"Henry, apa yang kamu inginkan agar kamu melepaskan Janice?" Yosef tidak bisa menahan diri untuk bertanya lagi ketika melihat Henry tidak menjawab.Dengan tatapan tajam, Henry berkata kepada Yosef, "Itu adalah akhir bagi Janice, dan nggak ada yang bisa mengubahnya! Kamu bisa pergi sekarang."Henry langsung mengusir Yosef.Ekspresi Yosef menjadi makin masam. "Kenapa kamu begitu kejam!" serunya.Henry tidak menjawab pertanyaan itu, bangkit dari sofa dan naik ke atas.Dulu Miana pernah mengatakan bahwa dia kejam, tetapi dia tidak mengindahkannya.Sejak kecil, dunianya hanya dipenuhi oleh orang-orang yang dingin dan tanpa perasaan.Yosef masih duduk di sofa, matanya terus menatap sosok Henry. Setelah Henry menghilang dari pandangannya, dia memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, menahan segala emosi dalam hatinya, lalu perlahan berdiri.Pada saat ini, dia tiba-tiba memahami perasaan ibunya.Ternyata, tidak cukup kuat hanya akan diinjak-injak oleh orang lain.Setelah masuk ke mobil, dia
Setelah bangkit dari lantai, Farel berdiri di sebelah tempat tidur, menatap Sherry yang marah, dan berkata dengan pelan, "Miana sudah nggak ada. Kalau kamu terus menjauh dariku, nggak akan ada orang yang bisa kamu andalkan lagi."Sherry duduk di tempat tidur, dan berkata dengan tatapannya dingin, "Meskipun hanya aku sendiri, aku nggak akan bersamamu lagi!"Bersama dengan pria yang sudah memiliki tunangan, pada akhirnya diri sendiri yang akan tersakiti.Daripada berakhir seperti itu, lebih baik berpisah lebih awal."Sherry, hanya kamu satu-satunya wanitaku! Nggak ada wanita lain!" Farel mencoba menjelaskan, "Kamu harus percaya padaku!"Sherry menatap wajah Farel, tersenyum sinis, dan berkata, "Meskipun kamu nggak menganggapnya sebagai wanitamu, hubungan pertunangan kalian nggak akan berubah! Kamu sudah punya wanita lain dan masih ingin bersamaku, apakah kamu ingin mencelakaiku? Apakah akhir Miana ini masih belum cukup untuk menyadarkanku?"Seandainya Miana meninggalkan Henry lebih cepat
Saat Sherry tiba di studio, Wiley masih ada di sana.Melihat Wiley, Sherry agak terkejut.'Kenapa dia belum pergi?'Asistennya segera mendekat dan berbisik, "Aku sudah bilang padanya, tapi dia bersikeras menunggumu di sini! Aku nggak bisa melakukan apa-apa!""Kamu lanjutkan pekerjaanmu, aku akan bicara dengannya." Sherry tahu bahwa Wiley tidak pergi pasti karena perintah dari Henry, jadi dia memutuskan untuk berbicara baik-baik dengan Wiley."Apakah nggak bisa setuju untuk bekerja sama?" tanya Asistennya tiba-tiba, yang merasa menolak bisnis besar seperti itu sangatlah merugikan.Dia tidak pernah melihat ada yang menolak uang begitu saja."Beberapa hal nggak sesimpel yang terlihat, masalah ini rumit, nanti aku akan beri tahu kamu. Sekarang, kamu lanjut kerja dulu." Saat mendorong asistennya pergi, Sherry menambahkan, "Oh ya, pasang iklan lowongan kerja di internet."Setelah asisten pergi, Sherry berjalan mendekati Wiley, dan berkata dengan nada formal, "Pak Wiley, aku tahu apa yang ing
