Share

Bab 427

Author: Helena Ayu
"Maaf!" Miana buru-buru meminta maaf.

"Kamu ...." Mata pria yang bersenggolan dengan Miana terbuka lebar ketika melihat wajah Miana. "Kenapa kamu sangat mirip dengan Miana yang sudah meninggal!"

Setelah melihat jelas wajah pria itu, Miana terdiam sejenak, lalu berjalan melewatinya.

Rumordi Ferno.

Dikenal sebagai tokoh legendaris, dan dikatakan bahwa dia memiliki jaringan informasi yang tersebar luas di seluruh dunia.

Selama dia ingin mencarinya, tidak ada informasi yang tidak bisa dia temukan.

Miana yakin bahwa dia baru pertama kali bertemu dengan Rumordi hari ini.

Namun, Rumordi seperti sudah mengenalnya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Rumordi telah menyelidikinya sebelumnya.

Apakah teman atau musuh, untuk saat ini Miana tidak ingin berinteraksi dengannya.

"Hei, tunggu sebentar!" Rumordi mengulurkan tangan untuk menghentikan Miana.

"Apa yang kamu lakukan?" Suara dingin Giyan terdengar, tangan Rumordi pun ditepis olehnya.

Mendengar suara Giyan dan mengetahui bahwa dia mengejarnya, Mian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 428

    Giyan memandangi Nevan yang menggemaskan, dan kelembutan di matanya hampir meluap.Dalam tiga tahun ini, dia telah memberikan seluruh perhatiannya kepada Nevan, ingin menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri dengan sepenuh hati."Ayah, kemarilah!" Suara lembut Nevan terdengar, membuyarkan renungan Giyan. Giyan melihat Nevan melambaikan tangan gemuknya dengan mata yang bersinar penuh harapan.Tanpa Giyan sadari, langkahnya menjadi lebih cepat.Dia berdiri di depan Nevan, lalu menunduk dan menatap mata Nevan.Nevan tersenyum dan berkata, "Aku sudah bilang nggak perlu mengikuti Ibu, sekarang Ayah sudah tahu, 'kan? Saat Ibu bekerja, dia benar-benar nggak peduli dengan siapa pun! Bahkan aku, anak kesayangannya, nggak bisa berbuat apa-apa!"Kemudian, Nevan menunjuk ke kursi kosong di sebelahnya, maksudnya sangat jelas, menyuruh Giyan untuk duduk di sana.Giyan pun menuruti keinginan Nevan dan segera duduk."Ibu selalu begitu, ketika bekerja sering lupa waktu, bahkan makan pun nggak semp

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 429

    Dengan refleks, Miana mengepalkan tangannya, dan kukunya menancap ke telapak tangan, tetapi dia sama sekali tidak merasakan sakit.Dia memejamkan matanya, mencoba membayangkan adegan seorang wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Perabotan yang hancur, tubuh yang penuh luka, dan sorot mata yang penuh ketakutan tanpa tempat untuk melarikan diri.Selain kekerasan dalam rumah tangga, pria itu juga melakukan perselingkuhan, yang lebih meluluhlantakkan dan menyiksa mental korban.Pengkhianatan tersebut juga merupakan batu besar yang menghancurkan pertahanan terakhir dalam hati korban.Si korban tidak ingin terus hidup seperti itu, jadi ingin bercerai untuk mendapatkan kebebasan.Siapa sangka, tindakannya itu justru mempercepat kematiannya.Pria itu memiliki mental kecurigaan yang berlebihan. Meskipun dia sendiri telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga dan berselingkuh, dia tidak merasa dirinya ada salah.Sebaliknya, ketika si korban, istrinya, mengajukan perceraian, dia mu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 430

    Tatapan mata Miana penuh keyakinan, seolah berkata, "Karena telah memilih jalan ini, nggak ada pilihan lain selain terus maju, apa pun rintangannya."Dia mulai mempelajari rekam medis dengan teliti, memastikan setiap data, setiap laporan, tidak ada yang terlewat.Di dalam ruang kerja, hanya ada suara ketikan di papan ketik dan suara halus kertas yang terbalik sesekali, berpadu menjadi simfoni tentang kehidupan dan harapan.Di siang hari yang cerah ini, Miana memanfaatkan keahlian dan keberaniannya untuk menyalakan secercah harapan bagi kehidupan kecil yang jauh.Saat Giyan membawa Nevan pulang, dia mendapati rumah begitu sunyi.Dia tahu bahwa Miana sedang sibuk bekerja di ruang kerja, jadi dia berkata dengan suara pelan, "Nevan, kamu panggil Ibu turun untuk makan sedikit!"Nevan segera berbalik dan berlari ke lantai atas.Tidak lama kemudian, Nevan sudah turun kembali.Giyan melihat wajah kecil Nevan yang tampak merengut dan bertanya, "Ada apa? Mana Ibu?"Nevan menggelengkan kepalanya

