apakah ini berarti Miana sudah kembali?''Kalau Miana kembali, aku pasti akan diusir dari keluarga Jirgan!'M
Celine ingin menjadi Nyonya Jirgan dan menjadi ibu Rania, jadi dia berusaha keras menyenangkan Henry dan Rania.Selama tiga tahun, dia berhasil menyamar tanpa terungkap, tetapi karena satu kata dari Nevan membuat dia terlihat mengerikan!Secara tiba-tiba, pergelangan tangannya ditahan seseorang, dan dia merasakan rasa sakit yang menusuk tulang.Dia tertegun sesaat, lalu menoleh dan mendapati mata dingin Henry sedang tertuju padanya. 'Gawat!' pikirnya dalam hati.'Ekspresiku pasti terlihat kejam saat mau menampar anak kecil ini.''Apakah Henry melihatnya dengan jelas?''Nggak, aku harus mencari cara untuk mengubah situasi ini!'Tangannya yang lain diam-diam mencubit pahanya sendiri dengan kuat, rasa sakit yang ditimbulkan membuat air matanya berlinang. Sambil menangis dan dengan wajah menyedihkan, dia berkata, "Henry, aku hanya menakuti-nakutinya, nggak ada maksud lain. Bisakah kamu lepaskan tanganku dulu?"Suara lembutnya yang dipaksakan membuat siapa pun yang mendengarnya merasa cangg
Dia teringat dengan perkataan Miana.Rania makin mirip dengannya, bukan hanya karena dia yang membesarkannya, tetapi juga mungkin karena mereka memiliki hubungan darah.Mengapa dia tidak pernah memikirkan kemungkinan ini sebelumnya!"Ah? Baik!" Walau tidak mengerti maksud Henry, Wiley tidak berani bertanya lebih lanjut.Tugasnya hanyalah melaksanakan apa yang diperintah oleh Henry.Setelah itu, dia mengemudi menuju restoran.Rumordi datang terlambat, dan ketika tiba, Henry sudah minum dua gelas anggur sendirian.Melihat Rumordi, Henry menunjuk kursi di sebelahnya dan berkata, "Duduk di sini, ada yang ingin kutanyakan padamu!"Rumordi memegang erat bajunya dengan wajah penuh penolakan. "Henry, kita sudah sangat akrab, jangan seperti ini, oke?"Dia tidak ingin dipaksa berubah orientasi!"Duduk!" Henry merasa kesal, suaranya penuh ancaman.Rumordi gemetar, dengan hati-hati duduk di kursi sebelah Henry, pantatnya sedikit demi sedikit bergerak menjauh.Dia takut terlalu dekat dengan Henry.
Mata Henry menyipit, lalu dia kembali meraih pergelangan tangan Miana dan mengangkatnya.Bekas luka di pergelangan tangan Miana, yang meliuk-liuk seperti cacing, sangat mencolok.Melihat itu, pupil mata Henry menyusut tajam."Apa yang terjadi?" tanya Henry dengan suara rendah.Sebuah adegan seketika terlintas di pikiran Henry, hingga membuatnya berkeringat dingin.'Nggak! Nggak mungkin!'Miana dengan cepat menarik tangannya, menutupinya dengan lengan baju, dan bersikap dingin kembali. "Ini bukan urusanmu!"Bekas luka tersebut adalah hasil dari upayanya bunuh diri saat mengalami depresi parah dengan memotong pergelangan tangannya.Pada saat itu, darahnya mengalir deras.Jika tidak segera diselamatkan, dia pasti sudah mati.Pada masa-masa sulit itu, dia beberapa kali mencoba bunuh diri.Untungnya, Giyan selalu menyelamatkannya.Dia sangat berterima kasih pada Giyan.Giyan yang membuatnya hidup kembali.Sekarang, dia hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan bahagia bersama Giyan."Mi
Henry betul-betul memperlakukan Miana seperti mainan, diambil ketika ingin, dibuang ketika bosan!"Kalau kamu nggak setuju, nggak masalah. Aku akan menyewa pengacara terbaik untuk merebut putraku! Miana, jangan menangis meminta aku untuk menerimamu kembali nanti!" ujar Henry dengan datar, sudut bibirnya melengkung.Meskipun sudah tahu dari Amanda bahwa Henry akan menggugat untuk merebut Nevan, mendengarnya langsung tetap membuat Miana marah.Henry sungguh kejam!Dia sama sekali tidak memiliki rasa kemanusiaan!"Henry, anakku lahir setelah kita bercerai, jadi nggak ada hubungannya denganmu!" seru Miana dengan penuh kebencian.Dalam waktu singkat, dia sudah mengingat banyak momen di mana Henry memperlakukannya dengan buruk karena Janice.'Bertahun-tahun berlalu, pria ini tetap nggak berubah!'"Ada hubungannya atau nggak, kita bisa melakukan tes DNA! Miana, kamu nggak berani, 'kan?" Henry yakin Nevan adalah putranya dan sekarang hanya berpikir untuk merebutnya.Setelah putranya berada di