Sherry mengusap air matanya, menatap asistennya, dan berkata, "Aku berencana menjual studio ini, lalu meninggalkan kota in."Kematian Miana telah membuatnya kehilangan satu-satunya orang yang bisa dia andalkan di kota ini, dan sekarang kota ini hanya penuh dengan kenangan sedih.Dia ingin meninggalkan kota ini dan memulai hidup baru."Ah? Kenapa?" tanya Asisten yang heran mengapa begitu tiba-tiba."Aku ingin pindah ke kota lain.""Lebih baik mengubah cara berpikir daripada pindah kota! Bu Sherry, kamu terlalu serius dalam menjalani hidup."Sherry tersenyum. "Ya, sepertinya memang begitu."Menurutnya, bukankah hidup memang harus dijalani dengan serius?"Kalau ingin pindah ke kota lain, sebaiknya kamu nggak menjual studio ini, kalau nanti nggak terbiasa di kota baru, kamu masih bisa kembali ke sini."Sherry menatap asisten di depannya, tiba-tiba sebuah pikiran muncul di benaknya.'Mungkinkah Miana sebenarnya nggak mati? Dia hanya pindah ke kota lain?''Mungkin saja Miana akan kembali lag
Henry seketika menyadari bahwa selama tiga tahun pernikahannya dengan Miana, dia benar-benar merasakan kehangatan rumah.Sayangnya, dia menyadarinya terlalu terlambat.Wiley masuk untuk membereskan kotak makan, tetapi melihat isinya hampir tidak disentuh. Dia melirik Henry yang duduk dengan mata terpejam, lalu bertanya, "Apakah makanan dari restoran ini nggak sesuai selera? Bagaimana kalau besok coba restoran lain?"Dia selalu memasa makan siang di restoran yang sama, dan Henry tidak pernah mengeluh rasanya tidak enak."Mulai sekarang nggak perlu pesan makanan dari luar lagi, aku akan makan di kantin perusahaan," ujar Henry dengan nada datar.Wiley agak terkejut dan bertanya untuk memastikan, "Mulai besok makan di kantin perusahaan?"Meskipun makanan di kantin perusahaan cukup baik, Henry biasanya hanya makan masakan dari koki Michelin."Ya. Kamu bawa keluar makanan di meja."Wiley membereskan kotak makan sambil sesekali melirik Henry.'Nggak ada yang aneh, tapi kenapa perilaku Pak Hen
Wiley menatap Celine dan bertanya dengan suara datar, "Siapa yang mengatakan itu?"Dia sudah menutup berita tersebut, jadi bagaimana Celine bisa tahu?"Dihubungi nggak bisa; dicari juga nggak ketemu. Aku mulai menduga, apakah dia sudah mati!" Celine mengenakan gaun murahan; wajahnya juga tidak terawat, tetapi sepasang matanya berbinar saat membicarakan kematian Miana.Dia berpikir bahwa dia yang merupakan adik Miana, setelah Miana mati, mungkin akan memiliki kesempatan menjadi wanita Henry, bukan?Hanya berpikir seperti itu, dia sudah tidak menahan kegembiraan di hatinya."Kalau nggak ada hal penting, tolong minggir." Wiley tahu bahwa Henry masih belum menyerah mencari keberadaan Miana, makanya dia tidak boleh mengakui bahwa Miana sudah meninggal."Ada hal sangat penting yang harus kusampaikan pada Pak Henry, bisakah kamu membiarkan aku bicara dengannya?" ujar Celine sambil menahan diri untuk tidak tersenyum.Hari ini, dia datang menemui Henry tentu saja ada tujuannya.Rencananya tidak
'Apa ini?'Setelah ragu-ragu sejenak, dia mengeluarkan kota berpita itu dari lemari, dan membukanya.Aroma bunga yang lembut langsung tercium, yang juga merupakan aroma khas tubuh Miana.Aroma itu membuat Henry merasa seolah-olah Miana berdiri di hadapannya.Henry mengulurkan tangannya, ingin memeluk Miana.Saat sadar hanya kekosongan yang digapainya, dia menjadi sedikit bingung.Setelah beberapa saat, dia baru tersadar kembali dan mendapati ada buku sketsa di dalam kotak itu.Dia membuka sketsa itu dengan perlahan.Pada halaman pertama, terdapat gambar pernikahan dia dan Miana yang digambar dengan karakter versi kecil dan lucu.Henry tertegun.'Miana yang menggambar ini?'Henry menarik napas sebelum membuka halaman berikutnya.Gambar upacara pernikahan.Ada pengantin pria dan pengantin wanita, masing-masing orang tua kedua mempelai, saksi pernikahan, tamu undangan ....Suasana yang sangat meriah.Sorot mata pengantin wanita penuh dengan cinta.Sementara pengantin pria, tatapannya sang