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 431

    "Mia ...." panggil Giyan dengan lembut, suaranya memecahkan kesunyian dan membuat jantungnya berdebar."Hm?" Miana menanggapi ringan, suaranya lembut, tatapannya pun lembut.Giyan mengangkat dagu Miana dengan lembut, "Mia, hari ini, bisakah?"Saat bertanya, Giyan menatap Miana dengan lembut, penuh dengan kasih sayang yang bisa membuat orang terpesona.Miana tersentak, menghindari tatapan Giyan, lalu menggigit bibirnya.Selama lebih dari tiga tahun ini, Giyan selalu berada di sisinya.Selama masa-masa dia mengalami depresi yang sangat parah, Giyan menjaganya selama dua puluh empat jam setiap hari tanpa henti. Giyan khawatir dia akan tiba-tiba berpikir untuk bunuh diri.Karena tidak ingin membuat Giyan begitu sulit, dia pun tidak menolak Giyan menjaganya. Selain itu, secara aktif pergi berkonsultasi dengan dokter. Akhirnya, dia baru sembuh dari depresinya setelah menghabiskan waktu setahun.Setiap mengingat masa-masa sulit itu, dia pun sering berpikir, jika bukan karena Giyan ada di sisi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 432

    Nevan tadi melihat ayah dan ibunya berciuman.Dia juga mau!Miana terdiam.Putranya sungguh luar biasa.Mengungkit kembali hal yang seharusnya tidak diungkit.Dia merasa sangat malu!Melihat ibunya tidak beraksi, Nevan mendongak, tatapan terlihat begitu dalam saat dia bertanya dengan bingung, "Ibu, kenapa nggak memelukku? Juga nggak menciumku? Apakah aku bukan putra yang paling Ibu cintai?"Wajah Miana langsung menjadi merah.'Anak nakal ini asal bicara lagi.'Giyan segera menggendong Nevan yang terlihat bingung, lalu tertawa kecil dan berkata, "Ibumu kelelahan setelah bekerja, jadi nggak kuat menggendongmu."Mendengar itu, Nevan segera berkata kepada Miana, "Kalau Ibu Lelah, istirahatlah. Aku dan Ayah akan membuat lego kastel!"Giyan terdiam.Dia juga ingin ikut Miana istirahat.Miana dengan lembut mencubit pipi Nevan sambil berkata, "Kamu pergilah bermain dengan Ayah, Ibu masih harus lanjut bekerja."Dia masih belum menemukan metode terbaik untuk operasi anak itu, jadi harus terus me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 433

    Rumordi tertegun sesaat sebelum teringat bahwa dia telah menghubungi dokter hebat itu, dan segera berkata, "Aku sudah kirim rekam medis Rania. Dokter itu bilang, setelah dia menemukan metode pengobatan yang cocok, dia akan menghubungiku, jadi aku hanya perlu menunggu dengan sabar!""Sungguh?" Suara Henry terdengar bergetar.Sejak Rania didiagnosis dengan penyakit jantung bawaan, dia selalu mencari dokter untuk mengobati Rania.Sayangnya, Rania masih terlalu kecil, tidak ada dokter yang mau mengambil risiko untuk melakukan operasi.Ketika Henry melakukan perjalanan bisnis ke Kota Sugal tahun lalu, dia kebetulan mendengar seseorang memuji seorang dokter hebat di sana yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan telah menyembuhkan banyak pasien dalam dua tahun.Pembicaraan yang secara kebetulan didengarnya menarik perhatiannya.Henry pun mengingat setiap detailnya.Setelah kembali ke Kota Jirya, dia segera meminta Rumordi untuk mencari dokter hebat itu.Rumordi memiliki jaringan inte

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 434

    Henry memiliki kekhawatiran besar bahwa jika orang tua kandung Rania ditemukan, Rania akan meninggalkannya.Mungkin seiring bertambahnya usia, dia menjadi sangat rapuh dan sulit menerima kehilangan."Orang-orang mengira kamu sudah menikah dan punya anak, tapi kamu nggak pernah mengklarifikasinya. Apakah kamu berencana untuk tetap hidup seperti ini?" Rumordi ingin memastikan perasaan Henry sebelum menemukan Miana, karena dia akan mengejar Miana! Ketika saat itu tiba, Henry tidak akan bisa merebut Miana darinya!Rumordi yakin, dengan kepribadiannya, dia pasti bisa membuat Miana menyukainya."Urusanku nggak perlu kamu pikirkan. Lebih baik segera menemukan dokter hebat itu untuk menyembuhkan Rania," ujar Henry dengan nada datar.Henry tidak peduli apa yang dikatakan orang-orang.Lagi pula, dia tidak berencana untuk menikah lagi, hanya ingin menemani Rania tumbuh besar."Baiklah, aku mengerti!" Rumordi menutup telepon dengan ceria, lalu segera mengirim orang untuk mencari tahu keberadaan Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 435

    Henry mengeluarkan ponselnya, lalu mengernyit saat melihat panggilan tersebut dari Farel.Mereka jarang berkontak selama lebih dari tiga tahun ini.Henry juga tidak peduli dengan urusan Farel.Meskipun bingung, dia mengangkat panggilan itu.Suara Farel yang terdengar lelah langsung terdengar."Aku melihat Sherry dan Miana di bandara hari ini."Henry tiba-tiba teringat panggilan Rumordi sebelumnya, tertegun seketika."Giyan juga bersama mereka."Farel selalu tahu bahwa Sherry menyukai Giyan.Selama bertahun-tahun, bahkan saat bersamanya, yang ada di hati dan pikiran Sherry hanyalah Giyan."Kamu yakin melihat Miana di bandara?" Henry merasakan gejolak emosi yang kuat.'Kalau memang benar, berarti Miana belum mati?'"Tentu saja! Tenang saja, aku yakin itu Miana yang masih hidup!" Sejak Miana meninggal, dia tahu bahwa Sherry tidak pernah tampak bahagia lagi.Namun, senyuman Sherry hari ini tulus dari lubuk hati yang paling dalam.Karena itu, dia yakin Miana memang masih hidup.Miana tidak

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status