Setelah tiba di lantai atas, Miana langsung masuk ke kantor CEO tanpa mengetuk pintu.Suara pintu yang dibuka cukup keras membuat Henry berhenti membaca dokumen dan mengangkat kepalanya.Menurutnya, wajah Miana lebih cantik dari sebelumnya.Seperti bunga yang mekar dengan indah setelah perawatan hati-hati, terlihat sangat menyenangkan.Henry merasa jantungnya berdebar setengah detik lebih cepat."Henry, kamu benar-benar berengsek dan sangat menjijikkan!" Miana marah, tentu saja tidak akan memberi Henry muka, langsung mengumpat padanya.Sejak sembuh dari depresi, Miana jarang kehilangan kendali emosinya.Namun, hari ini, dia benar-benar marah karena tindakan Henry sudah sangat keterlaluan!Sorot mata Henry menjadi tajam dan berkata dengan suara datar, "Miana, ini wilayahku, kamu datang ke sini membuat keributan, nggak takut aku lapor kamu ke polisi?"Dulu, Miana selalu bersikap lembut dan anggun di depannya.Jangankan marah, suaranya pun tidak pernah keras saat berbicara dengannya.Seka
Miana tertawa kesal ketika menyadari bahwa panggilannya sengaja diputus setelah nada sambung terdengar beberapa kali.'Henry! Hebat sekali kamu!'Setelah itu, dia menelepon Wiley.Begitu tersambung, dia langsung berkata, "Pak Wiley, tolong berikan ponselnya ke Pak Henry, aku ada urusan penting!""Nona Miana, Pak Henry sedang sibuk ....""Kalau begitu katakan di mana kalian sekarang, aku akan ke sana!" Miana sudah sangat marah dan ingin melampiaskannya ke Henry."Kami di kantor.""Oke, sepuluh menit lagi aku sampai!"Setelah mengatakan itu, Miana langsung menutup telepon.Saat ini, di kantor CEO Grup Eskaria.Henry memegang dokumen, berpura-pura membacanya, tetapi sebenarnya mendengarkan percakapan Wiley dengan Miana.Wiley menyimpan ponselnya dan melihat bahwa dokumen di tangan Pak Henry terbalik.Setelah ragu sejenak, dia tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu, "Pak Henry, dokumennya terbalik."Henry meletakkan dokumen di meja dengan keras, berdeham sebelum bertanya, "Ada apa?""N
"Begitu mendengar kabar ini, aku langsung mencari orang itu. Ternyata dia sedang diselidiki oleh pihak berwajib. Kejadian ini tiba-tiba, pasti ada yang merencanakan diam-diam!"Miana menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu berkata, "Kamu telepon dan beri tahu para petinggi untuk rapat di kantor! Aku akan segera ke kantor!""Baik, aku akan segera memberi tahu mereka!"Miana baru saja menutup telepon, Giyan sudah bertanya, "Apa yang terjadi? Butuh bantuan?"Giyan sebenarnya ingin membantu, tetapi Miana akan marah jika dia bertindak tanpa persetujuan Miana.Miana menenangkan diri, menatap Giyan dengan perasaan bersalah. "Maaf, sepertinya aku nggak bisa bertemu dengan ayah dan ibumu malam ini. Ada masalah di perusahaan, dan kamu tahu, Sherry sekarang di rumah sakit, nggak bisa ke kantor, jadi aku yang harus menanganinya. Kalau aku butuh bantuan, aku akan meneleponmu."Miana merasa tidak enak hati karena terpaksa membatalkan janji bertemu dengan orang tua Giyan."Nggak apa-ap
"Baiklah, nanti kalau ada waktu aku akan menemuimu untuk makan bersama," ujar Miana. Dia benar-benar sibuk dengan beberapa kasus akhir-akhir ini."Baik, Kakek nggak akan mengganggumu lagi." Walaupun merasa sedih, Eddy tetap menahan perasaannya dan tidak menunjukkannya.Dia mengerti bahwa Miana sibuk dengan pekerjaannya sendiri, jadi tidak punya waktu untuk bertemu dengannya juga wajar.Dia hanya perlu menunggu sampai Miana selesai dengan pekerjaannya.Miana mengiakan dan menutup telepon."Ibu, siapa yang menelepon?" tanya Nevan dengan suara pelan, matanya yang besar berkilauan.Miana berpikir sejenak dan berkata, "Nanti Ibu akan memberitahumu."Mengenai Henry dan keluarga Jirgan, dia akan menceritakannya perlahan-lahan saat ada waktu."Apa yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali!" Giyan bertanya penasaran setelah masuk dan mengganti sepatu, melihat mereka berdiri di sana."Kami sedang menunggumu pulang," jawab Miana sambil tersenyum, mata indahnya yang melengkung membuat orang mera
Di dalam histori percakapan, si pria dan selingkuhannya sedang merencanakan bagaimana cara membunuh istri sah.Yang lebih mengerikan adalah pria dan selingkuhannya bahkan membeli racun paraquat dan racun tikus secara daring, tetapi keduanya tidak ada yang berani menggunakannya.Miana menekan amarahnya dan terus membaca.Saat ini, memang banyak selingkuhan yang tidak tahu malu.Mereka akan melakukan apa saja untuk mengubah status mereka.Ketika Giyan menelepon, Miana baru memutuskan untuk mematikan laptopnya.Meskipun belum melihat semua bukti yang dikumpulkan oleh Amanda, hanya berdasarkan histori percakapan dan pembelian paraquat dan racun tikus secara daring, sudah sangat jelas bahwa keduanya berencana membunuh istri sah.Hanya saja, bukti tersebut masih belum cukup.Miana harus membuat kedua orang itu mengakui rencana mereka untuk membunuh istri sah!Sebelum persidangan, dia harus mendapatkan rekaman pengakuan mereka.Setelah membereskan barang-barang, dia turun ke bawah dan melihat
"Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me