Eddy terkejut. "Apa maksudmu?"'Kenapa tiba-tiba menanyakan tentang Miana?''Apakah dia menemukan sesuatu yang nggak beres?'"Bukankah Kakek pernah bilang kalau Miana pernah menyelamatkanmu? Bisa ceritakan detailnya?" tanya Henry."Aku pernah jatuh pingsan di jalanan, dan nggak ada satu pun yang berani mendekatiku, sampai Miana datang menyelamatkanku." Eddy masih mengingat kejadian itu dan sampai sekarang sangat berterima kasih kepada Miana. "Kalau bukan karena Miana, aku nggak mungkin masih hidup sampai sekarang!""Bagaimana dia menyelamatkanmu?" Henry merasa aneh."Miana punya keterampilan medis." Eddy memelototinya. "Kamu nggak tahu?""Dia nggak pernah bilang, bagaimana aku tahu!" Henry menyipitkan matanya. "Kakek yakin dia punya keterampilan medis?"Mereka telah bersama selama tiga tahun, dia tidak pernah melihat Miana memiliki keterampilan medis.Ditanya seperti itu oleh Henry, Eddy tiba-tiba merasa tidak yakin."Aku juga nggak yakin. Pokoknya, saat aku sadar, hanya ada dia di sam
Henry menekan bibirnya rapat-rapat, sementara ekspresi tegang terlihat jelas di garis wajahnya.'Miana pernah menemui Rania di ruang perawatan, tapi dia tetap diam mengenai kemampuannya di bidang medis.''Wanita ini sungguh dingin hati.'"Sudah malam, aku perlu pulang dan beristirahat. Kita akhiri di sini saja," ujar Farel sambil memadamkan rokoknya, berdiri, lalu melangkah keluar.Sambil menuang segelas anggur untuk diri sendiri, Henry tenggelam dalam pikirannya tentang Miana.'Kapan Miana mempelajari ilmu medis?''Selama lebih dari tiga tahun terakhir, apa yang sebenarnya telah dia lakukan?'Saat Farel memasuki mobil, sopirnya dengan sopan bertanya, "Tuan Muda, apakah kita langsung pulang ke rumah?"Farel memijat pelipisnya dengan lelah, bayangan tatapan penuh kebencian Sherry kembali muncul di benaknya, membuat dadanya terasa sesak."Ke rumah sakit!"Sopir mengangguk dan segera menghidupkan mesin mobil.Begitu dia tiba di depan kamar perawatan Sherry, seseorang menghadangnya.Raut w
"Belakangan ini, ayahmu sering terlihat dekat dengan Jodi. Setahuku, Jodi bukanlah orang yang sesederhana kelihatannya," ujar Henry kepada Farel, berdasarkan informasi yang didengarnya dari Rumordi.Alis Farel terangkat. "Aku tahu itu!"Dalam empat tahun terakhir, dia telah menyelidiki kekuatan yang tersembunyi di balik Jodi.Hasil penyelidikan itu berulang kali mengejutkannya."Lalu, bagaimana kamu menyelesaikan hubunganmu dengan Nona Rika?"Farel mengeluarkan sebatang rokok, dan menyalakannya sebelum menjawab, "Aku akan membatalkan pernikahan."Dia sudah membicarakan hal tersebut dengan Rika sebelumnya.Namun, Rika selalu menghindarinya akhir-akhir ini.Sekarang, dia hanya bisa menunggu."Bagaimana dengan Yani?" tanya Henry lagi. "Dia cinta pertamamu, 'kan?""Saat masih muda, aku memang menyukainya, tapi setelah dia menghilang, perasaan itu pun menghilang dengan sendirinya." Wajah Sherry tiba-tiba muncul di benak Farel.Farel menyadari, orang yang paling dia cintai sekarang adalah Sh
Mata Felica tertuju pada mata pria itu. "Kalau kamu nggak melindungiku, aku akan mengungkapkan kepada publik bahwa kita memiliki dua anak laki-laki! Kamu juga akan kehilangan reputasimu karena hal ini!"Felica sangat membutuhkan bantuan pria itu."Kamu bilang kita punya dua anak laki-laki, tapi siapa yang akan percaya tanpa bukti," ujar pria itu dengan ekspresi dingin dan tatapan tajam."Catatan pemeriksaan kehamilanku masih ada, rumah sakit juga bisa memeriksa catatan kelahiranku, dan golongan darah kedua anak sama denganmu." Semua itu telah disimpan oleh Felica selama ini."Felica, apa kamu ingin menghancurkan hidupku?" Pria itu menatapnya dengan marah, nada suaranya penuh emosi."Nggak! Aku tentu ingin kamu hidup lebih baik!" Felica sudah tidak bisa mengendalikan emosinya. "Makin tinggi posisimu makin menguntungkan bagiku!""Melanggar prinsipku hanya untuk membantumu? Kamu jangan pernah berpikir aku akan melakukannya!" Setelah menghabiskan minuman di gelasnya, pria itu meletakkan ge
Felica menatap pria itu dengan diam.Selama bertahun-tahun, Felica sering melihatnya di berita televisi, dan dia selalu menekan keinginannya yang besar untuk menemuinya.Dia selalu berpikir bahwa mereka tidak akan pernah bertemu lagi seumur hidup ini.Melihat Felica diam, pria itu mengernyit dan bertanya lagi, "Ada urusan apa kamu mencariku?"Felica mengumpulkan pikirannya, duduk tegak, dan berkata, "Aku mencarimu memang ada urusan, tentang ... anak kita."Pria itu tampak sangat terkejut. "Apa yang kamu katakan? Bagaimana mungkin kita punya anak!""Anak kembar. Yang kecil dicuri orang begitu dilahirkan, dan yang besar, Zeno Jirgan, meninggal dalam kecelakaan mobil dua tahun lalu," ujar Felica sambil menyeka air matanya dengan cepat.Ini adalah rahasia yang dia sembunyikan selama lebih dari tiga puluh tahun.Dia berpikir, seumur hidupnya, dia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mengungkapkannya.Selain itu, dia tidak menyangka bahwa saat ini terasa begitu mudah untuk mengatakann
"Felica ...."Sebelum Celine sempat berbicara, Felica sudah menarik lengannya dan menyeretnya keluar."Kamu mau membawaku ke mana?" tanya Celine dengan panik, dia dapat merasakan aura membunuh dari Felica."Mengantarmu ke dunia lain! Percaya atau nggak?" Felica menyeringai sinis. "Celine, aku sudah membukakan jalan untukmu, tapi hasilnya? Sekarang semuanya berantakan!"Tiga tahun yang lalu, dia mencuri putri Miana agar bisa membuat Celine berada di sisi Henry.Dia ingin memanfaatkan Celine untuk mendapatkan informasi penting dari Henry. Namun, setelah lebih dari tiga tahun, Celine bahkan tidak berhasil naik ke tempat tidur Henry. Benar-benar wanita bodoh yang tidak berguna!"Itu bukan salahku!" Celine merasa dirinya tidak bersalah.Selama lebih dari tiga tahun ini, dia terus meniru Miana.Selain itu, dia juga sangat bersungguh-sungguh mengurus Rania.Masalahnya, Henry tidak memiliki perasaan, sama sekali tidak bisa melihat semua usahanya!Felica enggan berbicara lebih banyak, dan setel
Teriakan keras Celine membuat para pengawal terkejut sejenak, lalu mereka mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak darinya.Setelah memastikan para pengawal enggan mendekat, Celine menyeringai, dan hendak masuk ke kamar perawatan.Saat dia baru akan melangkah masuk, salah satu pengawal langsung meraih tangannya."Nggak boleh masuk!"Dia tidak boleh membiarkan orang dengan karakter seperti Celine masuk."Tolong! Pelecehan!" Suara Celine menggema di lorong. Tanpa ragu, pengawal itu melepas jaketnya, membungkus tubuh Celine dengan sigap, lalu mengangkatnya dan membawanya ke lift dengan langkah cepat.Mereka sekarang berada di lantai dua belas. Jika bukan di lantai tinggi, pengawal itu mungkin sudah melempar keluar Celine dari jendela.Tanpa banyak bicara, pengawal itu membawa Celine turun ke lantai bawah, lalu melemparkannya ke lantai dengan gerakan kuat. "Aku nggak memukul wanita, tapi jangan pikir aku nggak bisa bertindak tegas! Cepat pergi!"Sikap tegas pengawal itu membuat Celine b
Seandainya putrinya masih hidup, betapa bahagianya dirinya.....Rumah sakit, di kamar perawatan.Henry baru saja menidurkan putrinya ketika ponselnya bergetar.Melihat nomor Wiley, dia bangkit dan berjalan keluar untuk menerima telepon."Hasilnya tes DNA sudah keluar, Pak Henry. Kalian nggak memiliki hubungan darah," ujar Wiley, yang bahkan tidak tahu apa alasan sebenarnya Henry melakukan tes tersebut.Hasil ini tidaklah mengejutkannya, mengingat Rania adalah anak yang ditemukan."Saat tes DNA dilakukan, apakah kamu terus mengawasinya?" Henry merasa ada sesuatu yang tidak beres.Bagi Henry, kemiripan Rania dengan Nevan sulit untuk diabaikan, jadi menurutnya Rania seharusnya memiliki hubungan darah dengannya."Aku melakukannya di rumah Sakit Tresna!" Wiley berpikir, rumah sakit ini berada di bawah Grup Eskaria, jadi kesalahan tidak akan mungkin terjadi."Aku sudah tahu!" Henry mengatupkan bibirnya, dalam hati berniat untuk melakukan tes DNA sekali lagi."Pak Henry ...." Wiley memanggil
"Nevan, dengarkan Ayah, oke?" Melihat betapa sedih Nevan, hati Giyan ikut terasa pedih. "Adikmu pasti hidup dengan sangat baik di dunia lain, jadi jangan sedih lagi, ya?"Giyan menepuk punggung Nevan perlahan, suaranya terdengar sangat menenangkan.Miana perlahan mengangkat Nevan dari pelukan Giyan. "Sudah, sudah, jangan sedih lagi, ya? Malam ini, bagaimana kalau tidur dengan Ibu?"Nevan sudah tidur sendiri sejak usia dua tahun, tetapi dia sekarang masih berusia tiga tahun.Mimpi seperti itu tentu membuatnya rasa tidak nyaman."Oke." Nevan menyeka air matanya, lalu menggosok wajah kecilnya di pelukan ibunya.Dia merasa juah lebih berada di dekat ibunya.Miana menoleh ke Giyan dengan wajah penuh penyesalan. "Giyan, kamu kembali ke kamar dulu. Aku akan menemani dia tidur malam ini."Giyan memeluknya sebentar. "Oke, selamat malam."Setelah mengatakan itu, dia mencium pipi Miana dan Nevan.Meskipun agak kecewa, dia tahu ini satu-satunya hal yang bisa dia lakukan.Dia tidak mungkin, hanya d
Dengan pakaian rumah yang nyaman dan rambut yang terselip rapi di belakang telinga, Miana melangkah menuju pintu.Dia segera membuka pintu.Belum sempat melihat dengan jelas sosok di depannya, tubuhnya sudah terdorong mundur hingga menyentuh pintu.Aroma sabun mandi dari tubuh Giyan menyelimuti udara di antara mereka.Detak jantung Miana tiba-tiba menjadi tak terkendali."Mia, sudah siap?"Suara Giyan terdengar rendah di telinganya.Miana secara refleks menegakkan punggungnya. "Aku ... aku sudah membuat janji dengan seorang psikolog. Besok sore aku akan pergi menemuinya."Dia berharap bisa segera pulih, tetapi kenyataan memaksanya menerima bahwa proses itu akan memakan waktu.Giyan merasakan seperti disiram air dingin dari kepala hingga ujung kaki.Panas tubuhnya langsung padam seketika.Miana belum pulih, memaksanya tanpa mempertimbangkan perasaannya adalah hal yang tidak mungkin dia lakukan."Giyan, maafkan aku!" Miana berjinjit dan dengan lembut mencium bibirnya. "Aku akan berusaha